Perjodohan adalah hal yang tak pernah terlintas di hidup Caca.
Caca sama sekali tidak bisa membayangkan kalau masa depannya akan seperti ini. ia sudah kehilangan cinta pertamanya sejak 2tahun lalu, sekarang ia dipaksa harus menikah dengan anak dari sahabat mamanya.
Caca hanya takut jika yang di jodohkan dengannya adalah lelaki tua dengan perut buncit, atau kakek-kakek peot. Bagaimana jika nanti suaminya akan memperlakukannya dengan kasar dan membecinya seperti yang sering ia baca di dalam novel. Tapi kekhawatirannya itu ternyata salah besar, karena tuhan telah menjodohkannya dengan tuan muda berparas rupawan dengan hati seperti malaikat yang begitu menyayanginya.
*
*
"Jangan takut Acha" ujar pria itu dengan lembut.
DEG...
Caca terpaku mendengar suara lembut serta panggilan yang baru pertama kali ia dengar untuknya.
Bagaimana kisah rumah tangga mereka selanjutnya? ikuti terus kisah cerita mereka disini ya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marsha_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 2 Perjodohan
Dua hari sudah berlalu...
Saat ini Caca sedang bersantai di ruang keluarga sembari menonton film kartun kepala botak kesayangannya, sesekali ia tertawa cekikikan melihat tayangan yang tampil di televisi.
Jam masih menunjukkan pukul 3 sore. Hari ini kedua orangtua nya akan pulang dari luar kota, kemungkinan akan sampai dimansion pukul 5 sore nanti.
Selama dua hari ini pula Nara tak pernah pulang ke mansion, Caca pun tak tau dimana keberadaan adik tirinya itu.
Tiba-tiba terdengar suara derap langkah kaki berjalan memasuki mansion, Caca menoleh guna melihat siapa yang datang.
Nampaklah Nara berjalan santai memasuki mansion sembari menenteng beberapa paperbag dari brand-brand ternama. Nara pulang dengan pakaian yang sangat terbuka, menampilkan belahan dadanya serta lekuk tubuhnya.
"Habis ngejalang dimana Lo?" tanya Caca sambil bersedekap dada.
"Bukan urusan Lo" jawab Nara ketus.
"Dua hari gak pulang, pulang-pulang udah jadi jalang upss". Caca menutup mulutnya seolah berlagak sedang keceplosan.
"Bacot!!" Sentak Nara.
Brakk..
Nara menutup pintu kamarnya dengan kencang, Caca mengedikkan bahunya acuh.
Beberapa jam kemudian...
Ting...Tong...
Bel mansion berbunyi, seorang pelayan berlari tergopoh-gopoh membukakan pintu mansion.
"Tuan, Nyonya" Sapa pelayan itu.
"Anak-anak dimana bi?" Tanya maya.
"Non Caca sama non Nara ada di kamarnya nyonya"Jawab pelayan itu sopan.
"Yaudah bibi tolong bawa masuk barang-barang didepan ya, saya mau bersih-bersih dulu".
"Baik nya". Pelayan itu bergegas pergi.
Setelah membersihkan diri, Maya kembali turun guna menemui anak-anaknya.
"Bi Caca sama Nara belum keluar kamar ya" Tanya Maya pada bi Surti salah satu pelayan di mansion Anggara.
"Belum nyonya, apa mau saya panggilkan?" tanya bi Surti.
"Boleh deh bi, tolong panggilin mereka ya suruh ke ruang keluarga sekarang" ucap Maya.
"Baik nyonya" bi Surti bergegas menuju kamar Caca dan Nara.
Caca berjalan menghampiri kedua orangtuanya.
"Mamaa" Caca memasukkan tubuhnya pada pelukan hangat sang mama.
"Caca kangen banget deh sama mama" ucap Caca manja.
"Iya sayang, mama juga kangen bangett sama princess mama ini" Maya mengecup kening putrinya.
Caca beralih menatap papa tirinya yang duduk bersebelahan dengan sang mama. Wajah Delon terlihat sangat masam, seperti banyak sekali beban pikiran yang sedang menganggunya.
"Sini sayang duduk" Maya menepuk sofa di sebelahnya.
"Nara mana sayang" tanya maya.
"Gak tau ma, kata bibi sih dipanggil-panggil gak nyahut, pintunya juga dikunci" jawab Caca.
"Biarkan saja, mungkin dia sedang tidur". Sela Delon.
"Ada yang mau papa bicarakan sama kamu" Delon kembali bersuara. Ia menatap Caca, seolah ada hal penting yang ingin ia sampaikan.
Caca menatap sang mama, Maya yang menyadari kebingungan putrinya pun menjelaskan.
"Jadi gini sayang, perusahaan papa kamu sekarang lagi collapse bahkan terancam bangkrut. Kemarin papa dan mama pergi untuk mengurusi permasalahan ini, tapi kita belum menemukan solusi lain" jelas Maya hati-hati.
Caca mendengarkan penjelasan mamanya dengan seksama.
"Papa gak mau bertele-tele, satu-satunya caranya yang bisa bantu perusahaan papa itu cuma kamu" Ujar Delon.
"Maksut papa apa?" Tanya Caca bingung.
"Rekan bisnis papa mau membantu menyuntikkan dana ke perusahaan tapi dengan syarat kamu harus menikah dengan putra tunggal mereka" jelas Deon panjang lebar.
"APA MENIKAH!?" Tanya Caca syok.
"Ya. Dan kamu tidak punya pilihan lain selain menerima, papa tidak terima penolakan apapun" Jawab Delon tegas tak menerima bantahan.
"Papa minta tolong sama kamu, tolong kamu bantu papa untuk kali ini, kamu harapan papa satu-satunya".
"Caca gak mau pa!! Caca masih sekolah Caca gamau nikah muda apalagi dengan cara perjodohan konyol kaya gini" bentak Caca dengan emosi.
"Ma Caca gak mau" Caca beralih menatap sang mama, memohon pada sang mama berharap mendapat pertolongan.
Maya hanya terdiam, ia sendiripun bingung harus bagaimana, karena memang satu-satunya cara untuk mempertahankan perusahaan suaminya hanyalah ini.
"MAU ATAUPUN TIDAK KAMU HARUS TETAP MENERIMA PERJODOHAN INI" bentak Delon.
"Kenapa gak Nara aja, dia anak kesayangan papa kan!?"
"Kenapa harus Caca!?" Teriak Caca, bahkan air matanya sudah mengalir deras di pipi mulusnya.
"Sayang, anak rekan bisnis papa sudah sepakat menerima perjodohan ini, asalkan kamu yang menikah dengan dia bukan Nara" Maya mencoba menjelaskan kepada putrinya.
"Siapkan diri kamu, besok malam kalian akan melangsungkan pertunangan" ucap Delon sebelum berlalu pergi meninggalkan sepasang ibu dan anak itu.
"Ma tolong bantu bicara sama papa, Caca gak mau nikah". Caca memohon pada sang mama.
"Sayang mama udah bicara sama papa sebelumnya, tapi memang ini satu-satunya cara yang bisa kita lakukan, mama mohon sama kamu ya tolong kali ini saja kamu bantu papa kamu, demi mama sayang" Maya memeluk putrinya dengan erat, ia pun tak kuasa menahan air matanya.
*
*
Caca termenung di balkon kamarnya, tatapan matanya terlihat kosong. Usaha yang dilakukannya untuk menolak perjodohan ini hanya berakhir sia-sia.
"Takdir kenapa sebercanda ini ya sama hidup gue" gumam Caca tersenyum getir.
Di tempat lain, tepatnya mansion keluarga Smith..
"Son papa dapat kabar jika gadismu mau menerima perjodohan ini, Ah lebih tepatnya terpaksa" ledek seorang pria paruh baya yang tak lain adalah tuan Smith.
"Hmm" gumam putranya.
Tuan Smith mendengus kesal mendengar jawaban sang anak.
"Sean beritahu tuan Delon sekarang jika Xanders sudah tidak menginginkan perjodohan ini lagi, batalkan pertunangan besok malam" titah tuan Smith pada orang kepercayaannya.
Xanders menatap tajam sang Daddy.
"Sekali saja kau lakukan perintah dari Pak tua ini, kupatahkan kepalamu Sean" Suara dingin Xanders terdengar.
Sean meneguk ludahnya gugup.
"Cih sok jaim sekali" celetuk tuan Smith.
XANDERS JULIANO SMITH merupakan anak tunggal dari pasangan ALEXANDER SMITH dan RERE LATUSIA SMITH.
XANDERS JULIANO SMITH, lelaki berparas tampan, pemilik tubuh atletis berbentuk roti sobek, tinggi badan mencapai 175cm, hidung mancung di sertai rahang tegasnya yang kokoh. Sangat Sempurna itulah satu kata yang pas untuk julukan seorang Xanders.
Ia adalah anak tunggal dari pemilik perusahaan raksasa yang kesuksesannya mencapai angka nomor 1 di asia yaitu Smith company.
Xanders bahkan sudah menjabat sebagai CEO muda di usianya yang masih 18 tahun.
Siapa yang tidak kagum dengan Sosok Xanders? Lelaki idaman sejuta umat ini.
Ganteng? Banget!
Tajir? Jangan ditanya!
Posisi? Ceo muda coyy!!
kurang apalagi kan? Gak ada kurangnya kalo kata author mah hehe.
Hanya saja Xanders merupakan lelaki dingin yang tak tersentuh, tetapi dibalik sikap dinginnya siapa sangka jika Xanders sudah mencintai satu gadis dihatinya.
Bersambung
NT lagi mengalami kendala ya, jadi up nya sedikit terlambat walaupun udah lulus review. kalau semisal bab muncul tapi pas di klik tulisan nya "Bab di hapus" tenang aja ya, nanti bakal muncul lagi kok bakal bisa di baca.
mohon maaf atas kendala yang terjadi ya readers😊🙏🏻
aku suka dengan jalan ceritanya begitu banyak cinta tapi tidak dengan kedua ayah tiri dan adik tirinya