NovelToon NovelToon
STRANGE MERCHANT

STRANGE MERCHANT

Status: sedang berlangsung
Genre:Bepergian untuk menjadi kaya / Perperangan / Penyeberangan Dunia Lain / Menjadi Pengusaha / Toko Interdimensi
Popularitas:15.5k
Nilai: 5
Nama Author: Kata Pandu

Menjadi pedagang antar dua dunia? Apakah itu memungkinkan?

Setelah kepergian kakeknya, Sagara mewarisi sebuah rumah mewah tiga lantai yang dikelilingi halaman luas. Awalnya, Sagara berencana menjual rumah itu agar dapat membeli tempat tinggal yang lebih kecil dan memanfaatkan sisa uangnya untuk kebutuhan sehari-hari. Namun, saat seorang calon pembeli datang, Sagara tiba-tiba mengurungkan niatnya. Sebab, dia telah menemukan sesuatu yang mengejutkan di belakang rumah tersebut, sesuatu yang mengubah pandangannya sepenuhnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kata Pandu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 13 : Menemui Teman Lama

Sagara turun dari taksi, memandang bangunan perkantoran megah yang menjulang tinggi di hadapannya. Angin sepoi-sepoi meniupkan rambutnya ketika dia melangkah mendekati pintu utama bangunan tersebut. Pikirannya dipenuhi oleh arahan-arahan yang diberikan Fransiskus sebelum ia kembali ke dunia ini. Dengan langkah mantap, ia merogoh saku dan mengeluarkan ponselnya, lalu menekan nomor kontak yang telah diberikan kepadanya dan membuat panggilan.

Dering terdengar beberapa kali sebelum sebuah suara berat dari seberang sana menjawab dengan nada curiga, “Siapa ini? Dari mana kau mendapatkan nomorku?”

Sagara tetap tenang, menyiapkan jawabannya dengan sangat baik. “Saya Sagara Adyatama. Saya cucu dari Miles Adyatama, mungkin Anda mengenal kakek saya.”

Ada jeda sesaat di seberang, lalu nada suara pria itu tiba-tiba berubah drastis. “Ah, ternyata cucu Miles! Kenapa tidak bilang dari awal? Hahaha! Aku Hansel, teman lama kakekmu."

"Bisakah kita bertemu sekarang? Ada sesuatu yang ingin saya bicarakan dengan Anda."

"Tentu! Tentu saja, aku akan menerima ajakanmu untuk bertemu." Pria bernama Hansel ini menjawab cepat seakan sudah menanti-nantikan pertemuannya dengan Sagara.

"Kapan kamu ingin bertemu?" lanjut Hansel.

"Hari ini, sekarang."

"Bagus! Kalau begitu aku akan kirimkan seseorang untuk segera menjemput Nak Sagara. Alamatnya... apa kamu saat ini menempati kediaman Adyatama?"

"Tidak perlu, saya sudah menunggu di bawah. Kirimkan seseorang untuk menjemput dan mengantar saya ke tempat Anda."

"Ah, ya. Baiklah, aku akan menyuruh bawahanku untuk menjemputmu di bawah."

Sagara tersenyum kecil. Perubahan sikap Hansel membuatnya mengingat betapa berpengaruhnya kakeknya dulu. Posisi Sagara jelas tidak bisa dianggap remeh.

Tak lama kemudian, seorang bawahan Hansel datang menjemput Sagara di lobi. Pria itu berjalan dengan langkah cepat dan penuh percaya diri, tetapi tanpa menunggu Sagara untuk mengikutinya. Saat mereka tiba di depan lift, bawahan itu dengan suara kurang ramah berkata, “Kita harus cepat, Tuan Hansel sedang sibuk. Saya harap Anda mengerti.”

Nada suara yang digunakan pria itu sedikit menyiratkan ketidaksopanan. Sagara terdiam sejenak, berusaha menjaga wibawanya. Namun, ia juga tahu bahwa bawahan seperti ini harus diberi peringatan dengan sikap yang tegas.

Ketika mereka tiba di depan kantor Hansel, pintu terbuka, dan Hansel langsung menyambut Sagara dengan senyuman hangat. "Sagara! Senang sekali bertemu denganmu. Masuklah, anggap saja seperti rumah sendiri."

Sagara mengangguk sopan dan melangkah masuk, tetapi sebelum percakapan dimulai, Hansel memandang bawahan yang tadi mengantar Sagara dengan tatapan tajam. "Marco, bagaimana caramu berbicara dengan tamu kita? Sagara adalah cucu Miles Adyatama, salah satu orang yang paling aku hormati. Jangan pernah bersikap kurang ajar seperti itu lagi!"

Marco tampak gugup, wajahnya memerah. "Maaf, Tuan Hansel... Saya tidak bermaksud..."

Hansel memotongnya. "Tidak ada alasan! Perbaiki sikapmu, atau aku akan pastikan kamu tidak akan bisa bekerja lagi di sin!"

Mendapat peringatan dari sang bos, Marco pun mengangguk cepat, meminta maaf kepada Sagara sebelum buru-buru pergi dari ruangan.

Sagara tetap tenang, meski dalam hatinya ia merasa sedikit lega. "Terima kasih, Tuan Hansel, atas perhatian Anda."

Hansel tersenyum penuh pengertian. “Jangan khawatir, Sagara. Orang seperti Marco memang perlu diingatkan batasan-batasan mereka.”

Setelah insiden kecil itu, Hansel kembali fokus ke pembicaraan. “Aku sudah bisa menebak sedikit maksud kedatanganmu. Apakah ini tentang barang-barang antik yang ingin kau lelang, seperti yang dulu sering dilakukan oleh kakekmu?”

"Benar, saya membawanya." Sagara kemudian meletakkan koper yang dibawanya ke atas meja.

"Sebenarnya aku sempat khawatir tidak akan pernah melihat barang-barang seperti ini lagi setelah meninggalnya Miles. Namun, siapa sangka, Miles, pria tua itu memiliki seorang cucu yang tampan di sini?" Hansel mencoba menyanjungnya, akan tetapi Sagara hanya diam mendengarkan, kemudian dia membuka koper hitam yang dibawanya.

Hansel menatap artefak-artefak itu dengan penuh perhatian. "Kualitasnya sangat luar biasa seperti yang biasanya," gumamnya sambil memeriksa beberapa barang dengan lebih dekat.

"Dari dulu aku sangat penasaran, dari mana kalian mendapatkan barang-barang ini?"

"Bukankah sudah menjadi kesepakatannya untuk tidak menanyakan informasi seperti itu?" Sagara tersenyum kepada Hansel.

Setelah puas melihat isinya, Hansel menutup koper itu kembali dan terkekeh puas. “Ini akan menarik perhatian banyak kolektor. Aku akan segera mengatur pelelangannya.”

Hansel segera memerintahkan bawahannya yang lain, kali ini dengan sikap lebih ramah, untuk menyiapkan segala sesuatunya. Kemudian, Hansel melanjutkan percakapan mengenai pembagian hasil, mengikuti aturan lama yang sudah berjalan dengan kakek Sagara. “Seperti biasanya, mungkin kamu sudah mengetahuinya dari Miles, sepuluh persen dari penjualan akan menjadi milikku sebagai penyelenggara. Sisanya adalah milikmu.”

Sagara mengangguk setuju. “Tentu saja, itu terdengar adil bagi saya, sama seperti yang dilakukan oleh kakek saya.”

Hansel tersenyum lebar. “Bagus! Dan tentu, kau bisa hadir di pelelangan itu. Seperti kakekmu dulu, kamu akan mendapatkan tempat VIP.”

Sagara mempertimbangkan undangan itu dengan cermat. "Saya akan mengabari Anda jika saya memutuskan untuk hadir di pelelangan itu.”

Setelah semuanya disepakati, Sagara bangkit dari kursinya dan menjabat tangan Hansel. “Terima kasih banyak atas waktu dan kesempatannya. Saya berharap kerja sama ini akan terus berjalan baik, seperti yang dulu dilakukan oleh kakek saya.”

Hansel tersenyum penuh kehangatan. “Jangan khawatir, Sagara. Aku yakin kamu akan berhasil melanjutkan bisnis keluargamu. Aku sudah lama menunggu kesempatan untuk bekerja sama dengan anak muda yang kompeten dan penuh semangat sepertimu.”

Sagara bangkit dari duduknya, sehingga membuat Hansel terburu-buru menahannya. "Kamu sudah ingin pergi? Bagaimana jika kita makan terlebih dahulu di kediamanku? Ada seseorang yang ingin aku kenalkan padamu."

"Jika Anda berniat mengenalkan putri Anda pada saya, maka saya akan menolaknya. Saya masih memiliki banyak urusan hari ini, jadi lain kali saja kita membicarakannya."

Sagara memberikan senyuman tipis sebelum meninggalkan ruangan tersebut. Langkahnya tegas saat ia keluar dari gedung perkantoran. Di dalam hatinya, ia tahu bahwa ini baru permulaan. Dia sadar sepenuhnya akan tanggung jawab besar yang kini ada di pundaknya, baik untuk keluarga Adyatama maupun Morgans. Saat berdiri di trotoar, menatap hiruk-pikuk kota, dia merasa hari ini adalah babak baru dalam kehidupannya. Sebuah babak yang penuh dengan tantangan dan peluang besar yang sudah menanti di depan.

1
black_mask
penting ceritane dirampungke thor, ojo kyo le dsik"
Mohakbar
cerita enak di dengar, setiap kalimat mudah di pahami, rekomen baget!
Abu Nipah
Lumayan
yatarasa
...
Kai🍁
harapannya kali ini ceritanya dapat diselesaikan dengan baik dan pembaca terpuaskan.
Violet Ros
Mungkin ini udah lama sejak terakhir kali gue baca novel lu yang necromancer itu. Tapi novel lu masih bagus aja bg, tapi rasa rasanya teksnya pada kepanjangan.
Violet Ros: wkwk iyaa cuman gak konsisten
Kai🍁: iya baru balik nulis lagi, akunmu juga rajin sekali nulis.
total 2 replies
Sato
ceritanya selesain ya, semoga ga ngagantung.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!