Damarius Argus Eugene (22 tahun), seorang Ilmuwan Jenius asli Roma-Italia pada tahun 2030, meledak bersama Laboratorium pribadinya, pada saat mengembangkan sebuah 'Bom Nano' yang berkekuatan dasyat untuk sebuah organisasi rahasia di sana.
Bukannya kembali pada Sang Pencipta, jiwanya malah berkelana ke masa tahun 317 sebelum masehi dan masuk ke dalam tubuh seorang prajurit Roma yang terlihat lemah dan namanya sama dengannya. Tiba-tiba dia mendapatkan sebuah sistem bernama "The Kill System", yang mana untuk mendapatkan poin agar bisa ditukarkan dengan uang nyata, dia harus....MEMBUNUH!
Bagaimanakah nasib Damarius di dalam kisah ini?
Apakah dia akan berhasil memenangkan peperangan bersama prajurit di jaman itu?
Ikuti kisahnya hanya di NT....
FYI:
Cerita ini hanyalah imajinasi Author.... Jangan dibully yak...😀✌
LIKE-KOMEN-GIFT-RATE
Jika berkenan... Dan JANGAN memberikan RATE BURUK, oke? Terima kasih...🙏🤗🌺
🌺 Aurora79 🌺
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora79, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
*P R O L O G*
...----------------...
Garbatella, 15'November'2030....
KRING!
KRING!
Terdengar suara handphone berdering sangat kencang pada jam 8:00 waktu Roma.
Sedangkan yang punya handphone sedang berada di kamar mandi untuk bersiap pergi ke Laboratorium, tempat dia bekerja saat ini.
Damarius Argus Eugene (22 tahun), adalah seorang pemuda tampan dengan tinggi 182cm dan tubuh atletis. Terlahir dari keluarga besar Eugene di Roma-Italia.
Kedua orangtuanya baru saja meninggal akibat sebuah kecelakaan beruntun di jalan tol dekat tempat tinggal mereka. Orangtua Damarius mewariskan sejumlah aset serta dua buah perusahaan besar dengan nama "ALGATS CORP" yang bergerak dalam bidang tekhnologi dan property.
Damarius tidak berminat untuk mengelola kedua perusahaan tersebut. Dia memberikan semua wewenang kepada tangan kanan ayahnya yang bernama Helios Forbes.
Sedangkan Damarius sendiri bekerja untuk sebuah organisasi kemiliteran rahasia di Roma sebagai seorang ilmuwan. Dia memang seorang jenius dalam bidang itu, dan selalu mengeluarkan ciptaan-ciptaannya yang sangat berguna untuk organisasi tersebut.
TAP...
TAP...
TAP...
KLIK!
📱: "Halo...."
📱: "Morning, Damarius... Apakah kamu masih berada di mansion? Kalau iya, cepatlah berangkat ke Lab! Ada sesuatu yang salah dengan bahan-bahan yang kamu instruksikan kemarin!" ujar seseorang di sana dengan nada panik.
📱: "Salah....bagaimana maksudnya?" tanya Damarius sambil mengeryitkan keningnya.
📱: "Bahan-bahan ini terlihat saling menolak, ketika di satukan! Kami tidak berbuat lebih jauh, karena takut terjadi sesuatu yang fatal!" jawab seseorang disana.
📱: "Baiklah! Kalian tunggu diluar saja sampai aku datang! Aku akan bersiap sekarang... Tunggu aku sekitar dua puluh menit!" titah Damarius dengan nada serius.
📱: "Oke! Kami tunggu kedatangan kamu! Datanglah sesegera mungkin, Damy!" jawab seseorang di sana.
📱: "Oke...."
KLIK!
Damarius segera memutuskan pembicaraan dengan sepihak. Lalu dia bergegas memakai pakaiannya sambil memakan sarapannya dengan cepat.
Setelah itu, dia bergegas keluar dari mansionnya setengah berlari untuk menuju ke arah garasi mobilnya.
TAP!
TAP!
TAP!
TULIT!
TULIT!
CEKLEK!
BRAAK!
Damarius langsung masuk dan menstarter mobil sportnya dengan gerakan yang secepat kilat.
Tanpa menghiraukan sapaan para pekerja yang ada di rumahnya, dia langsung melesatkan mobilnya ke luar mansion milik orangtuanya.
BRUUUM!
BRUUUM!
...💨💨💨...
Kurang dari dua puluh menit, Damarius sudah sampai di sebuah laboratorium milik pemerintah Roma yang berada di Colonna. Kedatangannya langsung disambut oleh teman-teman seprofesinya.
"Damy....Damy...!"
HOSH!
HOSH!
HOSH!
Seorang wanita berlari kencang ke arahnya. Dia adalah asisten pribadinya dalam mengembangkan barang-barang yang dia ciptakan selama dua tahun belakangan ini. Wanita tersebut bernama Helcia Eissa.
"Kenapa kamu berlarian begitu, Helcia?" tanya Damarius heran.
"Aku takut.... Bahan-bahan yang akan kamu pergunakan untuk membuat bom itu, ternyata saling menolak ketika di satukan!" jawab Helcia drngan nada suara bergetar.
"Bagaimana bisa??? Apakah kalian membeli bahan-bahan yang sudah aku tuliskan kemarin dan mencampurnya sesuai takaran yang aku berikan? Jika iya, bahan-bahan itu seharusnya tidak akan menolak ketika di satukan!" ujar Damarius curiga.
"Aku tidak tahu..." jawab Helcia lugas.
"Kemarin aku tidak ikut, ibuku dalam keadaan kritis di rumah sakit. Jadi aku kesana untuk melihatnya..." tambah Helcia.
"Lalu, ketika aku datang pagi ini, aku segera mencampur bahan-bahan tersebut sesuai dengan apa yang kamu instruksikan. Dan bahan-bahan itu....menolak!" ujar Helcia kembali.
"Ayo, kita melihatnya sekarang!" ajak Damarius pada Helcia.
DRAP!
DRAP!
DRAP!
Suara langkah kaki rombongan itu berjalan dengan cepat menuju ke arah ruangan khusus penelitian.
Ketika Damarius ingin membuka pintunya, tiba-tiba handphonenya berbunyi kembali.
KRING!
KRING!
KLIK!
📱: "Halo...."
📱: "Damarius! Apakah percobaan kamu untuk membuat sebuah 'Bom Nano' sudah ada hasilnya?" tanya seseorang di seberang sana.
📱: "Belum, Sir! Ada sedikit masalah di sini, mungkin besok aku akan melaporkan hasilnya..." jawab Damarius lugas.
📱: "Baiklah! Saya tunggu kabar baiknya! Bom itu akan kami uji coba pada sebuah kelompok penghianat yang berada di daerah Colle Mattia. Saya harap bom itu akan selesai besok!" titah seseorang di seberang sana dengan nada tegas.
📱: "Laksanakan, Sir!" jawab tegas Damarius.
KLIK!
Ketika Damarius menutup teleponnya, teman sekelompoknya hanya bisa menatap khawatir ke arahnya.
"Ada apa?... Apakah kalian meragukan kemampuanku, heh?!" tanya Damarius angkuh.
"Bu...bukan begitu...." jawab mereka serempak.
"Lalu apa?" tanya Damarius.
"Kami hanya khawatir.... Jika kamu memaksakan penggabungan itu, maka akan terjadi ledakan yang dahsyat!" ujar salah satu teman sekerjanya.
"Diamlah! Aku akan mencobanya... Kalian lebih baik membeli lagi bahan-bahan yang aku tulis kemarin. Biar aku sendiri saja yang bekerja, agar bisa konsentrasi!" ujar Ignatius kesal.
"Baiklah! Berhati-hatilah sampai kami kembali..." ujar Helcia dengan nada pasrah.
"Ya...terima kasih! Sekarang, pergilah...!" ujar Damarius mengusir mereka semua keluar dari bangunan itu.
...💨💨💨...
Setelah kepergian mereka, Damarius bergegas membuka pintu ruangan tersebut.
TULIT!
CEKLEK!
Damarius segera mengganti pakaiannya dengan pakaian Lab, dan langsung berjalan ke arah bahan-bahan yang tergeletak di meja percobaan.
TAP!
TAP!
TAP!
"Hmmm...."
"Bahan-bahan ini semuanya benar.... Tapi, kenapa...menolak?"
Damarius bermonolog sambil memeriksa bahan-bahan yang dibeli rekan-rekannya kemarin.
"Sepertinya harus dipaksakan dalam mencampurnya dan menambah timbangan dari setiap bahan yang ada.... Hmmm, sepertinya begitu...."
SREET!
SREET!
SREET!
Tangan Damarius dengan lihai menimbang dan mencampur bahan-bahan tersebut, sambil matanya sesekali melihat ke arah sebuah komputer yang ada di depannya.
"Aaaah, benar! Ternyata begitu cara kerjanya... Hahahahaha... Aku adalah jenius!"
Wajah Damarius terlihat sumringah, ketika dia melihat data yang ada di dalam komputer di depannya.
Campurannya....berhasil!
Damarius sangat senang melihat hal itu. Satu lagi penemuan hebatnya akan menjadi barang yang istimewa untuk organisasi pemerintah itu. Dan tentu saja, dia akan mendapat bonus yang besar dari atasannya.
"HAHAHAHAHAHAHAHA....!"
Damarius tertawa bahagia.
Akan tetapi....tiba-tiba....
TREEET!
TREEET!
WIU...WIU...WIU...!
Suara komputer yang mendeteksi adanya bahaya berbunyi.
WUING!
WUING!
WUING!
"BAHAYA TERDETEKSI...!"
BAHAYA TERDETEKSI...!"
"WHAAAAT....?"
Damarius membeliakkan matanya, ketika mendengar suara tersebut.
Lalu dia bergegas untuk segera berlati keluar dari dalam ruangan itu.
Akan tetapi....
KLEEK!
KLEEK!
"KENAPA PINTUNYA TERKUNCI???!!!!" teriak Damarius panik.
CEKLEK!
CEKLEK!
CEKLEK!
Dengan brutalnya, tangan Damarius menggerakkan gagang pintu otomatis tersebut ke atas dan ke bawah dengan wajah panik.
"SISTEM MENDETEKSI BAHAYA.... PENGUNCIAN OTOMATIS DILAKUKAN SAMPAI KEADAAN AMAN!!!"
Terdengar suara sistem komputer menginformasikan dengan lantang.
"SISTEM MENDETEKSI BAHAYA YANG TINGGI... PELEDAKAN OTOMATIS AKAN DI LAKUKAN DALAM....5...4...3...2...1....!"
"Apaaaaa???!!!!"
"TIDAAAAAAAKKKK!!!!"
"ARRRGHHHH!"
BOOOOM....!
DHUAAARRRRR...!
...****************...
Note:
Hai....hai....Para Reader's yang baik hati dan tidak sombong.
Ketemu lagi kita di novel receh milik Author. Seperti biasanya, Author meminta kerendahan hati kalian untuk KRISANNYA, Subscribe, Like, dan komen, oke? 😁
Dan Author harap, jangan berikan Author ini RATING BURUK ya, gaess...😊
Menulis dan mencari ide itu tidak gampang, jadi tolong kerja-samanya untuk mencari PAHALA KEBAIKAN di dunia per-NOVEL-an ini...😁✌
Yang tidak suka dengan Novel perhaluan Author, silahkan kalian SKIP aja....❤❤❤
Yang mau kasih GIFT, dipersilahkan...🤗
Author hanya bisa mengucapkan "Jazakummullah Khairan" untuk para Reader's yang mampir di Novel ini.
Visual pemeran dalam cerita ini....menyusul yach! Tenang aja, visual hasil "HALU" Author gak akan jelek-jelek amat kok...😁😁😁
Terima kasih,
Aurora79
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
mampir juga ya dikarya aku jika berkenan/Smile//Pray/