Semua terjadi begitu saja, karena ibu yang menjodohkannya maka Hasyim terpaksa menikahi karena menurutnya Cinta akan tumbuh karena terbiasa bersama. Sedangkan Hana menerima pernikahan tersebut karena sudah istikharah, dialah jodohnya!
Penasaran? yuk ikuti cerita Hani_Hany hanya di noveltoon ♤♤♤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 1
Perkenalan Tokoh
*
Namanya Hana Putri Ahmad, anak pertama dari tiga bersaudara, adiknya ada dua perempuan semua. Adik pertama bernama Hasna Ahmad, adik kedua bernama Husna Ahmad. Ayahnya bernama Ahmad Sholeh, ibunya bernama Ramlah Zubair.
Mereka tinggal disebuah desa terpencil di Kota Malili, nama desanya Mahalona. Mereka tinggal dengan keadaan yang miskin, ayahnya petani dan ibunya juga petani. Mereka hidup bahagia meski cukup untuk makan sehari², kehangatan keluarga yang membuat orang iri dengan keluarganya.
**
Namanya Hasyim Asy'ari, terinspirasi oleh tokoh Ulama terkenal di NU (Nahdatul Ulama). Orang tuanya berharap supaya anaknya menjadi anak yang sholeh, membanggakan keluarga. Nama ayahnya Limin Putra dan ibunya Setia Wati. Hasyim memiliki dua adik kandung bernama Sulastri Putri, dan Abdul Wahab.
Keluarga Hasyim tergolong orang berada, ayahnya PNS yang menjabat sebagai Kepala Dinas Pertanian di Kota Palopo. Sedangkan ibunya sebagai ibu rumah tangga dan ibu sosialita di Kota yang harus mampu mengimbangi pekerjaan suaminya. Hasyim bekerja di bidang Pertanian sesuai dengan pekerjaan sang ayah.
...****************...
"Hasyim, kamu bantu² ayahmu mumpung masih bujang. Nanti kalau sudah nikah belum tentu kamu bisa bantu kami." ujar Ibu Setia.
"Iya bu." jawab Hasyim singkat.
"Kamu juga gak usah nongkrong, bantu² itu ayahmu supaya gak pergi² sendiri."
"Iya bu." jawabnya lagi.
"Kamu itu kalau dikasih tau orang tua hanya iya iya saja, kamu dengar gak sih?" ucap ibu Setia pelan tapi penuh tekanan.
"Iya bu, Hasyim dengar ucapan ibu, kapan kah Hasyim bantah bu?" tanya Hasyim masih sabar.
"Kamu itu kalau diajak bicara main hp saja Syim!" ujar ibu Setia.
"Saya dengar ji bu, ibu tenang saja! Kapan saya nongkrong ibu!" ujarnya lembut.
"Sana cuci mobilnya dulu, nanti ayahmu bangun mobilnya masih kotor." perintah ibu Setia. Kebetulan hari Ahad libur kerja, dan ini siang hari sekitar pukul 11.00, Hasyim duduk² diteras bersama ibu Setia.
"Iya bu, sebentar dulu. Baru juga duduk bu!"
"Iya, tapi nanti ayahmu keburu bangun nak." ucapnya lembut.
"Iya iya ini dikerjakan sekarang bu." langsung menuju keran air yang ada selangnya untuk mencuci mobil Avanza Putih. "Mau kemana lagi nanti ini, ya sudah lah ikuti saja." Gumam Hasyim dalam hati.
Seusai cuci mobil Hasyim lapar dan hendak makan.
"Wah ada tahu goreng, ambil deh! Mantap ada sambalnya juga." gumam Hasyim dalam hati. Hasyim mengambil tahu baru matang, masih panas²nya baru diangkat dari penggorengan lalu dicolek ke sambal.
"Kamu ini, kenapa malah dimakan tahunya?" ujar Ibu Setia.
"Ini mau dipake apakah bu?" tanya Hasyim heran.
"Ya dimakan tapi pakai nasi Hasyim!" Ucap Ibu Setia. Hasyim nurut, lalu mengambil piring dan diisi oleh nasi. Hasyim hendak mengambil ikan goreng satu ekor dengan ukuran sedang.
"Kamu itu yang hemat Hasyim, ikan itu mahal lo! Harganya 20rb hanya empat ekor." jelas ibu Setia. Hasyim yang sedang menyuapkan nasi ke dalam mulutnya akhirnya terhenti karena perkara makanan.
"Iya bu, aku hanya makan nasi, tahu goreng dan sambal." ujar Hasyim. Kemudian dia kembalikan ikan satu ekor ukuran sedang tersebut ke dalam piring ikan sebelumnya karena dia belum sempat memakannya. Hasyim melanjutkan makannya, lalu ayah Limin datang.
"Kenapa ini orang makan ribut²?" tanyanya. Ibu Setia masih sibuk memasak sendiri didapur.
"Ini yah, ikannya mahal." ujar Hasyim asal.
"Hasyim yah, sudah ambil tahu ambil ikan juga, kan jadi boros!" bela ibu Setia pada dirinya.
"Sudahlah, kalau ada ya dimakan saja! Nanti ayah carikan uang lagi untuk beli ikan. Selagi ayah masih kuat kerja nanti ayah akan belikan apa kalian mau!" ujarnya sombong.
"Iya ayah yang terbaik." puji Ibu Setia pada ayah Limin. Ayah Limin hanya tersenyum mendengar pujian isteri tercintanya.
"Ayo lanjutkan makanmu Hasyim, ayo bu makan!" ajak ayah pada Hasyim dan Ibu Setia. Lalu ibu Setia mendekat dan mengambilkan ayah piring lalu dituangkan nasi dan ikan rebus kesukaan ayah Limin.
"Ibu makan sini sama ayah." ibu Setia hanya mengangguk lalu menemani ayah makan, mengambil makanan dipiringnya sendiri dengan tahu dan sambal.
"Mana Lastri dan Abdul bu?" tanya Ayah Limin.
"Lastri dikamar yah, mungkin masih tidur. Kalau Abdul masih di luar, pergi ke pesta dia yah!" jelas ibu Setia.
"Siapa menikah?" tanya ayah heran. Pasalnya Ahmad baru lulus SMA tapi temannya sudah pada nikah.
"Ika kalau gak salah namanya Yah, ibu juga kurang paham."
"Oh bukan orang sini?"
"Orang Belopa katanya yah." jawab ibu Setia singkat.
"Jauh juga! Apa teman SMA disini?" tanyanya lagi.
"Iya yah, SMA disini, memang asalnya dari Belopa ayah." Ayah Limin hanya manggut² mendengar ucapan ibu Setia, sedangkan Hasyim menjadi pendengar!
Seusia makan mereka menuju ruang tamu + ruang televisi, duduk² seraya bercengkrama.
"Kamu itu kapan mau berhenti merokok Hasyim?" tanya ayah Limin heran.
"Entahlah yah,, kan dengan merokok dapat menghilangkan stres!" jawabnya spontan.
"Jaga kesehatan Hasyim, kesehatan itu mahal." Mode serius.
"Iya ayah." jawab Hasyim singkat.
"Nanti jam dua kita pergi ke Lamasi ya, ada undangan kegiatan disana. Sudah kamu cuci mobil?" tanyanya beruntun.
"Sudah ayah, iya. Kalau gitu saya keluar dulu merokok." ucap Hasyim.
"Kamu kapan nikahnya Hasyim, begitu terus!" gerutu ibu Setia.
"Nanti² lah bu, kan masih mau bantu² ayah dan ibu dulu!" ucapnya.
"Umur kamu sudah 26 Hasyim, sudah bisa menikah. Teman adik kamu saja sudah pada nikah padahal masih 20 tahun. Kamu juga sudah Sarjana, sudah kerja, tunggu apalagi Hasyim?" tanya ibu Setia gemas ingin punya menantu.
"Iya bu, nanti ku bawa teman cewekku kesini, sebelumnya saja ku bawakan teman cewek, ibu gak suka!" jelasnya.
"Cari yang bagus dong Hasyim, masak yang model begituan, yang guru gitu biar jadi pendidik yang baik buat kamu Hasyim." jelasnya lagi.
"Mau ibu yang kayak gimana? Atau ibu saja yang pilihkan?" tanya Hasyim pasrah.
"Nanti ibu jodohkan kamu dengan anak teman ibu." ujar ibu Setia semangat.
"Iya bu." pasrah lalu keluar rumah menuju teras samping untuk menenangkan diri dengan merokok dan game online.
***
Tut tut tut
Ibu Setia menelfon temannya bernama Mawar, teman sosialita.
"Halo, ada apa bu Setia?" tanya bu Mawar.
"Bu Mawar apa kabar?" basa basi.
"Baik bu, ada apa bu tumben?"
"Begini bu, anak ibu yang namanya Melati sudah adakah pacarnya?" tanya ibu Setia antusias.
"Sudah bu, dia dapat pacar PNS bu, guru di SMK Palopo." jawabnya bangga.
"Alhamdulillah kalau gitu bu Mawar, padahal saya pengen jadikan dia mantuku." jawabnya sambil tersenyum membayangkan.
"Maaf ya bu, terlambat ki bilang." sesalnya pura². "Anaknya hanya honorer, lebih baik yang PNS lah hidupnya terjamin." gumam bu Mawar dalam hati.
"Ya sudah gak apa² bu. Saya tutup ya telfonnya bu." pamit bu Setia kecewa. "Siapa ya yang harus ku kenalkan buat Hasyim?" gumamnya pelan.
***
Game online Sebagai pelampiasan terhadap tekanan orang tua.
Flashback On
Hasyim punya pacar namanya Nana, perkenalannya itu karena iseng. Saat kuliah Hasyim suka nongkrong sepulang kuliah, biasa di cafe atau di Sekret Kampus, itupun tanpa diketahui oleh orang tuanya.
"Hay, kamu anak baru ya?" tanya Hasyim.
"Iya kak." jawabnya malu². Mereka ketemu di Sekret kampus.
"Kamu kuliah di kesehatan ya? Kenapa sampai disini?" tanya Hasyim heran.
"Iya kak, antar teman kak."
"Nama kamu siapa? Namaku Hasyim."
"Saya Nana kak, boleh minta nomor hpnya kak?"
"Untuk apa?" tanya Hasyim heran.
"Kalau ada perlu kan enak tinggal telfon karena saya dari Lamasi kak." ucapnya lembut.
"Iya boleh. Ini 085xxxxxx230. Sms saja ya, jarang terima telfon saya de." ucap Hasyim ramah.
"Iya kak." jawabnya sambil tersenyum. "Kalau gitu saya duluan kak, itu teman saya sudah keluar." Hasyim hanya mengangguk sambil tersenyum.
Flashback Off
...----------------...
Bersambung ☆☆☆