Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Mungkin peribahasa ini sangat cocok untuk menggambarkan kehidupan gadis ini.
Meyva Maharani Nareswari, gadis muda, cantik nan mandiri, kini tengah di hantam dengan kepahitan yang luar biasa dalam hidupnya. Kecewa yang berlipat karena melihat sang kekasih hati yang berselingkuh dengan saudari tirinya sendiri. Di tambah lagi dengan fitnah keji yang di lempar sang mantan dengan tujuan untuk membuat playing victim agar pria itu tak di salahkan dan berbalik semua kesalahan justru jatuh pada Meyva.
Di selingkuhi, di fitnah, di tikung dari belakang, di usir dan satu lagi ... harus menikah dengan seseorang yang baru dia kenal secara mendadak.
Apakah Meyva bisa melewati semuanya?
Apakah kehidupan Meyva bisa jauh lebih bahagia setelah menikah atau justru sebaliknya?
Penasaran dengan kisah kehidupan Meyva?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ennita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
❤️ Happy Reading ❤️
Tok
Tok
Tok
"Mama boleh masuk?" tanya mama Lira pada Dave dan Meyva yang berada di dalam kamar, meskipun tanpa meminta ijin pun nyonya besar rumah itu tetap bisa saja langsung masuk, sebab pintu kamar tak di tutup oleh Dave yang tak ingin orang rumahnya berpikiran macam-macam nanti.
"Iya mam." sahut Dave.
"Dave, itu ada Nik di luar ... katanya kamu yang minta dia datang kesini." kata mama Lira memberi tahu sang putra.
"Ah iya mam, ada pekerjaan yang harus aku selesaikan sama dia." sahut Dave. "Aku keluar dulu ya, kamu sama mama." kata Dave pada Meyva.
Perlakukan yang sangat manis di mata mama Lira, sebab putranya itu sempat mengelus sebentar salah satu pipi Meyva dengan tangan besarnya sebelum beranjak.
Begitu sang putra keluar, mama Lira pun duduk di mana tadi Dave duduk.
"Bagaimana keadaan kamu sayang?" tanya mama Lira.
"Sudah baikan tante." jawab Meyva. "Terimakasih." ucapnya yang membuat mama Lira menggelengkan kepalanya dengan pelan.
"Kamu sudah banyak mengucapkan kata terimakasih sayang." kata mama Lira. "Hem maaf kalau tante sedikit lancang, apa kamu ada masalah sayang? Apa ini ada kaitannya dengan putra tante?" tanya mama Lira yang mencoba memancing Meyva agar sedikit bisa terbuka padanya. "Kalau iya biar nanti tante kasih pelajaran kekasih kamu itu." sambungnya lagi yang membuat Meyva tersenyum.
"Enggak tante, ini sama sekali gak ada hubungannya dengan Dave." jawab Meyva.
"Mama kak Meyva ... Reta boleh gabung gak nih?" tanya Reta yang ada di ambang pintu.
"Tentu saja, sini sayang." sahut mama Lira.
Ya begitulah mama Lira, menganggap menantunya seperti putrinya sendiri dan dia juga tak ingin ada jarak dengan para menantunya kelak. Karena bagi mama Lira para menantunya lah yang melanjutkan tugasnya untuk mengurus anak-anaknya, jadi beliau berterimakasih untuk itu.
"Daniel mana Ta?" tanya mama Lira begitu Reta ada di dekatnya.
"Lagi ngobrol sama papa." sahut Reta. "Mama tau sendiri kalau para pria itu sudah berkumpul yang di bahas pasti gak jauh-jauh dari pekerjaan." lanjutnya yang di benarkan oleh sang ibu mertua.
"Kamu bisa anggap mama juga Reta seperti keluargamu sendiri Mey, sebagai sahabat juga boleh." tutur mama Lira. "Jadi kalau butuh teman untuk berkeluh kesah, kami siap untuk menampung itu semua." imbuhnya. "Iya gak Ta?" tanyanya pada Reta.
"Yup betul kak." sahut Reta.
❤️
Di ruang kerjanya, kini Dave sedang mendengarkan asistennya berbicara sambil membaca satu persatu kertas yang ada di tangannya.
"Tuan muda bisa membacanya jika ingin tau lebih detail." kata Nikolas di akhir kalimatnya.
"Jadi kesimpulannya di sini Meyva yang notabene anak kandung sekarang malah di perlakukan bak anak tiri oleh ayahnya?" tanya Dave yang di angguki oleh Nikolas.
"Benar tuan muda dan semua itu tak lepas dari campur tangan ibu serta saudara tirinya yang terus memprovokasi tuan Surya." jawab Nikolas.
Dave malam-malam meminta Nikolas ke sini untuk mengatakan sekaligus menjelaskan hasil penyelidikannya tentang Meyva. Walau bagaimanapun di depan keluarganya Meyva dan dirinya adalah sepasang kekasih, jadi rasanya tidak mungkin jika dirinya tak tau apa-apa tentang gadis itu.
Semula Dave akan meminta hasil penyelidikan Nikolas besok saja pas di perusahaan, namun ketika melihat kondisi Meyva, bagaimana gadis itu menangis pilu di pelukannya, membuat rasa penasaran dalam hati dan pikirannya semakin bertambah.
"Ternyata dia tidak berbohong di usir oleh ayahnya." gumam Dave.
"O iya tuan muda, kurang dari sepekan rencananya saudara tiri serta mantan kekasih nona Meyva akan bertunangan, dan berlanjut menikah pada hari di mana yang seharusnya menjadi hari pernikahan nona Meyva dan pria itu." info Nikolas.
"Dapatkan bukti perselingkuhan mereka berdua." titah Dave. "Dan juga cari informasi sedetail mungkin dengan keluarga Nareswari juga keluarga si brengsek itu termasuk usaha keluarga mereka." perintahnya lagi.
Dave harus tau tentang mereka semua agar bisa membantu Meyva untuk membalaskan dendamnya. Dan dia bisa mengambil langkah apa nantinya untuk menghancurkan mereka.
"Baik tuan muda." jawab Dave. "Em apa tuan masih ingat di mana kita pernah berhenti di jalan tempo hari?" tanya Nikolas. "Yang saya menghampiri pengendara mobil?" tanyanya lagi.
"Yang kamu bilang kacau?" tanya balik Dave.
"He'em." jawab Nikolas sambil menganggukkan kepalanya. "Dan orang itu adalah nona Meyva. " kata Nikolas memberi tahu. "Pada saat itu tepat dimana nona Meyva mengetahui perselingkuhan saudara tiri dan calon suaminya." imbuhnya.
"Sudah malam, kamu mau menginap apa pulang Nik?" tanya Dave saat melihat jam yang ada di pergelangan tangannya sudah menunjukan sekitar pukul setengah sebelas malam, tak terasa cukup lama juga mereka berbincang membicarakan informasi tentang Meyva.
"Saya pulang saja tuan muda." jawab Nikolas.
"Kalau begitu hati-hati di jalan." kata Dave yang di angguki oleh Nikolas.
Begitu Nikolas pulang, Dave melangkahkan kakinya ke kamar Meyva terlebih dahulu sebelum masuk ke kamarnya sendiri untuk beristirahat.
Cklek
Saat pertama masuk ke dalam kamar, pertama yang Deva lihat adalah Meyva yang sudah terlelap di atas ranjang.
"Selamat malam." bisik Dave dengan tangan terulur mengelus kepala Meyva dengan pelan karena takut sang empunya malah terbangun.
Tapi saat baru Dave akan melangkah, dia kembali mengurungkan niatnya saat mendengar suara Meyva.
"Bunda." lirih Meyva dengan di iringi tangisan yang menyayat hati.
Dave memutuskan untuk duduk di tepi ranjang.
"Mey." panggil Dave. "Meyva, bangun Mey." kata Dave dengan pelan untuk membangunkan Meyva.
Tak berselang lama usaha Dave pun berhasil dan Meyva pun bangun dari tidurnya.
"Dave." lirih Meyva dan langsung duduk dari tidurnya.
"Minum dulu." kata Dave dengan memberikan satu gelas air yang di ambilnya dari atas nakas.
Meyva pun menerimanya dan meminumnya hingga beberapa tegukan, sehingga membuatnya sedikit lebih tenang meskipun air mata masih tak mau berhenti.
Meyva berusaha menghapus air mata yang ada di pipinya, bahkan Dave pun ikut menyeka air mata itu menggunakan tangannya.
"Kangen sama bunda?" tanya Dave yang di angguki oleh Meyva. "Sudah jangan menangis lagi, kalau kangen sama bundamu, besok begitu sudah sehat ... aku antar datang ke makam bunda kamu." kata Dave.
"Terimakasih Dave, tapi aku bisa sendiri ke sana." ucap Meyva. "Aku gak mau ngerepotin kamu." katanya lagi dengan lirih.
"Sama sekali gak ngerepotin." kata Dave. "Tidur lagi ya, ini sudah malam." kata Dave dengan begitu lembut.
"Kamu sendiri ... " kata Meyva.
"Nanti aku tidur setelah kamu tidur." sahut Dave.
Meyva kembali berbaring dan mencoba untuk menutup matanya. Entah karena masih begitu sangat mengantuk atau karena begitu nyaman dengan usapan tangan Dave yang ada di kepalanya membuat Meyva terlelap dengan cepat.
"Aku akan membantu untuk membalas semua perlakuan mereka padamu." lirih Dave. "Itu janjiku." sambungnya lagi.
Entah keberanian dari mana, tak ada angin tak ada hujan tiba-tiba Dave semakin menundukkan kepalanya hingga mencuri satu kecupan di kening Meyva baru setelah itu keluar dari sana.
pesan buat author tetap semangat ya..,Jgn perduli kan orang ya gak mengerti susah nya perjuangan seorang buat bikin ni novel💪💪👍👍👍