Bagaimana jadinya,jika Arnold si lelaki populer tiba-tiba memiliki kekuatan pembaca pikiran.
Terlebih lagi,dia belum mengetahui apa yang terjadi dengan dirinya dan dia menyembunyikan kekuatannya seorang diri.
"Jika aku memiliki kekuatan seperti ini,berarti aku salah satu orang yang beruntung mendapatkannya."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aries, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 29
Cit..
Ban mobil berdecit,Arnold mengerem mobilnya secara mendadak dan merasa hari ini begitu sial bertemu orang-orang yang membuatnya begitu kesal.
"Apa dia gila!!! Apa dia ingin mati!!"gerutunya kesal.
Arnold membuka pintu mobilnya,dia berjalan ke arah orang yang hampir dia tabrak dan emosinya benar-benar memuncak.
"Apa kau begitu gila hah!! Kalau menyebrang jalan tuh lihat-lihat!!! Apa kau ingin mati!!!"teriaknya penuh emosi.
"Kau yang gila!! Kau yang ingin mati!! Apa kau tidak lihat,ada seekor kucing yang akan kau tabrak hah!! Makannya,nyetir mobil yang bener dan pakai tuh mata!!"
Arnold melotot mendengar ucapan wanita di hadapannya,dia meredamkan emosinya dan tidak ingin tersulut amarah.
"Dasar cewek gila!!"kesalnya lalu berlalu meninggalkan wanita tersebut.
"Kau yang gila!!"teriaknya dengan kesal.
Kemudian wanita itu menjauhi jalanan dan membawa kucing di pangkuannya,dia merasa begitu kasihan terhadap kucing di pangkuannya dan berlalu pergi membawa kucing di pangkuannya.
Arnold bergegas ke arah rumahnya,karena dia ada kelas saat malam dan memilih mengganti pakaiannya terlebih dahulu di rumahnya.
Malam pun tiba,Sasa sedang makan malam sendirian di rumahnya dan terdengar bel menyala di depan pintunya.
Dia bergegas membuka pintu dan menatap wanita muda di hadapannya,dia merasa begitu tidak asing dengan wajah orang di hadapannya.
"Anda mencari siapa?"tanya Sasa dengan sopan.
"Apa kau bercanda bertanya seperti itu Sasa? Aku sepupumu dan kau benar-benar melupakan aku?"ucapnya begitu dramatis.
"Hah? Sepupuku?"
Sasa terbengong sesaat,dia tidak tahu sepupunya akan datang dan bahkan orang tuanya tidak memberi kabar sama sekali.
"Aku sepupumu,makannya kamu pulang ke rumah nenek mu sendiri.Kalau kamu tidak pulang,mungkin kau akan melupakan kami!! Aku datang ke sini saja,kau sudah melupakan kami!!"
"Kenapa berbicara seperti itu? Aku tidak melupakan keluargaku,bukannya aku tidak ingin bertemu nenek dan kau tau sendiri orang tuaku begitu sibuk.Bahkan,aku saja di tinggal sendirian selama di sini dan kau tidak berhak mengatakan hal yang tidak-tidak terhadap kami."
"Kau tidak menawari aku masuk ke dalam? Aku lapar,bahkan seharian ini mencari alamat rumah mu dan kau begitu tega membiarkan aku berdiri di sini"keluhnya.
"Kau tidak bisa masuk,aku harus memastikannya dulu terhadap orang tuaku dan kau sepupuku dari kerabat daddy atau mommy ku? Siapa nama kamu?"tanya Sasa serius.
"Aku Caca kerabat dari ayah kamu"balasnya dengan malas.
Kemudian Sasa menutup pintu terlebih dahulu,dia langsung menghubungi orang tuanya untuk menanyakan perihal kedatangan Caca ke rumahnya.
"Ada apa sayang?"tanya sang mommy.
"Mom,ada kerabat ayah yang datang dan dia bernama Caca.Menurutnya,dia sepupuku."
"Astaga,mommy lupa memberitahukan mu sayang.Caca akan kuliah di tempat kau berkuliah,suruh dia masuk dan tempatkan dia di kamar tamu."
"Baiklah,maaf mengganggu mommy."
"Tidak apa-apa sayang,selamat malam."
Sambungan telepon terputus,Sasa membuka pintu rumahnya kembali dan membiarkan Caca masuk.
"Kau tidurlah di kamar tamu,bereskan barang mu sendiri dan kau bisa makan di dapur"perintah Sasa mengantarkan Caca ke kamar tamu.
"Baiklah,makasih Sasa"balas Caca terhadap Sasa.
Sasa hanya mengangguk,kemudian meninggalkan Caca sendirian di kamar tamu dan dia menyelesaikan makan malamnya kembali.
Setelah selesai makan malam,Sasa kembali ke kamarnya dan dia bertukar pesan dengan Arnold.
"Halo"
"Apa kau sudah tidur sayang?"
"Belum,memangnya kenapa?"
"Aku merindukan dirimu,mau menemui ku?"
"Sudah malam,bukankah seharusnya kau berada di universitas? Kenapa kau tiba-tiba menghubungiku?"
"Aku sudah pulang satu jam yang lalu,apalagi dosenku hanya masuk selama setengah jam dan kami di perbolehkan pulang."
"Kau beristirahatlah,mungkin kau lelah."
"Tidak sayang,aku begitu merindukan kamu saat ini.Aku ingin bertemu dengan kamu,bolehkan aku datang ke rumah kamu?"
"Jangan sayang,hari sudah malam dan kita bisa bertemu besok."
"Baiklah,aku tidak akan memaksa dirimu.Selamat malam princess dan semoga tidur kamu nyenyak."
Sasa yang mendengarnya tersipu malu saat ini,dia langsung mematikan sambungan teleponnya dan menatap dirinya di kaca.
"Gila,debaran jantungku benar-benar kencang dan aku tidak menduga Arnold begitu merindukan diriku saat ini"gumam Sasa menatap dirinya.
Sasa menyisir rambutnya dengan rapi,dia membayangkan Arnold saat ini dan gerakannya terhenti seketika.
"Apa aku harus bertemu dengannya malam ini? Aku juga merasa begitu merindukannya dan lagi jarak rumah kami begitu dekat,tidak ada salahnya bertemu dengannya dengan waktu sebentar."
Arnold membuka jendela kamarnya,dia menatap ke arah kamar Sasa dan merasa begitu merindukan kekasihnya saat ini.
Dia mengangkat sebelah alisnya,ketika jendela Sasa terbuka dan melihat Sasa yang kini menatap ke arah kamarnya.
Ponsel Arnold berdering,dia langsung mengangkatnya dan menatap ke arah Sasa.Dia melambaikan tangannya ke arah Sasa,Sasa pun melakukan hal yang sama seperti Arnold.
"Ada apa sayang?"
"Bukankah,kau merindukan aku? Aku berpikir,tidak ada salahnya untuk bertemu."
"Baiklah,aku sekarang ke rumah kamu."
"Tidak usah,biarkan aku yang berkunjung ke rumah kamu."
"Baiklah,aku menunggu kamu princes."
Sambungan telepon terputus,Arnold buru-buru menutup jendelanya dan dia keluar dari kamarnya menunggu kedatangan Sasa ke rumahnya.
Sasa turun dari kamarnya,dia melangkahkan kakinya keluar dan tidak menghiraukan sepupunya yang berada di rumah.
Sasa bergegas berjalan ke rumah Arnold,dia menekan bel rumah Arnold dan dengan cepat Arnold membukakan pintu lalu menarik Sasa masuk ke dalam rumahnya.
"Aku begitu merindukan kamu"ucap Arnold membawa Sasa ke dalam pelukannya.
"Aku juga merindukan kamu"balas Sasa membalas pelukan Arnold.
"Kau begitu wangi sayang"ucap Arnold menghirup aroma tubuh Sasa dengan rakus.
Kemudian Sasa melepaskan pelukan Arnold,dia menatap Arnold lalu tersenyum ke arah Arnold.
"Kau kenapa?"tanya Sasa menatap Arnold tidak seperti biasanya.
"Aku hanya lelah dengan pekerjaan di perusahaan."
"Semangat sayang,nanti juga kamu terbiasa mengurus urusan di perusahaan dengan baik"kata Sasa memberikan semangat terhadap Arnold.
"Iya sayang,terimakasih."
Arnold langsung membawa Sasa ke ruang tamu,mereka duduk di sofa dan Arnold merangkul pundak Sasa dengan lembut.
"Apa kau besok masuk?"tanya Arnold.
"Aku ada kelas di sore hari"balas Sasa.
Arnold mengangguk mengerti,tangan Arnold pindah ke arah pinggang Sasa dan dia merasa tidak ingin melepaskan Sasa begitu saja.
Sasa menghela nafasnya kasar,dia beranjak dari duduknya dan duduk di pangkuan Arnold.Sasa menatap Arnold,apalagi kini Arnold meraih pinggangnya.
Arnold menatap wajah Sasa,dia menghela nafasnya dan salah satu tangannya menyelipkan anak rambut Sasa.
"Kau sekarang sudah berani duduk di pangkuanku sayang"ucap Arnold tersenyum.
"Aku berani,memangnya kenapa? Bukankah,ini yang kamu inginkan?"tantang Sasa tersenyum.
Jemari Arnold turun menyusuri wajah Sasa lalu turun ke lehernya dan berhenti tepat di gundukan kenyal Sasa,dia menatap manik mata Sasa yang menikmati sentuhan jemarinya.
"Bahkan,kau berani memakai gaun tidur yang begitu seksi saat bertemu denganku.Apalagi,dengan kau duduk seperti ini menunjukkan paha kamu yang putih dan mulus"ucap Arnold dengan suara serak.
"Aku tahu"ucap Sasa tersenyum.
Sasa merasakan elusan di punggungnya,dia merasakan jemari Arnold yang begitu dingin dan Sasa menatap ke arah Arnold.
"Jangan memancingku sayang"ucap Arnold dengan nada serak.
Arnold memainkan tali gaun tidur milik Sasa,dia melihat Sasa yang kini menyampirkan rambut panjangnya ke samping kiri.
"Sudah malam bukan? Kau juga harus tidur sayang"ucap Sasa tersenyum nakal di hadapan Arnold.
Arnold mengangguk setuju dengan ucapan Sasa,namun Sasa benar-benar menggodanya dan kini Sasa malah berdiri di hadapannya.
"Karena kita sudah bertemu,aku harus pulang dan selamat malam"ucap Sasa yang membungkuk lalu mencium bibir Arnold sekilas.
Namun dengan cepat,Arnold meraih tengkuk Sasa lalu memperdalam ciumannya dan melepaskannya.
"Selamat malam juga sayang"ucap Arnold tersenyum.
Kemudian Arnold mengantarkan Sasa keluar dari rumahnya,mereka langsung berpisah di depan pintu dan merasa harus beristirahat untuk saat ini.