Sepuluh tahun Carla Magdalena mencintai Paman angkatnya, yang menjadi walinya, menggantikan ke-dua orang tuanya yang sudah meninggal.
Carla begitu posesif pada Pamannya, ia akan marah, serta berteriak kepada setiap wanita, yang mendekat pada Pamannya, Bastian Kenneth.
Sehingga Bastian begitu membenci Carla, dan selalu mengabaikan Carla.
Sepupu jauh Carla, Ivanka Caroline, pihak dari Ayah Carla, menjadi saingan Carla untuk mendapatkan cinta Bastian.
Ivanka Caroline menghasut Bastian, sehingga Bastian semakin membenci Carla.
Sampai Carla meregang nyawa di tangan sepupunya itu, Bastian tidak perduli sama sekali.
Sakit hati melihat kenyataan, membuat Carla menyadari, kalau ia begitu bodoh, terlalu mencintai Bastian Kenneth.
Seandainya ia di beri kesempatan, untuk menjalani kehidupan kedua, Carla berjanji, tidak akan pernah mencintai Bastian lagi, ia menyesal telah jatuh cinta kepada Bastian Kenneth.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 34.
Perasaan Carla begitu senang, setelah di terima bekerja di toko roti, ia bersenandung sembari mengemudikan mobil merahnya.
Drrttt!
Tiba-tiba ponselnya bergetar. Carla melihat nama Rocky di layar ponselnya.
Ia tidak memperdulikan panggilan tersebut, ia tetap mengemudi, dan membiarkan ponselnya terus bergetar di holder ponsel.
Tapi, ponselnya tetap bergetar, Rocky sudah keenam kalinya memanggil, saat mobilnya berhenti di lampu merah.
Dengan malas akhirnya Carla menerima panggilan Rocky, "Ada apa?" tanyanya dingin.
"Nona.. Nona Carla tolong.. tolong Tuan Bastian, dia tidak mau berhenti minum, dia sedang tidak enak badan, tapi ia terus saja minum sampai mabuk, saya tidak dapat menghentikannya.. dia melempar barang apa pun, kepada siapa saja yang datang mendekat, untuk menghentikannya minum, mungkin dengan bujukan Nona Carla, Tuan Bastian akan mendengarkan anda, Nona!"
Suara Rocky terdengar begitu khawatir, dan terdengar bergetar karena kekhawatiran yang mendalam.
"Bukan urusan ku, aku tidak punya waktu mengurusi Bos mu!"
Klik!
Carla mematikan ponselnya, dan kembali mengemudi, lampu merah telah berganti berwarna hijau.
Sementara itu di sebuah Bar, Rocky dengan sabar terus membujuk Bastian, untuk berhenti minum.
"Tuan, sakit kepala anda akan semakin parah, jika anda terus minum! berhenti lah, Tuan!" sahut Rocky, mencoba untuk mendekat lagi pada Bastian.
Buk!!
Kepala Bastian terjatuh ke atas meja bar, karena sudah tidak mampu lagi, lehernya menahan berat kepalanya, yang terasa begitu sakit.
Ia terkulai lemas, tidak bertenaga lagi untuk mengamuk.
Rocky akhirnya dapat memegang tangan Bastian, dan ia pun memberi kode pada dua Bodyguard Bastian, untuk memapah Bastian keluar dari dalam Bar tersebut.
"Carla... maafkan Paman.. Carla kamu.. pergi.. ke mana.. Carla... "
Terdengar suara gumaman Bastian di antara mabuknya, tidak berhenti menyebut nama Carla.
Sesampainya di area parkiran, tiba-tiba Bastian ingin muntah, membuat ke dua Bodyguard nya sontak membawa Bastian menjauh dari area parkir.
"Huekkk!!"
Bastian pun memuntahkan isi perutnya, membuat raut wajah ke dua Bodyguard nya, berkerut menahan bau yang tidak sedap.
Mereka jadi ingin muntah juga, mencium bau aroma muntahan Bastian.
Setelah merasa Bastian tidak muntah lagi, mereka pun membawa Bastian ke mobil.
Setelah mereka meninggalkan pelataran parkiran Bar, dan meluncur ke jalan raya, mabuk Bastian perlahan mulai berkurang sedikit.
Ia perlahan membuka matanya, dan mencoba fokus melihat sekelilingnya.
"Di mana ini?" tanyanya pelan.
"Kita akan pulang, Tuan!" terdengar suara Rocky, menjawab dari sampingnya.
Bastian menoleh ke samping, dan melihat Rocky duduk di sampingnya.
"Kita mau ke mana?" tanya Bastian bingung, kepalanya masih terasa berdenyut, dan wajahnya masih memerah, karena mabuknya belum hilang sepenuhnya.
"Kembali ke Mansion, anda masih sakit, dan perlu istirahat, Tuan!" jawab Rocky.
"Ooh... "
Bastian yang masih mabuk, tidak begitu ingat apa yang terjadi, ia hanya menjawab apa adanya saja.
Sementara ia masih merasakan kepalanya berdenyut, membuat ia ingin tidur, karena merasa sangat lelah sekali.
Sementara itu, Carla telah sampai di apartemen nya, dan memarkirkan mobi merahnya di area parkiran apartemen.
"Hai, Nona Miller! kita bertemu lagi!"
Terdengar suara seorang lelaki menyapa Carla, dan Carla ingat sekali dengan suara siapa yang menyapanya tersebut.
Benar sekali, setelah ia menoleh melihat pria itu.
Carla tersenyum ramah pada pria itu, "Andrian, kan?" tanya Carla memastikan ingatannya, akan nama pria tersebut.
"Iya, benar sekali!" Andrian tersenyum senang, mendengar Carla menyebutkan namanya.
"Apakah anda hendak keluar?" tanya Carla, sembari melihat beberapa mobil yang terparkir.
Carla pikir pria itu datang ke area parkir, untuk mengambil mobil.
"Oh, tidak, saya baru pulang juga, sama seperti Nona Miller!" jawab pria itu tersenyum, "Apa Nona Miller ada waktu senggang? saya ingin mengajak anda minum kopi!"
Carla diam di tempatnya, karena ia belum pernah di ajak seseorang sebelumnya, untuk minum kopi.
Saat kehidupannya yang lalu, ia tidak pernah berinteraksi dengan kalangan umum, selain di sekitar Mansion.
Sekarang ia akhirnya dapat merasakan, bagaimana ia akan beradaptasi dengan orang lain, selain orang-orang yang ada di dalam Mansion.
Melihat sikap Andrian yang sopan, dalam pandangan Carla, pria itu sepertinya bisa di percaya menjadi seorang teman.
Carla pun menganggukkan kepalanya.
Bersambung.....