Trauma karena perceraian membuat Clara jadi menutup hati pada siapapun. Tak mau lagi merasakan cinta, ataupun terlibat hubungan asmara.
Namun kehidupan Clara mulai berubah sejak kedatangan bos baru di kantornya. Pria yang lebih muda 7 tahun darinya itu, ingin memiliki Clara dengan cara apapun.
Aaron tak segan-segan menggunakan cara licik untuk menjerat Clara. Sampai-sampai si janda tak mampu lepas dari mantra cintanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noona Y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1 Awal Pertemuan
"Tunggu!"
"Tunggu, jangan ditutup!!"
Teriakkan suara wanita yang sedang mengejar lift, namun pemuda di dalamnya tidak peduli. Ia tetap memencet tombol pintu.
"Ting..!!" pintu lift ditutup.
Sang wanita hanya bisa diam dengan mulut terbuka, ia menatap pintu lift yang tertutup itu. Dengan rasa tidak percaya. Seorang pria di dalam tadi dengan tega memencet tombol tutup pintu.
Wanita itu menjadi sangat kesal. Sudah susah payah mengejar lift, malah sengaja ditutup.
"Iiihhss...!! Tega banget tuh cowok..., aduh bagaimana ini...!! Waktu absen tinggal dua menit lagi." rengek wanita yang bernama Clara dengan rasa kesal, pagi-pagi ada saja yang bikin emosi.
Dengan terpaksa, mau tak mau Clara memilih menaiki tangga darurat yang letaknya di ujung lorong lift. Terpaksa Clara melepaskan sepatu hak heels nya supaya bisa cepat sampai ke lantai 5 gedung kantor. Pria yang ada dalam lift tadi sungguh keterlaluan dan tak punya hati, membuat wanita berusia 32 tahun berolahraga di pagi hari.
Clara Adeline seorang karyawati perusahaan grup Pharell. Perusahaan yang terkenal di seluruh Indonesia hingga ke mancanegara. Menguasai banyak pasar kosmetik, fashion, alat rumah tangga, gedung mall, dan lainnya. Tidak sembarang orang bisa masuk ke dalam perusahaan sebesar ini. Termasuk Clara, namun keberuntungan berpihak padanya yang kala itu dirinya baru saja diceraikan oleh mantan suaminya.
Tidak banyak peran Clara di perusahaan tempat ia berkerja, Clara hanyalah seorang admin di bagian marketing perusahaan. Dia juga seorang jomblowati sejati, sudah dua tahun ini Clara memegang gelar janda. Ia sendiri pun tidak ingin menikah lagi, perkawinan pertamanya sudah membuat dirinya amat trauma pada semua laki-laki.
Janji manis, mulut gombal, congor buaya. Clara sudah kenyang dengan semua itu. Hatinya sudah dibuat kenyang oleh rasa kecewa dari mantan suami kamvretnya dulu.
.
.
Tepat beberapa detik sebelum jam masuk kantor. Clara berhasil menempelkan jempolnya si mesin absensi kantor.
'Tut, terimakasih.' muncul suara robot dari mesin absen. Clara pun bernafas lega, syukurlah bisa berhasil absen sebelum lewat jam masuk kantor.
Segera Clara kembali memakai sepatunya. Merapikan rambutnya yang sudah acak-acakan. Baju kemejanya nampak berantakan akibat berlarian menaiki tangga darurat tadi.
"Clara!! Ya ampun gua kira lu gak masuk." Sapa Risa, teman satu kantor Clara, sekaligus teman curhat.
"Sorry, gua bangun kesiangan, gara-gara nonton drama korea sampai subuh. Udah gitu tadi pas mau naik lift. Ada cowok nyebelin, main tutup pintu gitu aja, hampir saja gua telat masuk kantor." desah Clara yang nafasnya masih ngos-ngosan. Hatinya masih merasa kesal oleh seorang pria dalam lift tadi, entah siapa dia. Clara sendiri belum pernah melihatnya di dalam gedung perusahaan.
"Oo iya beb...., tadi Pak Robert cariin kamu loh." ucap Risa memberikan informasi.
"Loh...?? Tumben pagi betul, si boss killer itu cariin gua." celetuk Clara, sambil menggaruk tengkuk yang tak gatal.
"Yah..., gua gak tau sih, tapi tadi sebelum lu masuk, ada anak baru yang baru masuk, dia ganteng loh." kekeh Risa tersenyum smirk dan mengedipkan satu matanya pada Clara.
Tanpa basa basi, Clara langsung berjalan menuju ruangan pak manager. Takut kalau lama-lama, si boss menggonggong duluan.
Tok tok tok tok.
"Masuk", seru suara Robert.
Pelan-pelan Clara membuka pintu, memasukan kepala dan mengintip kedalam ruangan. "Permisi, bapak tadi cari saya...??"
"Iya, ayo masuk dulu sini, biar saya jelaskan." titah Robert manager HRD di perusahaan tempat Clara bekerja.
Glek!
"Itu kan, cowok yang di lift tadi...!!"
Clara amat terkejut saat melihat sosok laki-laki muda yang tampan, rambut hitam bergaya boy band korea. Bibirnya tebal begitu menawan, tatapan matanya pun tajam bagaikan mata elang.
"Perkenalkan, dia Aaron bos baru kita, mulai hari ini. Ia akan bergabung bekerja sebagai kepala divisi Marketing, saya sengaja memanggil kamu kesini. Karena kedepannya kamu akan bertugas membantu Aaron mengerjakan berbagai macam proyek-proyek baru perusahaan ini."
Clara amat terkejut, ia cepat-cepat menghampiri Robert.
"Tunggu pak?! Kenapa saya yang dipilih buat bantu-bantu dia." bisik Clara pada Robert, ia sedikit ragu, karena dirinya hanyalah seorang admin dan baru berkerja selam tiga tahun di perusahaan.
"Hei, jangan menolak kesempatan ini, anggap saja ini keberuntungan mu, berhasil dipilih sebagai asistennya, asal kamu tahu Aaron ini anak dari pemilik perusahaan." bisik Robert pada Clara.
Mata Clara langsung membulat kaget, kedua bola matanya mendelik memandangi Aaron dari ujung kaki hingga ujung kepala. Wajah tampan penuh kharisma, masih muda tapi sudah jadi boss, anak konglomerat memang beda, dari lahir sudah punya privilege.
Clara hanya seorang karyawan biasa, tentu saja ia tak bisa menolak, mau tak mau ia harus menerima tugas barunya sebagai asisten Aaron.
Ruangan Aaron masih dalam tahap renovasi, mau tak mau Clara mempersilahkan Aaron duduk di meja kosong sebelahnya.
"Untuk sementara ini saja bos, hanya meja sebelahku saja yang masih kosong, besok ruangan anda sudah akan siap digunakan." ucap Clara menjelaskan.
Namun penjelasannya Clara tidak di gubris. Tanpa mengucap terima kasih, Aaron langsung saja duduk dengan gaya arogan, ia pun membuka laptopnya yang nampak sangat canggih, bisa di lipat-lipat seperti buku.
"Dih...!! Tengil amat gayanya." Clara berdengus kesal melihat gaya sombong dari si bos baru.
"Brondong ganteng tuh, gak mau sikat." bisik Risa sambil bercanda.
"Sssttt!! Gaya anak tengil gitu, dia tetap bos kita, anak pak direktur pula, lihat saja gayanya arogan sekali." celetuk Clara berbisik pada Risa.
.
.
Tengah siang hari, Clara terus disibukkan dengan berbagai pekerjaan di kantor, lalu tiba-tiba salah satu direktur perusahaan masuk bersama para petinggi yang mengikutinya di belakang.
"SELAMAT PAGI PAK DIREKTUR...!!"
Serentak seluruh karyawan langsung berdiri, memberikan hormat pada sosok pria yang menawan hati banyak karyawati jomblo di perusahaan. Termasuk Clara, kedua manik mata Clara terus memandangi sosok pria yang dianggapnya sempurna itu.
Alvaro Irfan Pharrell, pria berusia 35 tahun. Penampilannya terlihat gagah dan menawan, wajahnya pun begitu rupawan, tersenyum sedikit saja sudah membuat hati Clara meremang.
Aaron yang tadinya duduk di sebelah Clara langsung beranjak dari kursinya, pria muda itu menghampiri kakak tertuanya, Kedu pria yang sama-sama lahir dari keluarga konglomerat itu saling bercengkrama satu sama lain, para karyawan hanya bisa berdiri dan melihat mereka.
Para karyawan wanita disana terus menatap kagum pada Alvaro, sosok bos tampan dan dewasa, begitu juga Clara, sudah sejak lama ia mengagumi Alvaro. Namun Clara tahu perasaan yang ia miliki pada Alvaro hanya akan menjadi jadi anggan belaka.
"Mana mungkin bisa, Aku yang seorang janda ini, menjadi menantu keluarga konglomerat."
Clara tersenyum pasrah, menghembuskan sedikit nafasnya. Mencintai dalam diam sudah cukup memberikan kebahagiaan kecil dalam hidupnya saat ini. Paska bercerai, Clara memutuskan untuk hidup tanpa kehadiran seorang laki-laki di sampingnya.
Masa kelam yang dulu terjadi sudah ia lewati. Saat ini Clara hanya ingin hidup damai sentosa sendirian sampai ia pensiun dari perusahaan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
*Terimakasih sudah baca 🩷🩷🩷
kaget sih dgn kelanjutan kisah arron,sebenarnya apa dan siapa sih arron,msh tekateki nih 🤔🤔