Cinta Dalam Diam

Malam harinya, Aluna sudah berada di apartemen. Setelah membersihkan piring setelah makan, Aluna pun menarik Alvin untuk masuk ke dalam kamar.

"Ada apa sayang?" yanya Alvin.

"Ada yang mau Aluna bicarakan sama, Mas," ucap Aluna.

"Apa?" tanya Alvin.

Aluna pun menceritakan semua yang ia hadapi hari ini, "Terus kamu mau gimana?" tanya Alvin.

"Gak tau, Luna bingung. Luna masih mau tetep kerja, tapi Luna juga gak mau di pindahkan," ucap Aluna.

"Mas sebenarnya mau kamu berhenti, tapi dengan adanya masalah ini Mas menyerahkan semuanya ke kamu, lagipula kamu yang akan menjalani semuanya kan," ucap Alvin.

"Bingung," ucap Aluna.

Alvin pun tersenyum lalu memeluk sang istri, "Mau ikut rencana awal Mas?" tanya Alvin.

"Yang bikin usaha?" tanya Aluna.

"Iya, nanti kamu pilih mau usaha apa biar Mas siapin semuanya," ucap Alvin.

"Tapi, kerja kerasku selama ini sia-sia dong," ucap Aluna.

"Gak dong, kan kamu masih bisa jadi relawan di rumah sakit atau gak nanti kamu bisa cari gereja atau panti asuhan, Mas akan bantu," ucap Alvin.

"Makasih ya Mas, aku beruntung banget bisa punya suami kayak Mas," ucap Aluna.

"Aku yang beruntung karena punya istri kayak kamu, makasih ya karena udah mau menerima Mas yang banyak kekurangan ini," ucap Alvin yang semakin mengeratkan pelukannya.

.

Pagi harinya, Aluna pun berangkat kerja dengan di antar sang suami. "Kamu udah yakin dengan keputusan kamu?" tanya Alvin.

"Iya, Mas. Aku udah yakin," ucap Aluna.

"Apapun keputusan kamu, Mas akan dukung," ucap Alvin dengan menggenggam erat tangan sang istri.

"Makasih Mas," ucap Aluna.

Aluna pun turun dari mobil dan segera masuk ke dalam rumah sakit, "Jadi, gimana?" tanya Via yang tiba-tiba saja datang.

"Astaga Via, kamu ngagetin aja sih," ucap Aluna.

"Hehehe, gimana keputusan lo?" tanya Via.

"Ada deh," ucap Aluna.

"Kok gitu sih, gue penasaran nih," ucap Via.

"Kalau kamu gimana?" tanya Aluna.

"Kok gue," ucap Via.

"Iya, aku penasaran gimana kalau kamu," ucap Aluna.

"Gue ngikut lo," ucap Via.

"Mana bisa gitu, kalau gitu aku gak mau bilang," ucap Aluna.

"Ayo lah, kita kan udah kenal dari kuliah masa gak mau kasih tau sih," ucap Via.

"Menurut kamu apa keputusanku?" tanya Via.

"Lo gak berhenti dan minta pindah," ucap Via.

"Kenapa putusanku kayak gitu?" tanya Aluna.

"Lo kan pernah bilang kalau lo gak akan nyia-nyiakan kerja keras yang udah lo lakuin dan ya mungkin aja lo lebih milih pindah daripada harus berhenti," ucap Via.

"Salah," ucap Aluna.

"Salah? maksudnya apa? lo milih berhenti?" tanya Via dam diangguki Aluna lalu Aluna pun meninggalkan Via.

"Sama dong, gue juga milih berhenti," ucap Via.

"Halah, kamu itu cuma ikut-ikutan aja," ucap Aluna.

"Hehehe, gak juga ya. Gue emang mau berhenti soalnya kan gue tinggal seminggu doang, daripada gue pindah ya mendingan gue berhenti. Lagipula gaji gue juga gak di potong kan," ucap Via.

Aluna dan Via pun langsung ke ruangan Pak Irwan. "Pagi, Pak " sapa Via.

"Baik, jadi keputusan kalian apa?" tanya Pak Irwan.

"Jadi begini, saya memutuskan untuk berhenti," ucap Via.

"Kalau kamu?" tanya Pak Irwan pada Aluna.

"Saya juga memutuskan untuk berhenti, Pak," ucap Aluna.

"Baik, kalau begitu kalian urus surat pengunduran diri kalian," ucap Pak Irwan dan diangguki keduanya.

Setelah itu, mereka pun keluar dari ruangan tersebut. Setelah Aluna dan Via keluar dari ruangannya Pak Irwan langsung menelpon seseorang.

^^^Mereka berdua sudah memutuskan untuk berhenti, Dok.^^^

Bagus, kalau begitu, saya akan kirim dua Dokter baru, mereka sepupu saya jadi jangan sampai kalian perumitkan.

^^^Baik, Dokter Ibrahim.^^^

Setelah mengurus semuanya, Aluna memilih untuk bertemu dengan beberapa pasiennya.

"Halo Aldi," sapa Aluna pada anak kecil.

"Halo Dokter, kok Dokter baru kesini sih kan Aldi udah nungguin Dokter dari tadi?" tanya Aldi.

"Maaf ya, Dokter lama. Ini Dokter ada buah untuk Aldi, Aldi dari dulu pengen nyobain stroberi kan," ucap Aluna fan memberikan buah stroberi untuk Aldi.

Aluna memang sengaja membeli stroberi sebelum ke rumah sakit tadi, bukan hanya stroberi tapi Aluna juga membawa beberapa buah lainnya seperti apel, jeruk dan juga anggur tentunya untuk dibagikan ke pasien lainnya.

"Wah, akhirnya Aldi bisa nyobain stroberi," ucap Aldi lalu menakan buah tersebut.

"Enak?" tanya Aluna.

"Enak Dokter, ada asemnya tapi enak," ucap Aldi.

"Untung lah kalau kamu suka, nanti kalau Aldi punya Dokter baru, Aldi yang semangat ya perawatannya, pokoknya Aldi harus dengerin apa kata Dokter ingat loh ya," ucap Aluna.

"Kan ada Dokter Luna, jadi Aldi bakal sembuh," ucap Aldi.

"Aldi pasti sembuh," ucap Aluna.

Setelah bertemu pasiennya, Aluna pun merapikan meja dan mengemasi mejanya, "Sedih banget Dokter Luna sama Via harus berhenti, kalau tau gitu aku juga narik rambutnya Dokter Ria," ucap Wenny.

"Gal boleh gitu, aku justru senang karena kamu gak terlibat, kamu kan masih ada tanggungan. Kamu yang betah ya disini walau gak ada aku sama Via, sama satu lagi jangan galak-galak sama Dokter baru," ucap Aluna.

"Pasti aku bakal kangen, pokoknya kita harus sering-sering ketemu loh," ucap Wenny.

"Iya," jawab Aluna dengan menganggukkan kepala.

Aluna dan Via pun meninggalkan rumah sakit setelah semua urusan mereka selesai tentunya, "Akhirnya gue bebas dari rumah sakit yang bikin gue sakit," ucap Via.

"Udah tekanan batin banget kamu, Vi," ucap Aluna.

"Iyalah, gue serasa bukan perawat, tapi babu," ucap Via dan Aluna hanya tersenyum mendengarnya.

"Btw, lo jadi di jemput soalnya pacar gue udah otw?" tanya Via.

Belum sempat Aluna menjawab pertanyaan Via, sebuah mobil parkir tepat di depan mereka. "Ini aku udah di jemput, pacar kamu masih lama? kalau masih lama aku temenin kamu aja sampai pacar kamu datang," ucap Aluna.

"Itu pacar gue juga udah sampai," ucap Via yang melihat mobil milik pacar.

"Oh yaudah. kalau gitu aku pulang ya. Kamu jangan sungkan-sungkan buat ngabarin aku," ucap Aluna.

"Siap, kapan-kapan jalan bareng ya nanti ajak Wenny juga, dadah Luna," ucap Via.

Mereka pun berpisah, dimana Aluna masuk ke dalam mobil yang di kendarai Pak Anton. "Kita langsung pulang, Non?" tanya Pak Anton.

"Kita ke sekolahnya Darrel ya Pak, Darrel belum pulang kan," ucap Aluna.

"Baik, Non. Tuan Darrel belum pulang kalau jam segini mungkin setengah jam lagi Ryan Darrel pulangnya," ucap Pak Anton dam diangguki Aluna.

Ya, Aluna dan Via memang pulang lebih awal karema semua berkas-berkasnya sudah selesai, seperti sudah disiapkan sebelumnya itulah di benak Mereka berdua. Tapi, mereka tidak ingin memperkeruh suasana sehingga mereka membiarkannya.

.

.

.

Bersambung...