Ibu kandung Amora menikah dengan seseorang yang usianya jauh lebih muda dibanding dirinya.Dari pernikahan tersebut membawa kebahagiaan baginya namun tidak dengan putri sematawayangnya.Amora merupakan putri tunggal dari pasangan Felicia dan Ferdian.Ferdian meninggal dalam kecelakaan tunggal saat pergi keluar kota untuk melakukan perjalanan bisnis.
Awal petaka dimulai saat Felicia pergi ke luar kota untuk melakukan perjalanan bisnis.Athur ayah angkat Amora yang diam-diam mencintai Amora berusaha melecehkan Amora disaat dia dan Amora hanya hanya berdua saja dirumah.
Namun Berung kebusukan athur terbongkar dan seseorang datang menyelamatkan Amora dari kebejadan ayah tirinya.
Dari kejadian tersebut Amora berakhir dipersunting oleh laki-laki yang menyelamatkan yang notabennya adalah bos Amora di kantor.
bagaimana kelanjutan ceritanya?
Ikuti kisah Amora, disini akan ada ketegangan,air mata, pengorbanan dan menguras banyak emosi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atha Diyuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 16 Ragu
Damar pergi setelah mengutarakan isi hatinya kepada Amora.Damar merasa lega setelah Felicia menerima pinangannya meskipun dalam keadaan yang menurutnya sangat tidak tepat.
Sepeninggal Damar,Amora tampak murung dan tidak mau berbicara dengan ibunya.
" Nak bunda tau kamu marah sama bunda,kamu tidak ingin bertanya apa alasan bunda menerima begitu saja lamaran Damar?" tanya Felicia pada Amora sembari merapihkan anak rambut Amora yang menjuntai menutupi wajahnya.
" Tidakkah bunda bisa bertanya dulu kepadaku? Menikah itu untuk selamanya bund,aku tidak yakin aku bisa hidup bersama dia.Bunda tau? Dia atasan Mora dikantor, perbedaan status antara kita sungguh terlalu jauh.Belum lagi orangtuanya,apa ia mereka mau menerima Amora begitu saja? Kita juga tidak tau bagaimana latar belakang keluarga mereka,Amora belum lama kenal sama pak pak damar.Entahlah bund sepertinya Amora benar-benar ragu.Amora takut ditengah perjalanan pernikahan kami banyak ketidak cocokan,masa iya Amora mau jadi janda diusia muda." ungkap Amora.
Felicia terdiam beberapa saat,ia menatap wajah putrinya sejenak.
" Sayang,maaf bunda tidak berfikir sejauh itu.Tapi bunda yakin damar adalah pemuda yang baik,dia pasti akan bisa membawa kamu dengan hormat dan dia tidak akan pernah mengecewakan kamu.Bunda bisa melihat semua itu dari sorot matanya.Kamu percaya sama bunda nak." ujar Felicia.
greeep
Amora berhambur ke pelukan Felicia, mencari ketenangan dalam dekapan wanita yang sudah melahirkannya.
" Percaya sama bunda ya sayang." ucap Felicia.
Amora hanya menjawabnya dengan anggukan kepala, meskipun hatinya masih dipenuhi dengan keraguan.
" Semoga apa yang bunda katakan benar,Tuhan aku hanya bisa pasrah.Mungkin ini garis takdir yang harus aku jalani." batin Amora.
Sementara dibelahan bumi yang lainnya,seorang ibu tengah menatap wajah putranya, mencari kesungguhan dari apa yang ia dengar dari mulutnya.
Damar sudah menceritakan semuanya pada Diana.Bahkan damar tengah meminta izin pada Diana untuk menikahi Amora.
" Nak,apa keputusan yang kamu ambil itu tidak terlalu cepat? Mamah bukan tidak merestui tapi apa perempuan itu mau menikah dengan kamu? Kamu yakin dia tidak punya kekasih diluar sana atau lebih parahnya calon suami?" tanya Diana.
Damar hanya terdiam,dia memang tidak tau apakah Amora sudah memiliki kekasih atau tidak tapi yang jelas damar yakin bahwa Amora belum punya siapapun didalam hatinya.
" Mommy yang terpenting sekarang damar mau tanya, mommy mau tidak menerima Amora menjadi istri damar,jadi menantunya mommy?" tanya damar.
Sorot matanya penuh dengan harapan.
Diana tersenyum sembari mengusap puncak kepala putranya.
" Jika memang kamu mencintainya dan bahagia bersamanya mamah akan menerimanya.Mamah hanya bisa berdoa semoga pilihan kamu adalah benar-benar wanita yang baik yang akan mendampingi kamu,setia dengan kamu bagaimanapun keadaanmu nanti." ucap Diana.
Sebagai seorang ibu tentu saja ada kehawtiran dalam hatinya.Meskipun Diana tau jika damar mencintai Amora namun Diana tidak menyangka bahwa damar akan secepat itu mengambil keputusan.
Hari berlalu dengan cepat,malam berganti pagi.
" Kamu yakin hari ini mau ke kantor Amora?" tanya Felicia saat melihat putrinya sudah tampil rapih dan cantik dengan pakaian kerjanya.
Rambut Amora dibiarkan tergerai,Amora memakai celana panjang dengan atasan kemeja warna putih yang dipadu padankan dengan blazer yang warnanya senada dengan celana panjangnya.
" Yakin Bun,Amora gak enak kalau harus izin terlalu lama.Lagipula kan masih ada beberapa hari sebelum pernikahan,jadi Amora pengin menikmati masa-masa kerja sebelum jadi istri." ucap Amora.
Felicia hanya tersenyum menanggapi ucapan putrinya.
Setelah sarapan Amora gegas pergi ke kantor, seperti biasa Amora menolak saat ingin diantar oleh ibunya.Wanita cantik dengan rambut coklat itu lebih memilih naik taxi online yang sudah ia pesan beberapa waktu sebelumnya.
Tak butuh waktu lama untuk sampai ke kantor karena jalan memang kebetulan tidak terlalu ramai.
Amora melangkah dengan penuh percaya diri saat memasuki lobi kantor.
" Pagi Bu Amora." sapa security yang kebetulan berjaga di lobi.
Deg
" Tumben dia panggil gue ibu." batin Amora.
" Pagi pak." jawab Amora dengan senyum merekah dibibirnya.
Sepanjang jalan banyak mata yang melihat Amora dengan kagum.Pasalnya wanita itu memang tampil sangat cantik dan terlihat lebih segar dibanding sebelumnya.
Tok
Tok
Tok
" Masuk!" perintah damar.
Ceklek
" Pagi pak." sapa Amora.
" Pagi Amora,apa seperti itu cara kamu menyapa calon suami?" tanya damar.
" Eh, maksud bapak apa? Ini kan di kantor,lagi pula saya tidak mau semua orang tau kalau saya mau nikah sama bapak." sungut Amora.
Damar mengerutkan keningnya mendengar apa yang Amora ucapkan.
" Kenapa?" heran damar.
" Ya pokonya gak mau." kekeh amora.
" Kamu malu?" tanya damar.
" Ya,em pokonya kita harus profesional pak.Anggap saja saya karyawan bapak seprti biasa bukan.."
Tap
Tap
Grep
" Bukan apa?"
Jantung Amora berdetak dengan kencang saat damar mengukungnya dan posisi Amora duduk dikursinya sementara damar mengukung dari atasnya.
" Pak jangan seperti ini." ucap Amora dengan gugup.
" Lalu saya harus seperti apa? Apa seprti ini?" tanya damar yang semakin merapatkan tubuhnya.
Hembusan nafas damar terasa begitu hangat menyapu wajah Amora.
" Pak ini di kantor." lirih Amora suaranya melemah karna wajah damar dan wajahnya semakin tak berjarak.
" Biarkan saja memangnya kenapa kalau ini di kantor,ini kantor saya,saya bosnya jadi saya bebas mau melakukan apapun." ucap damar.
" Ck, menyebalkan." sungut Amora.
" Kamu sengaja seperti itu?" tanya damar saat melihat bibir Amora mengerucut.
" Ma-maksud bapak apa?" tanya Amora.
" Bibirmu." ucap damar.
Spontan Amora memegangi bibirnya.
" Ada apa dengan bibir saya?" tanya amora.
" Kamu sengaja mancing-mancing saya supaya saya cium bibir kamu begitu?" ucap damar membuat wajah Amora bersemu merah.
Puk
" Mana ada saya begitu,itu bisa-bisanya bapak yang memang tergoda melihat bibir saya." sindir amora.
" Saya memang tergoda lalu kamu mau apa,apa kamu masih bisa menghindar kalau sudah seperti ini?" ucap damar yang semakin mendekatkan wajahnya hingga hidung keduanya saling bersentuhan.
deg
deg
deg
" Dasar gila." umpat Amora dalam hati.
" Coba saja kalau berani." ucap Amora.
" Kamu menantang saya? Amora saya sangat suka dengan tantangan."
Hap
Tanpa aba-aba damar menyambar bibir Amora dan melahapnya dengan lembut Amora yang tak bisa menolak hanya bisa meremas punggung damar.
Perlahan Amora tertuntun untuk membalas ciuman tersebut.Suasana ruangan itu mendadak hening hanya ada suara decapan dari keduanya.
Haah
Haah
Haah
Keduanya meraup udara sebanyak-banyaknya setelah ciuman yang tak disengaja itu selesai.
Wajah Amora bersemu merah.
" Jangan pernah menantang saya,saya itu sangat suka dengan tantangan.Duduklah dengan tenang,jangan fikirkan pekerjaanmu karna tugasmu saat ini hanya menemaniku.Jangan membantah ataupun mendebat.Saya tidak suka dibantah." ucap damar sembari mengusap bibir Amora dengan jari telunjuknya dari sisa-sisa ciuman pertama mereka.
" Huuuft dasar calon suami gak waras, biasa-biasa dia melakukan ini di kantor.Curi Star,kalau bukan bos udah tak timpuk wajahnya pake buku." batin Amora.
Tanpa Amora tau damar tersenyum tipis sembari mengusap sudut bibirnya.
Bersambung.....
Abang Daren Amora udah ada yang punya kamu sabar ya 🤭🤭