NovelToon NovelToon
Kehidupan Penuh Luka

Kehidupan Penuh Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Selingkuh / Cerai
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Clara

Kehidupan memang penuh lika-liku. Itulah yang terjadi pada kisah kehidupan seorang gadis cantik yang merupakan putri seorang pengusaha kaya raya. Namun hidupnya tidak berjalan semulus apa yang dibayangkan.

Jika orang berpandangan bahwa orang kaya pasti bahagia? Tapi tidak berlaku untuk gadis ini. Kehidupannya jauh dari kata bahagia. Ia selalu gagal dalam hal apapun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

...𝙼𝚞𝚗𝚐𝚔𝚒𝚗 𝚓𝚊𝚝𝚞𝚑 𝚌𝚒𝚗𝚝𝚊 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚍𝚒𝚊𝚗𝚐𝚐𝚊𝚙 𝚜𝚎𝚋𝚞𝚊𝚑 𝚊𝚗𝚞𝚐𝚛𝚊𝚑 𝚗𝚊𝚖𝚞𝚗 𝚓𝚒𝚔𝚊 𝚙𝚊𝚝𝚊𝚑 𝚑𝚊𝚝𝚒 𝚖𝚊𝚔𝚊 𝚒𝚝𝚞𝚕𝚊𝚑 𝚔𝚘𝚗𝚜𝚎𝚔𝚞𝚎𝚗𝚜𝚒𝚗𝚢𝚊...

...𝓚𝓮𝓱𝓲𝓭𝓾𝓹𝓪𝓷 𝓟𝓮𝓷𝓾𝓱 𝓛𝓾𝓴𝓪...

"Ini kamar apa ya? Perasaan gak pernah dibuka sama Mas Devan deh" gumam Arlla menatap sebuah pintu berwarna coklat yang ada di hadapannya. Pintu yang selalu tertutup rapat.

Arlla memutar knock pintu itu dan berniat mencari tau apa yang ada di balik pintu coklat itu. "Terkunci?" Wanita itu semakin dibuat penasaran dengan isi di dalam ruangan itu. Pasti ada sesuatu yang penting yang tersimpan di dalamnya hingga Devan selalu mengunci pintu itu.

"Aku harus cari kunci itu" Arlla berjalan cepat menuju kamarnya dan mencari kunci agar bisa membuka pintu itu. "Kira-kira di taruh mana ya kuncinya" Arlla bergerak dengan gesit mencari kunci itu di setiap laci, lemari, nakas bahkan apapun itu.

"Kalau sesuatu yang penting gak mungkin di taruh sembarangan. Mungkin di ruang kerjanya" tebak Arlla kemudian menuju ruang kerja Devan.

Ceklek

Arlla dibuat terkejut saat melihat Devan duduk di dalam ruangan itu. Begitupula dengan Devan yang ikut terkejut dengan kedatangan Arlla yang seolah sedang terburu-buru.

"Ada apa? Kaya orang buru-buru gitu" tanya Devan

Arlla masuk ke dalam ruangan dan menutup kembali pintu berwarna putih itu. Ia tertangkap basah oleh Devan yang bisa dengan cepat membaca raut wajahnya.

Bukannya tadi bilang mau keluar sebentar batin Arlla

Wanita itu berjalan mendekati Devan sembari memikirkan alasan apa yang harus ia katakan pada pria itu agar tidak mencurigai dirinya. "Kenapa hmm?" tanya Devan

"Itu... "

"Itu apa?"

"Tadi di kamar ada kecoa terbang" jawab Arlla asal

"Hah? Kecoa?" Dahi Devan mengkerut. Pasalnya selama ini tidak pernah ada serangga apapun di dalam rumahnya.

"Iyaa tadi ada beneran mas" ucap Arlla meyakinkan pria itu berharap agar Devan tidak curiga.

Devan meraih pinggang Arlla dan menariknya agar duduk di pangkuannya. "Nanti biar aku cek" Devan menyingkap rambut wanita itu dan mencium leher Arlla dengan rakus.

"Mmpph mas lanjutin kerjaannya dulu" ucap Arlla dan berusaha bangkit dari pangkuan pria itu.

"Udah selesai kok" Devan menutup laptopnya begitu saja dan melanjutkan aktivitasnya.

Jika sudah seperti ini Arlla tidak bisa berkutik apapun. Devan tidak akan membiarkannya lolos begitu saja walaupun memberikan alasan apapun itu.

Arlla keluar dari ruang kerja Devan setelah dua jam berada di dalam sana. "Bukannya dapet kunci malah aku yang di mangsa" Arlla menuruni anak tangga.

Wanita itu menjatuhkan tubuhnya dengan kasar di sofa empuk yang ada di ruang keluarga. Tangannya meraih sebuah tumpukan buku dan mengambil salah satunya.

Pening dengan urusan mencari kunci ruangan yang membuatnya penasaran itu, kini Arlla memilih membaca salah satu buku novel sambil tiduran di atas sofa.

Tak lama tampak Devan pun ikut menuruni anak tangga. Pria itu tersenyum melihat Arlla yang sibuk dengan aktivitasnya sambil mengayunkan kakinya yang terjuntai ke bawah.

Tidak ingin mengganggu wanitanya itu, Devan memilih menyibukkan diri dengan membuat salad buah untuk Arlla. Tangan pria itu dengan lihai mengupas satu persatu buah-buahan yang ia siapkan. Berbagai jenis buah-buahan sudah tersedia di atas meja dapur mulai dari anggur, melon, apel, pir dan buah yang lainnya.

Meskipun tangannya sibuk membuat salad, namun matanya tak pernah lepas sedikitpun dari Arlla yang bahkan mungkin tidak menyadari jika Devan berada di dapur.

"Ekhem" Devan datang dengan semangkuk salad membuat Arlla mengalihkan atensinya yang semula menatap buku novel menjadi mendongak melihat wajah rupawan Devan.

"Apa itu?" Arlla bertanya dengan antusias menatap isi mangkuk yang masih berada di tangan Devan.

"Salad buah" Devan duduk di samping istrinya itu dan menarik pinggang Arlla agar lebih mendekat ke tubuhnya.

"Harus banget dempetan? Nih sofa bisa muat lima orang juga. Masih luas tauk" protes Arlla namun tangannya mulai menyuapkan sesendok salad ke dalam mulutnya.

"Suapin juga dong" pinta Devan dan membuka mulutnya.

Arlla memasukkan sesendok salad ke dalam mulut Devan namun gerakan itu terhenti begitu saja. "Enak aja, makan sendiri dong" Arlla membelokkan tangannya itu dan memakan salad itu sendiri.

"Ngeselin ya" Devan menarik paksa tangan Arlla yang memegang sendok salad dan memasukkannya ke dalam mulutnya dengan kasar.

"Nah gitu dong. Pinter" puji Devan sembari mengacak rambut Arlla dengan gemas.

"Aku mau tanya sesuatu boleh?" tanya Arlla mendadak serius

"Tanya apa?" Devan mengusap bibir Arlla yang terkena mayonaise lalu memakannya.

"Isi dari ruangan itu apa?" tanya Arlla dengan menunjuk sebuah pintu yang sedari tadi membuatnya penasaran.

"Ruangan dukun. Buat guna-guna kamu" jawab Devan asal sembari memakan salad tanpa menoleh ke arah Arlla.

"Mas, aku serius" ucap Arlla

"Apa imbalannya kalau aku ngasih tau?" tanya Devan

Arlla berpikir keras hal apa yang bisa ia berikan untuk Devan agar pria itu mau membuka mulut. Tanpa aba-aba Arlla memberanikan diri mencium pipi Devan membuat si empunya terkejut sekaligus berbunga-bunga.

"Okey lumayan lah. Ada lagi?" Devan menaik turunkan alisnya menggoda Arlla.

"Udah mulai berani" Lelaki itu kembali mengacak rambut Arlla dengan gemas. Ia memajukan wajahnya pada Arlla hingga hanya berjarak satu cm.

"Aku akan kasih tau. Tapi janji dulu" ucap Devan

"Janji apa?"

"Aku takut kamu gak bisa nerima ini"

"Apa yang belum aku ketahui?" tanya Arlla begitu penasaran.

"Kamu harus mencintai aku terlebih dahulu" ucap Devan membuat Arlla tersedak seketika.

"Mas... "

"Aku tau sampai sekarang hati kamu gak sepenuhnya disini. Dia masih terus bersama Gerald kan" ucap Devan dengan memaksakan mengukir senyuman di bibirnya.

"Kamu tau sendiri kalau kita menikah atas dasar paksaan dan ancaman" ucap Arlla

"Demi Gerald dan keluargamu juga kan?"

"Kamu terus berkorban buat mereka"

"Kamu kehilangan cinta kamu, kehilangan masa depan kamu, kehilangan harapan bisa bersama Gerald. Semua itu kamu kubur dalam-dalam demi menyelamatkan mereka. Menyelamatkan karir, hidup dan kebahagiaan mereka" ucap Devan dan tersenyum getir.

"Lalu kapan kamu memikirkan diri kamu sendiri"

"Kalau aku lebih mentingin kebahagiaan aku sendiri sampai sekarang aku gak akan jadi istri kamu" ucap Arlla pelan

"Aku hanya butuh cinta kamu sedikit aja"

"Apa gak akan pernah ada ruang untuk aku di hati kamu?" Arlla hanya terdiam tak bisa menjawab.

"Setidaknya kamu memiliki ragaku bukan? Seperti yang kamu katakan waktu itu" ucap Arlla

"Sekarang aku milik kamu bukan? Lalu untuk apa membahas hal kaya gini. Bukannya itu gak penting" ucap Arlla dan kembali ke topik sebelumnya.

"Kamu belum jawab aku"

"Di dalam situ ada apa?"

Devan mengeluarkan sebuah kunci berwarna hitam dan memberikan itu pada Arlla. "Kamu bisa membukanya" ucap Devan

"Sungguh?" Devan mengangguk sebagai jawaban.

"Sekarang kamu berhak mengetahuinya. Aku terima apapun konsekuensinya. Kamu istri aku sekarang dan kamu berhak tau apa aja yang ada di hidup aku" Devan tersenyum.

"Kamu orang baik. Kamu tulus mencintai seseorang. Hanya aja aku yang susah buat mencintai orang baru" ucap Arlla dan beranjak naik ke lantai dua.

1
Akhmad Soimun
Coba aah Ramaikan, kayaknya bagus..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!