Pertemuan tanpa sengaja menjadi bibit cinta tumbuh dibumbui oleh perjalanan karakter yang penuh rintangan serta persahabatan antar karakter yang membuat kisah mereka lebih berwarna
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gabijh1799, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18
Beberapa hari kemudian, Vino telah melaksanakan pembangunan untuk rumah masa depan Shani bersama dengan Kinan yang sudah disetujui menggunakan desain dari Vino setelah berdiskusi panjang.
Banyak yang terjadi juga bersamaan dengan resminya hubungan Shani dan Vino semenjak hari itu, Shani yang sering menempel pada Vino setelah menyelesaikan hari kerjanya dan jalan-jalan mengitari kota Jogja yang sangat dirindukan oleh Shani.
Sembari juga Vino bekerja, Shani juga melanjutkan komiknya yang sempat terhenti beberapa hari karena memang dirinya belum ada inspirasi kembali karena dia kesepian di rumah dan rasanya ingin liburan sejenak. Namun setelah Vino pulang Shani, semangat Shani kembali lagi untuk membuat komiknya lagi seperti halnya sekarang Vino baru saja pulang dari proyeknya dan melihat Shani sedang bermain dengan iPad nya di kasur dengan masih menggunakan pakaian tidurnya yang sejak pagi masih dia gunakan.

Vino menghampiri Shani dan itu mengejutkannya. "Astaghfirullah kak ngagetin aku aja, untung ngga aku pukul oh"
"Hehehe maaf ya sayang, habisnya kamu fokus banget sama iPad. Lagi ngapain sih?" Tanya Vino sambil duduk disebelah Shani dan merangkulnya
"Lagi liat komik sekarang lagi trend apa barangkali aku bisa ngikutin" jawab Shani yang sekarang menyenderkan kepalanya di bahu Vino
"Ohh gitu, tapi menurut aku kamu bikin sesuai dengan apa yang kamu bikin sekarang sayang. Soalnya kalo kamu ngikutin trend juga bakalan cape" ucap Vino menasehati Shani
"Iya sih tapi ya mau gimana lagi kak, industri kayak gini harus ikutin trend kalo mau laku" Shani yang sekarang menatap Vino
"Iya sih, misal kamu mau ikutin trend kayak gitu ngga masalah tapi kamu juga harus punya identitas sendiri gitu paham kan" ucap Vino yang membalas tatapan Shani
"Iya kak, kan aku lagi bikin komik tentang pacarnya aku yang ngegemesin ini" ucap Shani sambil mengelus pipi Vino

"Hehehe iya sayang, gimana nih progresnya?" Tanya Vino tentang komik buatan Shani
"Alhamdulillah tinggal dikit lagi kak tinggal besok dikirim ke editor" ucap Shani yang memperlihatkan hasil karyanya pada Vino
"Semoga lolos yah" ucap Vino sambil mengelus pundak Shani dan mengecup puncak kepalanya juga
"Aamiin, oh iya gimana kak proyeknya?" Tanya Shani tentang pekerjaan Vino
"Alhamdulillah tadi baru selesai bikin pondasi sekarang baru bikin tiang bangunan" jawab Vino
"Lama juga yah kak" ucap Shani menghembuskan nafas pelan
"Namanya bangunan sayang pondasi harus kuat, kalo ngga kuat nanti roboh dong" ucap Vino sambil mengelus kepalanya
"Iya sih kak, kira-kira jadinya kapan kak?"
"Kalo ngga 2 atau 3 bulan gitu sih"
"Masih lama yah, aku jadi kangen sama temennya aku" ucap Shani yang merindukan seseorang
"Emang siapa temennya kamu hm?" Tanya Vino menatap Shani
"Gracia kak" jawab Shani tentang siapa temannya itu
"Gracia... Oh Shania Gracia cucunya Harlan grup?" Vino yang kaget dengan teman Shani yaitu Gracia
"Iya kak, kok kakak tau?" Tanya Shani yang ikut kaget dengan ekspresi Vino setelah mendengar nama Gracia
"Dulu kakeknya pernah punya proyek kerja sama gitu sama aku tapi udah lama banget jaman aku masih pertama jadi direktur" jawab Vino menjelaskan kenapa dirinya kaget mendengar nama Gracia
"Waduh lama juga yah kak"
"Iya sih mungkin kamu masih SMA kelas 3 kalo ngga salah"
"Lah itu mah 7 tahun yang lalu kak"
"Iya yah? Aku dah lupa kapan pasnya tapi kalo diukur pas umur kamu segitu"
"Waduh ternyata pacar aku om-om yah hehehe" canda Shani tentang umur Vino

"Halah tapi kamu sayang kan?" Tanya Vino sambil menoel hidung Shani
"Hehehe iya kak iya aku sayang banget sama kakak" ucap Shani sambil memeluk Vino dari samping
"Ya udah lanjutin lagi komiknya yah nanti aku ajak makan kamu sama keluarga" ucap Vino kembali menatap Shani
"Hahh mau makan dimana kak?" Tanya Shani yang kaget
"Ada deh" bisik Vino kemudian tersenyum manis pada Shani
"Ihhh gitu sih suka banget main rahasiaan" Shani memukul dada Vino dan memasang wajah cemberutnya
"Gpp dong sesekali gitu" ucap Vino mencubit pipi Shani
"Ihh gitu banget sih"
"Iya ya nanti di mobil aku kasih tau dimana"
"Beneran loh?"
"Iya sayang, ya udah aku mau mandi dulu sama sholat ashar ya. Hayoo kamu udah mandi belum?" Tanya Vino pada Shani
"Udah dong"
"Lahh kalo udah kenapa ngga ganti bajunya?"
"Belum bau kak tanggung"
"Emang ish kamu yah Shani ngegemesin banget"
"Hehehe ya udah kak mandi sana udah bau"
"Iya ya aku mandi ya"
Vino berjalan tasnya untuk mengambil pakaian dan setelah itu menuju ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya dan juga bersiap untuk menunaikan sholat Ashar nya. Shani yang merasa bosan setelah melihat berbagai komik di iPad nya memutuskan untuk menuju ke jendelanya dan melihat pemandangan di depannya, namun yang dia lihat hanya kumpulan awan mendung yang menyelimuti langit sore ini yang menandakan kemungkinan akan turun hujan.

Dipikiran Shani mungkin Vino akan membatalkan makan bersamanya dan memutuskan untuk makan di rumah saja, Shani menutup jendelanya karena khawatir akan hujan dan kembali ke kasurnya melanjutkan komiknya yang sebentar lagi akan selesai.
Setelah mandi dan sholat ashar, Vino kembali duduk di sebelah Shani sambil melihat proses Shani menggambar komiknya. Shani begitu lihai menggambarkan sketsa wajah Vino dan tubuhnya juga yang membuat Vino terpana melihat hasil gambar dari kekasihnya itu yang seumur hidupnya Vino hanya menggambar dengan menggunakan perhitungan yang matang.
Beberapa menit mereka sedang menikmati waktu berdua, ternyata benar dugaan Shani hujan turun sangat deras yang membuat Vino terkejut.
"Yahhh kok hujan sih" ucap Vino melihat di luar jendela ternyata hujan deras
"Kenapa kak?" Tanya Shani yang melihat vino tanpa murung
"Kan tadi aku udah janji mau makan bareng di luar" ucap Vino yang duduk di sebelah Shani dan memasang wajah cemberutnya
"Ya udah kak gpp kita makan di rumah dulu yah" Shani mengelus pundak Vino untuk menenangkannya
"Aku sih gpp tapi aku pengin makan bareng kalian"
"Iya kak gpp lain kali aja yah"
"Iya deh, oh iya kamu mau makan apa? Aku rasanya pengin masak deh" tanya Vino yang ingin memasarkan Shani dan keluarganya
"Wihh tumben kak" ucap Shani melepaskan pelukannya dan keheranan

"Hehehe lagi pengin aja sih kan ngga jadi keluar" ucap Vino mengelus kepala Shani
"Boleh deh, apa aja yah kak"
"Beneran nih apa aja?"
"Iya kak, masakan kakak enak semua"
"Iya deh, ya udah aku turun dulu ya"
"Iya kak, hati-hati ya masaknya" Shani menganggukkan kepalanya dan tersenyum manis pada Vino
"Iya sayang"
Vino turun dari ranjang Shani dan menuju dapur, ternyata disana sudah ada Veranda yang sedang membereskan bahan makanan yang mungkin dia baru saja berbelanja setelah pulang dari kerjaan.
"Ehh Bu baru pulang kerja yah? sini saya bantu" ucap Vino berinisiatif membantu Veranda
"Iya Vin, udah gpp ibu aja" tolak Veranda yang tidak enak dengan Vino
"Gpp Bu sekalian"
"Makasih ya Vin"
"Iya Bu sama-sama"
"Ohh Vin, gimana proyek kamu?" Tanya Veranda tentang proyek Vino dan Kinan
"Alhamdulillah lancar Bu tadi baru selesai masang pondasi sekarang mau pembangunan tiangnya" jawab Vino sambil membereskan bahan makanan
"Ohh gitu yah, masih lama yah ternyata"
"Iya Bu soalnya kondisi tanah disana agak labil jadi harus buat pondasi yang kuat"
"Iya sih ngga tau itu bapak kenapa milih disana"
"Iya Bu gpp sekarang sudah bisa pasang pondasinya"
"Iya sih, oh iya Shani masih di kamarnya Vin?"Tanya Veranda berpindah topik ke Shani
"Masih Bu tadi lagi ngelanjutin kerjaannya" jawab Vino yang telah menyelesaikan membereskan bahan makan
"Ohh gitu yah, tadi ibu mau minta tolong mau masak bareng tapi yah kayaknya lagi banyak yah kerjaannya" ucap Veranda yang rencananya ingin memasak bersama Shani
"Iya Bu, tapi biar saya aja Bu gantiin Shani. Saya juga pengin masak" Vino berinisiatif menggantikan Shani
"Waduh kamu bisa masak Vin?" Tanya Veranda yang tidak yakin dengan kemampuan Vino
"Alhamdulillah bisa Bu" jawab Vino sambil menganggukkan kepalanya
"Wihh kamu emang yah Vin ngga kayak bapak paling bisa masak air doang sama mie" ucap Veranda yang mengeluh tentang suaminya itu
"Hehehe ibu bisa aja, gpp Bu yang penting bapak bisa minimal" balas Vino yang memakluminya saja
"Iya sih, ya sudah yuk kita masak" ajak Veranda
"Iya Bu"
Akhirnya Veranda dan Vino memasak bersama hingga akhirnya mereka selesai masak menjelang adzan Maghrib berkumandang.
***