NovelToon NovelToon
Katanya Cemara?

Katanya Cemara?

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Identitas Tersembunyi / Bullying dan Balas Dendam / Putri asli/palsu / Balas dendam pengganti / Chicklit
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Laililya

Plakk!!!

"Kamu itu emang beban ya" kata Papa
"Ma-Maaf Pa, aku cuma pengen Papa dateng besok ambil rapotku"
"Papa Sibuk, kamu suruh Bi ijah aja yang ambil sana"
"Tap..."
"Jangan banyak omong kamu"


Tak Di Pedulikan, Tak Di anggap dan tak Di Inginkan itulah hal yang selalu Laili rasakan, setiap ia pulang ke Rumah yang sudah lama Runtuh itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laililya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27. Isi Laci Misterius!!

Laili terbangun dari pingsannya, ia terbangun sudah berada di kamarnya, entah siapa yang mengendongnya ke kamar.

CEKLEKK!!!

"Syukurlah, Neng Laili udah bangun, makan dulu Neng" kata Bibi

"Aku ga laper Bi"

"Neng ayok makan, emangnya Neng Laili mau sakit kayak dulu, enggakan?" Tanya Bibi

Laili pun menerima makanan yang di buatkan Bi Ijah, Laili pun makan.

"Bi." kata Laili

"Iya ada apa Neng?" Tanya Bibi

"Aku mau tanya sesuatu boleh?" Tanya Laili

"Tanya apa Neng?"

"Kata Bibi, Bibi udah kerja di sini selama sepuluh tahun, berarti Bibi tau dong anak Papa yang selalu Papa bangakan dari dulu?" Tanya Laili

"Neng, anaknya Bapak kan, cuma Neng Laili"

"Bi aku tau Bibi cuma nenangin aku aja, anak Papa ga cuma aku Bi, tolong Bi jujur ke aku siapa nama anak Papa."

"Neng Bibi ga tau kalau Bapak punya anak selain Neng Laili." kata Bibi berbohong

"Bi tolong kasih tau aku, kalau Bibi tau tenang anak Papa."

"Bibi bener-bener ga tau Neng."

"Ya udah Bi, aku mau tidur kalau gitu, aku capek." kata Laili

"Jangan lupa minum obat dulu Neng"

"Iya Bi"

Laili pun tertidur, Bibi pun keluar dari kamar Laili dan menutup pintu.

"Maafin saya Neng, Saya ga bisa jujur ke Neng Laili, biar Bapak sendiri aja yang bilang Neng saya ga mau iku campur" kata Bibi dalam hati

Bibi pun kembali ke dapur, sedangkan Laili sudah tertidur dari tadi.

***

Matahari sudah terbit, Laili terbangun pagi sekali. Laili pun turun ke lantai bawah berniat untuk mengambil minum. Namun langkahnya terhenti saat mendengar suara Papa nya sedang telpon seseorang.

"Aku juga baru bangun sayang, nanti ya aku ke Rumah" kata Papa

Terdengar samar-samar suara perempuan di balik telpon Papa. Laili pun menguping pembicaraan Papanya.

"Iya sayang, aku tunggu ya"

"Iya, kalau gitu aku siap-siap kerja dulu ya"

"Iya"

Tutututttt!!!

Suara telpon pun mati, Laili buru-buru menyembuyikan dirinya di balik tangga agar tak terlihat oleh Papanya.

Papa pun lansung menuju ke kamar, Laili mengikuti Papanya yang masuk ke kamar, untung saja pintu kamar Papanya tak tertutup rapat jadi Laili bisa mengintip sedikit apa yang di lakukan Papa nya di dalam.

Papa membuka laci kecil yang kemarin belum sempat Laili buka. Ternyata benar kuncinya di bawa oleh Papanya.

Papa mengambil sebuah foto kecil yang ada di dalam laci tersebut, Papa juga menatap dalam-dalam foto tersebut.

"Maaf Nak Papa salah" kata Papa pada dirinya sendiri

"Bener dugaan ku, semua rahasia Papa ada di laci itu" kata Laili dalam hati

"Aku harus bisa dapetin kuncinya" kata Laili lagi dalam hati

Laili pun pergi dari kamarnya namun, tanpa ia sengaja Laili menabrak vas bungga besar yang berada di dekat kamar Papanya, Vas tersebut pun pecah.

Pyarrr!!!

Seketika tubuh Laili membeku di tempat, karena ia menjatuhkan Vas kesayangan Papanya.

Papa yang mendengar suara pecahan tersebut, Papa pun lansung keluar dari kamar.

"LAILI, BERANI-BERANINYA KAMU" teriak Papa

"Ma-maaf Pa" kata Laili dengan wajah ketakutan

"Ngapain kamu di depan kamar Papa, hah, mau apa kamu?" Tanya Papa

"A-aku cu-cuma"

PLAKK!!!

PLAKK!!!

PLAKKKK!!!

Tanparan keras mengenai Pipi Laili berkali-kali.

"INI HUKUMAN BUAT KAMU KARENA KAMU BERANI PECAHIN VAS KESUKAAN PAPA, KAMU ITU EMANG ANAK GA TAU DI UNTUNG, ANAK HARAM"

"PA AKU EMANG ANAK HARAM, TAPI AKU JUGA ANAK PAPA"

"DIAM KAMU, KAMU BUKAN ANAK SAYA"

"KENAPA PAPA GA MAU MENGAKUI AKU SEBAGAI ANAK PAPA, APA KARENA ADA DIA" Teriak Laili

"Dia siapa maksud mu?" Tanya Papa

"Dia anak dari perempuan yang Papa nikahi sebelum Mama, anak kesayangan Papa, dan laci itu Papa sembunyi'in itu semua kan, di laci itu ada foto anak itukan?" Tanya Laili

"Tau apa kamu, jangan sok tau"

"Aku tau Pa, aku lihat tadi Papa abis buka laci yang ada di kamar Papa kan, Papa juga kayak ngerasa bersalah, apa yang Papa sembunyi'in?" Tanya Laili

"Berani sekali kamu, ngintip Papa di kamar"

PLAKKK!!!

"ANAK PAPA CUMA ANAK YANG PAPA AKUI, KAMU JANGAN PERNAH BERHARAP PAPA AKUI, NGERTI KAMU"

"Kenapa Pa, kenapa aku ga Papa akui, aku juga anak Papa, aku pengen Papa akui sebagai anak, aku juga pengen Papa anggap ada di rumah ini" kata Laili

PLAKKK!!!

PLAKK!!!

PLAKKKK!!!

BUGH!!

BUGH!!

BUGH!!

Pukulan-pukulan keras megenai tangan, kaki, dan pundak Laili.

"DENGER INI, KAMU ITU ANAK HARAM GA PANTES BUAT DI AKUI, NGERTI KAMU" teriak Papa

Laili yang sudah tak kuat, Laili pun terdiam, Papa pun masuk ke dalam kamar. Dengan sekuat tenaga Laili berdiri ia harus pergi ke sekolah hari ini karena ada ulagan.

Laili berjalan ke kamarnya dengan kaki yang sedikit pincang, badannya memar semua karena pukulan Papanya.

"Neng Laili, ya ampun, Neng Laili kenapa?" Tanya Bibi yang terkejut melihat Laili

"Ga papa Bi, aku mau mandi dulu"

"Tapi Neng, badan Neng Laili memar semua, apa Neng Laili sebaiknya ga ke sekolah dulu"

"Aku kuat kok Bi, aku juga gapapa"

"Beneran Neng?" Tanya Bibi

"Iya Bi"

Laili pun lansung menuju ke kamar mandi, setelah mandi ia menggunakan seragam dan jaket untuk menutupi luka-luka dan memar yang ada di tubuhnya.

"Makan dulu Neng" kata Bibi

"Ga usah Bi, aku makan di sekolah aja, udah jam segini Bi, nanti aku telat"

"Tapi Neng"

"Udah gapapa Bi" kata Laili

Laili pun berangkat menggunakan Sepeda Motor miliknya.

Tak lama kemudian Laili sampai di Sekolah, ia pun memarkirkan sepeda motornya, dan lansung masuk ke dalam kelas.

"Li, lo sakit kok pakek jaket?" Tanya Diva

"Enggak kok, gue lagi pengen aja pakek jaket"

"Serius Li?" Tanya Diva

"Iya"

Tak lama kemudian bell pun berbunyi, Ulangan pun segera di mulai, semua murid fokus mengerjakan soal Ulangan.

"Jika yang sudah selesai silakan di kumpulkan, dan boleh keluar dari dalam kelas" kata Bu Nita

Laili sebenarnya sudah selesai sejak tadi. namun Laili menunggu Dimas terlebih dahulu untuk mengumpulkan Ulangan karena ia ingin berbicara dengan Dimas.

Tak lama kemudian Dimas pun mengumpulkan soal Ulangan dan di ikuti oleh Laili yang ikut berdiri mengumpulkan kertas Ulangan.

Mereka berdua pun keluar dari kelas.

"Dim gue mau ngomong tapi ga disini"

"Terus dimana?"

"Belakang sekolah aja"

"Oke"

Mereka berdua pun pergi ke belakang sekolah.

"Li, disini aja" kata Dimas sambil memegang pundak Laili

"Aaauuu, sakit" kata Laili

"Maaf Li, aku ga tau kalau itu sakit"

"Ga papa kok"

"Li, lo abis di hukum lagi?" Tanya Dimas

"Enggak"

"Li, jujur sama gue, lo abis di hukum lagi?"

"I-iya"

"Astaga kok bisa Li, jangan bilang lo ke kamar Bokap lo?" Tanya Dimas

"Iya, gue juga ga sengaja jatuhin vas ke sayangan Papa gue sampek pecah"

"Li, lain kali lo harus hati-hati"

"Iya"

"Sekarang lo mau ngomong apa?" Tanya Dimas

"Bener dugaan lo, kalau laci yang kemarin ga bisa kita buka itu, Laci Rahasia gue tadi pagikan lihat Papa gue kayak ambil foto di dalem laci itu, semua buktinya berarti di laci itu!" Kata Laili

"Terus rencana apa?" Tanya Dimas

"Kita harus dapetin kunci itu!"

"Caranya gimana Li, sedangkan Papa lo aja jagain banget kuncinya"

"Gue punya ide!" Kata Laili

"Apa?"

"Waktu Papa gue tidur gue bisa diem-diem masuk ke kamar Papa gue buat ambil kuncinya"

"Jangan itu terlalu beresiko Li, gue takut lo ketahuan"

"Ga papa, nanti malem bakal gue coba!"

"Li, lo serius?"

"Iya, ini salah satu caranya gue bisa dapetin kunci itu"

"Li, bahaya"

"Ga papa"

Ting Ting Ting.

Terdengar suara bell, semua murid pun kembali ke dalam kelas.

***

Se pulang sekolah Laili lansung pulang ke rumah.

"DIMAS" teriak Sinta, sambil menghampiri Dimas

"Ada apa?"

"Gue ga sengaja denger lo sama Laili tadi bicara di belakang sekolah"

"Lo denger semuanya?"

"Iya, sorry ya"

"Ga papa"

"Terus Laili nanti malem ambil kunci itu?" Tanya Sinta

"Iya"

"Dim, gue belum siap di benci sama Laili"

"Gue binggung Sin, gue juga kasian sama Laili"

"Gue ngerti kok"

"Oh ya kemarin ada cowok misterius yang mau nyelakain Laili"

"Hah, yang bener lo?"

"Iya gue bener, gue baru ingat ini tadi, kemarin gue pengen ngomong ke lo tapi kemarin kan gue bolos"

"Tumben banget lo bolos?" Tanya Sinta

"Kayaknya jangan disini deh gue ceritanya, di caffe sana aja ya"

"Oke"

Dimas pun lansung mengandeng tangan Sinta, itu membuat jantung Sinta berdetak dengan kencang.

Di Caffe mereka pun melanjutkan obrolan mereka berdua.

"Jadi lo bolos sama siapa?" Tanya Sinta

"Sama Laili"

"Hah, Laili!"

"Iya, Laili kemarin cari data diri nyokapnya dikamar dan gue yang bantuin Laili"

"Oh gitu, seandanya Laili tau kalau gue saudara tirinya gimana ya, gue takut"

"Gue yakin kok kalau misalkan Laili tau kalau lo saudara tiri dia, Laili ga bakal marah"

"Tapi gue takut Dim"

"Tenang aja ga papa kok, gue yakin"

"Makasih ya udah tenangin gue"

"Iya sama-sama"

"Oh ya soal pria misterius yang mau nyelakain Laili itu gimana?" Tanya Sinta

"Waktu itu Laili sehabis nongkrong sama lo kok kejadiannya, Laili kan pulang sendiri gue nemuin Laili di jalan gelap banget, gue nemuin Laili dalam keadaan pingsan" kata Dimas

"Kita harus cari pria misterius itu Dim, jangan sampai pria misterius itu ngelakuin yang macem-macem lagi" kata Sinta

"Tapi kita ga punya petunjuk apapun"

"Cuma Laili yang tau, lo harus tanya Laili"

"Gimana caranya supaya Laili ga curiga"

"Lo bohong aja kalau lo abis lihat pria misterius itu dimana gitu terserah"

"Oke nanti bakal gue coba"

"Oke"

Dimas dan Sinta pun pulang seusai mengobrol bersama.

1
IamEsthe
Penulisan kamu bagus, cuman agak berantakan di dialog tag nya dan menurut aku narasinya kurang. Karena dalam cerita terlalu banyak dialog tag itu juga enggak bagus, kebanyakan narasi cerita juga enggak bagus juga. Tapi ada beberapa karya yang menggunakan lebih banyak narasi tapi dengan sajian yang epic.
IamEsthe
Dialog tag ini bisa diakhir tanda seru (!)
IamEsthe: sama2. kita belajar bersama ya. mungkin banyak2 ilmu ttg dialog tag ya.
Laililya: makasih banyak udah di koreksi kak🥰 makasih ya atas komennya aku bakal perbaiki🥰
total 2 replies
IamEsthe
Maaf koreksi dikit. Papanya, bukan Papa nya.
IamEsthe
Maaf koreksi sedikit ya. Dialog tag itu diawali dengan tanda petik dua (") dengan huruf kapital diawal kalimat dan diakhiri tanda koma (,), titik (.), tanya (?), seru (!) sebelum dua tanda petik (") sbg penutup.

Misal.
"Aku selingkuh juga karena kamu yang terlalu sibuk dengan dunia kamu sendiri." teriak Herman tak kalah menggelegar.
Laililya
tinggalkan komentar dan like ya, biar aku rajin updatenya🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!