apa jadinya kalau seorang istri dari CEO ternama selalu dipandang sebelah mata di mata keluarga sang suami.
kekerasan Verbal sekaligus kekerasan fisik pun kerap dialami oleh seorang istri bernama Anindyta steviona. memiliki paras cantik ternyata tak membuat dirinya di hargai oleh keluarga suaminya.
sedangkan sang suami yang bernama Adriel ramon hanya mampu melihat tanpa membela sang istri.
hingga suatu hari Anin mengalami hal yang membuat kesabaran nya habis.
akan kah Anin dapat membuat keluarga suaminya itu menerima balasan dendam darinya. semua jawaban itu terkuak dari novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifa Riris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
"Dasar suami gila."
Adriel menatap lekat kearah mata Anin. Seakan menelisik dan mencari pancaran ketakutan di mata gadis itu, ketika dirinya sedang marah.
"Kenapa? Kau terkejut, melihat istri bodoh mu ini berkata kasar di depan mu." Lontar Anin, sambil menghempaskan cengkraman tangan Adriel padanya.
"Apa ini hati dirimu yang sebenarnya?"
"Em, kau benar. Aku bukan gadis bodoh yang sering keluarga dan dirimu ucapkan itu. Tapi aku juga tidak sepintar kalian para keluarga konglomerat yang nggak punya pikiran."
Mendengar hinaan Anin tentang keluarganya. Membuat kesabaran Adriel hampir habis. Suara dengan nada tinggi pun, pria itu lontarkan begitu saja. "Anin!"
"Cukup!" "Jangan berteriak! Selain bukan gadis bodoh. Aku juga bukan tunarungu." Sahut Anin.
Tak berhenti sampai di situ. Adriel hendak mencium paksa bibir Anin. Akan tetapi tak seperti malam sebelumya ia akan kalah dengan perlakuan menjijikkan dari suaminya itu.
Dengan cepat tangan Anin mendorong tubuh Adriel dengan kuat.
Merasa terkejut akan keberanian Anin yang berubah drastis. Adriel yang kini terduduk di atas kasur, akibat dorongan Anin tadi. Menatap keheranan kearah Anin berada.
"Aku kira yang bodoh dan tuli disini bukan aku. Tapi kamu dan keluarga mu itu. Sampai pengacara Eyang datang, jangan berani untuk menyentuh ku dengan pikiran kotor mu itu." Imbuh Anin.
Gadis itu pun beranjak pergi meninggalkan Adriel yang masih tertegun akan sikap Anin.
Di luar kamar, mata Anin memerah. Bayangan tentang perlakuan Adriel beberapa malam lalu. Membuatnya sampai sakit hati bahkan merasa hina sampai sekarang.
Perlakuan Adriel padanya, seperti perlakuan seorang manusia pada hewan peliharaan. Tanpa sadar air mata jatuh begitu saja dari kelopak mata indah Anin.
Kedua tangan nya terkepal. "Setelah ini aku ingin kalian semua hancur di hadapan ku. Kalian semua yang membuat hidup ku hancur, aku ingin kalian merasakan hancurnya diriku selama ini."
**********
Pukul 10.00
Semua keluarga telah berkumpul di ruang tamu.
Tatapan sinis tak henti-hentinya Nita dan mertua nya tunjukkan untuk Anin.
Sedangkan Adriel memasang wajah wibawanya. Meski dalam hatinya sedang berkecamuk tak karuan. Akan perubahan sikap Anin padanya tadi.
"Saya disini mewakili almarhumah Eyang sastro. Untuk menyampaikan semua pesan beliau, terutama pada keluarga nya. Cucu perempuan nya, menantunya, dan juga cucu laki-laki nya.
"Beliau, Meminta maaf pada semua keluarganya karna harus menyampaikan hal yang mungkin keluarga tidak Terima. Tapi sejujurnya semua harta nya itu memang telah menjadi milik seorang putri dari pria yang telah menyelamatkan hidup nya dan seluruh keluarganya beberapa tahun lalu."
Ucapan pengacara itu langsung di sela oleh Mama Adriel. "Hentikan! Mana mungkin mama tega melakukan hal itu pada kami. Katakan yang sebenarnya, mama nggak mungkin melakukan ini pada putra putri ku. Mereka cucu kandungnya sendiri."
Anin menatap malas kearah mertuanya yang kini hilang kendali itu. "Bisa kah kau diam, dimana sopan santun mu menyelak ucapan orang bukan dari bentuk sopan santun. Mama!" Terang Anin.
Lontaran kata tegas, Adriel berikan. "Jangan keterlaluan Anin. Dia mertuamu sendiri."
Sontak Anin seakan menahan tawa. Tapi melihat masih ada pengacara disana, Anin pun mengurungkan niatnya untuk tertawa karna mendengar ucapan Adriel tadi.
Dengan sopan Anin berkata pada pengacara Eyang sastro. "Maaf! Silahkan lanjutkan." Imbuh Anin.
"Baiklah saya lanjutkan. Untuk cucu yang bernama Anindyta steviona, Eyang sastro berkata, bahwa kamu adalah gadis yang baik. Seperti yang diucapkan oleh ayah mu dulu.
"Maka dari itu sebagai kebaikan ayah mu, Eyang memberikan semua harta Eyang pada Anin. Gadis yang Eyang sastro anggap cucunya sendiri."
Pengacara itu menjeda ucapannya. Dan menatap kesemua keluarga Eyang sastro yang menunjukkan kilatan kemarahan.
"Untuk keluarga Eyang sastro. Diberikan satu rumah besar yang berada di kompleks bandung untuk mereka tinggali. Sedangkan rumah megah yang berada di jakarta itu Eyang sastro berikan untuk Anin seorang.
"Tentang perusahaan. Cucu kandung yang bernama Adriel tetap dapat bekerja di perusahaan itu. Akan tetapi semua asetnya telah berpindah alih atas nama Anin seorang."
Nita gusar seakan tak Terima akan apa yang Eyang nya lakukan pada keluarga kandungnya itu.
"Ma!" Ucap Nita. Sambil memegang lengan mamanya.
Sedangkan kedua tangan mamanya terkepal menatap Anin. Yang sedari tadi tersenyum.
"Tapi ada aturan untuk mbak Anin. Agar semua harta Eyang sastro tetap menjadi miliknya. Yaitu mbak Anin harus menjadi istri pak Adriel untuk selama-lamanya. Dan jika mbak Anin dan Pak Adriel bercerai. Pesan dari Eyang sastro kalau semua hartanya akan di sumbang kan ke yayasan panti asuhan terdekat." Imbuh pengacara.
Anin terdiam. Ternyata ada harga yang harus ia bayar agar mendapat harta itu.
Merasa tak Terima akan semua wasiat Eyang nya. Adriel pun angkat bicara. "Maaf! Tapi boleh saya lihat wasiat Eyang saya?"
"Silahkan!" Jawab pengacara sembari menyodorkan sebuah surat wasiat Eyang sastro pada Adriel.
Mata Adriel seakan tak ingin sampai tertinggal satu kalimat pun dari surat wasiat Eyang nya itu. Dengan teliti sekaligus menelisik Adriel mencari ketidakbenaran apa yang di ucapkan oleh pengacara Eyangnya.
Tapi nihil. Semua ucapan pengacara Eyang nya itu benar adanya. Semua sesuai dengan apa yang di sampaikan Eyang nya pada surat wasiat.
"Baiklah! Saya menerima syarat Eyang. Saya pastikan, kalau saya dan mas Adriel tidak akan pernah bercerai." Sahut Anin.
Karna merasa geram akan sikap Anin dari tadi. Nita pun ikut angkat bicara. "Dasar jalang sialan." Cemooh Nita.
Ucapan Nita hanya di beri tatapan tajam oleh Anin. Setelah itu pandangan Anin beralih kearah pengacara Eyang sastro. "Saya ucapkan terimakasih. Akan tetapi ada hal yang bersifat keluarga harus kami bicarakan. Terkait surat wasiat Eyang. Jadi boleh kah saya meminta privasi sekarang."
"Tentu! Sesuai dengan yang pak Adriel lihat tadi. Tak ada kebohongan dari ucapan saya sama sekali. Dan.... Kalau begitu saya permisi. Kalau ada hal yang ingin ada ditanyakan pak Adriel Dan keluarga dapat mendatangi saya langsung di kantor saya." Imbuh pengacara itu.
Hanya Adriel dan Anin yang berdiri memberi ucapan Terima kasih pada pengacara itu. Sedangkan Nita dan mamanya tak bergeming dari tempat duduknya sama sekali.
Pengacara itu pun telah pergi dar tempat itu.
Tanpa pertahanan yang kuat, dan tak disangka. Mertuanya menarik lengan Anin dan.....
Plakkk
"Dasar gembel sialan kamu." Sentak mertuanya.
Bersambung.
bingung ihhh liat si othor
apa karena bacanya malam2 😂
turut berdukacita sedalam - dalam nya yaa Thor 😔🙏🙏🙏
semoga Othor dan keluarga yg ditinggalkan diberikan keluasan dalam sabar dan keikhlasan menerima takdir dr yg Maha Kuasa 🙏🙏😢
terimakasih juga masih menyempatkan untuk up 🙏🙏🙏🙏
nexxxttt 💞