melli mempunyai suami yang amat perhitungan terlebih uang gajian suami yang menghandle adalah mertua melli
melli di rumah layak nya hanya seorang babu namun adik suami melli lah yang perduli
namun suatu saat suami melli bertemu dengan mantan nya dan mulai lah ada bau bau kehancuran di rumah tangga melli
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurur Rohmah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
masa kelam bu Ningsih
Rayya pun ke dapur dan membuat teh hangat untuk mbak ipar nya
" nih mbak minum biar enakan perutnya " ucap Rayya sambil memberikan teh hangat yang ia buatkan
" makasih ya Rayya" melli pun meminum nya sedikit sedikit
Cekllekkk
"Ada apa Rayya" tanya bu Ningsih baru keluar kamar
" mbak melli muntah terus Buu sampai lemes kayak gini" ucap Rayya sambil memijit pundak mbak iparnya
"Biasa itu morning sickness " jawab bu Ningsih enteng
" mana Randi mell kok belum nyuci baju siihh" tanya bu Ningsih
"Masih tidur Buu" ucap melli yang masih lemas
"Ya ampun anak itu udah tau istrinya hamil malah gak bangun bangun"omel bu Ningsih, beliau pun menuju ke arah kamar anak nya dan akan membangun kan nya
"Randiiii bangunnn" teriak bu Ningsih sambil menggoyangkan badan anak nya
"Haduhhh buuu apa sihhh aku masih ngantukk ini juga masih jam berapa" Randi bukan nya bangun malah menarik selimut lagi
" hehhhh ayooo nyuci baju sana " ucap bu Ningsih
Randi langsung membuka matanya karena takut salah dengar dan Randi pun duduk
"Apa Buu nyuci baju ? " perjelas Randi
"Iya lah istri kamu sementara gak bisa nyuci jadi kamu yang nyuci baju kamu sama istri kamu, baju ibu biar Rayya yang nyuci " ucap bu Ningsih
"Looohh sekalian Rayya lah Buu nanti melli juga pasti bantu dikit dikit " rengek Randi karena dia tidak mau mencuci baju
"Enak aja Rayya itu kan juga sekolah ran kasihan dia " jawab bu Ningsih
"Sudah cepet sana ibu mau belanja " perintah bu Ningsih
"Iya iyaaa " jawab Randi kesal dan mengacak acak rambut nya yang memang sudah berantakan
Randi pun keluar melihat melli sedang duduk santai di kursi tempat makan
"Hmmm enak yaa lagi bersantai" ejek Randi
" ya allah mas ini aku habis muntah ini aku lemes looo" jawab melli yang memang masih lemas
"Mas kamu itu ya mbak melli itu habis muntah kamu suaminya gak siap siaga " omel Rayya
"Udah jangan bawel cuci juga deh Rayya ini sekalian" ucap Randi
"Enak aja gak mau" tolak Rayya
Randi pun mencuci sambil memonyongkan bibir nya dan ngomel ngomel tidak jelas melli yang melihat nya pun hanya menahan tawa
.
.
.
Bu Ningsih pun sudah kembali dari belanja
" masak apa bu ayok aku bantu" tawar melli dan akan berdiri namun badan melli tidak bisa di ajak kerja sama karena mata nya berkunang kunang hampir saja melli jatuh
"Eehhh mell" bu Ningsih pun kaget karena menantunya hampir jatuh
"Udah kamu diam aja disitu jaga baik baik cucu ibu" bu Ningsih memangg sangat berubah semenjak melli hamil tidak pernah marah dan sangat perhatian dengan melli
.
.
Setelah 30 menit Rayya dan Randi pun selesai dengan tugas mencuci mereka
"Hahh akhirnya selesai juga" ucap Randi sambil merentangkan tangan nya dan menarik nya agar otot nya tidak tegang
"Capek juga " keluh Randi
"Makanya hargai mbak melli baru nyuci satu hari udah ngeluh " ejek Rayya
"Diam kamu" ucap randi dan masuk dapur
"Masak apa Buu" ucap Randi masuk dan duduk di meja makan
Melli pindah duduk ke ruang TV karena tidak tahan dengan bau bawang
"Masak sayur bayam ikan peda tempe goreng sama sambal korek ran" ucap bu Ningsih sambil memasak Rayya pun langsung membantu ibu nya
"Emang kalo hamil gak bisa apa apa ya bu" tanya Randi
"Biasa ran trimester pertama rewel rewel nya kamu harus jadi suami yang siaga harus pengertian sama melli" nasehat bu Ningsih
"Iya Buu tenang" jawab Randi santai
"Satu lagi ran kamu jangan coba coba ya main serong kamu tau kan ibu paling benci dengan perselingkuhan " ucap bu Ningsih kembali
Rayya melirik ke arah mas nya
Degh
Randi pun kaget dan salah tingkah gugup campur aduk perasaan nya ketika ibu nya membahas tentang selingkuh
" ibu dulu sengsara ran kakek kamu itu seorang penghianat " ucap bu Ningsih dengan mata berkaca kaca mengingat masa kecil nya dulu
Flashback on
" bapak mau kemana " ucap bu Ningsih ketika kecil yang melihat bapak nya memasukkan baju ke tas besar dan saat itu ibu nya bu Ningsih sedang mengandung adik bu Ningsih
"Kamu diam di rumah ikut ibu kamu " ucap bapak bu Ningsih kala itu dan melepaskan tangan bu Ningsih yang sedang mencegat bapaknya agar tidak pergi
Saat itu bu Ningsih kelas 6 SD kakak bu Ningsih saat itu belum pulang sekolah
"Bapak jangan pergiii" bu Ningsih pun menangis histeris tangan nya bergelayutan ke badan bapak nya namun bapak nya menampisnya
Dan yang bikin syok bu Ningsih ternyata bapak nya sudah di tunggu seorang wanita seumuran ibu nya lebih mudah sedikit dan bapak nya pergi dengan seorang wanita itu
Ibu nya bu Ningsih hanya bisa menangis di kamar tanpa mengejar
"Ibuuuuu kenapa bapak pergi dengan orang lain " tanya bu Ningsih kala itu sambil menangis sesegukan
Dan tak lama pun kakak bu Ningsih datang kaget melihat adik dan ibu nya menangis
"Adik ibu kenapa" kakak bu Ningsih lagsung memeluk mereka
"Maasss bapak pergi mas sama orang lain" ucap bu Ningsih sambil nangis sesegukan
"Pergi kemana??? Sama siapa??? " kakak bu Ningsih bingung
" bawa tas besar mas baju bapak di bawa semua dan pergi sama orang lain cewek mas" jelas bu Ningsih kepada mas nya
"Bapak sudah gak sayang sama kita ya Buu" tanya bu ningsih pada ibunya dan ibunya hanya menangis dan menangis tanpa untuk berbicara
"Sudah lah dek gak usah menangis karena bapak pengkhianat itu sekarang kita harus bisa hidup sendiri tanpa bapak" karena mas bu Ningsih memang sudah besar jadi tau apa yang terjadi
"Ibu gak usaha sedih ya ada Aryo disini" mas bu Ningsih pun mencoba menenangkan ibu nya
Dan sejak saat itu mas bu Ningsih dan ibu bu Ningsih berjualan jajanan keliling dan saat itu usia kehamilan ibu bu Ningsih sudah 8 bulan
Dan beberapa minggu kemudian
"Ningsihhh" teriak ibu bu Ningsih dari kamarnya di siang hari
Karena tadi ketika jualan perut ibu ny bu Ningsih terasa nyeri jadi ketika bu Ningsih pulang sekolah beliau istirahat namun ketika sedang istirahat tiba tiba ketuban ibu nya bu Ningsih pecah dan keluar banyak darah
"Iya Buu ad.... Masya allah Buu" teriak bu Ningsih melihat kondisi ibu nya yang di bawah kasur dengan banyak darah
Bu Ningsih pun menyusul mas nya yang sedang jualan
"Mas ibu mas ayo pulang " tanpa banyak tanya mereka berdua pulang dan meminta pertolongan tetangga untuk di bawa ke puskesmas terdekat
Namun nasib berkata lain ibu nya bu Ningsih tidak selamat karena darah yang keluar sangat banyak meski begitu adik bu Ningsih lahir selamat dan sehat
Sejak saat itulah bu Ningsih sangat sengsara harus hidup sendri dengan mas nya dan harus merawat adik nya karena itu mau tidak mau bu Ningsih putus sekolah merwata adik nya dan berjualan keliling sambil menggendong adik nya