Irie Bliss, seorang wanita ceria yang terlilit hutang karena kelakuan ibu dan mantan pacarnya. Dia terpaksa mengikuti sebuah audisi menyanyi dan berharap bisa memenangkan juara 1 yang biasanya berhadiah uang tunai 10 JT dan 1unit mobil yang akan dia jual jika menang. Namun, audisi yang Irie ikuti rupanya audisi mencari menantu yang diadakan oleh seorang wanita tua, dan malangnya lagi, Irie memenangkan hati wanita tua tersebut sehingga dia dipaksa menikahi anaknya yang seorang duda kaya raya bernama Arky Vernandez, sesuai janji.
~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°
✨ MOHON DUKUNGANNYA ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Married Via Audition : BAB 01
PENGHIANATAN
Bruhgg! “Awww!” pekik suara seorang wanita yang baru saja terdorong cukup kuat hingga punggungnya terbentur ke tembok bata. Wanita cantik bermata hazel itu menatap tajam usai dirinya didorong dengan kasar oleh dua orang pria berbadan besar bak raksasa.
“BAYAR HUTANGMU!!” sentak salah satu pria tadi dengan garangnya.
“HUTANG APA??? Dengar ya, seumur hidupku, aku tidak pernah berhutang uang kepada siapapun.” Balas wanita pemberani itu menegakkan kembali tubuhnya.
Tentu saja kedua pria tadi tidak percaya dengan ucapannya. “Kau ingin membodohi kami?” balas pria satunya lagi.
“Namamu Irie Bliss bukan? Lihat ini.” Pria berkaos merah dengan kalung rantai, menunjukkan sebuah bukti berupa kertas dengan tanda tangan beserta kartu nama dan materai. Wanita bernama lengkap Irie Bliss (21) itu sangat terkejut dan langsung meraih kertas tersebut, mengamatinya lebih detail dengan mata terbelalak.
“Bagaimana bisa namaku— ” Irie mulai tersadar dan menatap ke arah dua pria yang masih stand di sana.
“Siapa yang mengambil uangnya? Katakan!” napas Irie sangat memburu, dia benar-benar tidak tahu kalau seseorang menggunakan namanya untuk berhutang. Irie sangat ingat betul bagaimana ayahnya sangat melarang dirinya berhutang.
“Dua orang datang dan berhutang kepada bos kami atas nama Irie Bliss.”
“Dua orang??” tangan Irie meremas kuat kertas yang masih dia pegang hingga kusut. Betapa marahnya dia ketika mengetahui siapa dua orang yang disebutkan ciri-cirinya oleh kedua pria debkolektor tadi.
.
.
.
Sebuah pintu kamar di dobrak kasar oleh Irie yang merupakan pemilik rumah yang saat ini dia tempati dengan ibu tirinya bernama Jillian Sage (43) setelah ayah kandungnya wafat.
BRUAKK!! Betapa terkejutnya sepasang mata hazel saat melihat pemandangan di depan matanya. Dua orang berbeda gender tengah saling bercumbu mesra di atas ranjang. Dan yang paling membuat Irie merasa marah dan merasa di khianati adalah, mereka rupanya ibu dan kekasihnya sendiri, Ken Lund (22).
“Ibu!”
Jillian dan Ken sama terkejutnya dan terpaku dalam posisi yang menjijikan, dimana Ken menindihi tubuh Jillian sehabis mereka berciuman dan hendak membuka pakaiannya.
“KELUAR!!” teriak Irie yang naik pitam melihat adegan tersebut. Hatinya teriris melihat Ken dengan teganya malah berselingkuh dengan ibu tirinya. Sudah 6 bulan Irie dan Ken menjalin hubungan kekasih, dan kini pria berambut pirang cepak itu malah mengkhianati nya.
Jillian dan Ken segera keluar dari kamar, menghadapi Irie dengan saling bergandengan tangan. “Sejak kapan Ken?” sebisa mungkin Irie menahan air matanya sendiri agar tidak terlihat lemah walaupun hatinya sangat terluka dengan fakta yang baru saja dia terima.
“Seperti yang kau lihat. Aku dan Jillian sudah menjalin hubungan yang spesial.” Jelas Ken tanpa bersalah dan tanpa malu.
“Sudah berapa lama?”
“Dua bulan.” Jawab Jillian dengan sombongnya sama seperti Ken yang tak punya malu. Air mata Irie sudah terkumpul di balik kelopak matanya. 2 bulan, itu adalah 2 bulan dimana Irie masih menjalin hubungan dengan Ken kekasihnya.
Tidak tahu lagi harus bereaksi seperti apa? Tubuh Irie rasanya lemas setelah mengetahui kebenarannya. Dia tidak menyangka dan tidak pernah berpikir bahwa ibunya akan menjalin hubungan gelap dengan kekasihnya. Jika itu bukan Ken, Irie masih memaklumi hubungan asmara ibunya, tapi—
Ken terseringai licik ketika melihat kebungkaman wanita yang lebih muda dari Jillian itu dengan tatapan sedih bercampur kecewa.
“Itu yang aku rasakan ketika kau selalu menolak berhubungan seks denganku Irie.” Suara Ken membuat wanita berambut cokelat bergelombang setengah punggung itu menatapnya remang.
“Bagaimana hubungan bisa berjalan lancar tanpa seks. Yang benar saja!” Plakk! Irie menampar keras pipi Ken dengan kekuatan amarahnya. Memang benar, selama hubungan, Irie selalu menolak di ajak berhubungan intim seperti sepasang kekasih lainnya. Dan itulah hal pertama yang membuat Ken tidak betah dengan Irie.
“Pria pedofil seperti mu pantas mendapat tamparan keras.”
“Irie! Beraninya kamu mengangkat tanganmu pada Ken.” Sentak tak terima Jillian.
“Iya aku berani. Lalu bagaimana dengan perbuatan kalian hah? Untuk apa kalian berhutang atas namaku tanpa seizin ku, lalu bercumbu di kamarku. Katakan Bu!”
Jillian berpaling sejenak, melipat kedua tangannya di depan perut seraya tersenyum miring. “Tentu saja untuk acara pernikahan kami!” ketus wanita paruh baya itu. Irie mengerutkan keningnya dan tidak habis pikir dengan ucapan ibunya tadi soal pernikahan.
“Pernikahan?!” rasanya Irie ingin sekali tertawa lepas sambil menangis dan berteriak.
“Keluar.” Lanjut Irie tanpa belas kasih ketika dia sudah tidak kuat lagi melihat kehadiran dua orang bajingan di rumahnya, dia ingin menangis, bukan menangisi Ken, Irie lebih menangisi kebodohannya yang sangat bodoh karena terlalu percaya dengan kekasihnya.
Ken dan Jillian terkejut mendengar pengusiran lembut barusan, seakan tak terima dengan keputusan Irie.
“AKU BILANG KELUAR DARI RUMAHKU SEKARANG JUGA— ” Plakk!! Sebuah tamparan yang Jillian berikan tak kalah kerasnya dengan tamparan Irie ke pipi Ken.
Kepala Irie sampai menoleh ke kanan sembari memegangi rasa panas serta nyeri di bekas tamparan dari sang ibu. Air mata seketika langsung menetes membasahi pipi wanita malang itu.
“Jaga mulutmu Irie. Rumah mu? Aku masih ibumu, dan ayahmu belum bercerai denganku sampai dia mati. Kau bilang ini rumahmu... ” Jillian berjalan perlahan mendekati Irie yang masih menatap lantai. Pipinya menjalar merah akibat tamparan tadi.
“Ini rumahku juga. Dan akulah yang lebih berhak atas semua yang ayahmu miliki termasuk rumah ini.” Tegas Jillian sambil matanya melebar ketika dia menatap putri tirinya.
Kali ini rasa sakit di hati Irie benar-benar berasa ketika air matanya tak mau berhenti. Dadanya terasa sesak penuh dengan kelelahan dan kekecewaan. Selama ini dia selalu menghormati Jillian sebagai ibu sambungnya karena ayahnya begitu mencintai wanita itu sesudah ibunya wafat beberapa tahun lamanya.
“Dan kau tahu Irie...” Jillian mendekat ke telinga kiri wanita yang masih terpaku dan hanya bisa menangis. Sedangkan Ken malah menikmatinya seperti penonton bodoh.
“Ayahmu meninggal karena dia memergokiku bercinta dengan pria lain.” Kedua mata Irie langsung melebar, kedua tangannya terkepal kuat. Itu artinya, kematian sang ayah bukan karena serangan jantung mendadak, melainkan karena perbuatan Jillian yang keterlaluan hingga membuat ayahnya terkena serangan panik juga jantung.
Jillian mundur dua langkah hingga kembali di samping Ken sambil merangkul lengan pria itu dengan mesranya.
“Sekarang apa yang bisa kau lakukan? Pergi dari rumahku dan bayar hutangmu itu.” Ucap Jillian berwatak angkuh.
Dua orang tadi tertawa girang melihat kemenangan mereka yang sudah terjadi. Sementara Irie sangat terpukul mengingat sang ayah yang malang.
“Kalian benar-benar....”
“KETERLALUAN!!” Irie menghantam kedua orang tadi dengan Sling bag nya tepat di kepala Ken dan Jillian, setelah itu dia berjalan pergi dari rumah peninggalan ayahnya itu karena dia tahu ibunya dan Ken akan mengejarnya dan membalasnya dengan memukul balik dirinya.
Irie berlari sejauh mungkin hingga dia masuk ke sebuah lorong dan mulai menangis terisak sembari menutupi mulutnya. “Hikss... ” Dia sangat lelah, setelah mendapat pemecatan dari pekerjaan, lalu dicegat oleh debkolektor, lalu melihat semua adegan dan kebenaran yang selama ini dia tidak ketahui. Rasanya sungguh mengiris hati.
Tanpa bisa Irie hentikan, dia membiarkan kesedihannya mengontrol dirinya sampai meredam sendiri.
.
.
.
Sepasang kaki Irie berjalan gontai di jalanan setapak. Langit malam menghiasi hari yang menyedihkan bagi wanita itu.
“Sekarang aku harus apa?” lirihnya sedih. Hanya dengan beberapa uang yang dia bawa di dompetnya. Bahkan dia tidak membawa pakaiannya karena terlalu malas dan kesal jika terus-terusan berada di satu ruangan dengan Jillian dan Ken.
Tiba-tiba saja sebuah kertas persegi panjang terbang dan mendarat tepat menutupi wajah Irie.
Dengan wajah yang ditekuk, wanita itu segera mengambilnya dan membaca kertas tersebut dengan seksama. Kedua mata Irie langsung terbuka lebar melihat tulisan yang tercantum besar.
(WIN A FREE AUDITION)
(MENANGKAN AUDISI GRATIS)
...°•°~°•°...
Hai guyss!!!!!! Cerita baru sudah update! Semoga kalian yang membacanya suka dan berbaik hati dengan memberi jejak semangatnya.
Thanks and See Ya ^\=^
klo boleh kasih masukan thor...utk alina dgn umur 19th ga sesuai dgn sikapnya...itu lbh ke umur 16-17th...
sukses utk kedepannya thor....