Karena jebakan yang dilakukan oleh kakak tirinya, Pagi itu Anggun mendapati dirinya berada di dalam selimut yang sama di atas tempat tidur bersama dengan seorang CEO yang dia tahu berwatak kejam dan bengis.
Satu bulan kemudian Anggun mengetahui dirinya sedang hamil. Karena tidak ingin hidup dia dan juga Papanya berada dalam bahaya, Anggun memilih untuk pergi ke luar negeri. Dan di sanalah Anggun melahirkan seorang anak yang genius.
Tetapi Anggun memilih menyembunyikan identitas putranya, karena tidak ingin CEO yang kejam itu mengetahui keberadaannya yang mungkin akan berbahaya bagi nasib dia dan putranya
Enam tahun kemudian dia bertemu kembali dengan pria itu, yang ternyata juga mencarinya selama ini.
Bagaimana kelanjutan kisah mereka, Apakah keduanya bisa bersatu dan hidup dengan bahagia?
Ikuti kelanjutannya dalam ; CEO itu AYAH ANAKKU
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33
"Sial.. kurang ajar. berani beraninya mereka berlaku seperti ini padaku!" geram Bella.
ini adalah hari kedua Nyonya Bella dinyatakan bersalah dan mendapat hukuman penjara. dan parahnya Nyonya Bela tidak ditempatkan di tempat khusus seperti sebelumnya. akan tetapi dibaur dengan para narapidana lainnya.
pengalaman hidup yang begitu buruk yang tak pernah dia bayangkan sebelumnya, dia alami di tempat ini. dia yang dulunya di luar adalah seorang nyonya besar, istri dari seorang konglomerat berjaya, Adipati Diwangga. kini di tempat ini menjadi seorang pesakitan.
tidak ada yang menghormatinya tidak ada yang menghargainya. tidak ada yang memanggilnya nyonya. Bahkan mereka semua yang merupakan teman sesama napi dalam satu sel merendahkannya. dan dengan beraninya mereka berbuat kasar dan semena-mena terhadap dirinya. jangankan ingin dihormati, dia bahkan dijadikan budak oleh para teman-teman satu selnya.
Melawan? mana bisa? mana berani? dia kalah body sekaligus kekuatan dan juga kalah jumlah. yang menjadi lawannya bukanlah para Nyonya sosialita yang lemah lembut, dan suka pamer harta serta tahta. melainkan kaum berutal beringas yang gemar pamer otot. yang tidak memandang siapa dia dan apa statusnya.
"Aku harus bergerak cepat. aku tidak mau terlalu lama di sini. kalau tidak bisa-bisa aku menjadi gila!" ucapnya di depan cermin yang berada di toilet khusus bagi narapidana.
tempat yang paling menjijikkan baginya. karena kondisinya yang sangat kontras dari toilet yang berada di istana mewah Tuan Adipati Diwangga. akan tetapi tempat inilah yang paling aman di sini, yang bisa dia Jadikan tempat untuk bersembunyi. menghindar dari siksaan rekan-rekannya sesama narapidana.
"Untunglah aku masih punya simpanan selain yang selama ini aku gunakan. kalau tidak mungkin aku tidak akan bisa bergerak lagi. mereka pasti mengira sudah menang telak. sayang nya mereka salah!". nyonya Bella menyeringai.
"kemarin aku memang sengaja tidak menyewa pengacara. untuk apa buang-buang uang secara percuma?! toh aku tahu kalau aku pasti tetap akan dijebloskan ke tempat ini. daripada uang itu aku gunakan untuk membayar pengacara, Lebih baik aku gunakan uang itu untuk membalas perbuatan mereka, Adipati Diwangga dan juga putrinya yang sok cantik itu, yang telah melemparku ke tempat ini!!" Nyonya Bella terus saja berbicara sendiri di depan cermin.
"kalian tunggu saja, Adipati!! dan kau Anggun!! Kalian pasti akan merasakan pembalasanku. biar saja aku terkurung di sini. tetapi tangan-tanganku yang berada di luar sana yang akan bergerak. dan jika waktu itu tiba maka, akulah yang akan tertawa paling kencang!! hahaha hahaha ...!"
Nyonya Bella tertawa dengan suara yang menakutkan. Bahkan jika ada yang mendengarnya, maka mungkin akan menganggap yang baru saja tertawa adalah jelmaan iblis yang keluar dari Lembah neraka.
Brak brak brak..
"025...cepat keluar! ada yang mencarimu..!!"
teriakan dan gedoran pintu terdengar, memaksa Bella, si mantan Nyonya kaya segera keluar dari.persembunyiannya.
Nyonya Bella mendengus kesal. "huh.. kalau bukan karena menghindar dari si gendut itu aku juga malas berlama lama di sini. mana kotor, bau, menjijikkan. seumur hidup aku tak pernah membayangkan akan berada di tempat terkutuk ini!" umpatnya.
Si gendut yang dia maksud adalah salah satu dari sesama penghuni tahanan yang postur tubuhnya tinggi besar, yang menyebut dirinya sebagai pimpinan di tempat tersebut. dan sekarang si gendut itu sedang menunggunya di depan pintu. Nyonya Bella memejamkan mata dan mengambil nafas dalam sebelum akhirnya melangkah keluar.
"Jangan pernah mencoba menghindar dariku, atau aku akan menyiksamu lebih sadis lagi!"
Baru saja Nyonya Bella berada satu langkah keluar dari pintu toilet, seseorang sudah menarik rambutnya dari belakang, membuatnya nyaris terjengkang.
"Ak aku tidak menghindar, tadi perutku benar benar sakit!" Nyonya Bella meringis sambil mencoba memegangi rambutnya yang telah beberapa waktu tidak mencium aroma shampo .
"Dengar baik baik, ini terakhir kalinya aku melihatmu membangkang, jika terulang lagi, kau akan tahu akibatnya!" ucap wanita berbody sangar itu seraya mendorong tubuh Bella hingga terhuyung.
perawakannya yang tinggi besar untuk ukuran seorang perempuan, membuatnya di takuti temannya, terlebih dengan sikapnya yang tegas. dan tidak pandang bulu, membuatnya yang ada di sana menjadikannya pimpinan.
"Iy ya, aku tahu. maaf..!" ketika si Nyonya arogan di paksa tunduk pada orang yang menurutnya tak layak mendapatkan itu, dalam hati Nyonya Bella ingin memaki atau menjambak ganti rambut lawannya. Apalah daya diri tak mampu.
***
"Mau apa kau kesini? Apa akhirnya kau ingat mamamu juga? apakah mereka juga telah mencampakkanmu?" Nyonya Bella merasa geram melihat kedatangan putrinya, Tania.
Tania mendengus kesal, dijenguk bukannya berterima kasih, tetapi mamanya malah marah marah tidak jelas. Apakah Mamanya itu Sedang berpikir, bahwa selama ini di luar sana, dirinya itu hanya duduk diam berhura-hura? apa Mamanya lupa jika pergerakan dia pun terbatas. antara dirinya yang harus tetap patuh di perusahaan dan juga berusaha mengambil hati kembali tuan Diwangga.
"Apa Mama pikir mudah jadi aku. bahkan dengan mama masuk ke tempat ini ini sudah menjadi hukuman terberat bagiku. si lelaki tua bangka itu bahkan sekarang sudah mendepakku dari rumah dan juga dari perusahaan. dan ini semua gara-gara mama!"
Tania teringat dengan sikap teman temannya yang sekarang, teman yang dulu tak ubahnya penjilat, yang ikut serta dalam andil menguras tabungan, yang selalu meng elu memuja namanya, yang siap di perintah kesana kemari, sekarang sikap mereka benar benar telah berubah, bahkan berbalik memusuhi. dan itu semua karena mamanya yang terungkap sebagai dalang pembunuhan dan kasus korupsi.
"Kenapa Mama harus menjadi seorang koruptor dan kenapa Mama harus menjadi seorang pembunuh? setidaknya jika mama melakukan hal itu, Carilah partner yang benar-benar bisa diajak bekerja sama dengan baik! jangan orang yang malah dengan liciknya menjebak mama!"
"Akhirnya Mama terkurung di sini. dan sekarang aku harus ikut menanggung akibatnya. aku jadi ikut hidup susah!" omel Tania karena geram dengan kehidupan yang dia jalani sekarang
"Dasar anak tidak tahu di untung! kamu pikir Mama lakukan itu untuk siapa? kamu pikir hanya masa saja yang menikmati hasil kerja keras Mama selama ini. Kamulah yang lebih banyak ber hura-hura kamu yang lebih banyak berfoya-foya dengan apa yang telah mama hasilkan!"
"Apa kamu lupa? Sebagian besar uang korupsi itu kamu yang menghabiskannya bukan hanya mama. dan jika mama tidak membunuh Kencana, Apa kamu pikir kamu bisa menikmati rasanya menjadi orang kaya? bahkan mungkin kita sudah terlempar di jalanan !"
seorang sipir wanita yang melihat kedua orang itu hanya bisa geleng-geleng kepala. hubungan ibu dan anak yang sama sekali tidak harmonis. keduanya tidak bertemu dalam waktu lama, dan begitu bertemu bukannya saling melepas rindu malah saling menyalahkan dan saling mencaci maki.
"dasar ibu dan anak sama-sama gila harta dan sama-sama tidak tahu terima kasih!!" maki sipir wanita tersebut dalam hati
"sekarang dengarkan mama baik-baik!" Nyonya Bella berbicara sambil menundukkan wajahnya hingga menempel pada meja. berbicara pelan pada Tania karena menyadari bahwa gerak-geriknya sedang diawasi oleh seorang sipir. yang berdiri tak jauh dari tempat duduk mereka.
"hubungi Om kamu, Johan! katakan padanya untuk mengunjungi Mama di sini! katakan padanya ada tugas baru yang harus dia lakukan dari mama! dan katakan padanya bahwa dia tidak perlu khawatir tentang bayaran! lakukan ini dengan cepat dan hati-hati, jangan sampai seorang pun mencurigaimu !"
Tania yang memahami situasi hanya mengangguk. dia tahu betul dengan apa yang diucapkan oleh mamanya.
"Mama jangan khawatir. mama bisa mengandalkan aku!" ucap Tania Sambil menggenggam erat jemari tangan ibunya. Tetapi ada satu yang dia tidak berani mengatakan kepada ibunya.
yakni bahwa rencananya yang telah menjebak Anggun beberapa tahun yang lalu telah diketahui oleh Tuan Adipati Diwangga. jika sampai mamanya Mendengar hal itu mungkin mamanya akan semakin murka padanya