NovelToon NovelToon
MY ARROGANT EX HUSBAND

MY ARROGANT EX HUSBAND

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Anak Genius / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Wanita Karir / Trauma masa lalu
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: Agura Senja

Setelah menikahi Ravendra Alga Dewara demi melaksanakan wasiat terakhir dari seseorang yang sudah merawatnya sejak kecil, Gaitsa akhirnya mengajukan cerai hanya dua bulan sejak pernikahan karena Ravendra memiliki wanita lain, meski surat itu baru akan diantar ke pengadilan setahun kemudian demi menjalankan wasiat yang tertera.

Gaitsa berhasil mendapatkan hak asuh penuh terhadap bayinya, bahkan Ravendra mengatakan jika ia tidak akan pernah menuntut apa pun.

Mereka pun akhirnya hidup bahagia dengan kehidupan masing-masing--seharusnya seperti itu! Tapi, kenapa tiba-tiba perusahaan tempat Gaitsa bekerja diakuisisi oleh Grup Dewara?!

Tidak hanya itu, mantan suaminya mendadak sok perhatian dan mengatakan omong kosong bahwa Gaitsa adalah satu-satunya wanita yang pernah dan bisa Ravendra sentuh.

Bukankah pria itu memiliki wanita yang dicintai?

***

"Kamu satu-satunya wanita yang bisa kusentuh, Gaitsa."

"Berhenti bicara omong kosong, Pak Presdir!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agura Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Skandal yang Terungkap

"Gaitsa!"

Wanita yang namanya dipanggil itu menoleh, tersenyum saat Erika bergegas mendekatinya. Ia pasti khawatir setelah membiarkan Gaitsa pergi bersama Alan beberapa hari sebelumnya. Mereka juga tidak sempat mengobrol kemarin karena Gaitsa di ruangan Ravendra sejak pagi.

"Hey--"

"Dasar gila!" ujar wanita bersurai pendek setelah berdiri tepat di depan Gaitsa, napasnya terengah karena berlari cukup jauh. "Haah ... kamu benar-benar bosan hidup, ya?" serunya setelah mengatur napas.

"Kalau aku bilang tidak paham, kamu akan marah?" Gaitsa yang memang tidak tahu maksud 'gila' dan 'bosan hidup' yang dilontarkan Erika meringis ketika menerima cubitan di pipi.

"Ke sini!"

Gaitsa hanya bisa pasrah saat Erika menariknya menjauh dari depan gedung kantor mereka dan membawanya ke sebuah kafe di seberang jalan.

Di sisi lain, Ravendra baru memasuki lantai menuju ruangannya saat Denara menyapa.

"Selamat pagi, Pak." Denara membungkuk saat pria yang ditunggunya sejak pagi sekali akhirnya datang.

"Pagi," jawab Ravendra singkat. Pria itu langsung mendorong pintu ruangan dan mendongak saat sudah duduk di kursi yang biasa ditempatinya, menatap sang sekretaris.

"Apa jadwalku hari ini?" tanya Ravendra seraya mengeluarkan ponsel yang sama sekali belum dinyalakan sejak semalam. "Nona Denara?" tegurnya pelan saat wanita di hadapannya tidak menjawab apa pun.

"Ah, iya, jadwal." Denara berdeham singkat, mengeluarkan tablet pintar yang biasanya selalu dibawa saat menemani Ravendra kemana pun. "Hari ini ada pertemuan dengan Direktur dari Dewara Construction pukul sembilan, membicarakan hasil akhir dari rencana pembangunan apartement di beberapa daerah."

Ravendra mendengarkan rangkaian jadwalnya hari ini dengan seksama. Beberapa pekerjaan yang tertunda karena mengambil alih perusahaan lain tiba-tiba harus dikerjakan hari ini. Pria itu memijit pelipis saat jadwalnya terus dibacakan, seolah hari ini ia tidak diberi kesempatan menarik napas.

Apa seharusnya memilih orang lain untuk menjadi Direktur Utama di perusahaan ini? Pekerjaan dari Dewara Grup saja sudah menumpuk setiap hari, Ravendra tidak bisa membayangkan pekerjaannya menjadi dua kali lipat.

"Apa tidak ada jadwal yang bisa diundur?" tanya Ravendra saat sekretarisnya sudah selesai membacakan seluruh jadwalnya untuk hari ini.

"Semua jadwal hari ini sudah pernah diundur saat Anda mengambil alih SJ Corp., Pak. Jadi tidak mungkin untuk mengundurnya--" Denara menghentikan kalimatnya saat Ravendra mengangkat tangan, memintanya berhenti.

Ponsel yang baru Ravendra nyalakan terdengar sibuk dengan berbagai nada peringatan pesan dari beberapa aplikasi. Pria itu mengernyit saat melihat ratusan panggilan tak terjawab dan pesan-pesan yang terus saja berdatangan meramaikan ponselnya.

"Kamu pasti mengetahui apa yang terjadi dalam semalam, kan?" Ravendra menatap Denara yang mengangguk pasti, ekspresinya masih datar seperti biasa.

"Haruskah saya menunjukannya, Pak?"

"Jelaskan secara sederhana," kata Ravendra seraya menyandarkan punggung pada kursi, menyedekapkan kedua tangan dan menunggu saat wanita di hadapannya membuka sesuatu di tabletnya.

"Lihat ini," ucap Denara sambil menyerahkan layar tablet yang berisi Headline News hari ini.

Ravendra menggigit bibir membaca serangkaian judul teratas dalam berita paling menghebohkan pagi ini.

ISTRI RAHASIA PRESDIR DEWARA GRUP AKHIRNYA TERUNGKAP!!!

MENGHABISKAN HARI LIBUR DI TAMAN BERMAIN, APAKAH WANITA MISTERIUS DAN BAYI ITU ADALAH ISTRI DAN ANAK PRESDIR DEWARA GRUP YANG DIRAHASIAKAN?

HARI PATAH HATI! ISTRI PRESDIR DEWARA GRUP TERNYATA SANGAT CANTIK!

RUMOR TENTANG WANITA YANG DISIMPAN PRESDIR DEWARA GRUP AKHIRNYA TERUNGKAP! SEORANG AKTRIS?

MEMILIKI KECANTIKAN BAK DEWI. ALASAN PRESDIR DEWARA GRUP SEMBUNYIKAN ISTRINYA TERUNGKAP!

Ravendra mendorong kembali layar tablet setelah melihat beberapa foto. Berbagai foto yang diambil kebanyakan berasal dari tempat permainan di lantai teratas sebuah pusat perbelanjaan. Beberapa bahkan menunjukkan kejadian semalam, saat Ravendra mengantar Gaitsa dan masuk ke apartementnya.

"Sejak kapan berita-berita ini mulai tersebar?" tanya Ravendra sembari mengetuk meja.

Apa Gaitsa sudah mengetahuinya? Ravendra tidak bisa membayangkan wanita itu meneriakinya karena membiarkan skandal seperti ini lolos ke media.

"Berita di internet mulai beredar sejak pukul dua dini hari, Pak. Lalu berita di laman resmi seperti koran atau televisi dimulai pagi ini." Denara mengambil tablet di atas meja dan menatap sekali lagi foto dua orang yang salah satunya sedang menggendong bayi berusia sekitar enam atau tujuh bulan. Ia tahu dengan pasti siapa wanita yang wajahnya disamarkan.

"Apa ada yang bisa saya lakukan untuk masalah ini, Pak? Saya bisa mengundang media kalau Bapak ingin melakukan konferensi pers untuk membantah rumor seperti itu."

"Tidak perlu. Sudah ada orang-orang Dewara Grup yang bertugas mengurus masalah yang berhubungan dengan media. Lakukan saja jadwal hari ini seperti biasa dan tolong panggil Wakil Manajer dari Divisi Personalia."

Wanita yang mengenakan blouse putih dan rok span selutut itu membungkuk setelah mendengar nada tegas Ravendra. Suara hak sepatunya bergema ketika berjalan anggun menuju pintu. Denara menekan emosi dengan menjaga ekspresi wajah dan tetap menunjukkan sikap profesional serta tidak tertarik meski giginya terasa sakit karena terus ditekan. Wanita itu hampir mencapai pintu dan keluar saat pintu diketuk dari luar.

"Ravendra!" seru Gaitsa saat membuka pintu, hampir berteriak dan memuntahkan seluruh kata-kata kasar sebelum matanya melihat sekretaris pria itu juga ada di sana.

"Aku baru akan memanggilmu." Ravendra bangun dari tempat duduknya hanya untuk pindah ke sofa, menggerakan jari telunjuknya agar Gaitsa segera mendekat.

"Jangan siapkan minuman apa pun, Nona Denara. Dan jangan biarkan siapa pun masuk ke ruangan Direktur." Gaitsa berpesan sebelum berjalan masuk, melewati Denara yang mencengkram pegangan pintu.

"Jadi bagaimana situasi bisa menjadi seperti ini, Pak Presdir?" tanya Gaitsa sambil bersedekap saat pintu ruangan sudah tertutup sempurna.

"Aku baru mengetahuinya beberapa saat lalu," bela Ravendra saat merasa wanita di hadapannya terlihat melemparkan seluruh kesalahan padanya. "Aku sudah menghubungi tim yang bertugas mengurus mulut para media," lanjutnya seraya memperlihatkan layar yang menampilkan aplikasi pesan.

"Bukankah Alan adalah orang yang bertanggung jawab dalam hal ini? Tangan kanan Presdir yang berkedok sebagai pengacara itu ... bagaimana dia meloloskan skandal seperti ini ke media?" Gaitsa bertanya jengkel karena selama ia mengurus Dewara Grup, tidak ada satu pun media yang berhasil mengulik berita bersifat pribadi milik Presdir sebelumnya.

"Benar. Sepertinya aku salah pilih orang," jawab Ravendra sekenanya. Ia juga tidak tahu dan tidak menyadarinya saat foto mereka iambil. "Tapi syukurlah wajahmu disamarkan," lanjutnya sambil mengangguk.

"Oh, wajahku memang disamarkan. Sayangnya mereka tidak mengedit pakaian yang kukenakan," gumam Gaitsa.

Kemarin ia memang menghabiskan sehari penuh waktunya di ruangan Ravendra. Tapi sebelum pria itu memanggilnya ke ruangan Direktur Utama, Gaitsa sudah bertemu beberapa rekan kantornya. Ia tidak tahu apakah rekannya yang lain tahu identitas wanita di foto selain Erika.

Gaitsa nyaris menggebrak meja setelah membaca berita tentangnya dan Ravendra dengan judul-judul menggelikan. Memiliki kecantikan bak Dewi? Yang benar saja! Ia ingin mengutuk siapa pun yang menulis judul itu!

1
Agnes🦋
.
Agnes🦋
blm update ya kak
Agnes🦋
seruuuu
Agura Senja: Terima kasiiihh
total 1 replies
Agnes🦋
aslii seru tor ceritanyaaa, pliss update dong torr
Agura Senja: Terima kasih sudah mampir yaa... Gaitsa akan tayang 5 bab setiap hari 😍
total 1 replies
Agura Senja
otewe bucin parah
Sunarmi Narmi
Itu pak CEO kena karma
..rasain akibat bikin wanita sakit hati...bikin dia bucin thor biar ngak arogant
Agura Senja: otewe bucin parah 😅
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!