pada zaman dahulu kala, di semenanjung barat. terdapat sebuah kerajaan bernama kerajaan kamra, kerajaan itu di pimpin oleh bala kamra dan istrinya bernama Dwi kamra.
suatu hari, Dwi kamra melahirkan seorang anak bernama Ruy kamra, ia memiliki 3 kepribadian yang berbeda. sehingga, Ruy kamra di anggap ancaman oleh pamanya yang bernama Aden kamra. ia di buang oleh pamanya, yang di bantu istrinya ayu kamra. ia meminta bantuan penyihir kerajaan. mereka bekerja sama, untuk membuang Ruy kamra yang masih kecil itu, di sebuah hutan rimbun yang jauh dari kerajaan.
bagaimana kelanjutanya ?
apakah ruy kamra berhasil kembali ke kerajaan ?
simak novelnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ahmad Rifa'i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berlatih Menjadi Kuat
Ruy kamra tertawa senang, ia sempoyongan melihat para ke 5 perampok itu. "haha.. Apakah kalian tak berani menghadapi anak kecil." ucap Ruy kamra tertawa.
"jangan banyak bicara bocah." teriak perampok itu dengan marah.
Mereka tak menyadari, jika Ruy kamra sedang di rasuki siluman raja kera. nenek Yuni yang berlutut di depan perampok itu, Mereka akan me-memenggal nenek Yuni dengan pedang. perampok itu mengacungkan pedangnya dan akan menebas nenek Yuni.
tak sampai pedang itu mengenai leher nenek Yuni. dengan cepat, Ruy kamra merangkak berlari bagaikan kera yang mengincar mangsanya, Ia melompat sana sini. Ruy kamra mencakar perampok yang akan memenggal nenek Yuni. Seketika, perampok itu terpental jauh, Ruy kamra mengeluarkan cakarnya, seketika perampok itu terluka dan terdapat cakaran besar di dadanya. Mereka tidak bisa melihat kecepatan serangan Ruy kamra.
"anak ini ?" ucap perampok itu tak percaya.
"apakah kau mengajarinya bela diri kera ?" tanya perampok kepada nenek Yuni.
nenek Yuni terperangah melihat bela diri silat kera itu " itu adalah jurus siluman kera." gumam nenek Yuni.
Mata Ruy kamra memutih dan tumbuh bulu halus di sekitar wajahnya, kuku Ruy kamra mendadak tajam bagaikan kera. Ruy kamra tak sadarkan diri, ia di kendalikan oleh Yon raja siluman kera.
Ke empat perampok itu mengacungkan pedangnya dan menyerang Ruy kamra. " bunuh anak itu." teriak mereka.
"haha.. Kalian orang lemah, aku tak akan menggunakan kekuatan penuh ku." ucap yon siluman kera yang mengendalikan tubuh Ruy kamra.
Ruy kamra menghadapinya dengan tangan kosong, ia mengelak tebasan pedang ke 4 perampok itu dengan mudah. Ia seperti orang mabuk yang sempoyongan, ke 4 perampok itu kuwalahan menghadapi Ruy Kamara.
"bodoh, kalian tak bisa menghadapi bocah itu." ucap perampok yang terluka akibat cakaran Yon.
"anak itu siluman." teriak salah satu perampok.
Nenek Yuni hanya bisa terdiam dan tercengang, melihat keahlian bela diri Ruy kamra yang di kendalikan Yon.
"Hay siluman bodoh, kau akan mati di tanganku." ucap salah satu perampok yang sengaja memancing emosi.
"apa ? Bodoh." ucap Yon.
Sontak, Yon tak terima dengan ejekan itu ia adalah raja penghuni hutan wilayah barat, Raja tak akan memaafkan jika di rendahkan.
Yon mengumpulkan energinya dan berteriak mengaum, teriakan itu memekakan telinga para perampok itu. Sontak, mereka menutup telinganya. Angin bertiup kencang, burung-burung beterbangan menjauh. Angin teriakan Yon menghantam para perampok itu dan terpental sejauhnya, mereka terluka dan memuntahkan darah.
Mereka semua berlari ketakutan. Nenek Yuni yang melihat itu Tak percaya. " ini adalah kekuatan raja siluman kera."
Ruy kamra pingsan, nenek Yuni segera berlari menuju Ruy kamra, ia lalu mengendong Ruy kamra dan kembali ke gubuknya.
"aku sengaja menunjukan kekuatan ku kepada mu." ucap suara itu menggema di telinga nenek Yuni.
"terima kasih telah membantu ku, jika tidak. Aku akan mati." ucap nenek Yuni kepada Yon.
Saat sadar, Ruy kamra merasa pusing. "nenek aku kenapa ?" tanya Ruy kamra kebingungan.
"Kamu istirahat saja nak, kamu kecapean." ucap nenek yuni tersenyum.
Nenek Yuni membawakan bubur dan beberapa iris daging rusa. lalu, nenek Yuni menyuapi Ruy kamra, ia segera makan
Ruy kamra terdiam dan terduduk di kasur. Nenek Yuni melanjutkan perkataanya.
"Nanti, kalo sudah sembuh nenek akan mengajarimu bela diri silat." ucap nenek Yuni tersenyum.
"Benarkah nek ? Asik.." ucap Ruy kamra merasa senang. Ruy kamra memeluk nenek Yuni.
keesokan harinya. Ruy bangun pagi-pagi, nenek Yuni telah menunggunya di luar halaman memegang sebuah tongkat. Ruy kamra di ajarkan beberapa jurus silat, nenek Yuni memperagakan semua jurus yang ia pelajari dulu. Dengan cepat, Ruy kamra meniru semua jurusnya itu, nenek Yuni senang melihat Ruy kamra adalah anak yang cerdas. ia memiliki bakat, menjadi seorang pendekar silat.
Nenek Yuni mengajari Ruy kamra ilmu meringankan tubuh, ia di latih melompati batu ke batu untuk melatih otot kakinya.
"ayo nak lompat." ucap nenek Yuni.
Saat Ruy kamra belajar melompat, ia gagal dan terjatuh. tubuhnya mengalami luka-luka kecil. Nenek Yuni menggelengkan kepalanya.
Ruy kamra mengangkat 2 kendi air besar, ia memikul dengan pundaknya. Berlari mengitari hutan. "ayo cepat Ruy." ucap nenek Yuni.
Ruy kamra setiap hari belajar melompat dari batu ke batu dan membawa 2 kendi air dan berlari mengitari hutan-hutan. Dan memperagakan semua jurus yang di ajarkan nenek Yuni.
Nenek Yuni menyuruh Ruy kamra untuk melawan dirinya. "sekarang lawan nenek." ucap nenek Yuni.
Ruy kamra mempersiapkan kuda-kudanya, ia siap menyerang nenek Yuni, Ruy kamra menyerang dan menendang nenek Yuni. Akan tetapi, nenek Yuni berhasil melumpuhkan Ruy. Ia menyapu kaki ruy kamra, Ruy kamra seketika jatuh tersungkur.
Nenek Yuni tertawa." masih belum." ucapnya.
Ruy kamra tak pantang menyerah berbulan-bulan ia melatih dengan latihan yang sama.
15 tahun kemudian.
Ruy kamra sudah tumbuh dewasa, ia sudah berhasil menguasai berbagai ilmu silat. Karena ia telah berlatih bertahun-tahun.
Ruy kamra berbicara dengan nenek Yuni. "nenek. sekarang, biar aku yang bekerja, nenek istirahat saja di gubuk. biar aku yang mencari kayu bakar dan berburu." ucapnya sambil tersenyum.
Nenek Yuni bangga kepada Ruy kamra, ia tumbuh menjadi anak yang berbakti dan berjiwa kesatria. Ruy pun pergi meninggalkan gubuk, ia mencari kayu bakar dan pergi ke sungai kecil untuk berburu ikan.
Tiba-tiba, suara gaib itu datang membisiki nenek Yuni. "anak itu sudah tumbuh dewasa. sekarang, aku yang akan mengajarinya agar ia bisa mengendalikan dirinya saat aku mengambil ahli tubuhnya."
Nenek Yuni berbicara kepada suara gaib itu." wahai raja siluman kera, aku serahkan sepenuhnya kepadamu. Tetapi, berjanjilah kepadaku, jangan engkau manfaatkan anak tak bersalah itu."
"haha. Tentu saja, aku hanya menumpang di tubuhnya. aku hanya ingin membalaskan dendamku, kepada seorang pendekar yang telah mengalahkan ku beberapa tahun lalu." ucap yon raja siluman kera dengan tertawa lantang.
Di sisi lain. Saat Ruy kamra berjalan mencari kayu di hutan, Ruy kamra melihat sesosok jin berjubah hitam, bertubuh besar, dan menaiki kuda, Ruy kamra tak dapat melihat wajahnya. ia menghalangi Ruy kamra.
"mau ke mana kau bocah." ucap jin itu dengan Lantang.
"seumur hidupku. aku tak pernah bertemu dengan makhluk menyeramkan seperti ini." gumam Ruy di dalam hati.
"jangan diam." ucap jin itu marah.
jin itu menyerupai manusia pada umumnya, ia memegang pedang dan menghadapi Ruy kamra.
"aku hanya ingin melewati tempat ini." ucap Ruy kamra.
Tanpa aba-aba. jin itu menyerang Ruy dengan cepat, Ruy mengeluarkan jurus silat kera nya.
Ruy melompat ke sana sini, jin itu merengutkan dahinya. "Anak ini ?" gumam jin itu.
"siapa kau ?" ucap Ruy kamra penasaran.
"aku adalah Sin, pemimpin koloni jin di hutan ini." ucap sin menatap Ruy kamra.