Karena pengkhianatan suami dan adik tirinya, Lyara harus mati dengan menyedihkan di medan pertempuran melawan pasukan musuh. Akan tetapi, takdir tidak menerima kematiannya.
Di dunia modern, seorang gadis bernama Lyra tengah mengalami perundungan di sebuah ruang olahraga hingga harus menghembuskan napas terakhirnya.
Jeritan hatinya yang dipenuhi bara dendam, mengundang jiwa Lyara untuk menggantikannya. Lyra yang sudah disemayamkan dan hendak dikebumikan, terbangun dan mengejutkan semua orang.
Penglihatannya berputar, semua ingatan Lyra merangsek masuk memenuhi kepala Lyara. Ia kembali pingsan, dan bangkit sebagai manusia baru dengan jiwa baru yang lebih tangguh.
Namun, sayang, kondisi tubuh Lyra tak dapat mengembangkan bakat Lyara yang seorang jenderal perang. Pelan ia ketahui bahwa tubuh itu telah diracuni.
Bagaimana cara Lyara memperkuat tubuh Lyra yang lemah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisy hilyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Perasaan Xavier tak menentu, sikap cuek Lyra membuatnya tidak tenang. Semakin gadis itu menjauh, semakin dia penasaran apa sebenarnya yang dia inginkan.
"Ada apa, Xavier?" tanya Myra menoleh ke belakang mengusap pipi kekasihnya itu.
"Ah, tidak ada apa-apa. Kau beristirahatlah, aku ada urusan." Xavier menyingkirkan tubuh Myra yang memeluknya. Dia gegas berdiri dan melangkah menyusuri jalan yang dilalui Lyra tadi.
Myra menatap tak rela, maniknya tidak salah melihat. Xavier menghampiri Lyra yang sedang berjalan bersama pelayan kecilnya.
"Sial! Kenapa Xavier peduli padanya? Aku tidak bisa berdiam diri di sini," gumamnya seraya bangkit menghampiri mereka.
"Nona, Tuan ada di belakang. Apakah Anda ingin menyapa?" bisik Nira pada Lyra.
"Aku tahu. Tidak perlu," jawab Lyra tak acuh.
Dia bahkan enggan melirik laki-laki itu. Terus berjalan pelan dengan penuh wibawa. Lyra sangat tenang malam itu, lembut, dan juga cantik. Jangan lupa aura kepemimpinan terlihat jelas, raut wajahmu tegas, keputusannya pasti. Lyra sudah berubah, dan hal tersebut membuat Nira merasa lega.
"Argh!"
Lyra terhuyung ke samping saat Xavier menyenggol bahunya dengan sengaja.
"Nona! Anda baik-baik saja?" Nira bertanya cemas.
"Tidak apa-apa. Kau terlalu cemas, Nira. Aku tidak selemah itu," jawab Lyra sambil tersenyum dan melanjutkan langkahnya.
Xavier yang berpura-pura tak acuh, merasa bingung sendiri. Seharusnya Lyra senang dan mengejarnya. Kemudian memeluknya tanpa tahu malu seperti biasa. Myra yang melihat Xavier terus menjauh, tersenyum senang.
"Ternyata hanya pikiranku saja. Xavier tidak mungkin mendatangi gadis itu. Xavier hanya milikku seorang." Dia melipat kedua tangan di perut, tersenyum puas.
Xavier berhenti mendengar jawaban Lyra, dia berbalik menghadap mereka. Masih dengan tatapan yang sama, tajam menusuk dan penuh kebencian.
"Aku tidak sengaja," ucap Xavier menjelaskan.
Namun, Lyra tak peduli, dia terus melangkah sampai melewati tubuh tegak Xavier tanpa ingin bertegur sapa dengannya.
"Ada bahan apa saja di dapur, Nira? Aku ingin membuat sesuatu untuk diriku sendiri," tanya Lyra tak peduli dengan ucapan Xavier.
Nira menatap majikannya dengan bingung, dia menunduk segan ketika melintasi Xavier, tapi tidak dengan Lyra. Gadis itu tetap menegakkan tubuh penuh wibawa.
"Ah, kurasa ada berapa sayuran dan daging, Nona," jawab Nira gugup. Suasana asing dan aneh, Xavier yang menegur tak dipedulikan Lyra.
Ini terbalik, bukan? Dia bergumam bingung.
"Hei, aku bilang aku tidak sengaja," ucap Xavier lagi sedikit mengangkat suara.
Nira gamang, menatap punggung Lyra yang tak acuh. Bahkan, sekedar melirik saja dia tidak melakukannya.
Apakah Nona benar-benar sudah berubah? Dia bukan gadis bodoh lagi yang mengejar-ngejar pria.
Nira tersenyum, mencoba percaya pada majikannya.
"Hei!" Xavier kembali berteriak, tapi Lyra tetap tak acuh.
"Nira, apakah kau mendengar suara?" tanya Lyra sengaja menghentikan langkah.
Nira tersenyum dan menggeleng, "Tidak, Nona."
Lyra menghela napas dan melanjutkan langkahnya. Dia adalah seorang jenderal perang yang tidak pernah mengemis apapun, pada siapapun.
"Kurang ajar! Seperti ini caramu sekarang untuk menarik perhatianku, Lyra? Aku tidak akan tertipu olehmu," gumam Xavier dengan kedua tangan terkepal erat.
Dia berbalik dan pergi meninggalkan tempat itu. Hatinya tidak terima dengan sikap tak acuh Lyra. Sementara Myra, memendam rasa kesal melihat kekasihnya yang mengejar Lyra.
"Awas kau, Lyra!" Dia mengancam.