NovelToon NovelToon
Mamaku Simpanan Suamiku

Mamaku Simpanan Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Pelakor / Wanita Karir / Romansa / Pelakor jahat
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: Grace caroline

"Simpanan Suamiku selama ini ... MAM4?!!! nggak mungkin, nggak mungkin mam4 tega melakukan ini padaku. Aarrgghhh!!!"

Ungkapan kekecewaan Kimberly terdengar melalui jeritan kerasnya setelah menemukan kebenaran yang tersembunyi di ponsel suaminya. Mam4 yang selama ini dihormatinya dan sangat disayanginya, ternyata adalah simpanan dari suaminya sendiri.

Bagaimana jadinya jika orang yang kau anggap sebagai mam4 tiri yang begitu kau cintai melebihi siapapun, dan kau perlakukan dengan penuh kasih sayang seperti mam4 kandungmu sendiri, tiba-tiba menjadi sumber konflik dalam pernikahanmu?

Di depannya ia terlihat begitu baik, namun di belakangnya ia bermain peran dengan licik. Penasaran dengan kisahnya? Segera simak perjalanan emosional Kimberly hingga akhir cerita!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Grace caroline, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 26. Kupu-kupu Malam

Setelah habis di jambret, mobil satu-satunya ia jual untuk menutupi hutangnya, William terlihat luntang-lantung di jalan tanpa tujuan. Sebelumnya dia tinggal di sebuah kontrakan setelah di usir dari rumah Kimberly dan di ceraikannya.

William sedih dan menyesali perbuatannya dahulu. Dia ingin pergi menemui Kimberly dan minta maaf. Betapa tidak bergunanya ia sekarang. Tidak punya pekerjaan, rumah atau bahkan harga diri.

Di manapun William berada, dia selalu mendapat hin4an karena berita viral yang dibagikan oleh Kimberly. Saat ini, hanya dengan menemukan uang lima puluh ribu secara tak terduga di selokan, William bermaksud pergi ke warteg untuk membeli makanan.

Setibanya di salah satu warteg tidak jauh dari posisinya, lagi-lagi dia mendapatkan hin4an dari orang-orang yang ada disana. Mereka mengatakan William adalah laki-laki payah, br3ngsek dan tidak berguna.

Karena ketahuan bers3lingkuh dengan mertuanya, dan semua bukti perselingkuhan itu yang tersebar luas, nama William sudah sepenuhnya tercoreng. Dia sudah tidak punya harg4 diri lagi untuk pergi ke manapun.

Bahkan untuk hanya sekedar keluar rumah William sudah tidak mampu. Tatapan mata orang-orang selalu sinis saat menatapnya. Mereka selalu membicarakannya atau pernah salah satu dari orang-orang itu melemparinya dengan batu.

Kejam sekali. Tapi itu sudah resiko dari apa yang sudah di lakukannya. Seperti kata pepatah siapa yang menabur tentu dia yang akan menuai. William sudah menabur keburvkan di awal dengan menjalin hubungan dengan Dania, menyakiti hati istrinya. Kini setelah semua yang ia lakukan mendapatkan balasannya dia harus siap menerimanya. Tidak ada tempat baginya untuk menghindar.

Wiliam pun pergi ke sekitar area pembuangan sampah dan duduk di sana seperti para gelandangan yang lain. Mereka sedang mencari makanan atau barang-barang yang dapat mereka ambil.

William duduk tidak jauh dari tumpukan kardus-kardus bekas, merenungkan semua yang telah terjadi dalam hidupnya. Dia merasa hancur dan tidak tahu harus kemana lagi. Tiba-tiba, seorang pria tua mendekatinya dan duduk di sebelahnya.

"Pak, kenapa Anda duduk di sini sendirian?" tanya pria tua itu.

William menatap pria tua itu dengan tatapan kosong. "Saya tidak punya tempat lain untuk pergi. Hidup saya sudah hancur. Pekerjaan, keluarga, bahkan harga diri saya. Semuanya." jawabnya pelan.

Pria tua itu mengangguk mengerti. "Saya tahu hidup tidak selalu adil, tapi Anda harus tetap berjuang. Jangan menyerah begitu saja."

William menatap pria tua itu dengan heran. "Siapa Anda? Mengapa peduli dengan saya?"

Pria tua itu tersenyum. "Nama saya Pak Joko. Saya dulu juga pernah mengalami masa sulit seperti Anda. Tapi saya belajar untuk bangkit dan melawan. Anda juga bisa melakukannya."

William menarik napas dalam-dalam, merenungkan kata-kata Pak Joko. Dia merasa ada semangat baru yang tumbuh di dalam dirinya. Mungkin memang masih ada harapan baginya untuk bangkit dari kehancvran yang dia ciptakan sendiri.

"Pak Joko, apa yang harus saya lakukan?" tanya William, mencoba mencari petunjuk dari pria tua itu.

Pak Joko tersenyum lembut. "Pertama-tama, Anda harus memaafkan diri sendiri atas kesalahan yang telah Anda lakukan. Kemudian, mulailah dengan hal kecil. Cari pekerjaan, bangun kembali hidup Anda dari awal."

William mengangguk, merasa semangatnya yang semula pupus mulai kembali tumbuh. Dia tahu bahwa memang tidak akan mudah, tapi dia harus mencoba. Dia harus membuktikan bahwa dia bisa bangkit dari kehancuran yang dia ciptakan sendiri.

Setelah berbincang-bincang dengan Pak Joko, William pun memutuskan untuk mencari pekerjaan. Dia tidak peduli dengan hin4an dan celran orang-orang di sekitarnya. Dia harus fokus untuk memperbaiki hidupnya.

Dengan tekad dan niat yang kuat, William mulai mencari pekerjaan. Meskipun banyak yang menolaknya karena reputasinya yang bvruk, dia tidak menyerah. Akhirnya, setelah berjuang keras, dia mendapatkan pekerjaan sebagai buruh bangunan.

Meski pekerjaannya berat dan gajinya tidak seberapa, William merasa bersyukur. Dia merasa bahwa ini adalah langkah awal yang baik untuk memperbaiki hidupnya. Dia belajar untuk bersyukur atas apa yang dia miliki, dan tidak lagi terjebak dalam keserakahan dan keinginan yang tidak terkendali.

Hari demi hari berlalu, William terus bekerja keras dan berusaha memperbaiki dirinya. Dia belajar untuk mengendalikan emosinya, belajar untuk menghargai dirinya sendiri dan orang lain. Dia juga belajar untuk memaafkan dirinya sendiri atas kesalahan yang telah dia lakukan.

****

Setelah beberapa bulan ini kinerja Kimberly yang saat baik. Sebagai seorang agen properti yang bisa dibilang handal, ia berhasil menjual banyak properti dan mendapatkan kepercayaan dari para klien. Bosnya, Mr. Jon, sangat terkesan dengan prestasi Kimberly dan memberikan hadiah istimewa sebagai penghargaan atas kerja kerasnya.

Suatu pagi, Kimberly tiba di kantor dengan senyum cerah di wajahnya. Ia merasa siap untuk melakukan pekerjaannya hari ini dan menjual beberapa properti seperti biasa. Ketika ia masuk ke ruang kerja, semua mata langsung tertuju padanya. Mr. Jon berdiri di tengah ruangan dengan senyuman lebar.

"Selamat pagi, Kimberly! Saya sangat bangga dengan kinerjamu belakangan ini. Karena itu, saya ingin memberikan hadiah istimewa untukmu," ucap Mr. Jon sambil memberikan sebuah kotak berwarna merah muda kepada Kimberly.

Kimberly terkejut dan senang sekaligus. Ia segera membuka kotak tersebut dan menemukan sebuah jam tangan mewah dengan desain yang elegan. Matanya berbinar-binar melihat hadiah tersebut.

"Terima kasih banyak, bos! Saya tidak pernah menyangka akan mendapatkan hadiah seindah ini," ucap Kimberly dengan suara yang penuh rasa terharu.

Mr. Jon hanya tersenyum puas melihat reaksi Kimberly. "Kamu pantas mendapatkannya, Kimberly. Kinerjamu sungguh luar biasa. Selain itu, saya juga ingin memberikan tambahan gaji untukmu sebagai penghargaan atas kerja kerasmu," tambahnya.

Kimberly benar-benar tidak bisa berkata-kata. Ia merasa sangat bersyukur atas semua yang telah diberikan kepadanya. Ia berjanji akan terus bekerja keras dan memberikan yang terbaik untuk perusahaan.

Hari-hari berikutnya, Kimberly semakin semangat dalam bekerja. Ia berhasil menjual lebih banyak properti dan mendapatkan kepercayaan dari para klien. Setiap kali ia melihat jam tangannya, ia selalu teringat pada hadiah istimewa dari bosnya.

Tak lama kemudian, perusahaan mengadakan acara pesta untuk merayakan pencapaian gemilang para agen properti. Kimberly merasa senang bisa berbagi kebahagiaan dengan rekan-rekannya. Mereka semua saling memberikan ucapan selamat dan mengucapkan terima kasih kepada Mr. Jon atas dukungan dan motivasinya.

****

Sementara itu di tempat Dania bekerja, dia dimarahi oleh bosnya habis-habisan karena di tuduh mencuri kalung berlian milik majikan. Namun, sebenarnya semua itu hanyalah kesalahpahaman belaka. Dania tidak melakukan pencurian, melainkan bosnya sendiri yang lupa meletakkan kalung tersebut. Sang bos tetap bersikeras menuduh Dania dan bahkan berkeinginan untuk memecatnya.

Dania merasa sedih dan tidak henti menangis saat mendengar tuduhan yang dilemparkan oleh bosnya. Dia tidak pernah membayangkan bahwa dia akan dituduh mencuri, apalagi kalung berlian milik majikan. Dania mencoba menjelaskan bahwa dia tidak melakukan hal tersebut, namun bosnya tidak mau mendengarkan penjelasannya.

"Bos, saya benar-benar tidak mencuri kalung itu. Saya tidak tahu bagaimana kalung itu bisa hilang," ucap Dania dengan suara gemetar.

"Bod0h! Jangan berpura-pura tidak tau. Kalung itu hilang saat kamu sedang bekerja di sini. Jadi, kamu yang harus bertanggung jawab!" bentak bosnya dengan wajah yang penuh kemarahan.

Dania merasa putus asa. Dia tidak tahu harus bagaimana lagi untuk membuktikan bahwa dia tidak bersalah. Dia merasa seperti semua orang di tempat kerja itu memandangnya sebagai pencuri, padahal dia tahu bahwa dia tidak melakukan hal tersebut.

Dania mencoba untuk tetap tenang meskipun hati dan pikirannya sedang tidak karuan. Dia tahu bahwa dia harus mencari bukti yang cukup kuat untuk membuktikan bahwa dia tidak bersalah. Dia mulai mengingat-ingat kejadian saat kalung berlian itu hilang. Dia ingat bahwa saat itu bosnya yang terakhir kali memegang kalung tersebut.

Dania pun memutuskan untuk mencari bukti yang cukup kuat untuk membuktikan bahwa dia tidak bersalah. Dia mulai mengumpulkan informasi dan mencoba untuk mengingat kembali kejadian saat kalung berlian itu hilang.

Setelah melakukan beberapa penyelidikan, akhirnya Dania menemukan bukti yang cukup kuat untuk membuktikan bahwa dia tidak bersalah.

Dengan hati-hati, Dania menghadap bosnya dan menunjukkan bukti yang dia temukan. Bosnya terkejut dan akhirnya sadar bahwa dia yang sebenarnya lupa menaruh kalung berlian tersebut. Dia pun meminta maaf kepada Dania atas tuduhannya yang salah.

Dania merasa lega bahwa akhirnya kebenaran terungkap dan dia dibebaskan dari tuduhan yang salah. Dia juga merasa lega bahwa dia tidak kehilangan pekerjaannya karena tuduhan yang tidak benar.

"Untunglah aku nggak dipecat. Kalo sampe dipecat mau makan apa aku sama Tasya nanti. Terus uang kontrakan juga, mau dibayar pake apa coba. Aku udah nggak punya simpanan apapun. Duit, perhiasan semua udah habis. Ludes. Cuma harga diri yang aku punya, itupun udah banyak tercoreng sekarang."

Dania terlihat menghela napas panjang, menggelengkan kepalanya berulang kali, sebelum akhirnya melanjutkan ucapannya.

"Oh iya kalau aku kerja sampingan buat jadi kupu-kupu malam bisa nggak ya? aku kan masih cantik, badanku juga bagus. Masa pada nggak mau sama aku sih? hmm, aku daftar aja kali ya, siapa tau keterima. Lumayan kan bayarannya kalo aku berhasil pu4sin cowok dan mereka kasih aku uang." 

Ide gil4 macam apa ini?!! Dania terpikirkan untuk menjadi kupu-kupu malam, atau dalam pekerjaan itu dia bertugas memu4skan para lelaki agar para lelaki itu memberinya bayaran.

Dania sudah putus asa sepertinya. Bayaran dari pekerjaannya sebagai art harian tidak seberapa. Dia masih kurang jika harus memenuhi kebutuhan Tasya juga. Terlebih sekarang Tasya sudah hendak masuk di kelas tiga.

Biaya sekolahnya mahal. Dania harus dapat uang darimana lagi kalau bukan dari cara itu. Dia sudah kehabisan ide. Sepertinya mengambil pekerjaan itu tidak ada salahnya. Asal tidak ada yang mengetahuinya sepertinya tidak masalah.

"Oke, aku ambil pekerjaan ini. Aku hubungi temenku yang sempet nawarin aku pekerjaan ini dan kabarin dia kalo aku mau ambil job yang dia berikan. Hmm, sip. Dia online, aku hubungi dia sekarang aja,"

Dania terlihat mengambil ponselnya, membuka layarnya, lalu dengan langkah ringan menghubungi nomor salah satu temannya yang beberapa minggu lalu menghubunginya dan memberinya pekerjaan ini. Kupu-kupu malam atau bahasa jel3knya pel*cur.

Dania: Halo, mbak Rani. Ini Dania.

Rani: Oh, hai Dania. Ada apa?

Dania: Aku mau ambil job yang kamu tawarkan beberapa minggu lalu. Kupu-kupu malam, kan?

Rani: Oh, serius? Kamu mau ambil?

Dania: Iya, aku butuh uang tambahan. Jadi, aku mau coba.

Rani: Baiklah, aku akan atur jadwal untukmu. Tapi, ingat ya, jaga dirimu baik-baik.

Dania: Tenang saja, aku akan berhati-hati. Terima kasih, mbak.

Setelah mengakhiri panggilan telepon, Dania merasa campur aduk. Dia merasa sedih harus mempertaruhkan tubuhnya dengan mengambil pekerjaan seperti itu, namun dia juga merasa lega karena akhirnya bisa mendapatkan uang tambahan untuk memenuhi kebutuhan Tasya.

Bersambung ...

1
Ira
Aduh hallu nya jgn keterlaluan msk sekelas artis aja bayaran gk semahal itu jadi wanita panggilan .. Apalagi kelas ibu dpt 75 jt.. Bokis bgt..
◍•Grace Caroline•◍: hehe ini ada daya tariknya tersendiri kak. baca terus ya
total 1 replies
Masitoh Masitoh
isshh muka mu letak d mana dania
◍•Grace Caroline•◍: di dengkul kali ya/Curse//Curse/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!