Apa yang akan kamu lakukan jika di beri kesempatan untuk hidup kembali dan mengulang waktu??
Ella Alexander putri kedua Jhons Alexander, dia tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya, kedua orang tuanya hanya fokus pada kakanya saja Elena Alexander, dengan alasan karan Elena memiliki penyakit jantung bawaan dan butuh perhatian lebih, hingga suatu hari setelah kakanya menikah dengan kekasihnya Edgar Robinson, Ella di tuduh meracuni Elena hingga membuat Elena keguguran, dan berakhir Ella di jebloskan ke penjara oleh Edgar, bahkan Edgar menyuruh orang orangnya untuk menyiksa Ella, hingga akhirnya Ella meregang nyawanya di balik jeruji besi dengan kesalahan yang sama sekali tidak ia perbuat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zakiya el Fahira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1
Seorang gadis cantik terbangun dengan nafas yang ngos ngosan, bahkan peluh membasahi dahi mulusnya, dia mengalami mimpi buruk yang sangat menakutkan.
'' Kenapa aku bisa di sini '' gumam Ella melihat ke sekelilingnya, yang tentu sangat ia kenal kini dirinya berada yang tak lain adalah kamarnya yang berada di rumah Kakeknya, dia ingat betul jika dirinya berada di dalam sel tahanan dan tengah di pukuli memakai balok besi, bahkan Ella masih bisa merasakan sakitnya.
Ella buru buru meraih ponsel jadulnya yang berada di atas nakas, dan menyalakan layar ponselnya dan seketika Ella membulatkan kedua matanya saat melihat tanggal yang tertera di layar ponselnya.
'' Ini tidak mungkin '' gumam Ella dengan rasa terkejutnya, bagaimana tidak bulan dan tahun di layar ponselnya itu menunjukkan bulan 9 tahun 2020, sedangkan Ella ingat betul jika dirinya kembali ke keluarga Alexander tepat di bulan 11 tahun 2020, dan selama tinggal di sana Ella bukannya bahagia berkumpul kembali bersama kedua orang tuanya, melainkan dia semakin merasa sedih karna di perlakukan tidak adil oleh kedua orang tuanya, hanya karna kakanya Elena yang memilki penyakit jantung bawaan, hingga suatu hari Ella di jebloskan ke penjara oleh suami kakanya Edgar Robinson, dengan tuduhan dirinya sengaja meracuni Elena hingga membuat Elena keguguran, dan selama di dalam sel Ella selalu mendapat siksaan dari orang orang suruhan Robinson, hingga akhirnya Ella menyerah dengan nyawanya karna tidak kuat lagi menahan rasa sakit di tubuhnya yang ia terima setiap hari dari orang orang suruhan Robinson.
Ella menyunggingkan senyumnya, saat menyadari jika dirinya di beri kesempatan untuk hidup kembali dan mengulang waktu setahun sebelum kejadian dimana dia di jebloskan ke penjara dengan tuduhan yang sama sekali tidak pernah ia lakukan, namun saat itu Ella tidak bisa melawan karna orang yang di hadapi adalah Edgar Robinson, bahkan petinggi negara pun tunduk pada pria berkuasa itu, apa lagi hanya seorang polisi, sudah pasti mereka lebih memilih tunduk di bawah kaki Edgar dari pada hidupnya berakhir tidak tenang karna melawan perintahnya.
'' Di kehidupan keduaku ini, aku akan membalas mereka semua yang sudah membuatku menderita '' geram Ella mengepalkan tangannya, kedua matanya terpancar kebencian yang sangat mendalam pada keluarganya, yang sudah membuat dirinya merasakan sakit hingga akhir hidupnya.
Ella bergegas turun dari atas ranjang tidurnya, lalu dia segera masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dari peluh yang membasahi tubuhnya, tak butuh waktu lama kini Ella sudah menyelesaikan mandinya, Ella juga sudah berpakaian dengan pakaian sederhananya, dan saat Ella tengah menyisir rambut panjangnya, terdengar suara pintu kamarnya yang di ketuk dari luar, dan Ella bergegas berdiri untuk membuka pintu kamarnya.
Ceklek
'' Nenek '' sapa Ella tersenyum, karna di dunia ini hanya Kakek dan Neneknyalah yang tulus menyayanginya, Ella merasa menyesal karna di kehidupan pertamanya Ella memilih ikut pulang bersama kedua orang tuanya ke mansion Alexander, karna Ella berfikir jika dirinya akan mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya sama seperti yang ia dapatkan dari kakek dan neneknya, namun kenyataannya keberadaannya sama sekali tidak di anggap oleh kedua orang tuanya, lalu untuk apa mereka menjemputnya jika tidak di perdulikan.
'' Sayang, kenapa kamu melamun '' ucap Nenek yang seketika membuat kesadaran Ella kembali.
'' Tidak Nek '' timpal Ella.
'' Ayo sarapan, Nenek sudah masak menu kesukaan kamu '' ajak Nenek.
'' Iya Nek ''
Ella menggandeng tangan kriput Neneknya, lalu keduanya berjalan berbarengan menuju meja makan, dan ternyata kakek sudah duduk di meja makan.
'' Pagi Kakek '' sapa Ella tersenyum.
'' Pagi juga cucu kakek '' balas kakek ikut tersenyum.
Lalu Ella menarik kursi untuk neneknya duduki, dan setelah itu untuk dirinya sendiri, Ella begitu menikmati masakan yang di buat oleh neneknya, dia ingat di kehidupan pertamanya bahkan Ibunya sendiri tidak tahu apa makanan favoritnya, Ibunya hanya tahu makanan favorit Elena saja.
'' Ella '' panggil kakek setelah meneguk segelas air putih.
'' Iya Kek, ada apa '' timpal Ella menatap kakeknya.
'' Dua bulan lagi, orang tuamu akan menjemputmu pulang '' ucap Kakek, meskipun Ella sudah tahu hal itu akan terulang kembali, namun Ella tetap merasa berat untuk meninggalkan kakek dan neneknya.
'' Apa kakek dan nenek tidak keberatan jika Ella tinggal dengan mereka ?'' tanya Ella.
Kakek menghela nafasnya. '' Keberatan itu tentu nak, tapi kakek dan nenek tahu jika selama ini kamu juga ingin tinggal bersama kedua orang tuamu, sama seperti kakamu, jadi kakek dan nenek tidak ingin egois, dengan menahanmu di sini '' ucap kakek panjang lebar.
" Yang kakek katakan benar, jika Ella ingin tinggal dengan mereka, tapi itu di kehidupan pertama Ella, tidak dengan sekarang, tapi Ella akan tetap ikut mereka, untuk membalas mereka yang sudah membuat hidup Ella menderita " batin Ella dan tanpa sadar meremas sendok yang di genggamnya.
'' Tapi, apakah Ella tetap boleh main ke sini ?'' tanya Ella lagi untuk mengalihkan rasa kebencian yang kembali memuncak di hatinya.
'' Tentu Ella, pintu rumah kakek dan nenek akan selalu terbuka untukmu '' sahut Kakek.
'' Terimakasih kakek, Nenek '' ucap Ella.
'' Sama sama sayang '' balas Nenek dan kakek hanya tersenyum saja.
Setelah menyelesaikan sarapan paginya, kakek dan nenek Ella segera pergi ke perkebunan anggur miliknya yang berada di lereng gunung, untuk melihat hasil anggur bulan ini, sedangkan Ella dia ikut pergi orang kepercayaan kakeknya untuk mengantarkan panenan anggur yang sudah di pilih ke restoran yang berada di pinggiran kota, karna kebetulan sekolah Ella libur.
Saat sudah sampai di restoran, Ella segera masuk ke dalam restoran untuk, menemui sang meneger restoran yang sudah kenal dekat dengan Ella, namun Ella tak sengaja menabrak seorang pria yang tiba tiba membalikkan badannya berjalan, yang mana membuat tubuh Ella hampir terjungkal, namun orang itu dengan cepat menarik tangan Ella, hingga membuat Ella jatuh ke dalam pelukan orang itu, dan kejadian itu membuat semua orang yang berada di restoran itu menahan nafasnya, termasuk meneger restoran yang akan Ella temui.
Brukkk
Akhhhh
'' Ehem ''
Ella langsung melepaskan diri dari pelukan pria itu dengan kesal, namun kedua mata Ella langsung membulat saat melihat jelas siapa pria di depannya saat ini.
" Edgar Robinson" batin Ella terkejut, bahkan Ella berusaha menahan tubuhnya yang mulai gemetar, bahkan tatapannya berubah tajam, saat ingat apa yang pernah di lakukan oleh pria di depannya ini di kehidupan pertamanya.
Sedangkan Edgar juga menatap Ella tanpa ekspresi.
'' Menyingkirlah dari hadapanku '' cetus Edgar dingin, yang seketika membuat Ella tersentak, dan tanpa sadar menyingkir ke samping, dan Edgar langsung melewatinya begitu saja.
'' Ck, sudah salah, tidak minta maaf, malah pergi begitu saja '' gerutu Ella namun masih bisa di dengar oleh Edgar.
'' Ella, jaga bicaramu! '' bisik si meneger restoran yang sudah berkeringat dingin, takut jika Edgar mendengar perkataan Ella.
'' Kamu bicara apa barusan! ''
Tubuh si meneger restoran langsung menegang, karna ternyata Edgar mendengar perkataan Ella, dan si meneger hanya bisa berdoa untuk keselamatan Ella dari amukan Edgar, karna si menger restoran tahu betul seperti apa sosok Edgar ini, yanga sama sekali tidak bisa di singgung oleh siapapun, apa lagi hanya seorang gadis kecil seperti Ella, sudah di pastikan bisa di lenyapkan oleh Edgar dalam sekejap mata.