Ia tidak sengaja menghabiskan malam bersama dengan seorang pria, tapi siapa sangka pria itu adalah Bos nya sendiri.
Ia kira semua masalah akan berakhir begitu saja, tapi bos nya yang licik malah mengancamnya dengan video panas mereka. Dan memaksanya agar berada di sisinya dan menjadi wanita penghangat ranjang miliknya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
OMB : Bab 20
Erika berjalan dengan langkah pelan, seperti biasa ia selalu menebarkan senyuman manis ke setiap orang yang lewat. Tapi ia terdiam dengan perasaan yang aneh, karena orang-orang tengah melihatnya tapi dengan tatapan berbeda.
Bahkan tidak sedikit orang yang melihatnya lalu berbisik dan langsung pergi, mereka seperti melihat sebuah benda yang menjijikan.
"Kenapa sih orang-orang pada aneh hari ini." Ucap Erika heran.
Tapi wanita itu sama sekali tidak memperdulikan tatapan dari orang-orang yang menatapnya dengan tatapan mencemooh, Erika berjalan ke arah Divisi tempatnya bekerja.
"Selamat pagi semuanya." Sapa Erika dengan senyuman senang dan bahagia.
Tapi seketika senyumannya luntur saat melihat rekan-rekan satu divisi nya, malah mengabaikan sapaan yang ia lontarkan.
"Gina, kita nanti makan siang bareng yu." ajak Erika pada rekan kerjanya.
"Maaf yah, aku ada janji. Kamu bisa ajak Pak Jimmy aja." jawab Gina.
Erika memonyongkan bibirnya, ia lalu mengajak rekan kerja yang lain. Tapi jawaban mereka saja, Erika merasa jika semua rekan kerjanya seperti tengah menghindarinya tanpa alasan yang jelas.
"Kalian kenapa sih?" Tanya Erika kesal, ia menatap rekan-rekan kerjanya dengan tatapan sedih dan terkesan imut.
Tapi tidak ada satupun yang menghiraukan perkataan Erika, dengan kesal Erika langsung berjalan ke meja kerja miliknya.
Tapi Erika terdiam saat melihat meja kerjanya yang berantakan dan penuh sampah, bahkan ada beberapa permen karet yang habis di kunyah.
"Arg.. Siapa yang melakukan ini?!" Teriak Erika kesal, tapi kembali lagi seperti tadi. Tidak ada satupun orang yang menghiraukan perkataan Erika.
"Salwa, tolong panggilkan OB." Pinta Erika.
"Maaf aku sibuk, panggil aja sendiri." Jawabnya dengan tatapan fokus ke layar laptop.
Erika terdiam dan heran dengan sikap orang yang biasanya selalu menyanjungnya setiap saat, tapi kini mereka malah mengabaikannya dan seakan menghindar darinya.
Dengan kesal Erika pergi memanggil OB untuk segera membersihkan meja kerjanya yang kotor.
"Hei OB." Panggil Erika.
OB yang tengah bersantai langsung menghampiri Erika, "Ada apa Bu?"
"Kamu kerja yang becus dong! Itu, meja saya masih kotor. Cepat bersihkan." Maki Erika dengan tatapan yang kesal, ia seakan melampiaskan semua kekesalannya pada orang yang berada di bawahnya.
Dengan cepat OB langsung pergi ke ruang divisi Erika, ia segera membersihkan meja Erika yang terdapat banyak sampah dan bekas permen karet.
Setelah selesai Erika langsung duduk di atas kursi, harinya yang cerah kini berubah menjadi sangat menyebalkan. Dengan sikap rekan-rekan kerjanya yang berubah seperti itu dan meja kerjanya yang kotor tanpa sebab membuat mood nya menjadi sangat buruk.
Gina berjalan menghampiri Erika, ia memberikan setumpuk dokumen yang harus di kerjakan oleh Erika.
"Gina, dokumennya sangat banyak. Apa kau bisa membantu ku?" Pinta Erika dengan mata yang penuh harap.
"Aku banyak kerjaan, lagi pula kau di sini sudah 1 tahun. Belajar mandiri dong, jangan pengennya di bantu sama orang terus." Ucap Gina.
Mendengar hal itu Erika merasa tersinggung dan kesal, "Maksud kamu apa? Oke, aku emang tidak sehebat kamu. Tapi kamu jangan mengatakan hal itu juga dong." Ucap Erika dengan mata yang berkaca-kaca.
"Kalau kamu merasa kemampuan mu tidak hebat, harus nya kau belajar dengan benar. Bukan mau nya di kasihi oleh orang lain." Timpa Mira.
Perkataan Mira membuat Erika terdiam dengan tatapan yang tak percaya, biasanya orang-orang ini selalu membela dirinya. Tapi kini mereka malah menyudutkan dirinya.
"Ada apa sih dengan kalian semua?" Tanya Erika kesal di perlakukan seperti ini.
Tapi ia terdiam saat mengingat jika sebentar lagi ulang tahunnya, dengan senyuman Erika langsung duduk di meja kerja miliknya.
"Aku tahu, mereka pasti sedang ngeprank." Gumam Erika senang karena ia berpikir akan mendapatkan banyak kejutan dari rekan-rekan kerjanya.