NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta CEO

Terjerat Cinta CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Duda / CEO
Popularitas:24.8k
Nilai: 5
Nama Author: ainaa

"Al..." Elen mengguncang bahu Al pelan saat bocah itu sedang bermain ponsel, "Pikirin cara buat nolak dong, Al. Mama gak mau nikah!" Adu Elen agak bersungut-sungut.

Al menggelengkan kepala, "Jangan gangguin Al, ma. Nanti afk." Sahut bocah itu tidak ingin diganggu.

"Ih kesel banget." Elen mendengus menatap kesal putranya lalu menoyornya pelan.

"Kan, Al udah bilang mama lihat nanti aja. Kalau pertemuannya lancar jadi nikah kalau enggak ya udah batal."

Ini baru awal dari kisah mama Elen yang dikejar secara brutal dan ugal-ugalan oleh Daddy Aksa, seorang CEO perusahaan. Dan juga masih ada dua remaja nakal bin ajaib bernama Calvin Chris Marin dan Arkana Ephraim Axelle yang akan merecoki hidup Elen dan Aksa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Bab 12

Aksa pulang tengah malam setelah mengantarkan Elen ke rumah sakit, ia langsung kembali ke rumah. Dan, dalam perjalanannya ia memikirkan banyak hal. Salah satunya memikirkan bagaimana ia bisa membuat Elen dengan suka rela menjadi istrinya. Juga memikirkan bagaimana ia akan mengatakan hal tersebut pada Calvin. Kalau untuk masalah Arka, ia yakin bisa mengatasinya dengan mudah. Masalahnya adalah Calvin bagaimana cara membujuk bocah itu agar mengizinkan Elen untuk dinikahi. Jika Calvin setuju, pasti lebih mulus lagi jalannya menikahi Elen apalagi dia sudah menerima informasi dari Ervan jika Elen memang sangatlah menyayangi Al. Separuh hidup perempuan itu saat ini adalah untuk anak itu.

Sampai di rumah, Aksa melihat Arka sendirian tiduran di sofa ruang tengah atau yang biasa digunakan sebagai ruang keluarga sambil bermain game dengan benda pipih di tangannya.

Ia dekati sang putra dan duduk di sofa single sambil memperhatikan sang putra yang nampak asyik dengan gamenya.

"Belum tidur?" Tanya Aksa saat Arka melirik sekilas ke arahnya.

"Daddy darimana?" Tanya Arka balik.

"Dari rumah sakit." Jawab Aksa jujur. Tidak ada juga alasan untuk dia berbohong pada Arka sementara Arka sudah memergoki dirinya dan Elen tadi. Memergokinya Pun tidak tanggung-tanggung pula, di rumah mereka. Pasti bocah SMA yang masih asyik dengan gamenya itu memiliki pertanyaan pada daddynya.

"Apa dia pacar, Daddy?" Tanya Arka tanpa menatap sang ayah sebab ia sibuk dengan layar ponselnya. Sebelumnya Arka sudah mendengar dari teman-temannya jika Elen memang janda yang artinya single. Jadi, jika mungkin saja Daddynya menjalin hubungan dengan Elen aman.

"Bukan." Singkat Aksa yang masih tak berpaling dari sang putra.

"Bukan?" Ulang Arka memastikan.

"Mungkin lebih dari sekedar pacar." Imbuh Aksa datar.

Arka mengernyit bingung, ia bangun dari tidurnya lalu duduk menatap lurus pada sang ayah dan meletakkan ponsel di sebelahnya duduk.

"Daddy mau menikahi tante itu?" Tanya Arka datar yang membuat Arthur Aksa kelabakan tapi tetap tenang. Ia tidak menyangka putranya itu memiliki pikiran kearah sana.

"Bagaimana menurutmu?" Aksa tak langsung menjawab pertanyaan sang putra, sebab ia ingin mengetahui dulu bagaimana pendapat Arka mengenai rencananya menikahi Elen.

"Daddy mencintainya?" Lagi-lagi Aksa dibuat tercengang dengan pertanyaan putranya. Sementara Arka tidak tahu bagaimana perasaannya. Yang dia tahu, dia menginginkan Elen.

"Entahlah." Jawab Aksa berterus-terang yang langsung membuat Arka mendengus.

"Kalau mau dinikahi ya dinikahi saja. Arka tidak ada masalah." Ujar Arka kemudian terdengar santai.

Giliran Aksa yang mengerutkan dahi, "Kamu yakin tidak ada masalah? Dia memiliki anak remaja sepertimu, kamu juga sudah tahu. Jika daddy menikahinya, kamu mungkin memiliki adik yang jaraknya usianya hanya satu tahun di bawahmu. Apa masih tidak masalah?"

Arka mengangguk kecil, "Tidak masalah. Lakukan saja jika daddy memang ingin menikahinya." Lalu bocah itu kembali berbaring dan bermain game dengan ponselnya lagi. Percakapan ayah dan anak itu selesai dengan hasil yang cukup tidak terprediksi oleh Aksa. Ia memang yakin bisa mendapatkan izin dari Arka untuk menikahi Elen tapi tidak menyangka akan semudah ini.

***

Hari berikutnya Elen tidak pergi ke toko kue. Calvin sudah diizinkan pulang hari itu jadi, jadi dia sibuk mengurusi administrasi dan yang lainnya. Setelah membayar biaya administrasi rumah sakit dan menyelesaikan prosedur keluar. Elen dan Calvin pulang. Mereka hanya berdua karena Rissa ada jadwal kuliah.

"Kamu mau jajan apa, Al? Mama bisa mampir sekalian, nanti kalau udah sampai rumah biar nggak perlu keluar lagi." Tanya Elen sambil fokus menatap lurus jalanan. Ia juga fokus mengemudikan mobilnya dalam kecepatan sedang. Mobil yang sudah diambil dari Club.

"Stok jajan Al masih banyak, ma. Kita langsung pulang aja." Bocah itu ingat stok cemilannya di rumah memang masih banyak. Ya, di rumah Elen memang selalu menyetok camilan. Karena Al sering mengajak teman-temannya menginap di rumah selain itu Rissa juga generasi micin.

"Oke." Elen mengangguk kecil.

Setengah jam kemudian, mereka tiba di rumah. Keduanya langsung menuju kamar Al. Elen menyuruh Al untuk beristirahat.

"Ma." Panggil Al saat Elen akan keluar dari kamar putranya.

"Hem." Elen menoleh, urung membuka pintu.

"Boleh nggak kalau Al nggak pindah sekolah?" tanya Al ragu.

"Kamu nggak mau pindah sekolah?" Al menganggukkan kepalanya.

"Kenapa?"

"Al suka sama sekolah yang sekarang." Bohong Al. Alasan aslinya karena kasihan dengan mamanya jika ia pindah sekolah, pasti Elen akan mengeluarkan uang lagi. Al tahu mama bukan orang susah tapi mereka juga tidak sekaya itu yang bisa menghambur-hamburkan uang untuk pindah sekolah.

Elen kembali berjalan menghampiri Al dan duduk di sisi ranjang. Menatap miring pada Al yang duduk selonjoran bersandar headboard.

"Tapi, kamu di sana nggak aman, Al. Mama nggak mau kamu pulang dengan kondisi bonyok terus." Jujur Elen, hanya itu sebenarnya yang sangat Elen khawatirkan sampai ingin memindahkan Al lagi.

Al menggeleng, "Gak, ma. Mereka juga pasti mikir-mikir ulang kalau mau gebukin Al lagi. Kan, mama udah tahu mereka. Mama bisa langsung labrak mereka kalau Al sampai dibonyokin lagi."

Elen diam. Memikirkan dengan serius ucapan Al.

"Boleh ya ma ya?" Bujuk Al.

"Mama pikirin dulu."

"Mamaaa...." Al cemberut.

Elen justru terkekeh melihat tingkah gemas Al yang mode manja. "Udah, ah. Nanti kita bahas lagi. Kamu istirahat dulu. Mama mau masak." Ucap Elen sambil beranjak dari duduknya.

"Pokoknya Al nggak mau pindah sekolah, ma." Teriak Al yang dibalas dengan lambaikan tangan sebelum Elen keluar dari kamar Al dan menutup pintu kamarnya.

Di sela-sela pekerjaannya yang banyak, Aksa masih sempat memikirkan ucapan Arka semalam. Bagaimana bocah itu dengan mudahnya Elen izinnya jika Aksa berniat menikahi Elen. Satu masalah selesai. Sekarang tinggal Elen dan Al. Itu masalah utamanya, bagaimana caranya Aksa membujuk keduanya?

'TokTok Tok'

"Masuk!" Ujar Aksa sambil menatap pada pintu. Ervan yang datang. Dengan langkah santai sahabat Aksa menghampiri Aksa dan duduk di kursi depan Aksa yang hanya bersekat meja kerja Aksa sebagai pembatas.

"Ngapain kesini?" Tanya Aksa datar.

"Mampir, gue abis ketemu klien di dekat sini." Jawab Ervan. Lalu menatap tumpukan berkas di meja Aksa, "Sibuk lo?"

"Hm."

"Gimana semalem? Lo bawa kemana mamanya Al?" Tanya Ervan penasaran. Itu juga alasan Ervan sengaja mampir ke kantor Aksa. Ingin kepo tentang urusan Aksa dan mamanya Al.

"Pulang."

"Pulang? Ke rumah lo?" Aksa mengangguk sambil melanjutkan membaca berkas yang perlu diperiksa.

"Gilaaa. Lo beneran serius sama mama muda?" Bara shock sampai menganga lebar, juga bukan tanpa alasan Ervan menanyakan hal itu, sebab selama ini Aksa tidak pernah membawa seorang perempuan ke rumahnya. Ini pertama kalinya.

"Gue mau nikahin dia." Kata Aksa serius. Yang lagi-lagi membuat Ervan shock.

"Emang dia mau?" Sejurus kemudian Ervan bertanya meremehkan.

"Gampang. Gua tinggal paksa aja." Balas Aksa enteng.

Ervan berdecak lalu menggeleng, benar-benar seorang Aksa Damian Alexander. Mampu melakukan apapun demi memenuhi keinginannya.

"Gue kasih lo info, cowok yang semalam deket sama Elen itu mantan pacarnya." Saat di club Aksa juga sudah mendengar hal itu dan dia tidak peduli.

"Hanya mantan." Remeh Aksa.

"Daripada lo yang bukan siapa-siapa." Kekeh Ervan sukses mendapatkan pelototan dari Aksa.

"Tapi Sa, gimana Arka? Lo perlu izin dari Arka kalau mau nikah." Ervan mengingat keponakannya yang nakalnya di atas rata-rata itu.

"Arka nggak ada masalah. Gue udah mengantongi izin dari Arka." Smirknya bangga.

"Serius?" Yang di anggukki oleh Aksa.

"Oke, Arka aman. Al, gimana?"

"Itu yang lagi gue pikirin." Memang sedari tadi Aksa juga memikirkan hal itu.

"Lo juga tahu Sa, Arka sama Al nggak akur. Bahkan Arka sering mukulin Al, kalau lo nikahin emaknya Al, gimana hubungan mereka? Apa nggak baku hantam terus tiap hari?" Sungguh Ervan tidak bisa membayangkan. Dua bocah yang saling bermusuhan dijadikan saudara tiri apa nggak jadi perang dunia kedua?

"Yang ada perang dunia kedua kali, Van." Brian datang langsung mengomentari. Ia tidak mengetuk pintu jadi, Aksa dan Ervan tidak menyadari kapan Brian masuknya tahu-tahu sudah berdiri di belakang Ervan.

"Mending lo pikirin ulang, Sa. Gue tahu lo tertarik sama Elen tapi, jika itu menyangkut pernikahan lo mesti mempertimbangkan semuanya dengan matang. Karena nggak hanya tentang lo dan Elen, ada Arka dan juga Al didalamnya. Mengingat hubungan mereka jauh dari kata baik." Lanjut Brian memberikan saran.

Ervan mengangguk setuju, "Nggak akan mudah mendamaikan dua bocah itu, gue rasa. Mengingat juga mereka sepertinya sudah lama bermusuhan." Imbuh Ervan.

Aksa terdiam. Terlihat menimbang-nimbang apa yang yang diucapkan dua sahabatnya. Meskipun Arka memang mengizinkannya menikah dengan mudah tapi, ia tidak tahu bagaimana isi pikiran Arka yang sebenarnya tentang Al.

1
Dizzah Afkar
godddd
ceritanya seruuu,,,suka sukaaa👍
Kusii Yaati
gmn sih sa main sruduk aja hadehhh🤦🤦🤦
Dizzah Afkar
mesem mesem q nyaaa😅😁😁
etina_
semangat terus karyanya sukses selalu
etina_
otor mending si Aksa manggil aku kamu atau ga pake nama kesayangan aja dari pada saya gitu kaya kaku
ainaa: proses ya temen²🥰
total 1 replies
Dizzah Afkar
alllllll
arkaaaaaaa
😁😅👍
Dizzah Afkar
linaaaa,jangan jadoli kompor loooo,,nanti ujung ujungnyaaaa ada si bagassss,,awas Lo Lina 😤
Dizzah Afkar
ayo bang Aksa gas polll,,,guwe suka gaya loooo👍👌👌👌👌
Dizzah Afkar
heleh si Zaki pake bawa mama segala,,,,si Bagas juga apaan siiiiiii kayak ulat bulu looooo.....pusinggggggg pembinornya beterbangan cuiiiiii🤣😤
Dizzah Afkar
helehhhh si zakiii pake bawa mamanya,,ini juga si bagassss kayak ulat bulu Lo,,,,pusing pusinggggg pembinor hus hus😁😤
Dizzah Afkar
lanjut thoorr,,,
suka suka👍
Melati Putri
lanjut thor, berasa kurang bacanya.
suka kali lah pokoknya
Dizzah Afkar
wahhh,,apa pembinornya akan tambah lagi ya,,,,
bang aksaaaa nikahnya yang grecepppppppppp,,,haduhhh kok gemes q sama si bagassssss🤪
Dizzah Afkar
haduuuu mblibetttt,,linaaaa Lo cari masalahhhhhh,,,elennnn kamu mbok Yo yang tegas sama Bagas,oj ngomong ya ya aja kalo diajakkkk,,,,hadeeeeeeee🤣
Lannnn🙈
Lina ko tega ya
Dizzah Afkar
ayo Thor up lagi
elen kamu yang tegas dong ke Bagas,,haduuuuuu buat masalah aja kamu Len lennn
Melati Putri
lanjut thor
Dizzah Afkar
Luar biasa
Dizzah Afkar
bagus,,,suka suka critanya
GK bikin bosen👍
anggita
like👍+☝hadiah iklan. terus berkarya tulis, moga novelnya sukses.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!