setelah suatu insiden tragis yang menewaskan keluarganya, seorang pemuda bernama arka tiba - tiba di hadiahi sebuah "Sistem" oleh makhluk misterius. sistem ini memberikan arka misi-misi untuk mengeliminasi makhluk supranatural dari berbagai dimensi.
setiap kali ia berhasil menyelesaikan misi, ia mendapatkan poin untuk membeli kemampuan baru atau memperkuat dirinya. Namun, setiap misi beresiko, dan jika ia gagal, ia harus membayar "hukuman", yaitu kehilangan bagian tubuh atau ingatan tertentu. Akankah arka bertahan hidup dan membalas dendam, atau malah terjerat kekuatan sistem yang lebih besar dari dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Baby samuel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jalan terang arka
Arka merasakan tubuhnya dipenuhi oleh keputusasaan yang semakin menguasai dirinya. Pusaran energi gelap yang mendekat membuat udara sekitarnya semakin berat, dan tekanan dari kekuatan itu seolah menekan seluruh tubuhnya. Sesaat sebelum gelombang energi itu menghantamnya, Arka memejamkan matanya, siap menghadapi apa pun yang akan terjadi.
Namun, detik-detik yang seharusnya menjadi akhir hidupnya terasa panjang sekali. Jantungnya berdegup kencang, pikirannya buntu, dan ia tidak tahu lagi bagaimana bisa bertahan. Seluruh tubuhnya seolah terhenti dalam kegelapan yang mencekam, dan hanya ada satu suara yang terus menggema di benaknya: "Apakah ini akhir dari perjalanan ini?"
Tiba-tiba, dalam kegelapan yang pekat, sebuah suara menyusup masuk ke dalam pikiran Arka. Suara itu datang dengan kekuatan yang luar biasa, seolah menembus lapisan kesadarannya.
> [Sistem Pembalasan: Tindakan pengorbanan akan diaktifkan untuk menyelamatkan Pengembara. Konsekuensi besar akan diterima.]
Pikiran Arka melesat, dan seketika itu juga, ia merasa tubuhnya seolah diberi kesempatan kedua. Energi yang sebelumnya terasa habis total kini kembali mengalir ke dalam dirinya. Tidak sepenuhnya, tetapi cukup untuk memberinya sedikit kekuatan tambahan.
“Pengorbanan?” Arka berbisik, meski suara itu hanya ada dalam pikirannya. Ia mengerti apa yang dimaksud oleh Sistem Pembalasan, tetapi konsekuensinya sangat berat. Setiap pengorbanan dalam sistem ini berarti kehilangan sesuatu yang berharga.
Namun, jika ia tidak mengambil kesempatan ini, ia tahu tak ada lagi yang bisa dilakukan. Ia tidak bisa membiarkan dirinya mati di sini—terlalu banyak yang masih harus dia selesaikan. Terlalu banyak yang belum ia temui, terlalu banyak yang belum ia pahami.
Arka memusatkan pikirannya, berusaha memahami keputusan yang harus ia ambil. Waktu terus berjalan, dan dengan setiap detik yang berlalu, gelombang energi yang datang semakin mendekat. Rasanya, dunia ini hanya terdiri dari dua hal: kegelapan yang datang dengan cepat dan ketakutan yang mencekam.
“Apa yang harus aku lakukan?” gumam Arka dalam kebingungannya. Ia merasakan beratnya keputusan ini. Kehilangan bukanlah hal yang sederhana, dan ia tahu, meski pengorbanan itu bisa menyelamatkan dirinya, itu berarti ia akan kehilangan sesuatu yang penting.
Namun, sebelum ia bisa mengambil keputusan lebih lanjut, Arka merasa tubuhnya mulai terangkat. Suasana berubah, dan dunia di sekitarnya tampaknya berputar lebih cepat. Dengan sekejap, Arka merasa dirinya seperti ditarik ke suatu tempat yang lebih tinggi, jauh dari kegelapan yang semakin dekat.
Saat pandangannya kembali jelas, ia mendapati dirinya berada di suatu tempat yang sangat asing. Di sekelilingnya, hanya ada kegelapan yang berkilau dengan cahayanya yang aneh. Tidak ada langit, tidak ada tanah, hanya ada ruang yang luas, terhampar dalam keheningan yang mencekam. Lantai di bawah kakinya terasa keras dan dingin, seperti batu yang dipahat dengan presisi tinggi.
“Di mana aku?” Arka bertanya dengan suara tercekat, meskipun ia tidak berharap jawaban. Suasana ini hanya memperburuk perasaan takutnya.
Namun, suara yang tidak asing kembali terdengar dalam pikirannya. Suara yang selama ini membimbingnya—Sistem Pembalasan.
> [Sistem Pembalasan: Selamat datang di Ruang Pengorbanan. Tempat di mana keputusan besar diambil.]
Ruang ini terasa seperti ruang kosong tanpa batasan, tanpa ukuran. Semua yang ada di sini hanya gelap dan cahayanya yang tak menentu. Dalam keadaan kebingungannya, Arka mulai merasakan sesuatu yang berbeda. Ini bukanlah dunia biasa. Tempat ini lebih dari sekadar ruang kosong—tempat ini adalah ruang antara kehidupan dan kematian. Ruang di mana pengorbanan dilakukan.
“Pengorbanan? Apa yang harus aku korbankan?” tanya Arka, suaranya bergetar.
> [Sistem Pembalasan: Untuk menyelamatkan diri, Anda harus memilih antara dua hal: kekuatan tak terhingga yang dapat mengakhiri semua perjuangan Anda, atau jiwa Anda yang akan kehilangan sebagian besar dari ingatan dan kemampuan Anda. Pilihan ada di tangan Anda.]
Arka terdiam. Pilihan itu mengganggu pikirannya. Di satu sisi, ia bisa memilih kekuatan yang tak terhingga, sebuah jalan untuk mengakhiri pertempuran ini dengan sekali serang. Tetapi, di sisi lain, pilihan itu datang dengan harga yang sangat tinggi—ia akan kehilangan sebagian besar dari ingatannya dan kemampuan yang telah ia pelajari. Mungkin itu akan membuatnya menjadi lebih kuat, tetapi ia akan kehilangan dirinya sendiri.
Jiwanya terguncang oleh pilihan itu. Kekuatan yang ditawarkan begitu menggoda—untuk mengakhiri penderitaan ini, untuk bisa menghancurkan semua yang menghalangi jalannya. Namun, harga yang harus dibayar begitu mahal. Arka merasa dirinya terhimpit dalam kegelapan, bingung antara pilihan yang diberikan.
Di tengah kebingungannya, suara Sistem Pembalasan terdengar lagi, kali ini lebih mendalam dan lebih dalam.
> [Sistem Pembalasan: Ingat, Pengembara, setiap keputusan yang Anda ambil akan membentuk takdirmu. Tidak ada jalan kembali.]
Arka menelan ludah, merasakan tekanan luar biasa di dadanya. Hatinya berdegup kencang, otaknya dipenuhi dengan berbagai pertanyaan. Apakah kekuatan itu lebih berharga daripada dirinya sendiri? Apa artinya memiliki kekuatan jika ia tidak tahu siapa dirinya lagi?
Kebingungannya semakin mendalam. Ia ingat kembali perjalanannya—semua yang telah dia alami, semua yang telah dia lewati untuk sampai ke titik ini. Setiap pertempuran, setiap misi yang telah diselesaikan, semuanya telah membentuk dirinya. Namun, di sisi lain, kekuatan tak terhingga yang ditawarkan itu bisa menyelesaikan semuanya. Arka merasa hatinya bergejolak, merasa sangat terhimpit di antara dua pilihan itu.
"Harus ada cara lain," pikir Arka, merasa bingung dan putus asa. "Aku tidak bisa memilih ini. Aku tidak bisa kehilangan diriku sendiri."
Namun, dalam ruang yang penuh kegelapan ini, Arka merasakan sebuah perubahan. Energi dalam dirinya mulai berdenyut dengan cara yang berbeda. Entah bagaimana, ia tahu bahwa ini adalah momen terakhir. Tidak ada pilihan selain bertindak.
Akhirnya, Arka menatap ruang kosong ini dan memutuskan. Ia memilih untuk mengambil jalan yang lebih berisiko—untuk memilih kekuatan yang akan membebaskannya dari cengkraman kegelapan ini. Meski berat, meski ada harga yang harus dibayar, ia merasa ini adalah satu-satunya jalan yang dapat memastikan keberlanjutan perjalanannya.
Dengan tekad yang baru, Arka mengangkat tangannya ke udara. Cahaya yang menyilaukan mulai muncul di sekeliling tubuhnya, mengelilinginya dengan energi yang sangat kuat. Dalam hati, ia berdoa agar pilihan ini membawa kebaikan, meskipun ia tahu konsekuensi yang akan dihadapi.
Tiba-tiba, dalam sekejap, kegelapan di sekitarnya pecah, dan sebuah ledakan energi yang luar biasa menghantamnya. Tubuh Arka terlempar kembali, terjatuh ke tanah dengan kekuatan yang membuatnya terhuyung-huyung. Namun, ia merasakan sesuatu yang berbeda. Kekuatan baru mengalir ke dalam tubuhnya, lebih besar dari sebelumnya.
Sementara itu, sosok berjubah yang berdiri di hadapannya mengangkat tangannya, seolah siap untuk menyerang. Namun, Arka sudah siap untuk bertarung. Cahaya yang ada di tubuhnya mulai bersinar terang, lebih kuat dari apapun yang pernah ia rasakan sebelumnya.
Dengan kekuatan baru yang ia terima, Arka bersiap menghadapi lawannya. Namun, ia tahu bahwa ini hanyalah awal dari sebuah pertarungan yang lebih besar. Pilihannya telah dibuat, dan kini ia harus membayar harga yang setimpal.
Sebagai pengembara, ia telah memilih jalan ini—jalan yang penuh dengan risiko, namun juga penuh dengan harapan. Apa yang akan terjadi selanjutnya, hanya waktu yang akan menentukan.
Ketika Arka melangkah maju, kekuatan yang ada di dalam dirinya bersiap untuk dilepaskan. Namun, seiring langkahnya mendekat, ia mendengar suara yang mengejutkan—suara dari dalam dirinya sendiri.
> [Sistem Pembalasan: Hati-hati, Pengembara. Pilihan ini akan mempengaruhi lebih dari sekedar kehidupanmu.]
Dengan langkahnya yang semakin mantap, Arka tersadar bahwa ada lebih banyak rahasia yang belum terungkap. Kini, ia benar-benar berada di ujung jurang, dan tak ada jalan mundur.