Seorang wanita Jawa yang tangguh walaupun berasal dari keluarga biasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon diah wresti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Patah hati
Malam hari setelah kami menikmati makan malam dengan Nila bakar...kami duduk di bale- bale dipan depan rumah....Dari arah samping tampak mas Agung keluar dari rumahnya menuju rumah kami.....iiii jantungku berdebar kencang...aku takut Mak ku dengar....Mak menoleh padaku...aku kaget...masak emak dengar suara jantungku...aku malu... ketundukan wajahku...
"kenapa Agung kesini ya?"
Haduuuh ternyata emak hanya penasaran kenapa mas Agung kesini bukan karena mendengar suara jantungku hihihi ..tololnya aku....Kami menunggu masuknya mas Agung dengan hati bertanda tanya....dipikiranku masih berkeliaran..." masak aku mau dilamar ...kan kalau melamar harus sama orang tua....atau mas Agung minta ijin ke emak supaya bisa pacaran denganku....atau....beribu ribu pengandaian berputar di otakku membikin pipiku merah....emak menoleh lagi padaku karena melihat aku yang gelisah sambil menatap orang yang akan datang dan akhirnya
" assalamualaikum...Kulo nuwun"
*waalaikumsalam....masuk mas" jawabku sambil berdiri mempersilahkan dia masuk.
" piye Gung kabare" tanya emak
" Alhamdulillah...apik-apik wae"
" kabar smean piye yu An....wes suwe aku nggak pulang ke rumah....eee kok lihat Wewe sudah jadi gadis remaja ayu "
aku tersenyum malu tersipu...dengan pujiannya
" Alhamdulillah...kami baik- baik saja ya beginilah hidup didesa kamu sudah tahu....ritmenya monoton nggak berubah dari dulu sampai sekarang" jawab emakku
Aku hanya diam memperhatikan mereka berinteraksi...aku lihat pandangan mas Agung kok beda ya melihat emakku....Lo...loo kenapa ini
" katanya Wewe... diterima di SMA kota Yu....nanti lak smean sendirian dirumah?" mas Agung bicara dan memandang Mak ku dengan lekat..
" Yo ,memang Ati akan kost dan sekolah disana karena kalau bolak balik kasihan jauh capek dia nanti dan waktunya juga terbuang dijalan" jawab Mak e
" Lo piye to nduk...mas e kok Ra d gawekne wedang....sana buatkan mas Agung teh opo kopi" Mak ku meminta
Aku malu karena begitu asyik mengamati mereka berdua.
" sebentar Yo mas Tak buatkan kopi" kataku
mas Agung tersenyum dan mengangguk...Yung alaaaa esem e....tenan" apait juruh"...masih manis senyum mas Agung di banding cairan gula merah yang biasa di taruh diatas kue tradisional dipasar.
Aku berdiri dari bale dengan pelan dan anggun...emak memandangiku dengan tatapan aneh...ya iyalah kan aku biasa grudak gruduk nggak bisa tenang...kok saat ada mas Agung bertingkah kalem kaya putri keraton ...tentu saja Mak ku bingung..Sambil bersenandung kecil aku ke belakang untuk membuat kopi buat laki-laki pertama yang aku kagumi...didapur aku mengaduk sambil tetap membayangkan senyumnya...kuraba dadaku... berdebar kencang seperti nya....dengan langkah anggun aku berjalan pelan-pelan ke depan tapi kok ada yang aneh percakapan antara Mak dan mas Agung
" umurku memang lebih muda yu dari smean tapi perasaan ini sudah ada sejak aku masih remaja....sampai sekarang aku menempuh kuliah S2 dan bekerja mandiri...dan perasaan itu nggak pernah hilang yu, bukan tidak ada perempuan yang nggak mau sama aku tapi ...hatiku nggak bisa berpaling dari wajah smean"
Sepi....tidak ada jawaban dari emak....hanya suara jangkrik dan binatang malam yang bersuara...
"tapi Gung".....
" jangan dijawab sekarang yu...besok aku balik kekota...bulan depan aku balik ke sini karena mbak dari Malang mau datang mau khitan kan anaknya disini"
" ya wes" emakku jawab
yuuung alaaa ajur hatiku mendengar percakapan itu...ternyata mas Agung suka dengan emak bukan aku.
aku keluar dengan membawa baki yang ada kopi dan ketela goreng yang sore tadi di goreng emak
" suwun ya We" kata mas Agung
Aku hanya mengangguk...dan pamit ke kamar mandi.
padahal aku ke kamar merebahkan diri...tengkurap...mbalik badan lagi bingung pingin nangis tapi aku juga bingung apa yang aku tangisi....cuma rasanya sakit yang aku nggak ngerti kenapa begini mungkin ini yang dinamakan patah hati sebelum bercinta....halaaa mboh wes aku Yo bingung dengan perasaanku.
" Aguuuung....Lapo Kowe?"
la aku dengar suara budhe Suryo memanggil mas Agung
Haduuuh pasti nanti Mak malu karena budhe Suryo kalau omong nggak ada rem nya
" dolan Bu" jawab mas Agung
" dolan kok Nang omah e Rondo...Rondo Dudu juga"
iiih suara budhe Suryo melengking
aku keluar dari kamar dan mulai mencari apa nanti yang jadi senjataku untuk mengusir bude Suryo dan membungkam mulut nya yang tajam.
aaah itu ada ethek-ethek mainan ku atau kalau sekarang lato-lato mantap senjataku.Aku keluar mas Agung berdiri dan Mak ku juga berdiri sedang budhe Suryo sudah didepan mereka sambil jarinya menunjuk muka Mak ku dan mengatakan mka ku perempuan gatal yang menggoda anak-anak muda. Eee mas Agung nggak membela Mak ku ...katanya cintaaa halaaa Cemen ...aku keluar sambil berkata
" Budhe .... pngapunten kami tidak mengundang mas Agung kesini....juga tidak pernah Mak ku menggoda anak-anak muda mohon budhe tidak berbicara seperti itu" aku berkata dengan menahan emosi yang sudah di ubun-ubun...karena ada Mak ..kasihan Mak ku wajahnya pucat.
" halaaa Iki sisan masih kecil ngomong nggak dipikir....la itu buktinya anakku datang kerumahmu menemuin makmu buat apa ...pasti diundang oleh makmu yang gatal " jawab budhe Suryo...
" bukan seperti itu mbak yu...aku tidak minta Agung kesini....dia bertamu.... silahturahmi karena mungkin kita bertetangga dan sudah lama nggak ketemu...kami ngobrol biasa*
" alesan ae...lek gatel..Yo memang gatelen"
Aku sudah memainkan ethek-ethek ku
" Budhe dan mas Agung pergi dari sini jika tidak ini akan ke jidat kalian dan aku sudah memperingatkan,jika masih tetap omong dan belum pulang juga bisa kok merasakan senjataku" aku memandangi mereka dengan geram tentu saja dengan ethek-ethek ku tetap aku gerakkan...
" bocah edan...Yo ngono Kuwi lek anak haram ayo Gung...mule" budhe Suryo berkata sambil mengajak anaknya untuk pulang...sambil mengangkat dasternya yang kepanjangan budhe Suryo pergi...sebelum mas Agung beranjak...Mak ku berkata " jawabanku tidak Gung...untuk permintaananmu tidak perlu kamu menunggu bulan depan"
Mas Agung diam...dan menunduk....dia beranjak sambil..bicara
" sepurone Yo Yu...aku mrene malah membuat masalah buat kamu dan anakmu...betul-betul aku minta maaf"
Mak diam saja...aku juga diam melihat dia keluar dari halaman rumah kami..setelah dia keluar kami menutup pintu dan bernafas lega
" sepurone Yo nduk...Mak sudah membuat kamu selalu mendengar cacian yang seharusnya tidak perlu kamu dengarkan....itu semua salah emak" sambil Mak merangkulku
" Tenang Mak.... santai...aku sudah kebal....sudah biasa mendengar hal itu sejak kecil yang penting bagiku emak adalah yang terhebat didunia"