Karena pengkhianatan suami dan adik tirinya, Lyara harus mati dengan menyedihkan di medan pertempuran melawan pasukan musuh. Akan tetapi, takdir tidak menerima kematiannya.
Di dunia modern, seorang gadis bernama Lyra tengah mengalami perundungan di sebuah ruang olahraga hingga harus menghembuskan napas terakhirnya.
Jeritan hatinya yang dipenuhi bara dendam, mengundang jiwa Lyara untuk menggantikannya. Lyra yang sudah disemayamkan dan hendak dikebumikan, terbangun dan mengejutkan semua orang.
Penglihatannya berputar, semua ingatan Lyra merangsek masuk memenuhi kepala Lyara. Ia kembali pingsan, dan bangkit sebagai manusia baru dengan jiwa baru yang lebih tangguh.
Namun, sayang, kondisi tubuh Lyra tak dapat mengembangkan bakat Lyara yang seorang jenderal perang. Pelan ia ketahui bahwa tubuh itu telah diracuni.
Bagaimana cara Lyara memperkuat tubuh Lyra yang lemah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisy hilyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
"Nyonya!"
"Argh!"
Para pelayan menjerit melihat tindakan nekad dari Myra.
"Nyonya!" Lusi ikut menjerit cemas.
Lyra berbalik, tepat di depan matanya sebuah tangan terkepal menggenggam pisau tersebut. Ia mengangkat wajah, melihat sosok yang sudah mengorbankan dirinya itu. Kedua belah bibir Lyra terbuka, mata terbelalak lebar, napas tercekat, melihat Xavier yang tanpa meringis menghadang musibah untuknya.
"Xavier, k-kau ...?" Suara Lyra tercekat, sungguh tak terduga bahwa Xavier akan menyelamatkannya dari kematian.
"Kau tidak apa-apa?" desis laki-laki itu melirik Lyra yang masih tertegun.
Ia menatap Myra yang juga membuka matanya lebar-lebar. Gadis itu hendak menjatuhkan pisau tersebut, tapi terlambat. Tangan Xavier yang berlumuran darah berpindah menggenggam pergelangannya. Lalu ...
Plak!
Sebuah tamparan yang sangat keras mendarat di pipi Myra. Gadis itu jatuh di lantai dengan darah yang merembes dari salah satu sudut bibirnya. Ia meringis, wajahnya berkedut-kedut karena nyeri dan kebas akibat hantaman tangan Xavier.
"Beraninya kau melakukan tindak kejahatan di mansion ku! Jadi, yang selama ini dikatakan Lyra adalah benar. Bukan dia yang mengganggumu, tapi kau!" bentak Xavier berapi-api, tangannya lurus menuding wajah Myra yang tertunduk di lantai.
Suara keras bagai sambaran petir itu membuat seluruh pelayan yang hadir seketika berlutut. Tubuh mereka gemetar hebat, amarah Xavier tidak mudah diredakan.
"Xavier! Aku ... aku ... ini semua karena Lyra yang memaksaku. Dia ... dia merendahkan aku, menghina aku, Xavier. Dia mengatakan bahwa aku hanyalah gundik yang tak pantas berada di sisimu. Xavier, dia juga menghinamu! Aku hanya membela diri. Tolong, percaya padaku, Xavier," rengek Myra sembari menahan nyeri di pipinya.
Biasanya, laki-laki itu akan luluh begitu saja hanya dengan air mata buaya Myra. Akan tetapi, tidak kali ini. Ia melirik Lyra yang hanya diam tanpa mengatakan sepatah kata pun untuk membela diri. Tak seperti biasanya, dia akan ikut berbicara dan menangis.
"Aku tidak melakukan apapun, Xavier. Dia yang melukai dirinya sendiri dan menuduhku. Tolong, percaya padaku kali ini saja. Jangan menghukum ku, Xavier. Aku takut berada di dalam ruangan itu. Aku tidak ingin kembali ke sana lagi, Xavier."
Seperti itu yang selalu dikatakan Lyra untuk membela diri, tapi Xavier tidak pernah ingin mempercayainya. Dia akan lebih percaya kepada Myra, tapi malam itu sangat jelas terlihat siapa yang selama ini menindas siapa. Baru beberapa saat dia pergi, sudah mendapat kejutan yang sangat berarti.
Kenapa kau tidak membela diri, Lyra? Katakan sesuatu, aku akan percaya padamu kali ini.
Namun, gadis itu tetap diam, memperhatikan dengan saksama drama apa yang sedang mereka perankan.
Aku tidak akan mudah tertipu oleh muslihat kalian lagi. Silahkan berdrama, aku hanya akan menjadi penonton untuk kalian. Kita lihat saja, apakah Xavier akan tetap percaya padanya atau dia sudah menyingkirkan sifat bodohnya.
Lyra tersenyum miring, tapi darah yang terus mengalir dari telapak tangan Xavier, sedikit membuat hatinya sakit. Oh, ini perasaan Lyra, bukan miliknya.
"Selama ini aku dibutakan oleh kata-katamu, Myra. Kau selalu menghasut aku agar membenci Lyra. Sekarang kau harus merasakan apa yang dulu sering dirasakan Lyra," ujar Xavier tegas, tangannya terkepal hingga darah menetes ke lantai.
"Tidak, Xavier. Ampuni aku kali ini, aku tidak akan melakukannya lagi, Xavier. Aku berjanji!" mohon Myra sembari memegang celana kain Xavier.
"Pengawal! Bawa perempuan ini ke ruang hukuman. Kurung dia selama satu Minggu penuh. Jangan ada yang mencoba untuk menyelamatkannya! Kalau tidak, kalian akan berakhir sama seperti dia atau langsung dihukum mati!" perintah Xavier pada pengawal yang bersamanya.
Mereka meringkus Myra yang terus memberontak.
"Tidak! Xavier, jangan lakukan ini padaku! Kumohon!"
Tak satu pun yang peduli.
"XAVIER!"
maaf Thor tambah kan tokoh cowoknya yg lebih baik dari segala-galanya dari Xavier...
kan tambah seru jadi y...
tambahkan lg up nya Thor