Semenjak kandungan Andini menginjak usia tiga bulan, dia sering muntah darah dan kata dokter itu karena dia sama sekali tidak ada makan nasi sehingga asam lambung jadi naik.
bau mulut nya juga membuat Hendra sangat bingung, tubuh Andini juga kurus kering seperti tengkorak. hingga Hendra pun memutuskan untuk pulang kedesa nya saja.
Bagai mana kisah mereka?
Mampu kah Hendra membawa istri nya pulang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1. Pindah kekota
Andini rasa nya tidak menyangka bahwa kini sudah punya suami sebaik Hendra, walau pun masa lalu mereka sama sama tidak baik. namun untuk masa depan di usahakan menjadi baik baik saja, membuka lembaran baru bersama dengan orang yang baru karena usia mereka juga masih muda sehingga kesempatan masih ada terus untuk kedepan nya.
Setiap manusia pasti punya baik dan buruk dalam hidup, Andini adalah mantan wanita malam yang melibatkan dunia ghaib dan dengan bantuan wanita bernama Purnama lah dia akhir nya bisa lepas dari sosok itu dan sekarang menikah dengan Hendra pria dari kampung sebelah yang juga punya riwayat ghaib.
Hendra menyantet mantan kekasih nya karena dia tak tahan melihat penderitaan kekasih nya itu, namun malah dia kembali di santet oleh adik sang mantan kekasih. hidup Hendra hampir saja berakhir di usia yang masih sangat muda, tapi lagi lagi Purnama dan adik nya lah yang sudah menolong Hendra agar lepas dari maut.
"Kalau di kota pasti tidak ada hal ghaib ya, Mas." ujar Andini menatap rumah baru nya.
"Mudah mudahan saja tidak, yang penting kita selalu ingat allah." jawab Hendra mencium kening istri nya.
"Kalau sampai ada bakal rusuh ini, Purnama jauh mau menolong kita kan." Andini teringat wanita galak namun baik hati itu.
Untuk melupakan masa lalu yang bisa di bilang tidak bagus, Andini dan Hendra memutuskan pindah kekota dan menempati rumah yang sudah lama Hendra beli. pria ini termasuk orang kaya di kampung nya, orang tua Hendra juga setuju bila mereka tinggal di sini saja dan memulai bisnis baru.
Maka nya saat pindah langsung dapat tempat karena Hendra sudah punya rumah, hari ini tepat tiga hari mereka pindah kesini. memang cepat pindah, mumpung Andini belum hamil tua, menurut orang tua zaman dulu. pindahan saat kandungan tua, maka akan muda lagi sehingga keguguran atau tidak selamat janin yang ada di kandungan.
"Besok pembantu akan mulai kerja di sini, jadi kamu tidak boleh banyak gerak ya." pesan Hendra.
"Iya, Mas." Andini tertawa dengan kecemasan suami nya.
"Kok kamu malah tertawa sih, aku serius loh! aku gigit kamu." Hendra menggigit kecil paha istri nya.
"Massss!" Andini terpekik kaget dan juga geli.
"Aku udah boleh minta jatah apa belum sih? semenjak kamu telat aku jadi tidak pernah di sayang sayang." Hendra merajuk manja.
"Tunggu empat bulan keatas loh, untuk sekarang tidak boleh." Andini mengusap rambut suami nya.
"Lama sekali, keburu beku di dalam." Hendra lesu mendengar harus puasa selama empat bulan lagi.
Tapi memang begitu keadaan nya karena kehamilan Andini agak rentan, apa lagi sekarang baru sembilan minggu. akan sangat bahaya bila di pakai aktivitas malam, Hendra untung nya cukup mengerti soal puasa malam.
Sebab dia lah yang sangat ingin mendapatkan anak, Andini agak susah mau dapat anak. karena susuk yang dulu dia pasang sangat berbahaya, jin nya memakan semua sel telur yang ada di rahim nya Andini sehingga dia tak akan bisa hamil.
Untung Purnama yang baik hati selalu mengutamakan dia, di tambah Purnama juga punya member yang paham akan pengobatan. walau pun suka ngondek, tapi Leha sangat berguna saat ada yang sakit butuh pengobatan.
"Pakai ini saja boleh lah ya." tawar Andini menunjuk atas semangka.
"Kurang enak di situ, aaaaah aku jadi tidak mood." keluh Hendra.
"Ya sabar dong Papa Hendra, kan kata nya mau punya adek yang lucu." hibur Andini agar suami nya tenang.
"Ya sudah mau pakai itu saja lah, dari pada tidak sama sekali." Hendra akhir nya setuju walau rasa nya tidak sama dengan yang bawah.
Andini sebisa mungkin memberikan yang terbaik untuk suami nya, andai saja bisa dan tidak bahaya maka dia akan melayani dengan senang hati, namun kata dokter sangat tidak boleh karena sangat berbahaya.
...****************...
Bu Desi memasakan menantu nya sayur yang sehat sebelum pulang kedesa, dia hari ini mau pulang karena sudah tiga hari juga tinggal di sini untuk menemani Andini dan Hendra yang pindahan. Andini begitu senang karena bukan cuma suami yang baik saja dia dapatkan, tapi juga mertua yang sangat perhatian pada diri nya.
"Ya allah Ibu kok udah siap masak saja jam segini." Andini keluar dari kamar dengan wajah yang agak pucat karena morning sickness.
"Kan Ibu mau pulang hari ini, tadi habis shubuhan ya langsung masak buat kalian." jawab Bu Desi tersenyum.
"Maaf ya, Bu! malah Ibu yang melayani aku, harus nya Ibu duduk saja." sesal Andini tidak enak hati.
"Ibu bakal ngurus kamu sampai nanti lahiran dan anak mu berumur satu tahun lah, jadi kamu akan merasa tidak enak selama itu." guyon Bu Desi.
"Ya allah, aku malu sekali." Andini tertawa manis menampakan gigi rata nya.
"Tidak masalah, asal kan kamu dan janin nya sehat! pokok nya jaga baik baik, Ibu mau gendong cucu ini." Bu Desi sudah tidak sabar rasa nya.
"Insya allah, doakan aku dan anak ku juga sehat ya, Bu!" Andini meminta tulus.
Bu Desi tersenyum sambil mengangguk menatap menantu nya, Andini sudah tidak punya Ibu lagi di dunia ini. beruntung mertua nya baik sehingga bagai kan dapat Ibu baru, pokok nya Andini sangat bersyukur dengan hidup baru bersama Hendra ini.
Ekonomi juga tercukup kan karena kebun sawit bagian Hendra juga ada enam hektar, sudah sangat cukup untuk makan mereka berdua dan bertiga nanti saat bayi dalam kandungan nya di lahirkan.
"Assalamualaikum." seorang wanita muda datang dengan sopan.
"Walaikum sallam, oh Mbah Wati ya?" Bu Desi menyambut wanita ini.
"Iya benar, saya yang akan bekerja di sini." Wati mengangguk cepat.
"Syukur lah kamu sudah datang, mulai hari kan kerja nya?" Bu Desi tampak senang karen a pembantu untuk menantu nya masih muda sehingga nanti pasti akan cocok.
"Iya, Bu!" angguk Wati menyalami Bu Desi dan juga Andini.
"Ayo saya antarkan kekamar kamu, sambil memberi tahu apa saja masakan untuk Andini." ajak Bu Desi.
Wati pun mengikuti langkah nya Bu Desi menuju kamar paling belakang, nanti nya dia akan tinggal di sini dan tidak perlu pulang lagi sehingga bisa siaga saat Andini butuh.
"Kok pembantu nya masih muda, aku takut jadi nya." keluh Andini dalam hati.
Rasa parno menyerang hati nya karena melihat Wati masih muda dan cantik, Andini malah mengharap bila pembantu mereka yang sudah agak tua sehingga paham tentang diri nya.
Terima kasih up nya untuk hari ini. Semangat terus ka 💪
Sehat selalu 😄