Seorang gadis cantik berusia 22 tahun ikut dengan bibinya bekerja sebagai seorang pembantu di rumah besar milik keluarga kaya raya untuk membantu perekonomian keluarganya.
.
Di sisi lain seorang pria tampan berusia 29 tahun yang terkenal akan sikap dingin, cuek dan irit bicara itu tak segan-segan melakukan hal kasar kepada orang yang dia anggap hama, namun pesonanya jangan pernah diragukan lagi.
Namun karena sebuah kesalahpahaman membuat adanya pernikahan antara pembantu dan juga anak majikannya itu.
Entah bagaimana nasib gadis cantik itu setelahnya, apakah dia akan bahagia dengan pernikahan ini atau malah ternyata neraka yang dia ambil???
Yukkk kepoinnnn ceritanya!!
🥕🥕🥕
Follow Instagram @lala_syalala13
Follow TikTok @Lala_Syalalaa13
Follow Facebook @Lala Syalala
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PMTM BAB 22_Tertangkap
KALAU ADA TYPO BOLEH LANGSUNG KOMEN DI PART-NYA YAAAA
🥕🥕🥕
Sesuai perintah dari tuan mereka, anak buah Gavin pun langsung mengepung area pelabuhan di mana pak Brandon akan melarikan diri.
"Tuan semua anak buah sudah berada di posisi mereka, sekarang ini target sedang berada di area pelabuhan dan akan segera naik kapal." ucap Max di sela-sela dia mengemudikan mobil menuju ke area pelabuhan.
"Suruh anak buah kita untuk mengajak pria tua bangka itu menghindar dari kerumunan," perintah Gavin dan langsung di laksanakan oleh Max.
Di area pelabuhan, anak buah Gavin sudah mendengar perintah tersebut sehingga mereka sudah mulai menjalankan aksi mereka dengan saling berpencar dan menunggu aba-aba lagi.
"Rama sama Sino ikut aku," ucap satria setelah mendapatkan perintah dari tuan mereka dan mulai mendekati target.
"Permisi tuan." sapa satria berpura-pura menjadi seorang petugas, begitu pun dengan Rama dan Sino.
"Iya, ada apa?" tanya pak Brandon yang sudah hampir naik kapal namun langsung di hadang oleh petugas pikirnya.
"Begini pak tadi ada barang bapak yang tak sengaja tertinggal, dan barang tersebut ada di bagian pengecekan." ucap satria yang sudah hampir persis seperti seorang pegawai.
"Tapi kapal ku akan segera berangkat," ucap pak Brandon yang takut sebenarnya jika harus terlambat kapal, tapi dia juga merasa barang barang nya sangat berharga karena kebanyakan adalah uang tunai dan juga emas batangan hasil korupsinya, begitu pun buku tabungan dan black card nya yang masih berada di tas yang dia pegang, dia sangat takut jika hasil korupsinya yang tertinggal.
"Tidak akan tuan karena saya baru saja mendapatkan kabar kalau kapal akan tertunda selama satu jam karena ada badai di tengah laut." ucap satria dengan serius.
Pak Brandon pun akhirnya percaya dan mulai mengikuti langkah kaki satria, di ikuti oleh Rama dan juga Sino.
"Loh katanya di area pengecekan, kok malah kita ke sini?" tanya pak Brandon mulai was-was karena dia ingat betul di mana tempat pengecekan tersebut.
"Untuk barang tertinggal memang beda area tuan agar tidak tercampur dengan barang barang penumpang lainnya." ucap satria masih dengan sopan karena dia melihat situasi yang belum sepi.
Hingga mereka berada di suatu tempat yang lumayan jauh dari area kapal dan juga gedung pengecekkan, di sana hanya ada box box kontainer yang begitu banyak sekali.
"Pak ini kok rasanya kita begitu jauh ya dari area tadi?" tanya pak Brandon yang mulai ketar-ketir, dia merasa bahwa para pegawai ini tidak benar.
belum sempat berbicara lagi Rama langsung memukul tengkuk milik target mereka itu hingga pak Brandon pun langsung pingsan, segera mereka membawa ke sebuah kontainer yang sudah di siapkan.
Tak lama Gavin dan Max juga sudah sampai di sana, dia melihat pak tua bangka itu yang masih pingsan dengan tubuh yang terikat oleh tali.
"Ck kenapa dia belum bangun juga? ambil air." tegas Gavin dan langsung di ambilkan air.
Tak lama Rama datang dengan air di ember, Gavin langsung saja menyiram air tersebut ke pak Brandon agar segera bangun.
Dan benar saja tak lama dia pun bangun, dan begitu terkejut saat melihat tubuhnya sudah basah dengan tubuh yang terikat oleh tali yang begitu kuat mengikatnya.
"Akkk aku dimana!" teriaknya sambil menggerakkan tubuhnya agar bisa terlepas dari ikatan tersebut.
"Ck DIAM!" tegas Gavin membuat pak Brandon yang dari tadi fokus untuk melepaskan diri.
"Ga... Gavin," sahut pak Brandon terkejut dengan adanya Gavin di sana, dia merasa ketakutan karena semua kebusukkan nya akhirnya diketahui.
"Gavin tolong lepaskan saya dari sini, saya janji akan mengembalikan semua uang yang sudah saya ambil." ucap pak Brandon dengan tanpa bersalah nya masih meminta pertolongan.
"Ck kau tidak perlu susah susah untuk mengembalikan nya pak tua karena aku tidak butuh itu, yang aku butuhkan adalah pertanggung jawaban mu." ucap Gavin.
"Max apakah om Tio belum datang juga?" tanya Gavin karena dia tadi menyuruh Max untuk menghubungi kepala polisi sana yang memang sudah sangat dia kenal.
Belum juga Max menjawab pintu terbuka menampakkan om Tio bersama dengan anggota nya.
Om Tio sendiri adalah kepala polisi di sana, beliau adalah teman sang papa yaitu papa Angga sehingga Gavin sangat kenal dengan beliau.
"Hai son, kau mencari ku?" tanya pak Tio basa-basi karena beliau sangat rindu dengan anak sahabatnya itu.
"Ck om segera tangkap manusia sampah satu ini, dan kalau bisa hukum dia seberat beratnya karena kalau tidak maka aku sendiri yang akan menghabisi nya." ucap Gavin dengan wajah menyeramkannya, jika seperti sekarang ini Gavin sudah seperti seorang psikopat dan juga mafia kelas kakap, padahal mah dia aman dari bisnis dunia gelap ya.
"Kau kejam sekali son, tapi tenang om juga sudah muak melihat wajah pria tua ini." ucap om Tio.
segera om Tio menyuruh anggota nya untuk membawa pria tua tak berguna itu menuju ke kantor polisi untuk di adili.
"Apakah para bandit dan tikus-tikus nakal di perusahaan mu ini sudah tertangkap semuanya?" tanya om Tio yang memang tahu apa tujuan dari datangnya Gavin ke London lagi, karena setahu om Tio bahwa Gavin sudah menetap di jakarta tempat orang tua nya tinggal.
"Belum om, maka dari itu mungkin akan merepotkan om lagi." ucap Gavin sambil keluar dari gudang pengap itu.
"Kapan pun kau butuh bantuan maka panggil lah aku, karena nomorku masih sama. Oh ya kalau kau pulang suruh papa sialan mu itu untuk menghubungi ku, dia sudah berjanji akan menghubungi ku tapi sampai dua tahun lebih setelah kami bertemu dia sama sekali tak menghubungi ku, bahkan chat ku pun tak dia lihat dan di balas pula." ucap om Tio membuat Gavin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu.
"Iya om nanti aku sampaikan ke papa." jawab Gavin.
Setelah itu om Tio pun pamit karena harus mengurus orang tersebut meninggalkan Gavin di sana dengan para anak buahnya.
"Max kita ke kantor." tegas Gavin dengan datarnya.
Max pun melajukan kembali mobilnya menuju ke kantor kembali.
.
Di jakarta sekarang ini Kyra sedang jalan jalan sore dengan mbak Diyah di area taman kompleks, dia begitu senang karena bisa keluar dari mansion besar itu, karena jujur dia sangat bosan berada di kamar terus karena mama mertua nya itu memperbolehkan dirinya untuk membantu bantu pekerjaan di dapur.
"Mbak bagus banget ya taman nya." seru Kyra yang baru pertama kali melihat taman kompleks karena dia tidak terlalu memperhatikan selama ini.
"Iya kan bagus banget, kalau aja kamu tinggal di sini pasti bakalan bisa setiap hari Ra buat jalan jalan ke sini." seru mbak diyah seperti sedang bernegosiasi dengan Kyra.
"Kyra mah mau aja mbak, tapi semua keputusan Kyra sekarang ada di suami Kyra mbak, jadi Kyra agak bisa nentuin harus tinggal di mana nya." jawab Kyra.
Mbak Diyah pun paham, sehingga beliau tak lagi membahas soal tempat tinggal, mereka menikmati jalan jalan sore mereka.
.
.
Bersambung.....
...ULASAN DAN BINTANG LIMA NYA🌟...
...FAVORITKAN CERITA INI ❤️...
...VOTE 💌...
...LIKE 👍🏻...
...KOMENTAR 🗣️...
...HADIAHNYA 🎁🌹☕...
aq kira mau di apai!!!