Niana Lestari,gadis berusia 18 th terpaksa harus menerima perjodohan yang dibuat oleh almarhum sang kakek dengan anak dari anak angkat sang kakek.
Irlan Pratama,laki-laki berumur 26 th adalah laki-laki yang dijodohkan untuk Niana.
Apa yang terjadi setelah pernikahan mereka?
Mengapa mereka harus bercerai di usia pernikahan yang masih 3 bulan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_Les, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Setelah masuk ke dalam kamar,Irlan naik ke atas ranjang. Ia membuka kembali pesan yang dikirim Melda untuk dirinya. Dia tampak menimbang nimbang,apa dia harus menghubungi Melda disaat statusnya sudah menjadi suami orang.
Tapi rasa penasaran yang terus menghantuinya membuat dia akhirnya menghubungi Melda.
Baru dia memencet tombol hijau untuk melakukan panggilan ke nomor Melda,keraguan kembali datang. Dia pun mematikan telponnya.
"gue chat aja dulu kali yah." batin Irlan memilih untuk menchat Melda terlebih dahulu daripada harus menelpon langsung.
Irlan : ini aku. Irlan mulai menchat Melda.
Tak sampai tiga menit balasan pun masuk
Melda.: Irlan?
Irlan : iya.
Melda : makasih udah mau kasih aku kesempatan.
Irlan : hemh.
Melda : kamu apa kabar?
Irlan : menurut mu?
Melda : maaf
Irlan : maaf untuk apa?
Melda : karena udah ninggalin kamu.
Irlan : hemh
Melda : bisa kita ketemuan? ada yang harus aku jelasin.
Irlan : kapan?
Melda : bisanya kamu aja kapan
Irlan : Nanti aku kabarin lagi
Melda : makasih. Dan sekali lagi aku minta maaf.
Irlan : hemh
Setelah berchat ria dengan Melda,Irlan pun memejamkan matanya mencoba untuk tidur. Menghilangkan sejenak beban dipikiran dan hatinya.
Waktu menunjukkan pukul enam sore. Sudah tiga jam mereka tidur di dalam kamar masing-masing.
Irlan terbangun lebih dulu. Ia bangun dari ranjangnya segera masuk ke kamar mandi yang ada di dalam kamarnya untuk membersihkan diri.
Selesai mandi Irlan keluar dari kamar. Nampak gelap karena lampu belum dinyalakan. Irlan pun menyalakan semua lampu ruangan.
"pasti Nia masih tidur.." gumam Irlan.
Dia mondar-mandir di depan pintu kamar Nia. Antara ingin masuk membangunkan atau membiarkan Nia bangun sendiri.
Irlan pun memutuskan untuk masuk dan membangunkan Nia. Baru saja Irlan memegang gagang pintu Nia sudah keluar dari kamar.
"eh..kak Irlan udah bangun toh.." Nia cengengesan.
"hemh..kamu udah bangun dari tadi.?" tanya Irlan.
"iya,tadinya aku mau masak tapa di kulkas gak ada apa-apa. Mau bangunin kakak tapi gak enak,abisnya kakak tidurnya nyenyak banget sih." jawab Nia menuju dapur untuk mengambil minum.
"oooo" mulut Irlan membulat sambil mengekori Nia ke dapur.
"emang kamu bisa masak.?" tanya Irlan yang sepertinya meragukan kemampuan Nia dalam hal memasak.
"bisa lah...aku tuh hobi masak kak." jawab Nia dengan sombongnya.
Irlan menganggukan kepalanya seperti sedang meremehkan kata-kata Nia.
"kakak gak percaya aku bisa masak hah...? kakak mau di masakin apa,hayo request biar aku buatin.." tanya Nia sambil membusungkan dadanya.
Tapi kemudian dia sadar kalau di kulkas tidak ada bahan untuk memasak.
"kenapa,kok kayak orang bingung?" tanya Irlan saat menyadari perubahan wajah Nia dari yang begitu percaya diri ke wajah bingung.
"hehehe...aku lupa kalau di kulkas gak ada apa-apa.." jawab Nia sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Irlan menggeleng-geleng kepala.
"ya udah siap-siap kita belanja sekalian makan malam di luar aja. Besok aja kamu menujukkan keahlian mu memasak." ajak Irlan sambil masuk lagi ke dalam kamarnya untuk mengambil dompet dan kunci mobil.
Nia pun melakukan hal yang sama,kembali ke kamar untuk mengambil tasnya sekaligus mengganti bajunya.
Sampai lah mereka di sebuah mall.
"kok kita ke mall kak,katanya mau belanja kebutuhan dapur."
Irlan mengernyitkan keningnya bingung.
"emangnya kamu kalau belanja kebutuhan dapur kemana?"
"ya ke pasar lah kak." jawab Nia enteng.
Irlan takjub tidak menyangka sosok Nia mau ke pasar.
"itu yang ke pasar kamu atau asisten dirumah kamu.?"
"aku sama mbak lah kak,,tapi hari minggu doank. Kan kalau hari biasa sekolah."
Irlan mengangguk-anggukan kepala.
"kita belanja disini aja dulu,,nanti kalau asisten kita udah dateng baru kamu pergi ke pasar sama asisten itu nanti." kata Irlan sambil keluar dari mobilnya.
Nia pun keluar dari dalam mobil. Ia memanyunkan bibirnya,bukan tidak suka belanja ke mall melainkan lagi-lagi Irlan meninggalkan dirinya.
"Kaaaaaaak Irlaaaan.." teriak Nia yang tidak terima karena lagi-lagi dia ditinggalkan.
Irlan pun menghentikan langkahnya dan menengok ke belakang,ternyata Nia masih berada di depan mobil mereka.
Nia pun segera berlari menghampiri Irlan.
"kakak kebiasaan ikh main tinggal-tinggal aja,kalau aku nanti di culik gimana.."
"hedeeeh" batin Irlan mendesah,ingin rasanya ia menjitak istrinya itu.
"siapa juga yang mau nyulik kamu." jawab Irlan sambil berjalan. Kali ini langkah kaki Irlan menyesuaikan dengan langkah kaki Nia karena Nia sudah menggenggam tangan Irlan.
Nia cekikikan sendiri mendengar kata-kata suaminya. Diapun berpikir kalau orang yang menculiknya pasti akan ketiban sial tujuh turunan.
Mereka berjalan memasuki mall. Mata Nia tidak henti-hentinya melirik makanan-makanan yang ada digerai di dalam mall.
"kak..mau itu sama itu sama itu lagi.." kata Nia sambil menunjuk-nunjuk makanan yang membuat ngiler.
Irlan menyentil kening Nia.
"auw sakik kak.." Nia mengaduh kesakitan sambil mengusap-usap keningnya.
"makanya jangan laper mata" omel Irlan
"kita belanja dulu,baru makan,abis itu baru jajan.."
Nia menganggukan kepala menyetujui kata-kata suaminya.
Mereka pun memasuki supermarket. Irlan mengambil troli. Nia pun berjalan memilih-milih barang yang ingin dibelanjakan dan memasukkan ke dalam troli.
"kak aku boleh beli skincare gak.?" tanya Nia setelah selesai belanja kebutuhan dapur.
"ya udah beli aja"
"kalau baju boleh juga?" tanya Nia lagi.
"iya." jawab Irlan lagi.
Mereka pun berjalan ke kasir untuk membayar belanjaan mereka.
"aku nunggu sini aja." kata Irlan yang malas ikut masuk ke toko baju dan kosmetik.
Nia menganggukkan kepalanya. Baru beberapa langkah dia kembali lagi ke arah suaminya.
"uangnya mana kak? Nia menengadahkan tangannya ke Irlan.
Irlan pun membuka dompetnya dan mengeluarkan kartu hitamnya kepada Nia.
"Nih...belanja sesuka kamu".
Nia pun berlalu dari hadapan Irlan menuju toko baju dan kosmetik.
Sepeninggal Nia,Irlan duduk di sebuah kursi panjang dan mengeluarkan hp nya. Dia membuka email yang masuk. Walau sedang cuti tapi Irlan tetap memantau kantor dan kafenya melalui laporan-laporan yang dikirim asistennya melaui email.
btw, kunjungi juga karyaku ya😁🙏🏻