Kesedihan mendalam karena diselingkuhi sang tunangan, membuat Sanum menerima tawaran Vevita sahabat baiknya. yang memberikan Sanum sebuah voucher liburan Menaiki kapal pesiar termewah, yang tidak sembarangan orang bisa memasuki nya.
Kesialan pun berlanjut, Sanum yang setengah mabuk salah memasuki kamar. Rasa kecewa dan penghianatan membuat dia Ingin membalas dengan pria yang dianggapnya sebagai pria bayaran yang dikirimkan oleh Vevita untuk menemaninya selama liburan.
Setelah melalui malam panjang, One Night Love dengan pria itu. Sanum pun pergi begitu saja, dia pun menghilang setelah mengetahui jika dia hamil anak kembar. pertemuan tak terduga kembali setelah Sanum bekerja diperusahaan besar yang ternyata dipimpin oleh pria yang dianggap nya sebagai pria bayaran malam itu.
Mampukah Sanum mempertahankan anak-anaknya, atau memilih kembali pada tunggangan nya Rendi.?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ritasilvia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu anak-anak nya
"Beritahukan alamat rumahmu," ucap Arya, dan kembali fokus dengan ponselnya.
"Astaga, aku harus bagaimana sekarang. Tuan Arya tidak boleh tahu tempat tinggalku, termasuk ketiga bocah menggemaskan itu." Sanum terlihat panik berusaha untuk berfikir keras.
"Kok kamu melamun, jangan katakan jika kamu juga tidak mempunyai tempat tinggal." ucap Arya mengulum senyum.
"Benar sekali Tuan." jawabnya spontan.
"Okey, jika begitu kamu bisa mengunakan apartemen ku sebagai tempat tinggal." terang Arya.
"Jangan Tuan, aku cuma bercanda Sabil menyebutkan sebuah alamat yang merupakan tempat kos-kosan Nita sahabatnya.
Zein melaju dengan kecepatan tinggi kealamat rumah, yang disebutkan oleh Sanum.
"Syukurlah, paling tidak untuk kali ini aku bisa selamat." gumam Sanum turun dari mobil Arya
"Tuan Arya, sekali lagi terimakasih atas kebaikan Tuan. yang telah mengantarkan saya sampai rumah. menunduk hormat.
Arya mengangguk dan menurunkan kaca mobilnya sedikit, dia memperhatikan Sanum yang masih berdiri di tepi jalan.
"Aku curiga pada gadis itu, seperti ada yang tengah dia tutup-tutupi dariku." gumam Arya.
Sanum memperhatikan mobil Arya yang sudah menghilang, langsung dia memesan taxi online.
"Aku harus segera pulang, ketiga anak-anak ku pasti sudah menunggu kedatangan ku." gumam Sanum yang langsung masuk begitu taxi online yang dipesannya sampai.
"Mama...., Mama....," teriak Devan fan Revano kembar identik yang langsung berlari menghambur ke pelukan Sanum.
"Kedua jepagoan Mama." mencium kedua anaknya bergantian.
"Mana Dede Davina." Sanum tidak melihat putri bungsu nya Davina termasuk ibunya.
"Dia lagi di kamar belakang, bersama ibu." terang biijah.
"Okey kedua bagian Mama, sekarang kita kekamar belakang dulu ketempat nenek fan Dede Davina." ucap Sanum mengajak kedua anaknya yang minta digendong secara bersamaan.
"Duuuuh, anak-anak Mama udah pada berat ya." Sanum kewalahan mengendong Devan dan Revano, namun dia sangat bahagia menjalani hari-hari nya bersama ibu dan ketiga anak-anak nya itu.
"Davina yang tengah bersantai bersama sang nenek, tidak menyadari jika Mama udah semakin mendekat. Sanum memberi kode pada Revano dan Devan agar mereka diam.
Nenek yang melihat kedatangan Sanum juga ikutan diam, saat melihat Sanum yang ingin memberikan kejutan untuk putri bungsunya Davina.
"Satu....dua...tiga...." Sanum langsung memeluk sayang Davina dari belakang.
"Mama," bocah kecil itu langsung tersenyum, dengan mata berbinar-binar bahagia. saat dia mencium aroma khas mamanya, serta pelukan hangat Mama yang rasanya begitu nyaman dan tidak kan terganti kan.
"Iya sayang, ini Mama nak." mereka bertiga kembali berpelukan. tanpa sadar air mata Sanum menetes. melihat betapa rindu dan bahagia nya ketiga anaknya saat bertemu dengannya. begitu juga ibu yang melihat mereka ikut terharu.
Sebelah tangan Sanum, meraih tangan ibunya yang mulai keriput, dia mencium lama tangan itu. tangan yang dulu begitu cekatan mengurus dan merawat dirinya, sekarang tangan itu juga yang membantu Sanum untuk mengurus dan mrrawat anak-anak nya.
"Ibu, terimakasih karena telah menjaga anak-anak dengan baik. maafkan Sanum Bu, karena belum bisa membuat ibu bahagia dihari tua ibu ini."
"Tidak nak, justru inilah kebahagiaan ibu yang sesungguhnya. pesan ibu jika ibu telah tiada, ibu mohon tolong jaga anak-anak mu dengan baik. ibu harap jika suatu saat kamu dipertemukan dengan jodohmu. semoga saja laki-laki itu adalah ayah biologis dari anak-anak mu ini Sanum." ucap ibu mengusap lembut rambut panjang bergelombang Sanum.
"Ibu, aku telah dipertemukan dengan ayah biologis dari anak-anak ku, tapi aku malah takut untuk berterus terang. ditambah lagi setelah aku mengetahui kenyataannya. jika dia bukan lah orang sembarangan di kota ini." gumam Sanum dalam hatinya.
Malam itu Sanum tidur sambil memeluk ketiga buah hatinya, Devan dan Revano memeluknya pingang nya dari sisi kiri dan kanan. sedangkan bagian atas dikuasai oleh sibungsu Davina yang paling manja.
Sanum tersenyum melihat ketiga anaknya sudah tertidur pulas, dia mencoba memperbaiki posisi tidur ketiga bocah itu, dan memindahkan botol-botol dot susu yang udah kosong.
"Anak-anak ku Mama sayang kalian, kita akan terus bersama. apapun itu Mama akan bekerja keras dan berjuang hanya demi kalian bertiga." gumam Sanum dan mencium mereka kembali secara bergantian.
"Bagaimana caranya untuk aku keluar dari perusahaan, mengingat Arya semakin mendekati ku sekarang." Sanum menatap wajah Devan yang mempunyai raut paling mirip dengan ayahnya Arya.
"Devan, kamu dan ayahmu sangat mirip. kalian juga mempunyai sifat yang hampir sama. memaksa dan sedikit keras." mengusap rambut Devan. hingga ikut tertidur pulas diantara anaknya.
kenapa mama n oma g bilang klo nama janda itu Shanum.. pasti langsung cuz KUA 🥰🥰