Perjalanan Cinta Alwi yang harus terhalang oleh restu dari orang tua Bunga yang merupakan anak dari pensiunan tentara.
Semenjak ayahnya meninggal, Kehidupan Alwi sangat penuh dengan ujian karena dia harus merawat ibunya yang sedang dalam keadaan sakit dan harus berobat jalan. Dia tak bisa melanjutkan kuliah karena biaya.
Alwi hanya bekerja sebagai seorang office boy di salah satu kantor.
Dia harus bisa mencari uang untuk kehidupannya sehari-hari, biaya berobat ibunya, dan juga menabung untuk mimpi pernikahannya dengan Bunga..
Dibalik susahnya Alwi, ada sosok perempuan cantik bernama Salma yang setiap hari mengurus Ibu Alwi yang sedang sakit dengan sangat tulus, hingga suatu hari ibunya ingin sekali Alwi mempunyai perasaan kepada Salma karena ibu nya tau kisah cinta Alwi dan Bunga takkan bisa di satukan.
Apakah Alwi akan memiliki Bunga yang dia anggap sebagai cinta sejati ?, atau Salma yang semakin hari semakin menunjukkan ketulusan cintanya.
mari ikuti kisahnya !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tresna Agung Gumelar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ancaman Dari Papanya Bunga
*****
Keesokan harinya.....
Pagi ini Alwi sedang dalam perjalanan menuju tempat kerjanya seperti biasa.
Saat di tengah perjalanan, tiba-tiba ada salah satu motor yang menyalip motornya dan menyuruh Alwi untuk berhenti.
Alwi pun kaget dan terkejut kemudian langsung mengerem mendadak motornya. Alwi memberhentikan motornya itu tepat dibelakang motor yang tiba-tiba memberhentikannya..
Ada dua orang di atas motor tersebut, kemudian mereka turun menghampiri Alwi.
Saat kedua orang itu membuka helm, ternyata itu adalah Papanya Bunga dan satu orang suruhannya. Dengan sedikit emosi Papanya Bunga langsung berbicara kepada Alwi...
"Tunggu Wi, saya mau bicara sebentar sama kamu!!"
"Papa!!!"
Alwi dengan fikiran positifnya mengulurkan tangan dan mengajak bersalaman kepada papanya Bunga, tapi papanya Bunga mengabaikan bahkan Sempat menangkis tangannya Alwi...
"Hmmm....Ada apa Pah?"
"Sekarang kamu jujur. Kamu sudah apain anak saya sih?.. ayo jujur bilang sama saya sekarang !!"
Alwi sempat terheran dengan pertanyaan papanya Bunga tersebut...
"Emmm.. Aku gak pernah ngapa-ngapain Bunga Pah, selama ini aku dan Bunga hanya menjalin hubungan seperti biasa.. Sebenarnya ada apa sih dengan Bunga?"
"Kemarin Bunga hampir saja kabur dari rumah, untung saja sempat ketauan, makanya saya sengaja nyamperin kamu kesini sekarang, saya pengen tau sebenernya apa yang sudah terjadi sehingga Bunga bisa tergila-gila sama lelaki yang gak jelas seperti kamu ini"
"Ya Allah Pah, sumpah Alwi gak pernah macem-macem terhadap Bunga. Alwi sungguh-sungguh sayang dan cinta kepada Bunga... Mana mungkin Alwi berbuat semaunya"
"Saya serius ya Wi, jangan macam-macam kamu sama saya, Ayo cepat bilang apa yang sudah kamu lakukan!!"
Ucap papanya Bunga sambil menggenggam kerah baju Alwi.
"Mungkin Bunga seperti itu karena Bunga juga sama begitu sayang dan cinta kepada Alwi"
Disini genggaman kerah bajunya Alwi di angkat ke atas setelah berbicara seperti itu, papanya langsung emosi dengan mata melotot.
"Apa kamu bilang.. Cinta?... Ngapain Bunga mencintai lelaki seperti kamu, heh dengerin ya, Bunga gak mungkin ngelakuin hal seperti itu kalau kamu belum pernah apa-apain dia... Ayooo jujur sama saya sekarang!!!"
"Sumpah Pah sumpah. Alwi gak akan cerita karena Alwi memang gak pernah apa-apain Bunga. Lepasin!!!!"
Alwi sedikit melawan dengan berusaha melepaskan genggamannya tangan Papanya Bunga.
"Udah lah Pah, kalo memang papa gak mau merestui hubungan Alwi dan juga Bunga udah Alwi bisa terima... Tapi Alwi mohon jangan pernah nuduh Alwi seperti ini. Papa juga udah jangan siksa Bunga dengan keegoisan Papa, kasian Bunga... Dia itu anak yang baik, mungkin Bunga sudah gak kuat melihat keegoisan papa. Makanya dia sampai melakukan hal seperti itu"
"Udah berani ya kamu nasehatin saya!!!"
Disini Alwi langsung di tampar dengan sangat keras dan kembali di tarik kerah bajunya...
"Denger ya!!!... Sampai kapanpun saya gak akan pernah merestui hubungan kalian..."
Alwi hanya tertunduk setelah di bentak seperti itu.
"Oh iya Ada satu hal lagi yang harus pahami dan segera lakukan"
"Hal apa?"
"Kamu harus pergi dari kota ini dan bilang kepada Bunga lewat telfon kalo kamu sudah tidak mencintainya lagi dan sudah tidak ingin menemuinya.. Dengerin baik-baik, bila kamu masih juga tetep tinggal di kota ini, oke silahkan... Tapi jangan harap kamu dan ibumu bisa hidup tenang di kota ini. Ingat Wi, kali ini saya tidak sedang main-main"
Alwi yang kerah bajunya semakin diangkat, dia kini panik dan ketakutan karena ancaman dari papanya bunga tersebut. Alwi hanya bisa diam dan bingung harus melakukan apa.. Karena orang yang mengantar papanya juga sambil memainkan senjata tajam untuk menakuti Alwi.
"Saya beri kamu waktu satu Minggu. ini demi Bunga dan juga keselamatan Ibu kamu yang sedang berada dirumah sana.."
Alwi tidak bisa menjawab apa-apa, karena ini adalah pilihan yang sangat sulit untuknya..
Papanya Bunga kini melepaskan tangannya di kerah baju Alwi sambil beranjak untuk pergi..
"Pikirin baik-baik Wi... Inget waktu kamu hanya seminggu.. Sekali lagi saya ingatkan sama kamu kalo saya sedang tidak main-main!!!"
Alwi hanya bisa menatap papanya dengan wajah yang sangat kesal dan ketakutan..
Oh iya ini nomer handphone untuk memberikan pesan kepada Bunga nanti.. Tapi inget nomor ini bukan nomor Bunga. Nomor ini masih dalam pantauan saya"
Alwi pun diberikan sobekan kertas berisi nomor telfon. Kemudian papanya pun langsung pergi meninggalkan Alwi begitu saja. Disini Alwi sangat cemas sekali dan bingung apa yang harus dia lakukan, dia hanya bisa berteriak sambil memukul stang motornya....
Singkat cerita ketika Alwi sudah berada ditempat kerjanya, Alwi berfikir bahwa waktu itu dia pernah ditawari oleh pihak HRD untuk memilih ditempatkan di Batam, Alwi kefikiran untuk mengambil langkah tersebut, karena ini demi keselamatan dia dan juga ibunya dirumah..
Saat jam istirahat tiba, Alwi beranjak pergi ke kantin untuk makan siang, tanpa sengaja di lorong kantor Alwi bertemu dengan suaminya Bu Laras namanya pak Rizal... Dia adalah atasan Alwi disini, Alwi juga sudah sedikit akrab dengannya..
"Kamu mau istirahat Wi?"
"Emmm.. Iya pak. Bapak mau kemana?"
"Saya mau ke pantry Wi mau makan."
"Hmm.. .Oh iya pak boleh minta waktunya sebentar gak?"
"Ada apa Wi? Yaudah mau bicara dimana?"
"Disini aja.. Sebentar ko"
"Yaudah sok bilang ada apa?"
"Gini pak.. Waktu interview kemarin kan saya ditawari untuk ditempatkan di Batam sama di Jakarta. kalo saya pilih yang di Batam gapapa kan pak?"
"Ohh itu... Kenapa kamu pilih yang jauh Wi?..Memang sih kalo disana gaji kamu lebih besar, tapi apa kamu siap kerja jauh begitu"
"Saya siap ko pak ditempatin dimana aja... Tapi kalo misalnya saya pilih yang di Batam apa saya bisa ajak ibu saya untuk pindah dan tinggal disana?"
"Ya bisa aja.. Paling kamu disana bukan di mes harus ngontrak tempat tinggal sendiri"
"Hmm gapapa sih pak kalaupun harus ngontrak juga"
"Kmu kenapa sih?.. Kamu lagi ada masalah?.. Ko seperti tegang gitu mukanya"
"Gak ada masalah apa-apa ko pak...Saya ingin merubah hidup aja, saya ingin bawa ibu jauh dulu dari sini.. Biar Ibu lupa dengan kesedihan nya semenjak di tinggal oleh ayah... Ya mudah-mudahan aja setelah pindah kesana kehidupan jadi sedikit tenang"
"Hmmm.. Kalo kamu ada masalah bilang Wi biar saya bantu.. Saya denger dari istri saya, kehidupan kamu ini berubah drastis setelah kepergian ayah kamu"
"Gak ada masalah ko pak.. Makanya saya ingin bawa ibu pergi jauh karena itu, Ibu selalu keinget ayah bila masih tinggal disini.. Tak jarang saya melihat ibu menangis karena itu.."
"Hmmm gitu ya .. Yaudah kalo memang kamu sudah yakin untuk ditempatkan di Batam silahkan aja... Nanti saya bantu bilang sama HRD... Disana sama ko kerjanya seperti disini gak beda jauh.. supervisornya juga sahabat saya... Nanti saya bisa titip kamu disana sama beliau"
"Alhamdulillah.. Terimakasih banyak ya Pak... Bapak ini baik sekali sama seperti Bu Laras.. Saya janji bakalan kerja serius dan gak akan pernah ngecewain pak Rizal"
"Iya Wi sama-sama... Yaudah sekarang kamu tenang aja ya selagi saya masih bisa bantu pasti akan saya lakuin.."
"Iya pak... Yaudah kalo gitu ..itu aja sih yang mau saya sampaikan pak..."
"Oke Wi... Yaudah saya tinggal dulu ya..."
"Iya pak silahkan... Sekali lagi terimakasih banyak ya Pak"
"Iya Wi sama-sama"
Sambil tersenyum, Pak Rizal pun beranjak pergi meninggalkan Alwi... sementara setelah pak Rizal pergi, Alwi merasa sedikit tenang karena hanya ini cara untuk menyelamatkan dan membuat ibunya hidup tenang..
Sebenarnya Alwi ingin sekali melawan papanya Bunga dan melaporkannya ke polisi karena sebuah ancaman ... Tapi Alwi ingin mengalah karena dia gak mau Bunga diperlakukan lebih dari itu oleh papanya... Alwi sudah rela Bila Bunga dijodohkan dengan orang lain, asalkan Bunga baik-baik saja disana"
kenalin aku author baru nih🤗
/Smug/
mengandung bawang nih ceritanya🥺