Judul: The Fatalis
Nazzares, pemuda dengan mata merah yang dilahirkan untuk memburu raksha, memegang pedang abhiseka sebagai simbol takdirnya. Bersama istrinya, Kandita, yang telah bersamanya sejak usia 15 tahun, mereka menghadapi dunia yang penuh perang, pengkhianatan, dan rahasia yang tak terungkap. Setiap langkah membawa mereka lebih dekat pada takdir yang penuh kejutan dan plot twist yang mengubah segalanya.
The Fatalis adalah kisah aksi, intrik, dan pengorbanan yang tak terduga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jack The Writer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
anti mistis #2
Tempat penuh kenangan disungai tempatnya berlatih besama gurunya vitjendra dimasa lalu. Zares mengingat sedikit latihanya bersama gurunya dan tersenyum kecil. Mengingat betapa bodohnya dia dulu.
"Cih.."
Langsung memulai latihan..
Nazzares menyalurkan energi dan teknik mistisnya kedalam sebuah batu dalam genggamannya. Setelah itu dia melemparkannya kedepan. "Whoosshh" mencoba untuk berteleport ke batu itu namun gagal.
"Aaaaaaaaaahhhh, sial kenapa gagal" ucap zares dengan penuh emosi.
Percobaan demi percobaan dia lakukan untuk menguasainya. Sampai siang menjelang zares masih terus melakukanya tanpa istarahat. kandhita datang dengan harpii namun tidak terbang. Karena, kandhita yang rindu suasana hutan memutuskan menyusul suaminya dengan berjalan kaki.
Tap tap tap : langkah sang istri ingin menengok suaminya.
"Suamiku kenapa kamu cemberut gitu" tanya kandhita yang melihat suaminya seperti orang depresi.
"Tidak istriku, aku sedang emosi saja sejak tadi pagi, aku mencobanya tidak kunjung berhasil" jawab nazzares.
kandhita memeluknya dari belakang. "Jangan menyerah, aku yakin dengan usahamu kau pasti akan berhasil,".
Zares yang sangat nyaman di pelukan kandhita memikirkan sesuatu. "Mmmmm, jika energi pos...? Mmm apakah iya?, baiklah nanti akan ku coba"
"Terimakasih sayang, berkat dadamu menempel di punggungku, membuat aku menemukan caranya." Ucap zares ke istrinya
"Iiiihh dasar mesum!!. Tapi, mau lagi?" Ucap sang istri.
"Gak, aku mau tiduran aja di pangkuanmu" ucap zares.
"Baikah" jawab kandhita.
Dengan angin sepoi sepoi zares tidur di pangkuan istrinya. Suara percikan air menabrak bebatuan sungai didalam gubuk kecil bawah pohon, membuat otaknya bersinkronasi dengan alam.
Nazzares sedang memikirkan bagaimana tekniknya bisa digunakan.
Sementara itu kandhita hanya diam memperhatikan wajah suaminya dan terkadang dia memainkan wajahnya mencubit pipinya, memencet hidungnya dan kadang membuat berbagai pose ekspresi di wajah zares menggunakan kedua tanganya. Namun, zares diam tak bergeming apa yang dilakukan istrinya itu.
sesaat kemudian..
"Baiklah akan kucoba"
sebelum dia mencoba. Zarres mencium bibir istrinya dengan sangat lama dengan teknik sedotan maut
"eeeeeeemmmmmmmmmuuuaaaaaccchhh"
"Mmmmmmm... Ya udah aku menunggumu disini" jawab kandhita.
Zares melangkahkan kakinya ke tengah tengah area latihan menjauh dari istrinya.
"Yang kusadari saat menggunakan kekuatanku, aku hanya mengendalikan benda. Saat bertarung melawan para Raksha dalam perjalanan ke Trowulan, aku hanya menangkap mereka dengan teknikku, lalu menyerang dengan pukulan dan pedangku," pikir Nazzares sambil berjalan ke tengah area latihan.
"Jika kemampuan terbang, mengendalikan objek, dan ber teleportasi adalah bagian dari teknik mistisku, apa yang akan terjadi jika aku menyuntikkan elemen anti-mistis ke dalam jurus-jurus ku? Semoga dugaanku benar." pikir zares kembali.
Zares mengalirkan energi mistisnya ke sebuah batu kecil di telapak tangannya. Dengan hantaman keras, ia melemparkan batu itu ke depan. Zares lalu fokus, dan sebelum batu itu sempat berhenti atau jatuh, ia berhasil ber teleport ke tempat batu itu berada.
Flassh
"Hore.. eh" kok disini
Namun, Zares ber teleportasi terlalu jauh, melebihi titik yang dia tuju. Itu menandakan bahwa ia belum sepenuhnya menguasai elemen anti-mistis, karena untuk menghasilkan energi positif yang stabil, ia membutuhkan waktu yang lebih lama.
"Ah, sebaiknya aku melakukannya dengan kecepatan batu yang lebih lemah terlebih dahulu sampai aku terbiasa," pikir Zares, lalu ia berteleportasi kembali ke tempat kandhita.
"Hei, kemana kau tadi?" tanya kandhita.
"Mmm, sayang, jurusku berhasil. Aku bisa berteleportasi ke keadaan objek target yang bergerak," jawab Zares dengan senyum bangga.
"Wah benarkah..,?" kandhita yang senang mendengarnya melompat dan memeluk suaminya dengan penuh tawa.
Malam tiba, dan Zares serta kandhita sedang menikmati makan malam bersama, sementara Harpii duduk di depan rumah dengan tenang.
"Sayang, lebih baik jika nanti kau meminum ramuan penyubur," ujar kandhita sambil menatap Zares.
"Buat apa?" jawab Zares, sedikit bingung.
"Aku ingin cepat-cepat punya anak darimu," kata kandhita dengan wajah penuh harapan.
Zares terdiam sejenak, lalu menjawab "Baiklah, tapi, apakah tidak mengganggu proses pembelajaranmu nanti?"
"Tidak, aku sudah memikirkanya matang masing" Jawab kandhita.
"Tidak, aku sudah memikirkannya matang-matang," jawab kandhita dengan tegas.
"Baiklah, namun usia kita yang baru menginjak 16 tahun, apakah tidak terlalu cepat?" tanya Zares ragu.
"Bukankah itu normal di kalangan orang-orang kita untuk punya anak di usia segitu?" jawab kandhita dengan penuh keyakinan.
"Yah, baik kalau itu maumu," jawab Zares, menerima keputusan itu.
"Baiklah, aku sudah membuat ramuan itu sejak tadi pagi. Setelah didiamkan, mungkin besok sudah bisa diminum," ujar kandhita sambil tersenyum ke arah suaminya.
kandhita yang sudah beranjak dewasa ingin sekali mempunyai anak dari nazzares. Saking termotivasi nya dia membuat ramuan untuk suaminya menambah kesuburan dari berbagai rempah rempah, berbekal pengetahuan dari ayah mertuanya dan buku buku pengobatan.
keesokan harinya..
Nazares kembali melatih teleportasinya dengan menyinkronkan tekniknya dengan anti mistis metode.
"Aku sudah melakukanya sepanjang pagi namun hanya sejauh ini saja yang aku bisa"
Ditengah kebingungan nya nazzares mencoba membuat kesimpulan dengan terus mengingat apa yang telah dia pelajari. Namun, tidak kunjung juga menemukan solusi.
Ditempat bawah tanah kandhita sedang menyelesaikan ramuan nya.
"Yaaah hampir selesai. Mmmmm,?? Hei harpii tolong ambilkan wadah kaca di atas situ" kandhita yang meminta tolong ke harpii..
"piiii"
Sekarang harpii seperti keluarga baru bagi kandhita dan nazzares. Bahkan, dia selalu menuruti apa kata kandhita tetapi tidak dengan nazzares.
Lalu kandhita melanjutkan menata kamarnya dengan indah, dengan memetik beberapa bunga di hutan dia menata kamarnya sedemikian rupa. "Srreeett" lemari kayu penuh ukiran khas nuswantorra dibukanya dan memilih baju terbaik untuk dipakainya nanti malam.
setelah malam tiba..
"Sayang kau sudah pulang!" tanya kandhita mendengar suara telapak kaki kedalam rumah
"yaaa" jawab zarres.
"Kalau begitu mandilah aku sudah merebus air untukmu, setelah itu kamu langsung makan, tapi jangan masuk kamar dulu, kamu kalo mau istirahat dikamar sebelah saja." Jawab kandhita.
"Kenapa?" Jawab zares kembali.
"Pokoknya jangan"
zares pun hanya menuruti permintaan istrinya, dan segera membersihkan tubuhnya.
"Sial..!!! apa yang harus aku lakukan, bagaimana aku menggunakan mistis dan anti mistis secara bersamaan?" pikir zarres dalam hati sambil berendam di bak mandi kayunya.
setelah selesai mandi..
Dia menemukan surat di atas meja makan. "Sayang, minumlah ramuan ini sampai habis setelah kamu menyelesaikan makan malam. Obat itu akan bereaksi setelah 2-3 jam. Jadi datang lah ke kamar saat jam 10 malam" isi surat kandhita.
Zarres hanya tersenyum melihat isi surat itu. Dan langsung memakan makananya sampai selesai.
"Aakkkhhh, pait sekali obat ini" zarres meminum ramuan itu sampai habis.
Zares kembali ke belakang rumah, menikmati air terjun dan sinar rembulan, ditemani oleh harpii.
"Hei harpii, mungkin setelah kau memiliki tuanmu nanti, kau sudah tidak perlu membantu pekerjaan istriku. Kau pasti bakal senang nanti jika kekuatanmu bangkit dan bisa untuk melindungi tuanmu nanti." Ucap zares ke harpii.
"Pii pii pii" harpi menahan sedih ketika mendengar perkataan zarres yang sedang memandangi sinar rembulan itu.
harpii sudah menanggap kandhita dan zarres adalah bagian dari dirinya. Karena selama berbulan bulan dia selalu mengikuti kemanapun mereka pergi, dalam duduknya harpii hanya bisa pasrah jika mereka sudah tidak menginginkan nya.
"Kau tau harpii bisa melindungi orang yang berharga bagimu adalah hal terbaik yang bisa kau lakukan". Ucap zarres..
"aku pernah merasakan kehilangan dan itu sangat menyakitkan, lebih menyakitkan dari apapun, sekarang bagiku adalah kebahagiaan kandhita, aku ingin hidup sampai tua denganya nanti. Aku ingin mati sebelum istriku, sesudah tua nanti. aku bersumpah kepada diriku sendiri, aku akan melindungi kandhita apapun yang terjadi, apapun itu, walaupun harus membuat seluruh dunia ini memusuhiku!" Ucap zarres dari teras belakang rumahnya.
"Piiii, piiii"
harpi yang mendengar itu sangat kagum dengan nazzares, dia mulai berpikir bahwa mungkin ia akan menjadi beban nantinya jika nazzares harus melindunginya dan juga kandhita. Yang membuat harpii bersedia jika dalam waktu dekat nazzares sudah memilih tuan untuknya dan dia harus pergi.
"Piiiii"
beberapa jam kemudian ketika ramuan mulai bereaksi..
"Eh kenapa nih kok tiba-tiba, eh, kenapa ini" zares merasakan ada yang aneh di pisangnya.
"Oh ya ini efeknya kah? Istriku memang yang terbaik"
Tok tok tok suara ketukan pintu terdengar. "Masuk" jawab kandhita. Terlihat wanita yang begitu cantik dihadapan nazzares sedang berlutut membungkuk lalu.
"Selamat datang tuan"
ucap kandhita dengan rambutnya diikat membentuk bulatan dibelakangnya dan, menusukan konde dengan hiasan sangat indah digelungan rambutnya itu. Disela sela telinga kandhita terhiasi oleh bunga berwarna putih yang membuat wajahnya semakin cantik, dari jendela yang dibiarkan terbuka membuat sinar bulan masuk langsung menyorot ke wajah kandhita dan kasur yang sudah terhiasi dengan bunga bunga harum.
kandhita melihat celana nazares mancung kedepan dengan sangat panjang, dia tahu disana ada benda tumpul yang besar dan panjang siap untuk dirawat. Yang membuat kandhita tersenyum.
Perlahan kandhita mendekat dengan tubuhnya yang hanya ditutupi oleh kemben dengan garis dada yang terlihat kencang.
"Maaf tuan"
kandhita lalu membiarkan tuanya duduk dan menaruh kedua kaki tuanya diatas pahanya yang tertutupi oleh kemben itu. Mencuci kakinya hingga bersih. Dan melanjutkan memijatnya dengan lembut.
kandhita mulai menuntun tuanya ke arah kasur namun, sebelum itu dia sedikit demi sedikit membuka pakaian tuanya dan sesekali dia mencium lembut badan tuanya yang atletis itu. Setelah bagian atas sudah dilepaskan nya, kandhita melanjutkan melepaskan pakaian bagian bawah tuanya dengan perlahan. dan dengan sedikit tenaga ia menariknya, sebuah tongkat tumpul besar dan panjang dengan sedikit rambut di pangkalnya tiba tiba menyembul menabrak hidung kandhita yang mancung itu. Lalu, ia merespon dengan dengan mencium kecil ujung tongkat tersebut.
Dengan pelan setelah pakaian tuanya terlucuti semuanya, dia membaringkan tubuh tuanya ke kasur penuh bunga yang sudah dihiasnya. Setelah tuanya berbaring dia langsung mendekatkan wajahnya ke tuanya lalu mencium lembut bibirnya dengan perlahan lidah yang sedikit bergoyang dan ludah yang keluar menambah gairah malam itu.
Kandhita perlahan melepaskan ciumannya, lalu kandhita memegang tongkat tuanya dengan lembut dengan kedua telapak tanganya yang lembut itu, dia merasakan sensasi kesuburan dari tongkat tuanya, lalu dia memberikan perawatan pertama pada tongkat tuanya dengan mulutnya yang bersih dan bibirnya yang merah. Perlahan kandhita menaiki perut tuanya membuka kedua kakinya dan menaruh kedua tangan tuanya di dadanya.
"Tuan singkirkan lah kain ini" Suara kandhita pelan.
"Yaah" nazares dengan birahi yang sudah memuncak.
kandhita mulai memundurkan bagian tubuhnya dari perut sang tuanya. Menaikan pinggulnya dan dengan pelan menelan secara perlahan tongkat tuanya yang besar dan panjang itu dengan serabi lempitnya, walaupun dengan sedikit paksaan tongkat itu tertelan serabi lempitnya sampai menabrak ujung terdalam serabi lempitnya. kandhita mulai bergerak dengan tubuh indahnya merawat tuanya.
Dan mereka pun bermain petak umpet sampai lelah
Bersambung...
yuk mampir juga dinovelku jika berkenan