Rinjani Nestia Dwilaga atau yang kerap disapa Jani karena kecerobohan dan keisengannya terjebak di satu kamar dengan seorang pria.
Charles Smith Willian yang diberi obat tidur oleh seseorang dibuat terkejut karena saat bangun ia berada satu ranjang dengan seorang gadis.
Ditangkap basah oleh kakak gadis itu dan disuruh menikah.
"Kalian harus menikah!!"
"Kami tidak melakukan apa-apa." Ucap keduanya.
Merasa terjabak dengan pernikahan ini mereka berdua membuat perjanjian. Setelah setahun pernikahan mereka akan bercerai.
" Jangan saling mencampuri urusan masing-masing!" ucap keduanya kompak
Akankan mereka benar akan bercerai?
Atau akankah timbul benih cinta pada keduanya.
Tolong baca setiap bab dan jangan lupa tinggalkan jejak, jangan tabung bab ya. Terimakasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cintaku-Perjaka Tua 01
Jani, Stop. Ini sudah terlalu banyak." Ucap Tari.
"Tari, diam. Huh aku tidak akan kalah dengan cewek sok itu," ujar Jani dengan masih terus meneguk minuman kerasnya. Bahkan Jani tak lagi minum dari gelas, ia langsung minum dari botol. Tari sang sahabat panik. Dia takut jika salah satu kakak dari gadis ini muncul.
"Jan, stop. Bisa mampus aku kalau sampai ketiga kakakmu tahu. Jan please stop aku masih mau hidup" Tari terus mengoceh, gadis itu benar-benar tidak tahu lagi bagaimana ia harus menghadapi sang teman. Sesaat Tari merutuki dirinya sendiri karena mengajak Jani ke tempat itu.
" Tari berisik. Bisa diem nggak?" Tukas Jani yang mulai sedikit kehilangan kesadarannya akibat alkoholl yang mulai menyatu dalam tubuh.
"Oh ya Tuhan, kenapa Engkau memberikan gadis bodoh ini kepala yang begitu keras," ucap Tari.
Sudah, Tari sudah habis kesabarannya, dia juga tidak mau disalahkan oleh kelakuan rusuh sahabatnya itu. Tari sangat tahu keluarga Dwilaga bukanlah keluarga sembarangan. Tapi entah mengapa sahabatnya itu sangat berbeda. Rinjani Nestia Dwilaga atau yang kerap disapa Jani ini sangat serampangan dan sesukanya sendiri. Bahkan ia sangat malas di kampus.
Tari menarik Jani keluar dari club itu. Niatnya menghadiri acara ulang tahun seorang teman berubah jadi ajang adu minum. Jani yang tidak terima dikatain sebagai gadis manja dan selalu berlindung di ketek ibunya geram dan menantang cewek yang bernama Sella untuk adu minum.
Alhasil sekarang Jani mulai mabuk karena ulahnya sendiri. Tari memapahnya keluar klub, ia menyuruh Jani untuk menunggu sebentar.
"Jan kamu tunggu sini. Aku ambil mobil dulu. Ingat jangan kemana-mana."
Jani yang memang sudah mulai hilang kesadarannya hanya mengangguk-anggukan kepala. Pandangan matanya mulai tidak bisa melihat dengan jelas. Bahkan tubuhnya sekarang sudah mulai terasa begitu sangat ringan.
Di bagian lain dari club tersebut, tepatnya di sebuah kamar, terlihat seorang wanita tengah tersenyum devil setelah berhasil membuat kekasihnya tidur karena obat tidur yang ia berikan. Ia meminta seorang pelayan untuk menaruh obat tidur di minuman kekasihnya. Dan sekarang sang kekasih benar-benar tertidur di atas sebuah ranjang. Wanita itu menyeringai.
"Setelah malam ini kau akan jadi milikku selamanya. Siapa suruh kamu begitu sok suci. Jangankan mau menyentuhku untuk sekedar berciuman pun tidak mau. Huftt, Sorry honey aku harus menggunakan cara ini," ucap wanita itu sambil membuka satu per satu kancing kemeja sang kekasih. Bahkan ia sudah berhasil menurunkan celana panjang si pria dan menyisakan celana boxer saja di tubuh pria itu.
Namun mungkin memang bukanlah rejekinya , saat ia sudah melepaskan baju dan celana milik kekasihnya itu dan hendak melepaskan bajunya sendiri telponnya tiba-tiba berbunyi. Wanita itu berdecak kesal. Sebentar lagi apa yang ia rencanakan akan berhasil
"Sial siapa malam-malam begini telpon," gerutunya.
"Ya hallo... Apa??? Memangnya harus malam ini. Sialan. Ya... Ya... Aku akan segera ke sana."
Wanita itu pun pergi dari kamar itu meninggalkan sang kekasih yang tengah tertidur pulas karena pengaruh obat tidur. Dan tentunya hanya menggunakan pakaian terkahir yakni boxer. Terlihat wajah kesal dari si wanita. Rencana yang telah ia susun begitu rapi harus gagal kali ini.
Di luar Jani yang tidka sadar karena pengaruh minuman beralkohol tanpa sadar berjalan ke sembarang arah. Ia terus melangkahkan kakinya hingga menuju kamar-kamar yang merupakan bagian dari club tersebut. Dan, ia berhasil membuka pintu kamar yang ada di sana dimana ada seorang pria yang tengah tertidur.
Jani pun masuk, menganggapnya seolah kamar sendiri, ia pun melempar tas dan sepatunya ke sembarang arah dan naik ketempat tidur lalu masuk ke dalam selimut.
"Eh... Gulingku kenapa besar sekali. Ehmmm nyamannya," cercau Jani saat ia berhasil meraih sesuatu disebelahnya. Gadis itu kemudian mengeratkan belitan tangan dan kakinya seolah-olah memeluk giling yang biasa ia lakukan saat tidur.
Di luar klub Tari yang datang membawa mobil kebingungan mencari Jani. Ia mencoba melihat ke sekeliling namun batang hidung temannya itu tak juga tampak. Tari bahkan kembali masuk ke dalma club tapi Jani pun tidak ada di sana.
"Sial, kemana bocah itu. Janiiiiii kenapa sih kamu selalu membuatku pusiiiing." Tari berteriak frustasi mencari temannya itu. Tari menyerah akhirnya dengan rasa takut ia menghubungi salah satu kakak Jani.
"Ha-halo pak. Ini Tari. Saya mau bilang Jani hilang di Club Star. Iya pak. Baik."
Tari terduduk lemas setelah menelpon kakak Jani.
Mampus aku. Semoga aku nggak di DO dari kampus, ucap Tari sungguh pasrah.
🍀🍀🍀
Radian Nareen Dwilaga, kakak pertama Jani sekaligus dosen Jani sungguh murka mendengar kelakuan adik perempuan satu satunya itu. Entah berapa kali ia harus berurusan dengan keisengan, kenakalan, dan kecerobohan sang adik. Tidak mau membuat ayah dan bundanya khawatir, Radi yang biasa akrab dipanggil begitu langsung menyambar kunci mobil menuju ke Star Club. Sepanjang jalan tak habis-habisnya ia mengomel.
Sebagai kakak tertua Radi mempunyai tanggung jawab penuh terhadap adik adiknya. Terlebih adik perempuannya itu.
"Ya Allaah Jan kali ini apa lagi yang kamu lakukan. Jika Bunda tau kamu pergi ke club bunda pasti akan syok dan pingsan. Nanti pasti Dika yang marah marah. Haish... Punya adik dokter juga merepotkan."
Akhirnya setelah menempuh perjalanan hampir 1 jam Radi sampai juga di Star Club. Di sana sudah terlihat Tari yang sangat ketakutan melihat mobil kakak Jani sekaligus dosennya.
"Dimana kamu terakhir ninggalin Jani."
"Di-di sini pak. Saya sedang ambil mobil. Saya minta Jani nunggu di sini tapi saat saya kembali Jani sudah tidak ada."
"Huft... Sudah tidak usah menangis. Saya tanya ke keamanan dulu, sekalian minta tolong untuk membantu mencari Jani."
Radi menuju pos keamanan Star Club, dan Tari mengekor dibelakangnya.
Pihak keamanan pun menampilkan rekaman kamera pengawas yang diminta oleh Radi. Semenit, lima menit, 10 menit, dan 15 menit melihat kamera pengawas akhirnya Radi melihat sosok adiknya itu menuju sebuah kamar.
Tanpa aba-aba Radi pun berlari, pikiran buruk memenuhi rongga otaknya.
Brak.... Radi membuka pintu kamar itu dengan sangat keras. Ia sangat terkejut melihat adik perempuannya tengah berada di atas ranjang dengan seorang pria yang tidak mengenakan pakaiannya. Posisi mereka yang saling memeluk membuat Radi dilanda amarah.
"Janiiiiii..... Apa yang kamu lakukan!!!"
"Eugh... Kakak berisik ah. Orang lagi tidur."
Radi semakin emosi melihat tingkah sang adik yang belum juga sadar dengan apa yang ada di sekitarnya. Radi pun memasuki kamar mandi mengambil air dan langsung mengguyur dua orang berbeda jenis kelamin itu.
"Ablmmmmm ya Allaah kakak, tega banget. Eh... Kok... Ada cowok di sini, kenapa bisa. Argh...........!" Jani berteriak sembari menyilangkan kedua tangannya di dada.
Sedangkan pria itu masih bersikap bodoh dia memijit kepalanya yang pusing.
"Aku dimana, terus siapa kamu. Ada apa ini rame-rame begini."
Radi yang mendengarkan penuturan dari si pria setengah terkejut namun dia tidak mau ambil pusing bisa saja pria itu berakting.
"Kalian harus menikah??"
TBC
Hay, welcome to my story hehhehe
Yook requestan siapa ini ya hehhehe.
Oh iya guys, ini ceritanya mundur ye, jangan pada bingung. Ini mereka masih pada muda hehehhe.
Bismillaah ya teman-teman, semoga kali ini ada rejeki buat author. Kalau 20 bab nggak lolos retensi ini mau aku stop wkwkwk.
Jadi terus berikan dukungan ya. Baca semua bab nya. Jangan hanya baca bab awal ya.
Terimakasih banyak
Love you all my readers.