NovelToon NovelToon
Demi Menjaga Kewarasan

Demi Menjaga Kewarasan

Status: sedang berlangsung
Genre:Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Zia Ni

Jelita Putri Maharani adalah seorang perempuan cantik berumur 27 tahun yang menjadi piatu sejak dia masih duduk di kelas V SD.

Suatu ketika, papa Jelita sakit keras dan sebelum meninggal dia meminta putri kesayangannya itu untuk menikah dengan Rico Putra Permana, pria tampan berumur 30 tahun anak dari sahabat papanya dengan maksud agar Jelita ada yang menjaga.

Namun siapa sangka, 2 bulanan setelah pernikahan, Jelita mulai melihat sifat asli suami, mertua dan adik iparnya yang membuat emosi Jelita makin lama makin naik.

Bagaimanakah kisah selengkapnya? Yuk simak novel ini...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zia Ni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 1 Pindahan

Minggu pagi itu tampaklah Jelita dan Rico baru saja menyelesaikan kegiatan sarapan bersama di ruang makan.

"Dik, boleh gak kedua orang tuaku dan adikku tinggal di sini? Soalnya kontrak rumahnya seminggu lagi habis. Di rumah ini kan masih ada 2 kamar yang masih kosong, sayang kan kalau lama gak kepake. Sekalian itung-itung mereka bisa ikutan jaga kamu," kata Rico dengan jantung agak deg-deg an takut permintaannya ditolak.

"Boleh saja mereka tinggal di sini tapi dengan syarat aku gak mau mereka ikut ngatur-ngatur aku dan berbuat seenaknya di sini. Dan untuk barang-barang mebeuler nya sementara waktu letakkan saja dulu di gudang," ucap Jelita tegas.

"Ya Dik makasih banyak ya, kalau begitu Mas tak langsung menghubungi mereka."

Dengan perasaan lega campur senang, pria berumur 30 tahun itu pun langsung menelpon bapaknya.

"Pagi, Pak," Rico mengawali panggilannya.

"Gimana, Ric? Istrimu ngijinin kita tinggal di rumahnya gak?" tanya suara di seberang sana dengan nada tidak sabaran.

"Boleh Pak, tapi Jelita ngasih syarat. Selama kalian tinggal di sini kalian gak boleh ikut ngatur-ngatur dia dan gak boleh berbuat seenaknya. Dan untuk barang-barang mebeuler nya disuruh ngletakkan dulu di gudang," jawab pria berumur 30 tahun itu terus terang.

"Halah, itu soal gampang, yang penting kita boleh tinggal di rumahnya," kata Baskoro dengan perasaan senang.

"Tapi Bapak gak punya cukup uang untuk biaya pindahan lo Ric, gimana? Bapak minta duit sama kamu ya?" lanjut suara di seberang sana.

"Gimana ya Pak, sekarang tanggal tua lo, Rico tinggal punya duit 300 ribuan di dompet," pria tampan tersebut sengaja berkata seperti itu di depan istrinya agar mendapat simpati padahal sebenarnya dia masih punya uang 700 ribuan.

"Ya kamu minta atau pinjam dulu ke istrimu lah, kan dia ditinggali warisan banyak sama Papanya," ucap Baskoro dengan entengnya.

"Iya Pak, Rico tak minta ijin dulu sama Jelita."

"Mereka butuh duit untuk pindahan?" sebelum Rico menyampaikan niatnya, Jelita sudah mendahului.

"Iya Dik... Bapak gak punya cukup uang untuk pindahan," sahut pria itu dengan nada bicara sengaja dibuat memelas.

"Aku hanya bisa bantu 1 juta," tambah perempuan cantik berumur 27 tahun tersebut.

"Ya sudah Dik, gak apa-apa, trimakasih banyak ya."

Dengan segera, Jelita pun menstranfer uang 1 juta ke nomer rekening suaminya.

"Kalau begitu Mas tak langsung ke ATM ya Dik, sekalian pulang untuk bantu-bantu mereka."

Setelah berkata demikian, Rico pun beranjak dari tempat duduknya lalu melangkah menuju ke kamarnya yang ada di lantai 2 untuk mengambil tas kecil dan dompetnya, kemudian segera meluncur ke ATM naik sepeda motornya untuk mencairkan uang, sesudah itu dia pergi ke rumah kontrakan keluarganya untuk membantu mereka yang akan pindahan.

"Keluarga Mas Rico mau pindah ke sini, Mbak?" Bik Sumi yang sedari tadi memotong sayuran di dapur dan mendengar percakapan antara Jelita dan Rico pun bertanya.

"Iya, Bik. Nanti kalau seumpama ada yang mrintah-mrintah Bik Sum seenaknya jangan diladeni, kan yang nggaji Bik Sum aku. Sekalian tolong beritahu juga Pak Seno dan Wati ya, Bik," sahut perempuan cantik itu sambil mencuci perkakas bekas makannya dan suaminya.

"Iya, Mbak."

Jelita Putri Maharani, adalah putri semata wayang dari Bapak Adi Wijaya Putra dan Ibu Kumala Sari. Sejak awal, keluarga mereka sudah lumayan kaya karena memiliki beberapa toko seperti : toko bahan-bahan bangunan, toko elektronik, toko kelontong, toko sepatu dan tas.

Ibu Kumala Sari meninggal saat Jelita masih duduk di bangku kelas V SD karena terkena penyakit kanker serviks, sedangkan Adi Wijaya Putra baru saja meninggal karena serangan jantung.

Sebelum Adi Wijaya Putra menghembuskan nafas terakhir dan meminta putrinya agar menikah dengan Rico, karena Jelita adalah perempuan pintar, dia membuat kesepakatan tertulis dan bermeterai dengan keluarga calon suaminya jika mereka tidak akan meminta bagian harta warisan peninggalan kedua orang tuanya tanpa seizin Jelita.

Selain itu, diantara sekian toko peninggalan kedua orang tuanya, Jelita mengaku hanya punya 3 buah toko pada keluarga suaminya. Perempuan cantik tersebut sengaja berbuat demikian karena dia belum terlalu mengenal bagaimana sifat Rico dan anggota keluarganya itu.

Sejak awal menikah sampai sekarang Jelita dan Rico tidur di kamar terpisah karena perempuan itu memang belum siap untuk tidur seranjang. Jelita tetap di kamarnya yang ada di lantai bawah, sedangkan Rico dia suruh menempati salah satu kamar yang ada di lantai atas.

*

"Dia cuma ngasih 1 juta? Pelit banget sih istrimu itu," sungut Baskoro ketika diberitahu anak lelakinya kalau Jelita hanya bisa bantu biaya pindahan 1 juta.

"Rico gak enak sama Jelita, Pak. Kan kita baru nikah 2 bulanan. Lagipula kalian sudah diijinin tinggal di rumahnya kan sudah bersyukur," Rico berusaha memberi pengertian pada bapaknya.

"Haish. Ya sudah, kamu cepetan ikutan bantu-bantu kita."

Tanpa banyak cakap lagi, keluarga itu pun melanjutkan kegiatan kemas-kemas barang lalu mengangkut ke atas mobil pick up semuatnya.

"Bik Sumiii!! Watiii!! Bantu kita angkut baraaang!!" teriak Dewi, istri Baskoro begitu masuk ke dalam rumah Jelita.

Karena saat itu Jelita sedang berjaga di toko, Bik Sumi dan Wati pun takut menolak perintah ibu mertua majikannya tersebut. Dengan gegas mereka menuruti perintah Dewi untuk mengangkut barang dari mobil pick up ke 2 kamar yang masih kosong. Sisca, adik Rico memilih menempati kamar lantai atas, sedangkan Baskoro dan Dewi menempati kamar lantai bawah.

Yang pertama kali diangkut mobil pick up adalah barang-barang non mebeuler. Begitu kegiatan pengangkutan selesai, Dewi, Baskoro dan Sisca masih menyuruh Bik Sumi dan Wati untuk membongkar kardus sekalian menatanya. Aktifitas menata barang berlangsung hampir 3 jam.

"Ada makanan gak, Bik? Habis kerja berat perutku rasanya kok laper banget," kata Dewi selesai menata-nata barang di kamar.

"Ada Buk, saya tadi masak sayur sop dan goreng tahu tempe," ucap wanita berumur 54 tahun itu.

"Lauknya cuma tahu tempe goreng? Gak ada ayam atau minimal telur goreng gitu?" tanya Dewi keheranan campur kesal.

"Gak ada Buk, tadi Mbak Jelita sudah pesen masak lauknya tahu tempe goreng saja," balas Bik Sumi apa adanya.

"Ya sudah. Kalau begitu Bik Sumi beritahu Sisca untuk turun dulu dan makan siang," Dewi memerintah ART itu dengan nada bicara seolah-olah dia lah pemilik rumah tersebut.

"Iya, Buk," tanpa berani membantah, Bik Sumi pun langsung naik ke lantai atas untuk memberitahu Sisca.

1
Saad Kusumo Saksono SH
bagus
Kezia Suhartini: trimakasih untuk apresiasinya... 🙏
total 1 replies
Idahas 3105
sdh numpang gak mau bantu2 lagi
Idahas 3105
beuhhh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!