Setelah melewati seratus kali kehidupan, akhirnya Liu Feng bisa menjadi manusia yang memiliki budi pekerti luhur dan menjadi Penguasa Benua Biru selama beberapa ratus tahun. Hal tersebut tidak lepas dari campur tangan gurunya yang berasal dari kalangan Dewa, yakni Dewa Kehampaan.
Setelah semuanya berjalan dengan baik, pada akhirnya Liu Feng mendapatkan kesempatan untuk menuju Alam Dewa dengan kehidupan yang baru namun memiliki ingatan yang sama dengan kehidupan sebelumnya di Dunia Fana.
Belakangan Liu Feng baru mengetahui, jika Fang Yuan merupakan Dewa yang terusir dari Dunia Dewa akibat kecemburuan Kaisar Dewa atas kekuatan yang dimiliki oleh Fang Yuan. Kaisar Dewa meyakini jika kekuasaannya akan direbut oleh seorang Dewa yang ia yakini sebagai Fang Yuan.
Atas kecurigaan sepihak inilah yang membuat Fang Yuan dikirim ke Dunia Fana dan tersegel untuk selamanya, oleh karenanya ia yang merasa mengalami ketidakadilan pun bertaruh atas kehidupan Liu Feng yang ternyata memiliki bakat unik
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Lim's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pria Mesum
Setelah bertegur sapa dengan ayah dan ibu Fang Yuan, Xiao Yan Li pun masuk ke dalam dan ikut membantu membuat sarapan pagi untuk pria yang senantiasa ia kagumi itu. Sebelumnya ia tidak pernah terlibat secara langsung dengan urusan dapur yang biasanya sudah diurus oleh para pelayannya, tetapi demi memperjuangkan perasaannya ia perlu belajar menyenangkan prianya dalam hal urusan kebutuhan jasmani.
Adapun Xie Xian sangat kagum terhadap kesungguhan Xiao Yan Li dalam memahami sifat seorang pria, terutama dalam hal menyiapkan kebutuhannya yang merupakan sebagai penghangat hubungan saat menikah kelak.
"Kamu lanjutkan saja, aku akan membangunkan Yuan'er. Ia terlalu mementingkan kekuatannya sehingga seringkali lupa akan waktu" ucap Xie Xian kepada nona besar Klan Xiao itu.
Xiao Yan Li hanya mengangguk pelan, ia juga sudah tidak sabar ingin melihat Fang Yuan ketika pertama kali ia bangun tidur. Tidak ada kepalsuan di wajahnya dan juga perlakuan hangatnya akan terlihat di saat seperti itu.
Di dalam kamarnya, Fang Yuan yang memang baru membuka kedua matanya setelah melakukan kultivasi semalaman pun dapat merasakan kehadiran seseorang. Aura yang cukup familiar itu memang ia yakini sebagai Xiao Yan Li yang belakangan hadir kuat menemani pikirannya, dalam hatinya ia juga mulai merasa jika kehadiran Xiao Yan Li benar-benar nekat dan berhasil masuk ke relung hatinya.
"Yuan'er, cepatlah keluar.. Ada seseorang yang sedang menunggumu" ucap ibunya dari luar kamar.
"Baik Bu, aku akan segera keluar" sahut Fang Yuan sambil merapikan pakaiannya.
Tidak lama kemudian, Fang Yuan pun segera keluar dari dalam kamarnya dan melihat sosok cantik yang sudah berdiri di depannya untuk menunggu dirinya.
"Selamat pagi Yuan Gege.." sapa Xiao Yan Li dengan manja.
"Kamu sepagi ini sudah datang? Apakah hari ini matahari terbit dari barat?" ucap Fang Yuan dengan nada keheranan.
Seketika senyum manis Xiao Yan Li pun berubah menjadi sedikit cemberut, "Apakah di hatimu tidak ada ruang untukku?"
"Bukan, bukan seperti itu.." jawab Fang Yuan dengan salah tingkah.
"Aku ingin sarapan pagi bersamamu, aku takut kesempatan ini tidak akan datang lagi setelah kamu pergi ke Sekte Gunung Pedang" ucap Xiao Yan Li mengungkapkan niatnya itu.
Fang Yuan terdiam sejenak, tidak menyangka jika wanita secantik Xiao Yan Li akan mengambil inisiatif duluan sebelum dirinya meninggalkan keluarga Fang.
"Aku tidak akan melupakanmu, entah sebagai sahabat terindah atau apa lah itu yang jelas kamu merupakan wanita yang menarik" Fang Yuan berkata dengan kata-kata yang sulit terangkai.
Xiao Yan Li tersenyum cerah kembali, menggapai tangan Fang Yuan dengan lembut lalu berjalan pada sebuah ruang makan sederhana yang selama ini diisi oleh tiga anggota keluarga saja.
"Aku iri melihat kalian berdua.." ujar Fang Linpeng memperhatikan kedekatan Xiao Yan Li dengan putranya.
Xiao Yan Li tampak memerah mukanya, ia juga sebenarnya sangat malu bertindak seperti ini. Hanya saja dalam percintaan semuanya perlu diperjuangkan, atau jika tidak maka kesempatan di tangan akan terlepas begitu saja.
"Ayah, ibu selamat pagi.." sapa Fang Yuan dengan sedikit canggung.
Usianya baru sembilan belas tahun, namun ia sudah memiliki kedekatan dengan seorang wanita yang baru saja ia kenal belum lama ini. Ditambah dengan situasi pertaruhan hubungan pertunangannya yang belum berakhir sepenuhnya.
"Kalian duduklah, kami sudah selesai melakukan sarapan dan ada beberapa hal yang akan kami lakukan atas arahan kepala pelayan Patriark keluarga Fang" ucap Xie Xian kemudian.
"Ibu, apakah hari ini kita akan pindah ke Klan utama?" tanya Fang Yuan memastikan.
"Ya tentu saja, ayah dan ibu sudah menyiapkan semuanya. Bahkan beberapa orang utusan Patriark sudah membawa sebagian barang-barang kita menuju tempat yang baru" jawab Xie Xian dengan mata berbinar.
Setelah delapan belas tahun menikah, ia baru merasakan perhatian dan kesempatan hidup yang lebih baik dari keluarga besar. Itupun berkat keajaiban yang dimiliki oleh putranya, oleh karenanya sebagai seorang ibu ia jelas merasa senang dengan pencapaian yang ia rasakan kali ini.
"Baiklah jika begitu, aku dan Yan Li akan berbincang sejenak. Setelahnya aku akan membantu ibu dan ayah" kata Fang Yuan yang memahami kondisinya.
"Tidak perlu, barang yang kita bawa tidak banyak. Patriark sudah menyiapkan tempat tinggal yang jauh lebih besar dengan segala barang penunjangnya. Hari ini kamu sebaiknya temani Li'er saja, ia juga wanita seperti ibu yang membutuhkan perhatian dan kasih sayang" ujar Xie Xian memberi penjelasan pada putranya yang tampak masih belum memahami perasaan wanita.
Fang Yuan jelas mengerti maksud perkataan ibunya itu, bukanlah ia dikatakan seorang pria jika mengabaikan sosok keindahan yang kini sudah berhasil memikat hati kedua orangtuanya tersebut.
"Baik Bu, aku mengerti..." kata Fang Yuan membalas pesan ibunya.
Lalu ia mengeluarkan sesuatu dari dalam cincin penyimpanannya, sebuah tas penyimpanan yang berisikan hasil panennya kemarin saat berada di hutan pegunungan Gunung Pedang.
"Ayah, ini adalah hasil yang aku dapatkan kemarin. Bisa ayah gunakan untuk keperluan ayah saat aku tidak berada di sisi kalian. Meski Patriark akan menjaga kalian, namun ada baiknya jika kita juga memiliki pegangan untuk berjaga-jaga" ucap Fang Yuan yang terkesan bijak itu.
"Bukankah kamu lebih membutuhkannya?" tanya Fang Linpeng dengan serius.
"Aku sudah menyiapkan apa yang aku perlukan, semuanya untuk ayah dan ibu saja" jawab Fang Yuan mencoba meyakinkan.
"Baiklah jika begitu kami akan menerimanya dan pergi terlebih dahulu, kami sangat berterimakasih dan mohon maaf belum bisa memberikan kebahagiaan untukmu" ucap Fang Linpeng dengan merasa tidak berdaya.
Tidak lama kemudian, Fang Yuan dan Xiao Yan Li pun memiliki kesempatan berdua. Mereka sedikit berbicara, ada perasaan canggung yang menghias hati mereka atas hubungan yang memang belum dipastikan oleh keduanya sebagai sepasang kekasih itu. Selama ini hubungan yang berjalan begitu saja, tanpa penolakan atau keberatan satu sama lain membuat banyak pihak bisa menduga perihal kedekatan keduanya.
"Kamu kapan akan pergi ke Sekte Gunung Pedang?" tanya Xiao Yan Li pada Fang Yuan.
"Apakah kamu ingin sekali aku pergi?" ujar Fang Yuan balik bertanya.
"Bukan begitu, aku hanya sedikit ingin lebih lama saja sebelum kamu pergi" jawab Xiao Yan Li dengan nada ringan.
"Seharusnya besok, setelah menyaksikan pertandinganmu di turnamen Kota Shaanxi" jawab Fang Yuan.
"Bagus lah jika seperti itu, ternyata kamu juga orang yang pengertian" Xiao Yan Li berkata dengan tatapan senang, hatinya merasa hangat.
"Kudengar kamu tidak jadi ikut serta? Padahal aku ingin berlatih tanding denganmu" sambung Xiao Yan Li kemudian.
"Jika sudah dewasa nanti dan waktunya tiba maka kita akan berlatih tanding bersama nanti" ucap Fang Yuan dengan tatapan nakal.
"Hemm.. Dasar pria mesum.." ucap Xiao Yan Li dengan wajah memerah.
"Hahaha.. Kupikir kamu adalah wanita yang berani dalam banyak hal" Fang Yuan tertawa meledek.
"Setelah ini kita akan berlatih bersama, aku juga ingin melihat bakat beladiri dan keterampilan berpedang mu" ucap Fang Yuan kemudian.
Mendengar hal ini membuat hati Xiao Yan Li sangat senang, bisa berlatih dengan pria yang ia sukai adalah sebuah kesempatan berharga. Ia juga bisa mengobati rasa penasarannya terhadap bakat mengerikan yang seperti naga tersembunyi Klan Fang.
terima kasih Thor..
mudah2xan crazy up..
semangat