Revina di jebak oleh kakaknya sehingga ia harus menikah dengan seorang pria yang tidak dia kenal.
Felix yang baru saja keluar dari penjara hari itu tiba-tiba dipaksa menikah dengan seorang wanita.
Jasee merasa hidupnya akan sangat bahagia jika ia menikah dengan seorang laki-laki tampan dan kaya.
Sean menikah dengan siapapun itu tidak penting lagi untuk dirinya. Ia mengganggap wanita itu semua sama saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menikah
Seorang wanita memegang kepalanya yang terasa pusing. Ia mencoba untuk membuka mata, tapi rasanya begitu berat. Ia berusaha untuk tetap membangunkan tubuhnya meskipun dengan kepala berdenyut.
"Apa sih. Berisik sekali." Suara ketukan pintu dan juga teriakan memanggil namanya terus terdengar dari luar.
"Buka cepat pintunya !" perintah Jonatan Smith pada dua orang petugas hotel tempat ia berada sekarang.
Dalam sekejap pintu kamar segera terbuka bersamaan dengan Revina yang baru berhasil mendudukkan tubuhnya dengan pandangan mata yang masih kelabu.
"Dasar anak sialan !" Jonatan langsung menampar wajah Revina, membuat Revina membuka matanya lebar-lebar.
"Auh." Revina memegang pipinya yang terasa panas bekas tamparan papanya.
"Sakit, pa. Mengapa papa menampar ku ?" tanya Revina yang belum mengetahui apa kesalahannya sambil meringis.
"Mengapa ? Kau lihat itu !" bentak Jonatan. Revina melihat ke arah yang di tunjuk oleh papanya.
"Astaga !" alangkah terkejutnya Revina melihat seorang pria yang bertelanjang dada sedang tertidur di sebelahnya.
Apa yang terjadi. Batin Revina sambil meremat selimut yang menutupi tubuh polosnya.
Satu jam kemudian, seorang laki-laki menatap sebuah akta perkawinan di tangannya. Laki-laki itu bernama Felix. Baru tadi pagi dia di bebaskan dari penjara, siangnya tiba-tiba saja sudah menikah.
"Silahkan pergi jika kau ingin pergi. Tidak perlu merasa bertanggung jawab. Kita tidak pernah melakukan apa-apa." kata Revina dingin membuat Felix menatap kearahnya.
"Kita sudah menjadi suami istri. Kemana pun aku pergi kau harus ikut. Jika tidak, aku akan ikut dengan mu." ucap Felix tak kalah dingin.
"Terserah kau saja." Revina melangkah keluar dari kantor catatan sipil menuju mobilnya.
"Aku ikut dengan mu. Aku baru saja keluar dari penjara tadi pagi. Jadi, belum punya tempat tinggal dan pekerjaan." dengan santainya Felix mendudukkan tubuhnya di dalam mobil Revina.
"What ?" Revina sangat terkejut mendengar perkataan laki-laki yang ada di sampingnya ini.
Astaga, apa salah ku sehingga Tuhan menjodohkan aku dengan seorang kriminal. Revina melirik ke arah Felix. Pantas penampilannya sangat menyeramkan. Rambut gondrong serta brewokan. Revina sampai bergidik ngeri melihatnya.
"Wah, wah, wah. Mama lihat ini siapa yang datang." Jasee bersedekap menyambut Revina yang baru saja tiba di rumah bersama dengan Felix.
"Cih, tampangnya saja baik. Akhirnya kau menampakkan sifat mu yang asli. Kalian berdua memang sangat cocok." lanjut Jasee lagi.
"Bukan urusan mu !" jawab Revina acuh, kemudian berlalu begitu saja menuju kamarnya di ikuti oleh Felix.
Revina masuk ke kamar dan menutup pintu dengan keras. Beberapa saat kemudian terdengar suara pintu terbuka.
"Mau apa ke kamar ku !" bentak Revina melihat Felix masuk ke kamarnya.
"Aku tidak tau harus kemana. Jadi aku mengikuti mu. Kita kan suami istri." Felix tidak tahu harus menjawab apa. Hanya itu yang dapat ia pikirkan saat ini.
"Jangan macam-macam ! Awas kau." ancam Revina untuk menyembunyikan rasa takutnya saat berdua dengan Felix di dalam kamar.
"Aku di penjara karena berbuat kerusuhan, bukan kasus pemerkosaan. Jadi jangan terlalu banyak berpikir." terang Felix sambil berjalan menuju ranjang Revina dan langsung merebahkan tubuhnya.
"Kau !" Revina membelalakkan matanya melihat tingkah semena-mena Felix.
"Ah, sudah lama aku tidak tidur di kasur empuk begini. Berbaik hatilah untuk mengizinkan aku tidur sebentar." Felix membetulkan posisi tubuhnya sambil memejamkan mata untuk mencari kenyamanan.
"Tidak bisa ! Minggir dari tempat tidur ku !" perintah Revina. Tapi laki-laki itu sedikit pun tidak bergeming.
"Hey. Bangun !" Revina mencoba membangunkan Felix yang ternyata sudah tertidur dengan pulas dalam sekejap.
"Hah. Menyebalkan !" Revina berjalan keluar dengan menghentakkan kakinya serta dengan wajah yang kesal.
Hari ini merupakan hari terburuk sepanjang hidupnya. Revina berharap ini hanyalah sebuah mimpi. Dan semua akan kembali seperti semula saat dia bangun tidur nanti.
/Grin//Grin//Grin//Grin//Grin/