NovelToon NovelToon
Kecewa

Kecewa

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang
Popularitas:10.2k
Nilai: 5
Nama Author: balqis

Nasib memang tidak bisa di tebak. ayah pergi di saat kami masih butuh perlindungannya. Di tengah badai ekonomi yang melanda, Datang Sigit menawarkan pertolongan nya. hingga saat dia mengajakku menikah tidak ada alasan untuk menolaknya.
. pada awalnya aku pikir aku sangat beruntung bersuamikan pria itu.. dia baik, penyayang dan idak pelit.
Tapi satu yang tidak bisa aku mengerti, bayang-bayang keluarganya tidak bisa lepas dari kehidupannya walaupun dia sudah membina keluarga baru dengan ku.
Semua yang menyangkut keluarga harus di diskusikan dengan orang tuanya.
janji untuk membiayai adik-adik ku hanya omong kosong belaka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon balqis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1

Namaku Maysuroh, Biasa di panggil May.

Tidak ada yang istimewa dari ku. Hanya saja aku di anugrah kan otak yang lumayan encer. Tapi itu saja tidak menolong, karena kendala ekonomi yang pas-pasan . Apalagi masih ada dua adik ku yang belum sekolah. akhirnya setelah tamat dari sekolah dasar, ayahku yang hanya seorang petani biasa membawaku ke pondok pesantren. Di sana aku mengenyam pendidikan agama. Karena memang di pondok itu hanya khusus untuk mendalami ilmu agama saja.

Singkat cerita, setelah satu tahun aku di pondok pesantren. Ada kabar mengejutkan dari rumah. Ayah sakit keras hingga aku harus pulang untuk menjenguknya.

Ku lihat tatapan matanya yang sayu namun penuh kebanggaan. ayahku seorang pejuang kehidupan yang gigih. Beliau tidak pernah mengeluh karena keadaan ekonomi yang menghimpit.

Aku, ibu dan kedua adikku yang masih duduk di bangku SD selalu memberinya dukungan. Kami tidak pernah merasa rendah diri dengan segala kekurangan yang kami miliki. karena didalam keluarga kami ada cinta.

Keadaan Ayah lumayan membaik setelah kedatanganku.

Beliau bercengkrama dengan kami layaknya tidak pernah mengalami sakit apapun.

Tapi pagi harinya aku di kejutkan oleh jeritan ibu yang yang menyayat hati. Kami menghambur ke kamar Ayah.

Ku lihat ibu sedang menangis sambil merangkul tubuh ayah yang membeku.

Ayah sudah meninggalkan kami untuk selamanya. Saat itu dunia seakan runtuh menimpaku saat itu. Ayah, tulang sebagai punggung keluarga telah meninggalkan kami selamanya. Tidak ada harta yang di tinggalkan untuk kami kecuali sepetak sawah yang tidak seberapa.

Seminggu sudah berlalu. Sore itu aku mendekati ibu yang sedang termenung di halaman belakang dekat dapur kami yang sempit.

"Bu.." aku menyentuh pundaknya perlahan.

Ibu menoleh dengan mata basah.

"May, kapan kau akan balik ke pondok?"

Suaranya terdengar serak.

"Aku tidak akan balik lagi, Bu." jawabku mantap.

Ibu menatap ku sejenak.

"Aku ingin menemani ibu, dan memberi kesempatan adik-adik untuk belajar." imbuhku lagi.

"Ibu harus kerja apa, Nduk? Ibu tidak punya keahlian apapun..." rintihnya putus asa.

Walaupun ikut bingung, aku memeluk ibu dan menenangkannya.

"Ibu tidak usah khawatir, Rizqi sudah ada ngatur. Tinggal bagaimana cara kita menjemputnya." bisik ku di telinga ibu.

Setelah kembali ke kamar. Aku berpikir keras. Kira-kira apa yang harus aku lakukan untuk memenuhi kebutuhan kami.

Aku terus mondar mandir berpikir.

Menjahit? Aku memang tau sedikit tentang jahit menjahit. Tapi masalah nya sekarang orang lebih suka' membeli pakaian jadi ketimbang membawa ke tukang jahit. dan tentu saja itu lebih efisien.

Apakah aku coba membuat kue saja, lalu di titipkan ke warung-warung. Yaah.. Untuk saat ini hanya itu yang terbayang di kepalaku.

Aku membuka dompet dan mengeluarkan semua isinya. Yang tersisa cuma empat puluh ribu. lalu dengan uang segitu dapat apa?

mungkin karena melihat kebingunganku, ibu mendekati.

"Kau pusing soal uang? Ibu ada celengan, Setiap ayahmu memberi uang belanja, sebisa mungkin ibu sisihkan walau cuma seribu rupiah. Mungkin isinya tidak seberapa, tapi semoga bisa untuk menambah modal usaha."

Aku terharu, padahal hidup kami sangat pas-pasan. Tapi ibu masih sempat-sempatnya menyisihkan uang belanja.

Dan setelah di buka, ternyata isinya kurang lebih dua ratus ribu.

"Alhamdulillah... Dengan uang ini kita bisa memulai usaha, Bu. Aku akan membeli beberapa bahan kue basah. Aku akan menitipkannya ke warung- warung tetangga." ucapku sumringah.

"Aku juga mau membawanya ke sekolah, mbak..." celetuk si bungsu Hafsah.

"Benar kau tidak malu berjualan di sekolah?"

Goda ibu.

"Ngapain malu, kata pak ustadz, tidak ada pekerjaan yang memalukan selagi itu halal." Bilal, yang menjawab.

Kami tersenyum. Ada harapan di pelupuk mataku.

"Semoga berkah, ya...!" ucap ibu mengusap air matanya.

***

Sejak hari itu, tidak ada waktu untuk bersedih lagi. Semua saling bahu membahu untuk membuat kue.

"Alhamdulillah, semuanya rampung. Untuk sementara kita buat tiga macam dulu. insya Allah kalau sudah ada pelanggan kita tambah menu baru." ucapku bersemangat.

Ibu mengangguk mengiyakan. Bilal dan Hafsah ketiduran di depan tv lusuh kami karena kecapean.

"Tidak usah di bangunin. kasian mereka kecapean..." ucap ibu. Aku pun setuju.

Dari dua warung, bertambah menjadi tiga, empat, lima dan tujuh warung yang menjadi langganan kami.

Disaat ekonomi lumayan membaik. Musibah kembali datang. Ibu terpeleset di kamar mandi, kepalanya membentur dinding.

Dokter memberitahu kalau kondisi ini cukup parah. Aku harus menyiapkan sejumlah uang untuk membiayai pengobatannya. Tabungan menipis dan modal pun habis.

Sigit adalah pemuda yang lama menaruh hati padaku. dia bekerja di kantor desa tempat kami tinggal.

Siang itu dia melihatku di kantor desa untuk mengurus surat keterangan tidak mampu.

"May, kau sedang apa?" siapanya dengan ragu.

"Aku perlu mengurus surat-surat yang di minta pihak rumah sakit, Mas." jawabku datar.

"Ooh, iya.. Aku sudah mendengar musibah yang menimpa ibumu. Yang sabar, ya. Kau jangan khawatir. Aku akan membantu mengurusnya."

Dengan bantuan Sigit, aku bisa mendapatkan apa yang kucari dengan cepat.

Sigit juga datang ke rumah sakit untuk memberi dukungan pada kami.

Seminggu di rawat, akhirnya ibu di perbolehkan pulang. Ada bahagia sekaligus nyeri di dada. bahagia karena ibu sudah boleh pulang dan sedih memikirkan kami sudah tidak punya apa-apa lagi.

Sigit semakin sering bertandang kerumah.

Kabar tentang kedekatan kami semakin menyebar di seantero desa.

Keluarga Sigit bukan orang kaya, tapi mereka cukup di pandang karena ayahnya seorang kepala sekolah.

Sigit anak pertama, mereka empat bersaudara. Didit adiknya bahkan sudah menikah dan mempunyai anak. tapi Sigit, jangankan menikah, punya kekasih saja belum. Hidupnya di dedikasikan untuk membahagiakan keluarganya saja. Itu membuatnya jadi bahan olokan teman-teman nya. Usianya yang sudah kepala tiga membuat orang tuanya khawatir.

 Akhirnya pada bulan ketiga sejak musibah yang menimpa ibu. Aku setuju menikah dengannya. entah apa pertimbanganku saat itu. Cinta? tidak. Simpati juga tidak...

Hanya saja Sigit berjanji untuk membantuku merawat ibu dan adik- adikku, membiayai sekolah mereka dan sebaginya.

Bagai tersihir aku menyetujuinya.

Aku di boyong kerumah besar itu. Rumah yang di tinggali keluarga besarnya. Termasuk adiknya yang sudah menikah.

Awal pernikahan semua berjalan baik. Sigit sangat baik padaku. Aku juga merasa dia memang mencintaiku.

Tapi satu dari sifatnya yang membuatku tidak mengerti.

Dia sangat menyayangi orang tuanya dan adik-adiknya. Sampai kepada iparnya. Apapun kata mereka, Sigit akan menurutinya. Hal itu sangat membuatku tidak nyaman.

Hingga suatu malam aku beranikan diri untuk mengajukan permintaan.

"Mas, kita sudah menikah. Rumah ini memang besar, tidak tetap saja tidak cukup untuk menampung tiga keluarga sekaligus..."

Ucapku hati-hati.

"Kenapa May, kau keberatan tinggal bersama keluarga ku?" tanyanya santai.

"Bukan itu maksudku. Kalau kita punya rumah sendiri, kan bisa lebih mandiri." timpal ku lagi.

"Ya, sudah. Tapi aku bilang ibu dulu, ya..!" jawabnya sambil mengecup keningku.

1
Yuliana Tunru
salah paham.ygnberujung tak.jelas sigut kepedean bgt toolak may dan saat keputusqn cerqi ttp bertahqn ceraiii agam yg tegas klo hqnna bkn iatrimu
Yuliana Tunru
hati adam sedang galau jg terluka sslingbterbyka biar selesai masalah x krn pria bkn peramal yg tau hati wanita
Lissaerlina
sampai kapan kamu menyadarinya May kalau dr. Agam menyukaimu.. lanjuttttt
Yuliana Tunru
msh sulit nebak jomblo atw gmn sih bikin may jd salah paham
Faulinsa
Duh May,kamunya nggak peka.Mungkin maksud dokter Agam istri masa depannya.Istri masa depan yang butuh perjuangan panjang untuk mendapatkannya, mulai dari proses perceraian sampai nunggu masa iddah sampai nunggu waktu yang tepat untuk meminangmu. Istri masa depan yang benar-benar harus diperjuangkan.. cie.. kalau jodoh nggak bakal kemana kok dok.. lanjut pak dokter...
Faulinsa
Duh sudah jatuh tertimpa motor, coba kambingnya ikut nyungsep pasti bakal dikambing hitamkan, kasihan nasibmu mbing. Semoga nasib baik senantiasa di pihak May,semoga segera menjanda. janda yg sukses ya May
Yuliana Tunru
sigit msh z bodoh dan tunduk bgt sama rani pdhl.mau bangga apa pd rani.klga mu kyk jongos x z.blm nikah sdh seenak x ank x z tak mau diurusi
Lissaerlina
lanjuttttt 💪🏻💪🏻
Faulinsa
Bagus May, jangan kasih kendor.Thor kayak nya Rani perlu dikasih bumbu pedas deh biar sadar diri. Coba kalau kemarin pas anaknya Rani dioperasi butuh donor darah, misal tu bocah bukan keturunan keluarga Sigit. Pasti bu mertua sudah kebakaran rambut deh/Awkward//Awkward/
Yuliana Tunru
itu tuh mantu kesayanga mu dimibta uang b7ay operasi ank x malah byj alasan suruh pergi z toh blm jikah dgn sigit knp bisa tingfal sermh smoga digosipin orang biar malu tara jg sifat x kyk rani kebiasaan dituruti ..cova z dgn bilan di ksh mskan x ndk karma kalian tuh..
Yuliana Tunru
benar2 karma kontan apa klfa sigut benar2 nyesal dgn semua sikap x tp sigit msh jg bela2in tara tanpa tanya gmn bulan apa hati x tdk ada rasa sayang pd bulan toh rezki buat istri tp diberikan ke ipar jdvsujses dan tdk x sigit ttp jg may tak merasakan x..cerai z segera biar usai cerita
Yuliana Tunru
ya ampun sigit msh z gitu lagak sangat conta tp nol saat berprinsip jg tak bisa bela ank istri siap2 kehilangan ya toh kau pun sdh lama tak ada di hati may dan bulan
Lissaerlina
mau sampai kapan kesedihan may berakhir??perpisahan jalan terbaik??? lanjuttttt
Yuliana Tunru
perlihatkan lebam.di tubuh bulan dan kata2 dokter klo bulan demam krn tak diberi makan jg di siksa waktu x ksu tegas may untuk minta cerai dsn tak ada kata2 lg cukup sdh semua x
Lissaerlina
semoga Bulan baik-baik aja dan segera sehat, mending pisah aja may...dan menikah dengan dokter Agam.... lanjuttttt 💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻
Lissaerlina
lanjuttttt 💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻
Faulinsa
kok sejak kematiannya kak??
Yuliana Tunru
akhir x may mencari bulan sedikit z terlambat cm bisa tangisi jasat..thor typo tuh tulis kematian bulan pdhl msh hidup ayo lapor polisi lgsg aplg saat lihat bekas2 biru penganiayaan rani biar sigit dan klga x tak bisa lg byk tingkah pokok x may bisa cerai..thanks jg buat mu thorr ssh kasih cerita bagus yg bikin q gemes yiap bab x 👍👍👍💪💪💪
balqis: makaci support nya🙏
total 1 replies
Yuliana Tunru
smoga may punya firasat pd bulan dan datang ke emh sigit jgn sampai bulan kenapa2 jd tskut thor klo bulan meninggoy
Faulinsa
kyaknya klu Bulan sampai terlambat di bawa ke RS, & berakhir meninggal. bisa di visum.. bisa di kasuskan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!