Mesya merasa sedih karena dijodohkan saat ia masih kuliah. Namun berjalannya waktu, perlakuan Sandi yang begitu lembut kepada Mesya berhasil meluluhkan hati Mesya dan membuat Mesya jatuh cinta seiring berjalannya waktu pernikahan mereka... Saat cinta keduanya mulai tumbuh, sosok wanita di masa lalu Sandi yang tiba-tiba datang mencoba menghancurkan kebahagiaan mereka dengan terus membuat kesalah pahaman dan pertikaian diantara hubungan keduanya. Di saat hubungan keduanya mulai renggang, sosok pria yang mencintai Mesya pun ikut muncul dan menambah keruhnya rumah tangga mereka. . . . Dapatkan mereka mempertahankan hubungan rumah tangga mereka? Atau pernikahan mereka akan hancur dengan kemunculan orang yang mereka cinta di masa lalu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lentera Sendu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 5
Selamat, kalian sudah sah menjadi pasangan suami istri mulai sekarang"
Di hadapan Nirma yang terbaring di ranjang rumah sumah sakit, dengan suasana yang sederhana, dan disaksikan oleh dua keluarga saja Mesya dan Sandi telah sah menikah.
Bagaimana bisa??
#beberapa waktu yang lalu
Mesya yang tengah bersiap berangkat ke kampus pagi itu dihentikan oleh Santi yang meminta Mesya untuk ikut bersamanya ke rumah sakit. Mesya yang merasa tidak enak untuk menolak pun akhirnya setuju untuk ikut bersama Santi ke rumah sakit.
Setibanya di rumah sakit, Mesya melihat ibunda Sandi kritis dan tiba-tiba meminta Mesya untuk menikah dengan putranya Sandi. Melihat putranya Sandi yang sudah berusia kepala tiga namun belum juga memiliki pasangan membuat Nirma sangat khawatir dengan putranya itu.
"Menikahlah dengan putra ibu" pinta Nirma dengan nada gemetar.
Mesya yang saat itu syok tak bisa berkata sepatah katapun, bahkan untuk menolak pun rasanya mulut Mesya bungkam.
Santi yang mengetahui sang Ibu ingin menikahkan Sandi dan Mesya saat itu juga dengan sigap menelepon keluarga Mesya dan memanggil amil untuk menikahkan keduanya.
"Setidaknya sah secara agama terlebih dahulu" Pinta Nirma.
Sandi yang sebelumnya dihubungi jika ibunya kritis tiba di rumah sakit dengan tergesa-gesa. Bahkan hari itu Sandi izin untuk tidak masuk kerja setelah mengetahui keadaan Ibunya kritis.
"Kenapa lagi dengan mamah?!" Tanya Sandi yang membuka pintu kamar rumah sakit.
Sandi kebingungan saat melihat Mesya pun ada di sana beserta keluarganya, di tengah kegelisahan yang penuh tanda tanya itu Sandi menghampiri Nirma yang terbaring di ranjang rumah sakit dan bertanya tentang keadaan Nirma.
"Menikahlah dengan Mesya...." Lirih Nirma
Sandi yang mendengar hal itu sontak terkejut, bagaimana bisa secara tiba-tiba dia diminta untuk menikahi Mesya saat itu juga.
"Mah, tapi...."
"Mesya setuju untuk menikah denganmu, mamah tidak tahu umur mamah bisa bertahan sampai kapan. Setidaknya setelah melihat putra bungsu mamah menikah, mamah bisa pergi dengan tenang"
"Maah!!...apa yang mamah katakan?! Jangan katakan hal seperti itu, Sand tidak suka" Bantah Sandi.
Setelah mempertimbangkan, kedua keluarga akhirnya setuju untuk menikahkan Sandi dan Mesya saat itu juga. Mesya yang hari itu tiba-tiba menikah dengan Sandi tentu saja tidak percaya, ia berpikir jika itu adalah rencana Sandi yang ingin menikah dengannya. Karena bagaimana pun Sandi sempat mengajak Mesya menikah saat mereka pergi bersama ke Bandung, namun memang belum sempat Mesya terima.
Mesya yang merasa itu adalah rencana Sandi untuk menikahinya membuat dirinya mulai membenci Sandi. Bagaimana pun Mesya sudah bercerita jika dia masih ingin melanjutkan kuliahnya dan tidak mungkin bisa menikah sebelum menyelesaikan pendidikannya. Hal itu membuat Mesya sedih dan meninggalkan Sandi setelah menyelesaikan akad pernikahan.
"Apakah Mesya akan membenci ku sekarang?!" Gumam Sandi.
Sandi mengusap lengan Nirma dan izin untuk keluar menyusul Mesya. Mesya yang berlari di parkiran dihentikan oleh Sandi yang mencoba mengajaknya berbicara, namun Mesya terus mengelak dan menepis tangan Sandi yang menggenggamnya.
"Tunggu dulu, Mesya..."
"Lepas!!...."
Dengan mata berkaca-kaca Mesya menatap Sandi dengan penuh kebencian, meski begitu Sandi mencoba menenangkan Mesya dan menjelaskan situasi yang terjadi saat itu.
"Aku benci kamu Kak Sand!! Aku gak bisa menolak permintaan mamah Kak Sand, tapi seharusnya Kak Sand bisa menjelaskannya kepada mamah Kak Sand. Kak Sand tau sendiri kan aku masih pengen kuliah, tapi sekarang aku sudah gak bisa lanjut kuliah.... "
"Oke tunggu Mesya, dengarkan Sand dulu ya... Oke dengarkan Sand baik-baik ya" Ucap Sandi yang memegang kedua bahu Mesya untuk menenangkannya.
Melihat Mesya yang menangis dihadapannya membuat Sandi merasa bersalah, namun ia pun tak berdaya jika harus menolak permintaan ibunya yang tengah kritis itu. Sandi mencoba menenangkan Mesya dan mengajaknya untuk duduk dan berbicara
*****
"Apakah kita tidak keterlaluan kepada mereka?!" Ucap Santi
"Tidak apa-apa, berjalannya waktu mereka juga akan terbiasa dan bisa menerimanya. Berikan dulu saja ruang kepada mereka" Jawab Suci
Nirma terbangun dan ikut berbicara bersama mereka. Nampaknya itu semua rencana mereka untuk menikahkan Sandi dengan Mesya, meski mereka tau keduanya belum bisa menerima satu sama lain. Namun mengingat kembali Sandi yang mencintai Mesya dan lebih dewasa dari Mesya membuat kedua keluarga mempercayakan hubungan keduanya akan baik-baik saja.
"Maafkan saya ya Bu Nur, saya memaksa putri ibu menikah dengan putra saya Sandi" Ucap Nirma
"Tidak masalah Bu Nirma, sejak awal juga saya memang sangat setuju jika Mesya dengan Sandi. Hanya saja mungkin Bu Nirma sekeluarga harus sedikit sabar dalam menghadapi sifat Mesya. Meski usianya terbilang telah dewasa, namun sifat kekanakan dan keras kepalanya masih belum bisa hilang...."
"Tidak masalah, kami bisa lihat Mesya sebenarnya gadis yang baik kok" Jawab Santi
Mendengar keluarga Sandi menerima Mesya dengan baik membuat Nur dan keluarganya merasa lega memberikan Mesya kepada Sandi. Meski melihat kepribadian Sandi yang begitu tenang dan penyabar namun tetap saja membuat mereka sedikit takut jika Sandi tidak tahan menghadapi sifat Mesya yang keras kepala.
"Sekarang kita jadi besanan ya..." Ucap Santi yang berbicara akrab dengan Suci
Terlihat kedua keluarga sangat bahagia dan bersuka cita atas rencana mereka yang berhasil menikahkan Sandi dan Mesya. Mereka sudah lama ingin menjodohkan keduanya, namun karena saat itu baik Sandi maupun Mesya memiliki kekasih membuat mereka tak bisa berbuat apa-apa. Sejak mengetahui Sandi mulai dekat dengan Mesya bahkan mengajak Mesya main ke Bandung, mereka kembali memutuskan untuk menjodohkan keduanya sekalipun tanpa sepengetahuan mereka.
*****
"Aku coba hubungi Sandi ah...."
Hilda memainkan ponselnya dan mencoba menghubungi nomor Sandi yang sebelumnya diberikan oleh Revo. Melihat jika nomor itu ternyata aktif dan pesannya terkirim membuat Hilda kegirangan.
"Aaaahhh ternyata nomornya aktif.... Haha, aku harap Sandi membalas pesanku secepatnya"
Hilda merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur sambil membayangkan wajah Sandi yang terlintas dipikirannya. Bahkan Hilda sesekali berguling saking bahagianya, tanpa ia ketahui jika Sandi kini telah menikah dengan Mesya.
"Aku yakin jika Sandi pasti menyukaiku, buktinya sampai sekarang dia masih sendiri kan? Dulu waktu SMA juga Sandi pernah mengutarakan perasaannya kepadaku, yaa...walau waktu itu aku menolaknya karena Sandi gemuk dan dekil. Tapi melihat dia yang sekarang aaaahh aku menyukainya....."
Hilda membuka ponselnya dan menatap foto Sandi yang sebelumnya ia ambil secara diam-diam saat di Bandung. Meski hanya terlihat dari samping, nampaknya Hilda mulai tergila-gila dengan Sand.
"Oh iya, bukankah si Revo bilang jika Sandi sekarang bekerja di perusahaan itu.... Aku coba melamar kerja kesana deh, siapa tahu aku diterima dan aku bisa bertemu dengan Sandi setiap hari"
Hilda antusias beranjak dari tempat tidur dan bersiap melamar ke perusahaan tempat Sandi bekerja. Meski terbilang kecil kemungkinan ia akan bertemu dengan Sandi, namun bukan suatu yang mustahil mereka bertemu jika berada di satu perusahaan yang sama.
"Haha aku akan segera bertemu dengan kamu lagi, Sandi"
*****