Hanaya, wanita cantik yang harus rela menjual tubuhnya dengan pria yang sangat ia benci. Pria yang telah melukai hatinya dengan kata-kata yang tak pantas Hana dengarkan.
Mampukah Hana hidup setelah apa yang terjadi padanya?
Atau bagaimana kah nasib pria yang telah menghina Hana saat tahu kebenaran tentang Hana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon momian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Bukkkhhhhh..... Elang menggebrak meja saat mengetahui jika saat ini Hana keluar dari kediamannya
"Siapa yang memberikan dia izin?" Teriak Elang sambil berdiri dari duduknya.
Atira menunduk, ia tidak tahu harus berkata apa, karena Atira mengira jika tuan nya memang sudah tahu jika sang istri keluar rumah.
"Katakan! Siapa yang memberikannya izin?" Tanya ulang Elang.
"Maaf tuan, saya kira..."
Elang mengangkat tangannya memberikan isyarat agar Atira tidak melanjutkan ucapannya. Lalu Elang meraih ponsel di saku jas miliknya dan langsung menghubungi Roy.
"Temukan Hana sekarang dan bawa dia di hadapanku." Titah Roy.
"Tapi tuan."
"Tidak ada tapi. Jika kau lalai, maka gajimu akan aku potong selama setahun." Ancam Elang lalu memustuskan sambungan telponya, membuat Roy hanya bisa menghembuskan nafas dengan kasar.
Yang tadi awalnya Elang ingin berangkat kerja, kini terpaksa harus menunda bekerja hari ini karena ingin memberikan sedikit pelajaran kepada Hana, kenapa ia keluar dari rumah tanpa izin dari dirinya.
"Lihat saja. Aku akan." Elang terdiam karena sebuah ide terbesit di dalam fikirannya. "Tunggu saja." Gumam Elang sambil mengunjingkan senyum.
••••••
"Nona Hana" Sapa Roy, saat meliha Hana yang kini sedang berada di depan pintu kamar inap ayahnya.
"Roy, apa yang kau lakukan disini?" tanya Hana, dalam hati Hana berfikir, "apa orang ini tidak pernah istirahat ataupun tidur? Selalu saja ada di mana-mana"
"Nona, Tuan meminta anda untuk segerah kembali ke mension."
"Kembali?" Ulang Hana, "Tunggu! Roy, bukan kah kau sendiri yang mengatakan jika aku bisa keluar di pagi hari dan bisa kembali di sore hari? Lalu kenapa aku harus kembali? Ini kan masih pagi" Kata Hana, sambil menatap Roy.
Karena sungguh Hana tidak ingin waktunya dengan sang ayah tergangung oleh manusia burung Elang itu.
"Tapi nona, ini perintah dari tuan Elang."
"Lalu untuk apa aku harus menurutinya? Itukan tuan mu, bukan tuan ku." Jawab Hana.
Roy membulatkan matanya mendengar jawaban dari Hana yang memang benar adanya..
"Tapi tuan, jika anda tidak segerah datang, maka..." Roy terdiam, sungguh ia tidak sanggup mengatakan jika gajinya akan di potong selama setahun.
"Gajimu di potong?" Ucap Hana yang membuat Roy kaget.
"Apa nona Hana memiliki indra ke enam? Kenapa dia sampai bisa membaca isi fikiranku?" Batin Roy.
"Apapun yang terjadi, aku tidak akan pergi dari sini. Aku akan tetap di sini bersama dengan ayahku sampai sore tiba." Ucap Hana lalu membuka pintu ruang kamar sang ayah, dan masuk ke dalam meninggalkan Roy yang gelisah.
Tentu saja Roy gelisa, toh dia takut jika sampai gajinya akan di potong selama setahun. Dan selang beberapa saat kemudian muncullah Widia dan juga Kana.
Widia menatap Roy, berbeda dengan Kana, dia hanya diam dengan wajah yang menunduk menatap lantai rumah sakit.
"Kau menunggu Hana?" Tanya Widia.
"Tunggu, ada apa kau datang kemari? Kau sedang berniat jahat?" Tanya Widia tanpa mendegar lebih dahulu jawaban Roy.
"Nona Widia yang terhormat. Saya datang ke sini, karena ingin menjemput nona Hana."
"Mau di bawa kemana?" Tanya Widia sambil menatap tajam Roy.
Kana yang sejak tadi menunduk langsung mengangkat wajahnya dan melihat wajah Roy. Keduanya saling menatap dalam diam.
"Sepertinya aku mengenal wanita ini." Batin Roy.
Berbeda dengan Kana, dia hanya terus terdiam menatap wajah Roy.