Kalandra terpaksa menerima perjodohannya itu. Padahal dia akan dijodohkan dengan perempuan yang sedang hamil lima bulan.
Saat akan melangsungkan pernikahannya, Kalandra malah bertemu dengan Anin, perempuan yang sedang hamil, dan dia adalah wanita yang akan dijodohkan dengannya. Ternyata Anin kabur dari rumahnya untuk menghindari pernikahannya dengan Kalandra. Anin tidak mau melibatkan orang yang tidak bersalah, harusnya yang menikahinya itu Vino, kekasihnya yang menghamili Anin, akan tetapi Vino kabur entah ke mana.
Tak disangka kaburnya Anin, malah membawa dirinya pada Kalandra.
Mereka akhirnya terpaksa menikah, meski tanpa cinta. Apalagi Kalandra masih sangat mencintai mantan kekasihnya. Akankah rumah tangga mereka baik-baik saja, ketika masa lalu mereka mengusik bahtera rumah tangga mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hany Honey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua Puluh Empat
Kala hari ini sengaja pulang cepat dari kantor, dia sengaja mempercepat pekerjaannya demi Anin, dia ingin cepat-cepat pulang karena bayang-bayang Anin masih saja menghantui dirinya. Suaranya, senyum manisnya, aroma tubuhnya dan suara rintihan saat dia bermain di atas ranjang.
"Arrggh ... aku bisa gila kalau seperti ini, Anin!" umpat Kala sambil menutup komputer lipatnya.
"Baru kali ini aku merasakannya, baru kali ini aku bekerja tidak konsentrasi seperti biasanya. Iya, semua karena Anin. Karena dia, dia sudah membuatku gila," ucapnya sambil mengambil jas nya dan bersiap untuk pulang.
Saat dia akan keluar dari ruangannya, Adam masuk ke dalam ruangan Kala, dia heran dengan sikap atasannya sekaligus sahabatnya itu.
"Bro, tidak salah baru jam 2 siang kamu mau pulang?" tanya Adam dengan heran.
"Aku sudah tidak bisa menahan, Dam. Aku ingin sekali ketemu Anin dan Dava," ucap Kala.
"Ingin bertemu saja atau ingin yang lainnya?" goda Adam.
"Yah, kamu tau sendiri lah," jawab Kala.
"Hmmm ... sepertinya sudah ada benih-benih cinta di hatimu," ledek Adam lagi. Kala hanya terdiam saat Adam berbicar soal cinta. Dia memikirkan apa yang Adam katakan.
"Iya, apa aku mulai cinta dengan Anin? Secepat inikah?" tanya Kala dalam hatinya.
"Hei, malah melamun. Katanya mau pulang, sana pulang?" ucap Adam setengah mengusir.
"Kamu mengusirku? Berani sekali kamu, Adam?!" seru Kala.
"Ya, kan kamu bilang kangen dengan Istrimu, ya pulanglah. Istri tercinta sudah menunggumu di rumah," ucap Adam.
"Istri tercinta? Dam, apa aku mulai mencintai Anin? Kalau iya, masa secepat ini?" tanya Kala.
"Secepat ini? Gila kamu, Kal! Dava sudah satu tahun, kamu saja yang menemani dia saat dia hamil dan melahirkan, dan menikah kamu sudah 6 bulan. Secepat itu menurutmu? Gila emang kamu ya, Kal!" geram Adam.
"Iya, kan cepat banget," ucap Kala.
"Bandingkan, lebih cepat mana kamu jatuh cinta dengan Anin atau Sandra?" tanya Adam.
"Sandra, sejak aku melihat dia saat MOS aku sudah jatuh cinta. Kalau Anin, aku mengenalnya kebetulan, dan ternyata dia adalah wanita yang di jodohkan denganku, lalu aku menolongnya, dan menikahi tanpa rasa cinta walau sudah lama satu atap dengannya. Tapi, rasanya sungguh lebih unik dengan Anin," jelas Kala.
"Unik apanya? Percuma saja aku bicara dengan orang yang sedang jatuh cinta. Pusing sendiri. Lebih baik kamu pulang, pikirkan itu ucapanku. Sana pulang," usir Adam
"Iya ... Iya ... ini mau pulang, cuma kamu karyawanku yang bisa mengusirku dari sini. Hebat kamu!" tukas Kala dengan bercanda.
"Iya dong, hebat kan Adam?" ucapnya sambil menepuk-nepuk dadanya.
Kala berlalu meninggalkan Adam di kantor, dia segara pulang ke rumahnya. Di dalam mobil dia memikirkan apa yang Adam katakan. Bahwa dia sekarang sudah mulai mencintai Anin.
"Iya benar, aku dulu bisa cepat sekali mencintai Sandra, sedangkan Anin? Baru kali ini aku di buat gelisah olehnya," gumam Kala dalam hati.
Kala melajukan cepat mobilnya menuju rumah, dia sudah tidak sabar ingin melihat istrinya sedang apa di rumah.
"Apa benar aku mencintai Anin?" Tanya Kala dalam hatinya.
Kala sampai di depan rumahnya, dia memarkirkan mobilnya di halaman rumahnya. Dengan cepat dia masuk ke dalam rumahnya, dia masuk ke kamar dan langsung berganti pakaian. Kala langsung mencari Anin di dalam kamar Anin. Terlihat Anin sedang tidur siang dengan Dava. Kala langsung merebahkan tubuhnya di samping istrinya, dia mendekap erat istrinya dan mencium kepalanya.
Anin tersentak, karena ada yang memeluknya. Dia memutar badannya ke arah Kala, mereka sekarang berhadapan hingga tak ada celah karak wajah mereka. Kala mencium bibir Anin dan menenggelamkan wajah Anin di dadanya.
"Kala, kok sudah pulang?" tanya Anin sambil menatap wajah suaminya yang tampan itu.
"Ya Tuhan, tampan sekali dia, aku tidak bisa memungkiri hatiku, aku benar-benar jatuh cinta dengannya," gumam Anin dalam hati.
"Aku ingin memelukmu, jadi aku pulang cepat," jawab Kala tanpa sadar. Dan, dia juga bingung kenapa bisa bicara seperti itu dengan Anin.
"Hanya itu?" tanya Anin dengan menyipitkan matanya yang sayu itu.
"Sumpah, wanita ini benar-benar menggodaku saja, bicara biasa saja bisa membangunkan juniorku. Tahan Kala ... tahan ...," gumam Kala dalam hati.
"Iya, hanya itu. Kenapa Anin?" tanya Kala.
"Tidak apa-apa." Anin kembali menenggelamkan wajahnya di dada suaminya.
"Aku masih ngantuk," ucap Anin manja.
"Tidurlah, biar aku di sini memelukmu," ucap Kala. Kala juga ikut tertidur dengan memeluk istrinya.
Tak di pungkiri sebenarnya Kala adalah laki-laki yang gila dengan sex. Begitu juga Anin, tak ada bedanya mereka. Karena masa lalunya mereka menjadi kecanduan bermain di atas ranjang. Anin juga wanita yang sebenarnya jago merayu pasangannya, sedangkan Kala, dia juga lelaki yang benar- benar haus akan kebutuhan seksual setelah di tinggal Sandra.
Memiliki masa lalu yang sama-sama kelam, membuat Kala tak menghiraukan perasaan cinta pada Anin yang sebenarnya. Berbeda dengan Anin, sejak dia di perhatikan Kala saat hamil, dia sudah sedikit melupakan Zaki yang telah membuat dia hamil. Dan dia sedikit demi sediki menaruh hatinya untuk Kala.
Sore harinya, Kala terlebih dahulu terbangun, dia mencium kening Anin dan meninggalkan Anin ke kamarnya untuk mandi. Setelah 15 menit Kala meninggalkan kamar Anin, Anin merasa seperti mimpi saja saat ia terbangun, sudah tak ada Kala di sampingnya, padahal tadi dia memeluk erat tubuh suaminya dengan hangat. Dia langsung berlari masuk ke dalam kamar Kala mencari suaminya benar sudah pulang atau semua hanya mimpi.
"Kala ....!" teriak Anin sambil membuka kamar Kala.
"Awww ... Kala, kenapa tidak di kunci pintunya." Anin teriak saat Kala sedang telanjang dada sambil mengambil baju di lemarinya. Kala langsung menarik tubuh Anin dan mengunci pintunya.
"Ada apa? Tidak usah teriak-teriak, baru saja di tinggal sebentar, sudah kangen?" tanya Kala dengan lembut sambil mengecup bibir Anin.
"Apa benar kamu pulang dari tadi?" tanya Anin. Kala mengernyitkan dahinya bingung.
"Iya, kan tadi aku tidur di kamarmu, aku tidak membangunkanmu, karena kamu sangat lelap," ucap Kala sambil menyelipkan rambut Anin ke belakang telinganya.
"Ternyata bukan mimpi, dan benar kamu yang memeluku," ucap Anin sambil memeluk erat suaminya. Kala membalas pelukannya dan mengusap lembut rambut panjang Anin.
"Sudah sana mandi, Dava belum bangun?" tanya Kala.
"Belum," jawab Anin yang masih memeluk erat suaminya.
"Ya sudah mandi sana. Biar aku yang jaga Dava." ucap Kala. Tapi Anin belum melepas pelukannya. Dia masih memeluk Kala dengan erat.
"Anin, jangan seperti ini, juniorku tidak bisa di kendalikan lagi, Anin," gumam Kala dalam hati.
Kala mengangkat wajah Anin dan mencium habis bibir Anin. Anin menikmati apa yang Kala lakukan, karena jujur saja, tubuh Kala sudah menjadi candu untuk dirinya. Kecapan terdengar nyaring di kamar yang sunyi itu, rintihan kecil mulai lepas dari mulut Anin saat Kala menyentuh setiap inci tubuh Anin. Tak butuh waktu lama, merak menanggalkan pakaiannya. Dan olahraga sore pun terjadi berkali-kali di ranjang hingga mereka mecapai hasratnya.
"Kala ... Uhmp ...," rintih Anin.
"Iya, Anin, ahhh ..." Kala mengerang dan menghentakkan lebih dalam juniornya dan menumpahkan semua di dalam rahim Anin.
"Kala?" ucapnya lirih, sambil mengatur nafasnya.
"Iya, Anin?" Kala mencium setiap inci wajah istrinya.
"Sudah ya, sudah tiga kali Kala," ucap Anin sambil terengah-engah.
"Iya, ayo mandi," ajak Kala. Kala menggendong tubuh Anin ke kamar mandi, mereka mandi bersama. Dan, tak di pungkiri mereka masih sangat ingin melakukannya. Mereka melakukan sekali lagi di dalam kamar mandi.
Setelah selesai mandi, Kala memakai baju yang di ambilkan oleh Anin, dan Anin terpakasa memakai kemeja Kala untuk kembali ke kamarnya dan berganti pakaiannya.
"Pakai kemejaku saja, kamu sexy sekali pakai ini, Anin," goda Kala.
"Sudah, jangan seperti itu. Sisakan tenagamu untuk nanti malam," ucap Anin sedikit menggoda.
"Yakin mau lagi?" ucap Kala.
"Ya, kalau kamu tiba-tiba mulai aku bisa apa? Menghindar? Kamu suami aku Kala, sudah kewajibanku memberikan itu pada kamu. Meskipun, hatimu bukan untukku, dan aku tak berharap itu," ucap Anin dengan menunjukan kepalanya.
"Anin, please jangan bahas ini ya. Aku belum siap," ucap Kala.
"Iya, aku tau, Kala. Tolong jagain Dava, aku akan menyiapkan makan malam," ucap Anin sambil berlalu meninggalkan Kala. Dia ke dapur untuk memanaskan masakan yang tadi ia masak setelah selesai, dia menata di meja makan.
"Apa aku salah menikmati apa yang Kala lakukan kepadaku? Sedangkan hatinya, hati dia bukan untuk aku?" ucap Anin lirih. Tak terasa air mata Anin jatuh membasahi pipi. Dia langsung menyekanya dan memanggil Kala untuk makan malam.