NovelToon NovelToon
My Little Happiness

My Little Happiness

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Dokter Genius / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Gabijh1799

Setelah sekian lama dipertemukan kembali dia insan yang telah lama berpisah, berjalannya kisah mereka diiringi dengan berbagai macam rintangan yang mengharuskan mereka tetap bersama

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gabijh1799, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16

Seharian setelah makan bersama dengan keluarga Anin, Frans dan Anin sedang jalan-jalan berdua di kota Palembang dan juga sudah sekalian lama mereka tidak kesana sejak peristiwa itu, dan itu membuat Frans tidak enak hati dengan Anin yang sudah lama dia tinggalkan.

"Pah kesini yuk"

"Iya nin"

Mereka menikmati sekali waktu berdua mereka agar Anin bisa lebih memaafkan Frans dengan sepenuh hatinya, kenapa Christy tidak ikut? Mungkin dia sedang ingin bermain dengan om nya dan katanya ada seseorang yang ingin menyusulnya. Kalian tau sendiri siapa orang itu hehehe.

Sekarang Anin dan Frans sedang berada di tempat makan yang menjual salah satu makanan khas Palembang yaitu pempek yang sudah lama mereka tidak kunjungi.

Anin juga sangat menikmati waktu berdua ya dengan Frans, sebenarnya Anin sangat mencintai Frans sejak mereka berkuliah dulu namun Frans pada saat itu sedang dijodohkan dengan teman satu gengnya yaitu Gracia. Tapi dengan sikap Frans yang memang sedikit melawan perjodohan itu dan dia memilih dirinya menjadi pendamping hidupnya.

Dan setelah kejadian itu membuat hati Anin sedikit sakit tapi dia harus banyak bersabar dengan sikap Frans yang mungkin itu tergoda dengan sumber masalah mereka itu. Kemudian dengan Frans yang mengakui kesalahannya dan berusaha meminta maaf pada keluarga dan dirinya itu membuat Anin kembali menyayangi suaminya itu.

"Pah" panggil Anin yang melihat Frans melihatnya sedari tadi

"Ehh kenapa mah?" Tanya Frans yang tersadar

"Kenapa liatin aku kayak gitu?" Tanya Anin yang melihat suaminya tidak biasa

"Gpp mah lucu aja kamu kalo makan" kekeh Frans melihat istrinya lahap menyantap makanannya

"Apaan sih pah biasa aja kok, kan di rumah juga kayak gini" elak Anin yang malu mendengar ucapan Frans

"Hehehe iya mah, habis ini mau kemana lagi mah?" Tanya Frans tentang destinasi selanjutnya

"Hmmm kemana yah" pikir Anin yang memikirkan kemana lagi yang ingin dituju

"Kayaknya pulang dulu ya pah aku cape sama mau Maghrib juga" jawab Anin yang melihat waktu sudah memasuki waktu Maghrib

"Boleh deh, besok lagi aja yah sama Christy juga" Frans mengiyakan permintaan Anin

"Mau ngga itu anak katanya ada yang mau nyusul" kode Anin pada Frans

"Nyusul?" Tanya Frans yang tidak mengerti maksud Anin

"Biasalah itu pah" ucap Anin memberi kode tentang Rio yang ingin menyusul Christy

"Ohh iya ya, tapi gpp kali ajak aja barangkali mau" akhirnya Frans mengerti maksud Anin

"Boleh deh gpp, menurut kamu sama pacar Christy gimana?" Tanya Anin tentang kepribadian Rio

"Dari aku dia sopan, baik, bisa diandalkan jika Christy kenapa-napa apalagi dia dokter mungkin bisa bantu Christy juga" ucap Frans menjelaskan pandangannya tentang Rio

"Iya yah dan mungkin nanti juga buka praktik bareng" balas Anin yang mungkin terjadi kedepannya

"Mungkin sih"

"Kenapa kamu tanya itu mah?" Tanya Frans yang membicarakan hubungan anaknya dengan Rio

"Ngga aku cuman penasaran aja pendapat kamu sama pacar Christy" jawab Anin yang ingin mengetahui pandangan Frans tentang Rio

"Ohh aku kira kenapa"

"Ya udah yuk kita pulang" ajak Anin yang memang ingin pulang

"Ehh mah itu bungkus buat Christy sama si Deva?" Tanya Frans menahan Anin

Anin menganggukkan kepalanya, "Boleh gpp barangkali mereka mau"

"Ok siap"

"Apaan sih pah ngga lucu"

"Hehehe yuk"

Mereka memesan kembali untuk dibawa pulang, kemudian mereka pulang dengan mobil Deva yang mereka pinjam karena memang Deva sedang tidak memakai mobilnya.

*

Sesampainya di rumah ternyata orang yang mereka obrolkan datang juga yaitu calon mantu mereka, Rio. Dia memang sudah memberitahu pada Frans bahwa Rio akan datang beberapa hari sebelumnya dan sekarang dia sudah datang dan akan menginap beberapa hari.

"Assalamu'alaikum" salam Anin memasuki rumah orangtuanya

"Walaikumsalam ehh mamah udah pulang" balas Christy menyambut mamahnya

"Iya sayang nih buat kamu sama om Deva" ucap Anin memberikan bungkusan makanan pada Christy

"Wihh apa nih mah?" Tanya Christy menerima bungkusan itu

"Biasa sayang pempek kesukaannya kamu" jawab Anin

"Wihhh akhirnya aku bisa ngerasain pempek ini lagi, makasih yah mah" Christy yang kesenangan mamahnya membelikan makanan favoritnya

"Iya sayang, ehh ada nak Rio juga" ucap Anin melihat Rio sudah datang di rumah orangtuanya

"Iya Bu, baru pulang Bu?" Sambut Rio sambil menyalami Anin

"Iya nih tadi bapak minta jalan-jalan sama ibu jadi Christy kami tinggal di rumah" bohong Anin sambil terkekeh

"Bukan Ding, ibu yang minta katanya kangen sama bapak" balas Frans yang baru masuk

"Apaan kamu pah, udah sana kamu masuk" elak Anin

"Hehehe iya mah"

"Yuk nak Rio"

"Iya Bu"

Mereka masuk ke dalam rumah kemudian mereka duduk di ruang tamu dengan Anin, Christy, dan Rio disana. Frans sedang ganti baju di kamar Anin, Deva sedang menemani orangtua Anin yang sedang kontrol di rumah sakit.

"Gimana kerjaan kamu nak?" Tanya Anin tentang pekerjaan Rio

"Alhamdulillah lancar Bu, kali ini lagi sibuk-sibuknya" jawab Rio

"Waduh kenapa kamu bisa ijin kan lagi sibuk?" Tanya Anin yang heran dengan Rio yang sebelumnya bilang dia sedang sibuk dan akan sulit mengambil cuti

"Iya Bu kemaren saya ijin mengambil cuti libur panjang saya yang belum saya ambil" jawab Rio tentang kenapa dirinya bisa cuti

"Ohh berarti kamu belum cuti setahun kemaren?"

"Iya Bu saya belum sempat ambil cuti"

"Kalo lebaran kamu ngga ke rumah orangtua kamu?" Tanya Anin tentang orangtua Rio

"Mamah" Christy sedikit teriak dan menatap mamahnya

"Kenapa sayang?" Tanya Anin yang bingung dengan anaknya itu

"Orangtuanya udah ngga ada" bisik Christy tentang orangtua Rio yang sebenarnya

"Astaghfirullah, benar itu nak Rio" kaget Anin mendengar itu

Rio menganggukkan kepalanya dan memakluminya, "Iya Bu benar mereka sudah ngga ada pada saat saya kuliah"

"Waduh ibu minta maaf ya, ibu ngga tau soal itu"

"Iya Bu gpp"

"Tapi kalo lebaran kamu kemana?" Tanya Anin pada saat hari raya Rio pergi kemana

"Kalo saya cuman ke makam orangtua saya saja dan setelah itu di rumah saja Bu" jawab Rio yang terbiasa mengunjungi makan orangtuanya pada saat hari raya

"Ya Allah kamu berbakti banget yah nak, sekarang kan kamu sudah punya pasangan jadi kalo kamu ingin berkunjung ngga masalah kok kami sudah  menerima kamu sebagai keluarga kami" ucap Anin yang menerima keberadaan Rio sekarang

"Iya Bu terimakasih"

"Ya sudah berhubung sekarang waktunya Maghrib juta sholat dulu yah"

"Iya Bu"

Mereka melaksanakan ibadah sholat Maghrib dan dilanjutkan dengan makan malam bersama dengan keluarga Anin disana.

*

Dilain tempat Cindy kembali menjalani rutinitasnya sebagai karyawan magang di rumah sakit Jinan, seperti biasa dia berkutat dengan beberapa dokumen yang harus dia periksa dan Jinan juga menghadapi pasien dari mengunjungi tiap kamar dan juga operasi dia lakukan.

Saat siang hari Cindy sedang duduk di kantin dan juga membawa sebuah dokumen yang membuatnya sedikit bingung dan dia berencana untuk bertanya pada Jinan agar minimal dia mendapatkan jawaban.

Tiba-tiba dari belakang ada yang menepuk pundaknya dan itu membuat Cindy kaget dan memukul siapa yang menepuknya dengan map dokumen itu, dan siapa sangka ternyata itu Jinan yang mengerjainya karena sangat serius membaca dokumen sampai kedatangan Jinan tidak dihiraukan.

"Ehh maaf pak" ucap Cindy melihat Jinan tersungkur dan membantunya berdiri

"Kamu kebangetan yah sampe dipukul kayak gini" ucap Jinan yang kesal dengan Cindy karena memukulnya begitu keras

"Maaf pak, saya kira orang mau macam-macam dengan saya" ucap Cindy yang memang dia membela dirinya jika itu bukan Jinan

"Kamu yah, awas yah nanti pulang kamu harus ganti rugi" ucap Jinan sedikit menekankan nadanya pada ganti rugi

Cindy menganggukkan kepalanya dan paham maksud Jinan, "Iya pak iya nanti saya ganti rugi"

"Ya udah, bentar saya mau ambil makan dulu" ucap Jinan kemudian pergi mengambil makanannya

"Iya pak"

"Gini banget sih padahal kalo di rumah manja-manja sekarang sok dingin, awas yah kalo nanti di rumah manja-manja aku injek-injek" batin Cindy yang ikut kesal juga dengan Jinan yang suka tiba-tiba mengagetkannya

"Hayoo kamu mikirin apa?" Tanya Jinan melihat Cindy melamun

Cindy menggelengkan kepalanya, "Ngga pak saya ngga mikirin apa-apa"

"Yakin?"

"I...iya pak"

"Ya sudah sambil saya makan kamu jelasin apa yang bingung sama dokumen itu" ucap Jinan sambil menyuapkan makanannya

"Baik pak, jadi tentang kasus pak budi dari pihak rumah sakit tidak melanjutkan kasus ini pak?" Tanya Cindy tentang kasus tersebut

"Saya kurang tau jelas kenapa ngga dilanjutkan tapi yang saya dengar rumor kasus itu dihentikan karena terlalu konyol" jawab Jinan yang dirinya kurang paham tentang itu

"Tapi jika tidak dilanjutkan maka akan mengakibatkan reputasi rumah sakit akan hancur pak"

"Dari saya juga begitu tapi itu urusan atas saya tidak bisa ikut campur"

"Baik pak saya akan ajukan agar kembali dibuka kasus ini"

"Ehh bentar kamu serius sayang?" Bisik Jinan menanyakan tentang yang akan Cindy lakukan

"Beneran nan kalo ngga nanti reputasi rumah sakit hancur" jawab Cindy yang juga berbisik

"Tapi-"

"Udah sekarang serahkan ini sama aku kamu nanti ikutin jalannya ya" bisik Cindy menyakinkan Jinan agar kasus tersebut bisa terselesaikan

Jinan menganggukkan kepalanya, "Iya deh, inget hati-hati dalam bertindak"

"Iya nan"

"Ya sudah kalo gitu nanti kita bicarakan kembali di kantor yah" ucap Jinan kembali seperti biasa dan juga sudah menyelesaikan makannya

"Iya pak"

Jinan berlalu setelah menyelesaikan makan siangnya dan menuju ke kantornya, dan Cindy masih disana karena dia belum sempat untuk makan siang.

"Halah bisik-bisik aja bilang sayang, kamu maunya apa sih heran aku nan" batin Cindy kembali kesal dengan Jinan

Akhirnya Cindy mengambil makan siangnya dan memakannya disana.

Sebenarnya hubungan antara Jinan dan Cindy masih disembunyikan maka dari itu pada saat di rumah sakit mereka berusaha agar tetap formal seperti atasan dan karyawan magang jika tidak maka akan terjadi bahan untuk gosip dan mungkin dapat mempengaruhi mental Cindy.

Jadi Jinan memberikan solusi untuk jika di rumah sakit mereka harus formal tanpa panggil sayang atau apapun itu dan setelah pulang kerja baru mereka bisa melakukan hal seperti sepasang kekasih dan itu harus melihat situasi jika ada orang rumah sakit maka mereka harus memberikan alasan agar mereka percaya dengan alasan itu. Dan satu-satunya yang tahu tentang hubungan mereka hanyalah Zee dan Cindy sudah memperingatkan Zee tentang kesepakatan itu.

*

Waktu sore telah tiba itu menandakan waktu shift Jinan dan waktu magang Cindy sudah habis, dan seperti biasa Cindy menumpang pada pacarnya untuk kembali ke rumahnya. Namun pada saat sudah di dalam mobil, Jinan tidak langsung menangkap gas menuju rumah mereka namun dia seperti ingin mengungkapkan sesuatu tapi menunggu Cindy memulai pembicaraan. Dengan berat hati Cindy memulai pembicaraan mereka.

"Kamu kenapa muka ditekuk gitu?" Tanya Cindy melihat wajah Jinan yang ditekuk

"Nihh hasil pukulannya kamu" jawab jinan sambil menunjukkan tangan dan pipinya

"Lohh kok bisa sampe biru gitu" heran Cindy yang sebenarnya dia memukul Jinan begitu pelan

"Ya kamu sih mukulnya kenceng banget untung aku ngga pingsan oh" Eluh Jinan kembali

"Ah lebay kamu aku mukulnya pelan kok" canda Cindy agar suasana sekarang menjadi cair

"Pelan apaan tadi kamu mukul keras banget sampe aku jatuh" Eluh Jinan yang masih memasang wajah cemberutnya

"Iya deh iya nanti di rumah aku kompres" ucap Cindy menawarkan untuk merawat Jinan

"Nahh gitu dong, makasih ya sayang" ucap Jinan yang sudah menampakkan senyum manisnya

"Iya ya"

"Ohh iya kamu jadi bilang ke direktur tentang masalah pak Budi itu?" Tanya Jinan tentang Cindy yang ingin membuka kembali kasus tersebut

Cindy menganggukkan kepalanya, "Udah kak tadi habis makan siang, dari direksi sebenarnya mau membuka kembali tapi takut belum terkumpul bukti jadi ditutup"

"Kamu yakin mau lanjutin kasus itu?" Tanya Jinan yang khawatir dengan Cindy

"Aku yakin nan, aku tau ada yang janggal dengan kasus ini ngga mungkin masalah tempat tidur sampe dibawa ke pengadilan" jawab Cindy dengan yakin

"Iya sih tapi aku takut kamu kenapa-napa" ucap Jinan tentang kekhawatirannya

"Udah nan kamu tenang aja, aku udah kuasai semua teknik beladiri jadi aman" ucap Cindy membanggakan dirinya

"Beneran sayang?" Tanya Jinan yang masih khawatir

"Iya pacarku yang ganteng" jawab Cindy sambil tersenyum manis pada Jinan

"Iya deh tapi inget kalo ada apa-apa bilang yah" pesan Jinan

"Iya sayang"

"Ya udah kita pulang yah"

Cindy menganggukkan kepalanya dan mereka langsung menuju rumah mereka. Sepanjang perjalanan Jinan menahan rasa sakit di tangan dan melihat itu Cindy tidak tega dan memutuskan untuk bergantian kemudi.

***

Alhamdulillah akhirnya bisa update lagi cerita ini, gimana nih ada yang masih ngikutin ngga hehehe...

Semoga masih ya dan terimakasih yah untuk kalian yang membaca cerita ini author sangat senang kalian bisa menikmati salah satu cerita author satu ini...

Dan terimakasih juga yang sudah mengikuti author dari pertama nulis sampai sekarang, kalian luar biasa dan semoga kalian semua sehat semua yah...

Semoga kalian suka part kali ini dan jangan lupa untuk vote, komentar, dan share ya...

Thanks for reading...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!