Cinta atau benci?!
Rehan Alevando Pratama. Rehan itu hanya ada satu, tapi sifat nya bisa menjadi dua. Kadang baik, kadang kejam. Bukan kah Rehan sama seperti bunglon, beda tempat beda sifat!!!
Ini adalah perjodohan yang dipaksa olh 3 keadaan, keadaan lah yang memaksa agar Rehan terus mau untuk menjaga Naumi, bahkan tamat SMA pun Rehan sudah berniat untuk menikahi nya.
Awalnya Rehan berjanji, kalau ia akan mencoba untuk menyayangi dan mencintai Naumi. Namun, mengapa disaat Rehan mulai jatuh cinta. Naumi malah merusak kepercayaan, dan berkhianat dibelakangnya.
Apakah Rehan dan Naumi akan terus bersama hingga menikah? Atau akan berakhir sampai disini saja?
Ayo yang penasaran sama kisah nya Rehan dan Naumi, buruan baca! Capcusss!!!
~
Didalam cerita ini mungkin akan ada mengandung sedikit bahasa kasar. Jadi dimohonkan untuk para readers, harus bijaklah dalam membaca!
Jangan jadikan bahasa bahasa kasar di cerita ini sebagai contoh untuk kalian mengucapkan nya.
Cuzzz bacaaaa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sahidainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Twenty Three. Nose Kiss
Akhirnya Naumi memilih untuk kembali kelas nya, di kelas ia sudah melihat Zera dan Imey yang sedang duduk di kursi nya.
"Hai Nau, darimana lo?" sapa Imey.
"Kalian udah lama sampai sekolah?" tanya Naumi.
"Belum, barusan aja kita sampai." jawab Imey.
Zera bisa melihat raut wajah Naumi yang sedang tidak baik-baik saja, ia menutup buku nya lalu menghadap ke Naumi yang sudah duduk disamping nya.
"Lo lagi ada masalah Nau?" tanya Zera lembut.
Naumi menggeleng, "Enggak." jawab nya.
"Jangan bohong deh, kalau ada masalah cerita aja sama kita." ujar Zera.
"Enggak Zera, aku gak papa. Sekarang kamu yang lagi ada masalah."
Zera menyipitkan mata nya, "Aku gak ada masalah apa-apa kok." ucap nya.
"Beberapa minggu lagi kan kamu mau ikut lomba melukis, bagi aku itu masalah sih karena aku gak bisa ngelukis." cengir Naumi.
Zera tersenyum, "Belajar makannya!."
"Apa-apa Zer, lo suruh belajar melukis, sampai kapan pun kalau gak bisa melukis itu ya tetap gak bisa. Karena pintar melukis itu bukan dipelajari tetapi emang ada bakat nya dari kecil." sambung Imey secara tiba-tiba.
"Kalau mau nyoba pasti bisa, mau gue ajari?" tawar Zera maka dengan cepat Imey menggeleng.
"Gausah, bukan kerajaan." tolak Imey. Lalu kembali menghadap ke depan.
"Eh Zer, aku nanya sesuatu boleh sama kamu." titah Naumi.
"Boleh dong, tanya aja kalau gue bisa jawab pasti bakalan gue jawab."
"Kamu kenapa sih selalu nolak pemberian Rey, dan kamu kenapa selalu ingin menghindar sama Rey?" tanya Naumi sedikit gugup. Ia takut kalau pertanyaan nya ini salah.
Zera tertawa kecil, "Oh jadi lo disuruh sama Rey buat nanya ini ke gue." tebak Zera.
Dengan cepat Naumi menggeleng, "Enggak, Rey sama sekali gak ada nyuruh. Cuma aku aja yang kepo, tapi kalau kamu gak mau jawab juga gak papa." ujar Naumi.
Zera menarik nafas nya dalam dalam, "Ok gue jawab, Rey itu Playboy dan gue gak mau jadi cewe yang ke seribu buat dekat sama dia. Gue takut disaat nanti gue udah jatuh cinta sama dia, eh gue bakalan di tinggalin sama kek cewe yang lain nya." perjelas Zera.
Naumi mengangguk paham, jadi ini alasan nya. "Tapi bukan nya Rey itu bener-bener setia ya sama kamu Zer, aku yakin banget kalau Rey itu gak bakalan mainin perasaan kamu seperti cewe lain nya, Rey kelihatan tulus banget sama kamu Zera." ujar Naumi dan Zera hanya tertawa.
"Yang nama nya playboy bakalan tetap jadi playboy Naumi." jawab Zera, lalu ia kembali membuka buku nya, dan Naumi pun diam tidak mau bertanya lagi.
.....🌺.....
Bel istirahat sudah berbunyi, Naumi lebih memilih untuk pergi membaca buku di perpus, daripada memgikuti Imey dan Zera yang asik makan di kantin.
"Naumi."
Naumi menoleh saat ada seseorang yang memanggil nya.
"Rehan."
"Mau kemana?" tanya Rehan.
"Mau.. itu ke perpus." jawab Naumi gugup, entah mengapa jika ada Rehan ia berubah menjadi pemalu begini.
"Ayo ikut gue!" ajak Rehan, lalu menarik pergelangan tangan Naumi.
Rehan terus membawa Naumi, melewati siswa/siswi yang sibuk dengan kegiatan nya masing-masing, bahkan mereka juga melewati siswa/i yang memperhatikan mereka, dan rasa iri tentu saja timbul untuk para kamu hawa, ingin sekali rasa nya mereka mendapatkan genggaman tangan dari Rehan, tapi itu tidak akan mungkin, hanya Naumi, Naumi lah yang bisa mendapatkan nya. Apa Naumi memakai pelet? Pikir siswa/i itu.
Sampai nya di rooftop sekolah, ya Rehan membawa Naumi ke gedung paling atas. Angin sepoi-sepoi seperti di pantai menggerakkan helaian-helaian rambut Naumi.
Rehan mendekat ia mengambil rambut yang menutupi wajah Naumi, lalu menyelit kan nya di telinga Naumi.
"Mau ngapain kesini Han?" tanya Naumi.
"Mau berduaan sama lo." jawab Rehan tersenyum.
Jawaban singkat dari Rehan seperti itu saja, mampu membuat Naumi menahan senyum nya, entah lah Naumi sekarang juga bingung apa yang harus ia lakukan? Tanpa disadari Naumi, ternyata dari tadi ia sudah meremas rok abu abu nya. Mungkin karena perasaan gugup dan takut saat dekat dengan Rehan.
Rehan memasukkan ke dua tangan nya ke dalam saku celana nya, sampai jarak mereka benar benar terlalu dekat.
"Rehan." panggil Naumi.
"Kenapa, lo gugup atau jantungan dekat gue?" tanya Rehan tertawa kecil.
Naumi membuang muka nya, kenapa Rehan harus nanya segala sih, ya iyalah gugup gatau apa muka nya Rehan itu ganteng bisa bikin Naumi oleng tentu nya.
"Tatap gue." ujar Rehan sambil mengangkat dagu Naumi.
"Lo cantik Naumi, cantik! Jadi gausah takut untuk nunjukin wajah lo ke gue." ucap Rehan penuh penekanan.
Ah sial, Naumi jadi mangkin dag dig dug di buat Rehan, dan pasti wajah Naumi sudah menghitam lebih tepat nya memerah seperti cabe busuk.
"Kenapa diam, hm?" tanya Rehan. Lalu ia melepas tangan nya yang memegang dagu Naumi. Bukannya berbicara atau menjawab, Naumi hanya terdiam tampak seperti putri malu.
"Maaf gue udah buang-buang waktu buat ngajak lo kesini, yaudah ayo balik kebawah, lo mau ke perpustakaan kan?" ujar Rehan, saat ia membalik kan tubuh nya hendak kembali ke bawah Naumi malah mencegah nya.
Lalu Naumi berjinjit Sedikit, sampai akhir nya...
Cup.
Dengan mengumpulkan sejuta keberanian, Naumi telah mencium pucuk hidung Rehan. Lalu ia tersenyum dan segera berlari meninggalkan Rehan yang kaget nya sudah seperti mendapatkan undian menang mobil sport.
Namun sebelum turun ke bawah, Naumi berbalik badan dan tertawa kecil kepada Rehan. Lalu gadis itu turun kebawah.
Sedangkan Rehan ia memegangi hidung nya yang telah di cium Naumi, ia tersenyum bahagia, sekarang Rehan benar-benar merasa orang paling bahagia di dunia inii!
Bukan itu saja, ternyata dibawah Naumi merutuki diri nya sendiri bagaimana mungkin ia bisa berani mencium seorang Rehan Alevando Pratama.
.....🌺.....
(Dikantinn)
"Hai Zera." sapa Rey. Dan Zera hanya memutar bola mata nya malas.
"Zera di sapa tu sama babang Rey." sambung Lintang.
"Mey, makanan lo udah di pesankan? Cepetan ya gue malas lama-lama dikantin." ujar Zera.
"Sabar Zera sayang, ini masih mau dipesan." jawab Imey.
Imey pun berjalan mendekati Mbak Dini memesan minuman Boba nya, lalu kembali lagi mendekati Zera.
"Eh Mey, berdua aja. Naumi mana?" tanya Lintang.
Imey menaikan bahu nya acuh, "Gatau, mungkin lagi di perpus." balas nya.
"Mey lo cantik deh, tapi sayang," ucap Lintang.
"Sayang kenapa?" tanya Imey.
"Eh gakpapa sayang." balas Lintang mengedip kan sebelah mata nya.
Imey tertawa, "Basi gombalan lo." ejek Imey pada Lintang.
"Tapi lo baper kan." tebak Lintang tersenyum miring.
"Ih ogah gue baper sama lo, yang ada gue tambah jijik."
"Eleh Mey, Mey. Mulut lo emang bisa bohong tapi tidak dengan hati lo." lanjut Lintang.
"Idih sotoy lo."
"Boba nya udah datang ni Mey." ucap mbak Dini sambil menyodorkan dua minuman Boba.
"Makasih mbak Dini." balas Imey dan mbak Dini hanya tersenyum lalu kembali ke tempat nya.
Lintang yang selesai memakan bakso, mulai mendekati Imey. "Mey lihat deh ada jungkok tu disana."
Sontak dengan cepat Imey menoleh ke arah yang di tunjuk oleh Lintang, "Mana mungkin ada Jungkook disini." ocehnya lalu saat ia menoleh kembali.
"LINTANG!!!" teriak nya di telinga Lintang yang sedang sibuk meminum minuman Boba milik Imey.
"Kok lo minum Boba gue, anjirr."
"Yaelah Mey, sakit telinga gue, melengking banget suara lo." lirih Lintang mengusap-ngusap telinga nya yang terkena jeritan maut dari Imey.
"Ya elo sih, kenapa minum Boba gue bangsat."
"Gue kepedasan, bakal gue ganti lo tenang aja." ujar Lintang.
"Maksud lo, gue harus nunggu lagi gituuu." ucap Imey dan Lintang mengangguk.
"Gue gamau nunggu lagi jin tomang. Gue udah haus." teriak Imey lagi.
"Mey udah, yang punya gue buat lo aja." ujar zera.
"Udah deh gausah gue pesen aja lagi, ni gara-gara jin tomang ni." cerocos Imey.
"Udah ini Boba gue aja, gue gak haus, lagian kan gue emang ke kantin cuma nemenin lo doang, ngapain lo pesenin dua Boba nya." ucap Zera.
"Zera, udah biar Imey pesen aja lagi, lo harus minum nanti haus." ujar Rey lembut.
"Gausah ngurusin hidup gue deh, urusin aja cewe-cewe simpanan lo." balas Zera sinis.
"Zer," panggil Rey sambil memegang tangan Zera, lalu dengan kasar Zera menghempas kan nya.
"Mey gue duluan ya." ucap nya lalu pergi.
"ZERA SEMANGAT MINGGU DEPAN NYA, LO MAU LOMBA MELUKIS KAN. GUE DOAIN SEMOGA LO BAKALAN MENANG." teriak Rey.
"Kalian itu ya emang buat gue ngenes banget, minuman gue udah dihabisin sama si Lintang, sekarang Zera pergi ninggalin gue karena lo Rey. Ish dasar kadal." murka Imey.
"Eh Lintang buruan pesenin tu Imey minuman, kasihan dia udah kehausan goblok." ujar Bima.
"Tau ni, malah enak-enakan minum minuman gue." lanjut Imey.
"Oh iya gue lupa Mey, haha." jawab Lintang tertawa, dan Imey mangkin kesal di buat nya.
Dan sekarang Bima bangkit dari duduk nya. "Bentar gue pesenin." ucap Bima lalu ia mendekat ke arah mbak Dini.
Dan akhirnya Imey menunggu duduk di samping Lintang yang muka nya pengen banget di tonjok sama Imey, ngeselin banget!!!
.....🌺.....
TBC!!!
Gimana gimana sama part ini?
Seru gak sih?
Yang mau lanjut komen next!!!
See you 😚