Albert Smirt, mafia kejam yang ditakuti semua orang. Dan yang membuat kita tahu bahwa mafia ini juga sering bermain dengan wanita mal4m maupun wanita pengh1bur untuk memenuhi kebutuhannya. Namun saat ia bertemu dengan seorang wanita yang bernama Bella/Bellinda dari sebuah insiden, membuat dirinya jatuh cinta pada pandangan pertama dan merubah dirinya menjadi pria yang sangat posesif hingga membuatnya candu. Bagaimana selanjutnya?
"Kita mulai yah!" kata Albert.
"Tapi, mungkin ini sakit," ucap Bella.
"Aku tidak akan menyakitimu, Sayang. Jadi kita mulai yah!" ucap Albert sekali lagi yang di jawab anggukan kepala oleh Bella.
penasaran? yukk baca!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aery_your, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
black card
Seorang wanita cantik berjalan memasuki kamar, dengan gaun berwarna soft pink dengan wajah yang menunduk. Ia meremas gaunnya karena merasa gugup. Tapi sebenarnya bukan gugup sih, lebih tepatnya ia takut.
"Tu tuan," panggil gadis itu gugup.
Albert yang saat tadi memperhatikannya langsung bertanya, "Ada apa?"
"Tu tuan, sa saya ingin mengatakan sesuatu," lirihnya meremas gaun yang ia kenakan.
Albert menyunggingkan senyum, "Duduklah!" perintahnya.
Bella mengangkat kepalanya melirik wajah Albert singkat, "Duduk saya bilang!" perintah Albert dengan suara dinginnya. Mendengar itu Bella dengan cepat duduk dengan perasaan takut.
"Kau jangan takut padaku. Aku tidak akan melukaimu." karena Albert tau, bahwa Bella ketakutan padanya ia pun segera berkata seperti itu. Sebab kalau di lihat, Bella sedang gemetar saat ini.
"Tu tuan. Sa saya ingin meminta sesuatu."
"Apa?"
"Sa saya mau pergi ke kampus Tuan. Sebab Minggu depan saya akan ujian."
Albert mengerutkan kening. Ia sedikit memikirkan lalu mengangguk, "Kau boleh kembali kuliah. Tapi satu syarat," ucap Albert. Mendengar itu Bella mengangkat kepalanya dengan mata berbinar karena bahagia. Setelah sekian lamanya ia kembali kuliah dan bisa menyelesaikan studinya dengan cepat dan mendapat gelar dan bisa bekerja di sebuah perguruan.
"A apa syaratnya?" tanya Bella dengan mata yang masih berbinar.
Albert merapikan duduknya lalu menatap Bella datar, "Kau akan diantar oleh para bodyguard-bodyguard pilihanku. Dan kau tidak boleh melarikan diri! Sebab kalau itu terjadi, kakimu akan aku potong agar kau tak bisa kemana-mana, atau kau akan aku temb4k hingga tiada," jelas Albert membuat bulu kuduk Bella bergidik ngeri.
Bella mengangguk sambil menelan salivanya kasar. Ia tahu, apa yang Albert katakan itu tidak main-main. Dan itu yang membuat Albert tersenyum.
Ternyata pria kulkas tujuh pintu bisa tersenyum juga?
Albert senang saat Bella menyetujui persyaratannya. Sebelum Bella beranjak dari sana, Albert memberikan Bella satu kartu black card untuk kebutuhannya saat ia kuliah lusa. Sebab besok adalah hari Minggu.
"A apa ini?" Bella di buat heran. Ia tidak tau apa maksud dari Albert yang dengan tiba-tibanya memberikan dia black card.
"Kau tau itu apa?" tanya Albert balik.
Bella mengangguk, "Ini kartu black card," jawabnya polos.
"Sekarang kau siap-siap! Setelah itu kita akan keluar berbelanja untuk kebutuhan ujian kamu Minggu depan."
"A apa?"
"Tunggu apa lagi!" geram Albert sebab Bella tak bergerak ditempat. Ia hanya mematung sambil menganga. Sebab ia masih tak menyangka karena Albert memberinya kartu yang terbilang hanya orang yang kaya-lah yang mempunyai-nya.
Apa Bella sekarang menjadi orang kaya? Yah, begitulah.
Dengan cepatnya Bella berlari keluar kamar menuju kamarnya. Mika yang melihat nonanya yang terburu-buru langsung menghampirinya.
"Ada apa Nona," tanya Mika.
Bella yang terkejut atas kedatangan Mika tanpa mengetuk pintu langsung berbalik, "Astaga Mika. Sini kamu!"
"Ada apa Nona?" tanya Mika.
Bella memperlihatkan kartu yang ia bawa ke Mika, "Astaga Nona," pekik Mika menganga, "Itu pasti dari Tuan?" lanjutnya yang dijawab anggukan lesu oleh gadis itu.
"Wah.. Nona sangat beruntung. Nona mendapatkan Black card dari Tuan Albert. Itu impian para setiap wanita. Termasuk saya, saya juga bermimpi bahwa ada pria tampan yang memberikan saya kartu seperti itu," seru Mika mengkhayal.
"Tapi--
Bella terhenti saat Mika memotong ceritanya, "Apa Nona abis minta izin ke Tuan untuk kuliah kembali?" tanya Mika.
Beberapa hari yang lalu, Bella sedang merenung sendiri saat Mika sedang bersamanya. Dan disitulah Bella memberitahu Mika, bahwa dia sedang kuliah. Dan disitu pula, Mika memberi saran pada Bella, kalau ingin kuliah, ia harus meminta izin ke tuan Albert lebih dulu. Dan saat Bella melakukan apa yang yang Mika sarankan, Albert menyetujuinya. Walau dengan beberapa syarat.
"Baguslah kalau begitu," ucap Mika bahagia.
"Ya sudah, aku siap-siap dulu," lirih Bella berjala menuju kamar mandi.
"Mau kemana?" tanya Mika menghentikan langkah Bella.
"Albert menyuruhku buat siap-siap untuk ikut dengannya membeli alat kuliah," jawab Bella lemah lalu berlalu dari sana.
Kini Albert sudah menunggu Bella di bawah dengan enam orang bodyguard. Setelah beberapa detik kemudian, Bella dengan anggunnya turun tangga dengan penampilan cantik dan anggun bersama Mika.
Albert yang melihat kedatangan Bella langsung berdegup kencang. Sepertinya jantungnya sedang maraton kembali.
Albert memegang dadanya dengan wajah dingin, "Apa Tuan baik-baik saja?" tanya salah satu bodyguardnya.
"Apa kalian sudah siap?" tanya Frans yang baru saja tiba. Bukan hanya Albert, Bella dan para enam bodyguard ini yang akan pergi. Tapi, Frans dan Joe pun ikut bersama mereka.
Frans yang baru saja tiba di dalam mansion, langsung di kejutkan sosok indah bagai bidadari yang baru saja turun dari kayangan.
"Astaga Bella cantik sekali, beruntungnya aku, apabila aku mendapatkannya," gumam Frans dengan tangan yang ikut memegang dadanya.
"Ayo kita pergi!" Albert memutar badan lalu menabrak tubuh Frans yang masih mematung menatap gadis dihadapannya hingga lamunannya hancur ketika Albert menabraknya.
Kini mereka sudah berada di dalam mobil menuju sebuah mall besar di kota itu. Yang menyetir Frans dan Joe yang duduk disamping Frans.
Setelah beberapa menit kemudian tiga mobil mewah sampai di parkiran. Membuat para pengunjung menoleh kearah mereka.
Saat pintu terbuka, Bella keluar dengan cantik. Dan dengan tiupan angin dari arah berlawanan membuat rambut gadis itu terbang hingga menutup wajah cantiknya. Albert yang melihat itu langsung menghampiri Bella dan merapikan rambutnya.
"Wah.. pria itu so sweet banget yah.. dia itu sangat menjaga penampilan pasangannya," ucap salah satu pengunjung wanita.
"Iya. Gadisnya juga cantik dan cowoknya juga sangat tampan. Mereka pasangan serasi loh!" ucap satunya lagi memuji paras mereka.
Frans yang mendengar bisikan para pengunjung hanya bisa menghela nafas panjang lalu dibuangnya.
"Ayo!" ajak Albert yang kini menggenggam tangan Bella. Bella yang dipegang sontak menegang. Sebab yang ia kenal Albert adalah sosok pria dingin yang sangat kasar dan kejam. Tapi saat ini, sikap buruknya berubah menjadi delapan pulu persen. Dan itu yang bisa membuat Bella diam.
Beda dengan Frans, ia mendumel memasuki mall karena sudah ikut bersama mereka.
Saat sampai di butik pakaian, Albert disambut oleh beberapa pelayan wanita dengan hormat dan sopan, "Mari Tuan silahkan masuk! Mari Nona!" sapa karyawati-karyawati butik pakaian itu.
Bella dengan ramahnya melempar senyum pada karyawati itu. Beda dengan dua karyawati memuji paras tampan Albert dengan dua pria yang ikut masuk kedalam butik. Siapa lagi kalau bukan frans dan Joe. Sedangkan enam bodyguard-bodyguard yang lain menunggu di depan pintu butik. Mereka sedang mengamati butik dari luar.
"Pilihkan pakaian untuk kekasihku."
"A apa, kekasih? Ka ka-- seketika ucapan Bella terdiam saat mendapat tatapan tajam oleh Albert dan satu kode dari Joe agar menyuruh dia diam. Dan dengan pasrah-nya Bella mengangguk.
"Mari ikut saya Nona," ajak karyawati itu yang bernama Melani. Bella tau karena papan tanda pengenalnya di bagian dada kiri.