NovelToon NovelToon
Wanita Satu Milyar

Wanita Satu Milyar

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Keluarga
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ayu Sekti

Karena kecantikannya yang eksotik, sudah banyak pria yang melamar wanita yang bernama Yolanda. Namun, mereka ditolak semua.

Mulai dari Pria Penjual bakso, seorang Kuli Bangunan bahkan seorang Guru Honorer.

Mereka semua ditolak semua lamaran pernikahannya oleh Yolanda. Ia merasa semua pria tersebut belum bisa memenuhi keinginannya.

Yolanda akan mau menikah, jika ada pria yang bisa memberi mahar sebesar satu miliar, satu mobil mewah dan satu rumah megah. Alasan Yolanda meminta mahar dibluar logika tersebut karena banyak pria yang menyia-nyiakan seorang istri bahkan di kondisi ekonomi saat ini yang serba mahal.

Ada sih, pria kaya yang melamar Yolanda, tapi pada akhirnya ia tolak karena pria kaya tersebut perhitungan. Padahal usia Yolanda sudah memasuki 25 tahun.

Apakah Yolanda menemukan pria idamannya? Ataukah akan menjadi jomblo sampai tua? Ikuti kisah selanjutnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Sekti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kena Mental

"Allahuakbar! Allahuakbar!"

Kumandang adzan Maghrib mulai berkumandang, tetapi di rumah keluarganya Aisyah masih berdebat mengenai pernikahan antara Aisyah dan Gus Rahman.

Karena adzan. Mereka menghentikan perdebatan tersebut. Kyai Rozak dan Gus Rahman berpamitan akan ke masjid.

Akhirnya Rahman memutuskan untuk membatalkan pinangan tersebut. Walau keluarganya Aisyah tidak setuju.

"Karena ini sudah adzan Maghrib, baiknya kita sholat terlebih dahulu. Bu Rosidah, jika Ibuk takut digunjing orang, bilang saja, pinangannya nggak jadi, karena Gus Rahman belum siap dan masih ingin mencari ilmu lebih dalam lagi. Dan jika Ibuk rugi, saya bisa mengganti uangnya! Nanti saya akan bertanggung jawab!" ujar Rahman yang berdiri dan akan menjalankan sholat Maghrib di masjid yang letakknya tidak jauh dari rumah Aisyah.

Bu Rosidah cemberut. "Kenapa tah Gus, harus dibatalkan. Kita sudah seneng-seneng Nerima Gus menjadi calon mantu kami. Kasihan Aisyah juga. Duh Gusti. Paringono sabar!!"

Setelah keluarga Kyai Rozak pergi untuk ke masjid, Bu Rosidah berbicara sendiri sambil mengelus da da.

Pak Hamdani pun tidak bisa menjawab pertanyaan dari istrinya tersebut. Ia langsung ke masjid untuk melakukan sembahyang.

Aisyah berada di pelukan sang Ibu dan menangis. Sementara Yolanda ikut iba melihat Aisyah sedang bersedih. Ia keluar dari balik pintu untuk berpamitan pulang.

"Bude Ros dan Aisyah. Saya turut prihatin atas dibatalnya acara tersebut. Maaf, saya harus pamit pulang karena emak pasti sudah menunggu di rumah," ujar Yolanda sambil bersalaman kepada Bu Rosidah untuk pamit pulang.

Bu Rosidah mengangguk. "Iya Nak. Pulanglah, ini sudah malam. Hati-hati ya?" jawab Bu Rosidah dengan ramah.

Keluarga Bu Rosidah memang baik kepada Yolanda. Namun, mereka sedikit pamer dan bergaya hidup layaknya seorang priyayi.

Yolanda kemudian berjalan melangkahkan kaki menuju rumahnya. Tidak lama, Yolanda sudah sampai di rumahnya. Bu Darmi membukakan pintu untuk Yolanda yang baru saja masuk.

"Anak Emak akhirnya sudah pulang. Makan yuk? Emak sudah masak sayur daun singkong kesukaan kamu Nduk? Tempe goreng juga ada. Pasti kamu lapar 'kan?" tanya Sang Emak yang mengajak Yolanda menuju ruang makan.

Yolanda tersenyum. " Iya Mak. Lapar banget. Makasih ya Mak. Emak kalau lelah nggak usah masak. Biar Yolanda Saja. Loh, Mak, dagangan Emak kok nggak ada? Seperti sapu, tampah dan lainnya. Tadi aku lihat masih banyak lho!"

Sambil menyendok nasi, mata Yolanda tertuju pada tempat yang biasanya terdapat beberapa dagangan milik emaknya. Namun, malam ini, Yolanda tidak melihatnya.

Emak terkekeh. "Tadi ada pria muda yang memborong dagangan Emak untuk dipakai sebagai dagangan di kota! Katanya karya buatan Emka kualitasnya bagus!" jawab Sang Emak sambil mengunyah makanan. Terlihat raut gembira di wajah wanita tua itu.

Yolanda penasaran. "Siapa sih Mak orangnya? Alhamdulillah, dagangan Emak laris manis. Rezeki anak Sholeh."

Yolanda berkelakar. Ia turut bahagia jika dagangan emaknya ada yang beli. Biasanya dalam sehari itu yang membeli dagangan emaknya bisa dihitung dengan jari.

"Emak lupa namanya. Yang jelas, dia pengusaha dan Emak baru saja melihat orang tersebut! Maklum Emak sudah tua," kata Emak Darmi yang lupa siapa gerangan pemuda yang membeli dagangannya.

"Oh. Lupa ya Mak. Kirain ingat. Nanti kalau dia ke sini lagi bilang Yolanda ya Mak? Yasudah, Yolanda mau ke kamar dulu ngantuk! Besok mau ngajar lagi," ujar Yolanda yang ingin memutuskan ke kamar.

"Tidurlah Nak. Kamu nggak sembahyang?" tanya Emak yang sedang meminum teh hangat. Mereka masih di rumah makan.

Yolanda memutar bola matanya. "Oh, iya Mak. Yolanda ada tamu bulanan. Yasudah Mak, Yolanda mau tidur!"

Karena Yolanda mendapat tamu bulanan, ia langsung cuci muka dan tidur. Emak pun juga begitu.

***

Pagi pun tiba

"Kukuruyuk! Kukuruyuk!"

Suara ayam jago milik Emak Darmi membangunkan Yolanda yang masih tertidur. Ia mulai mengerjab.

"Haduh, jam berapa ini? Kok ayamnya sudah bergema!"

Yolanda langsung melihat ponselnya yang tergeletak di ranjang tidurnya. Dan ternyata baru jam 06.00 pagi.

Setelah nyawanya pulih seratus persen, Yolanda mulai bangun. Ia membuka tirai jendela agar udara masuk dengan segar.

"Huah, segar sekali pagi ini. Andai aku masih libur. Aku bisa jalan-jalan dan jajan cilok. Nyatanya, aku harus mengajar," ujar Yolanda sambil berdiri memandang rumah Gus Rahman dari kejauhan yang terlihat dari jendela.

Terlihat Gus Rahman sedang berdiri dan memandang ke arah jendelanya. Dia tersenyum manis kepada Yolanda. Mengetahui Gus Rahman tersenyum, ia segera menutup tirai jendela kembali.

Jan tungnya mulai berdetak kencang.

'Tuhan, apakah Gus Rahman benar-benar tersenyum padaku? Huft, rasanya nggak mungkin. Kumohon, jangan sampai aku jatuh cinta padanya, Yolanda! Tetap pada prinsip! Mau dia ustad, guru, juragan sapi ataupun Jendral, kalau mereka nggak ngasih aku uang satu miliar, aku nggak akan terima, fiks!' batin Yolanda yang mengingat prinsipnya lagi.

Tidak lama, Yolanda tidak menghiraukan Gus Rahman lagi, ia fokus pada pekerjaannya. Ia mulai mandi dan sarapan pagi. Sengaja Yolanda tidak membuat sarapan, karena ia buru-buru mengajar.

Tidak lama, ia sudah memakai seragam batik, rok hitam khas guru dan mulai hari ini ia memakai hijab berwarna hitam yang terlihat elegan. Setelah dirasa rapi, ia mulai pamit sama Emak.

Ceklek!

Yolanda mulai membuka pintu kamarnya. Terlihat sang Emak sedang menggunakan caping dan sabit.

"Mak, Yolanda mau ngajar dulu ya? Emak mau ke sawah? Sarapan belum?" tanya Yolanda yang perhatian dengan sang emak. Ia takut emaknya belum sarapan.

Sang Emak tersenyum. "Emak sudah sarapan sama singkong rebus. Emak belum sempat membuat sarapan. Kalau kamu mau sarapan, bisa goreng telor ceplok sana! Jangan kerja sebelum sarapan! Emak mau ke sawah melanjutkan panen yang masih sisa sedikit! Rencana kalau sudah menjadi beras, akan Emak jual kepada Bu Aminah. Beliau mau menggelar acara pengajian perpisahan dengan Gus Rahman," ujar Bu Darmi yang menjelaskan tentang Gus Rahman.

Yolanda terkejut. "Memangnya Gus Rahman mau ke mana Mak?" tanya Yolanda dengan penasaran. Hatinya berubah lemas dan bergetar ketika mendengar Gus Rahman akan pergi.

Emak memegangi kepalanya. "Haduh, Emak lupa mau ke mana. Yang jelas, Gus Rahman mau mengajar ngaji di Luar Negeri. Kalau nggak salah Ke Kairo, Mesir Nak! Gus Rahman itu 'kan cerdas dan ilmu agamanya tinggi. Kata Bu Aminah, ia dipesan sama Syeh, untuk mengajar di Mesir!" jawab Emaknya yang berusaha mengingat apa yang dibicarakan Nyai Aminah kemarin.

Yolanda semakin lemas. "Kok jauh amat sih Mak? Terus pulangnya kapan dong?" tanya Yolanda semakin penasaran.

Emak Darmi terkekeh. "Kalau sudah dapat uang lebih dari satu miliar!!" jawab Emaknya dengan tegas. Emak langsung pergi sambil membawa alat tani dan seperti ada yang disembunyikan.

Yolanda tercengang. "Mak! Emak tunggu dong? Maksud Emak bagaimana? Emak jangan berkelakar!!!"

Yolanda ingin lebih tahu tentang kebenaran Gus Rahman yang pergi ke Kairo. Ia semakin penasaran. Apalagi emaknya bilang pulangnya Gus Rahman kalau sudah mempunyai uang lebih dari satu miliar.

Yolanda ingin mencari info ke rumah tetangganya mengenai Gus Rahman, namun, ia harus mengajar. Terpaksa ia harus bersabar menunggu pulang mengajar dan dalam hati yang tak karuan.

Nih, Yolanda dibuat kena mental sama Gus Rahman.

1
Susi Akbarini
waaahhh..
kasihan yolanda..
❤❤❤❤❤
Abu fatih Aljawi: Semoga kakak, ikuti cerita selanjutnya. Mohon bersabar ya kak
total 1 replies
Susi Akbarini
masih cantik gmna sih madudnya..
kan ada baret luka..
Susi Akbarini
❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
jeng3....
pasti Reynan akan menjauh..
tinggal gus rahman..
apa masih mau menerima?
Susi Akbarini
akankah yolanda hamil..
akankah gus rahman masoh maubama yolanda..
❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
waduhhh..
jatuhnya obsesi itu si reynan..
klao gus rahman kan tidak ..
ia ikhlaa aja...
❤❤❤❤
sapa yg bakal bantuin yolandaa dari cengkraman reynan
Abu fatih Aljawi: kalau kk ikuti cerita terus. insya Alloh aku up lagi.

mksih kk dukungan bacanya.
total 1 replies
Susi Akbarini
makanya diomo gun aja ...
jgn dipendam..
siapa tahu yolanda mau nunggu Gus Rahman berjuang..
lanjutttt....
❤❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
lhaaahhhh..
jadi galau kan???
😀😀😀❤❤❤❤
akankah yolanda terima pak reynan???
Susi Akbarini
jeng3..
bisakah gus rahman mengalahkan mereka???
lanjutttt..
❤❤❤❤
Susi Akbarini
jeng3..
apakah yolanda tetap dgn satu milyarnya..
ataukah dia mau nungguin gus rahman aja..
❤❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
😀😀😚❤❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
kak ada part cerita yg diulang nulisnya ini
Abu fatih Aljawi: sudah saya koreksi tinggal review editor. makasih
Abu fatih Aljawi: Apa iya kak. maaf aku koreksi dulu ya? soalnya saya sibuk banget sampai nggak koreksi ulang
total 2 replies
Susi Akbarini
yaelahhhh..
Aisyahhhhh..
Susi Akbarini
jeng3.

siapa hayo jodoh yolandaaaa..
😀😀😀❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
waaahhhh..
yolanda akan milih siapa nantinya yaaa???
❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
😀😀😀❤❤❤❤
Susi Akbarini
lha kok ngaji?
apa masih baca iqra..
blm baca Qur'an?
❤❤❤❤
Susi Akbarini: kan lagi dapat tamu bulanan
total 1 replies
Susi Akbarini
lhaaa..
lak tenan..

gak.jati nrmnung tapi batalin..
😀😀❤❤❤
Susi Akbarini
lhaaahhh
.
gmana yoh pak rojak..
main jogohinn anak aja
Susi Akbarini
benarkah kyai rozak mau nembung..
atau malah mau batalin?

penasarannn..

lanjutttt

❤❤❤❤❤❤
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!