NovelToon NovelToon
Diantara Dua Pilihan

Diantara Dua Pilihan

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Cintamanis / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:827
Nilai: 5
Nama Author: Jaena19

Fanya dipertemukan oleh dua laki-laki yang lebih muda darinya,benar-benar membuat hidupnya begitu berliku.Perjalanan asmara yang rumit tak lepas dari ketiganya.Bagaimana kisah selanjutnya?

Meski Lo mutusin buat pisah,satu hal yang harus Lo tau,gue kan tetap nunggu Lo.Sama seperti dulu,gue gak akan dengan mudah melepas Lo gitu aja,Fanya.Sekalipun nanti Lo bersama orang lain,gue akan pastiin pada akhirnya Lo akan tetap kembali bersama gue.Ingat ini Fanya,takdir Lo cuma buat gue,bukan untuk orang lain - Baskara

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jaena19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sepuluh

Pagi ini Baskara berada di apartemennya,entahlah laki-laki itu sekarang sering mengunjungi apartemennya.Saat ini keduanya tengah menonton televisi sembari mengobrol,lebih tepatnya Baskara yang berbicara sendiri.Karena sedari tadi Fanya hanya menatap kosong ke arah televisi dan mengabaikan Baskara yang sedang berbicara.

Baskara menatap Fanya yang tidak bereaksi,ia lihat gadis itu hanya menatap kosong ke arah depan.

"Lo dengerin gue ngomong gak si?"tanya Baskara kesal .

Fanya menoleh ke arah Baskara."Hah?kenapa Bas?"

"Tuh kan dari tadi Lo gak dengerin gue ngomong."

"Eh?"Fanya linglung.Sedari tadi ia diam memikirkan obrolannya dengan Sagita mengenai hubungan gadis itu dengan Alex.

Aduh, kenapa dia jadi kepikiran gini si?

Ia memikirkan pembicaraan yang pas ketika bertemu Alex nanti,ia tidak mau jika pertemuannya nanti dengan Alex malah membuat laki-laki itu menjauhi Sagita.Selain itu,ia juga memikirkan hubungannya dengan Baskara yang tidak ada kepastian.

Ketika akan menjawab pertanyaan Baskara, ponselnya berbunyi.Ia segera mengambil ponselnya dan mengangkat teleponnya.

"Halo.Kenapa Al?"

Fanya melirik sebentar ke arah Baskara yang menatap tajam ke arahnya,ia lalu bangkit dari duduknya menuju balkon.

Baskara merasa semakin kesal,setelah mengabaikannya.Fanya malah lebih memilih mengangkat telepon dari Al,bahkan gadis itu sekarang pergi ke balkon dan asyik berbicara dengan Al melalui telepon.

Fanya cukup lama berada di sana, kemudian ia kembali dan duduk di samping Baskara. Laki-laki itu menatap Fanya dengan sinis, lalu bangkit dan masuk ke dalam kamar, menutup pintu dengan keras. Fanya merasa bingung dengan sikap Baskara, ada apa sebenarnya dengan laki-laki itu?

Fanya mengangkat kedua bahunya,ia kembali menatap ke arah depan sembari memikirkan masalah Alex dan Sagita,juga tugas kelompoknya dengan Al.

Tak lama Baskara kembali keluar dari kamar,dia menghampiri Fanya dan menarik tangan gadis itu menuju keluar.

"Eh,mau kemana?"tanya Fanya.

"Makan,"jawab Baskara singkat.

Saat ini mereka sedang mencari makan malam di sekitar apartemen.Akhirnya kamu memilih untuk makan di restoran seluruh sudut bangunannya dipenuhi dengan tumbuhan.Setelah mendapatkan tempat duduk,mereka memesan makanan dan minuman masing-masing.

Fanya bingung melihat Baskara yang sedari tadi cemberut,tapi ia juga merasa laki-laki itu terlihat lucu dengan wajah cemberutnya.Sampai makanan mereka datang pun dua masih tetap diam sembari melahap makanannya.

"Bas, kayaknya makanan Lo enak.Gue boleh coba?"tanyaku melihat makanan yang di pesan Baskara terlihat menggiurkan.

Tanpa menjawab, Baskara menyendok nasi serta lauk di piringnya lalu menyodorkan sendok itu ke mulutnya.Fanya menerimanya,ia berbinar ternyata makanan yang di pesan Baskara benar-benar enak.

"Lo mau coba punya gue?"ujar Fanya menawarkan.Pertanyannya hanya dijawab gelengan oleh Baskara.

Fanya menghela napasnya."Lo kenapa si? Dari tadi diemin gue mulu," ucap Fanya,ia mengerucutkan bibirnya.Baskara hanya memicingkan matanya pada Fanya lalu kembali makan.

"Bas..."panggil Fanya.

"Berisik,Nya.Habisin makanannya dulu,"ucap Baskara datar.

Beneran ngambek dia.Ini kedua kalinya Fanya diabaikan oleh Baskara setelah dia menyatakan perasaannya pada Fanya beberapa tahun yang lalu.Setelah makan aku akan minta maaf padanya.Ketika makanya sisa dua suap, ponselnya berbunyi.Nama Al terpampang di layar ponselnya.Untuk apa laki-laki itu telepon? Fanya melirik Baskara yang juga sedang melirik ke arah ponselnya.

Kenapa Al harus telepon lagi si? Sekarang saja Baskara masih ngambek.

"Angkat aja,"kata Baskara sembari meminum minumannya.

Fanya menatap curiga pada Baskara.Laki-laki itu tidak berbicara apa-apa lagi selain menatapnya dengan datar.Akhirnya Fanya memutuskan untuk mengangkat telepon dari Al,siapa tau penting.

"Halo?"sapa Fanya ketika sudah mengangkat teleponnya.

"Halo,Nya,"Sapa Al.

"Iya.Ada apa Al?" tanya Fanya to the point.

"Lagi apa? Gua ganggu gak?"

"Gue lagi makan malam,tapi udah mau selesai kok."

"Oh.Makan malam dimana?"

"Lagi makan di luar."

"Sama siapa?"

"Sama temen,"jawab Fanya sambil melirik ke arah Baskara yang mendengus mendengar jawabannya.

"Oh,,"

"Al.Lo telepon gue ada apa?"

"Oh,iya gue tadi lupa nanyain ini.Gue mau mastiin aja,Lo jadi kan nemenin gue ke opening restoran mamahnya temen gue?"Fanya menjauhkan ponselnya dari telinga,lalu melihat kalender di ponselnya.Setelah itu ia kembali menempelkan ponsel ke telinganya.

"Oh itu.Kira-kira acaranya jam berapa,Al?"

"Kayaknya malem, sekitar jam 7 atau 8-an."

"Besok gue kabarin lagi deh, Al," ucapnya.Ia memang belum memberikan kepastian pada Al, meskipun Baskara sudah mengizinkannya untuk pergi.

"Oh,yaudah deh gak apa-apa.Besok kabarin gue aja ya."

"Iya, Al."

"Oke kalau gitu.good night, Nya."

"Night, Al." ucap Fanya lalu menutup telepon dari Al.

Fanya diam, Baskara juga diam.Suasana semakin tidak enak.Kaki Fanya bergerak-gerak gelisah, sungguh ia paling benci di situasi seperti ini.

"Kalau udah selesai,kita pulang," ucap Baskara akhirnya bersuara.

"Sebelum pulang,gue mau bicara sama Lo."

"Mau bicara apa?" tanya Baskara sembari menatapnya.Badannya bersandar ke kursi dan tangannya terlipat di depan dada.

"Gue mau minta maaf, sebenarnya gue gak ngerti kenapa sedari tadi Lo diam aja setiap kali gue ajak bicara.Apa karena Al?"

"Nya.Gak sadar kenapa gue diem? Di apartemen gue bicara banyak sama Lo tapi Lo malah ngabaiin gue.Sedangkan waktu Al nelepon Lo,Lo langsung angkat teleponnya dan menjauh dari gue.Lo pikir gue gak cemburu?" ujar Baskara.

"Gue gak bermaksud buat ngabaiin Lo,tapi gue lagi kepikiran sesuatu.Dan masalah gue merima telepon Al,gue cuma bahas soal kerja kelompok di kampus.Gue minta maaf kalau sikap gue di apartemen buat Lo tersinggung," ujar Fanya menjelaskan

"Yaudah",ucap Baskara singkat.

"Terus,tadi kan Al telepon gue lagi.Gue beneran boleh pergi?" tanya Fanya memastikan sekali lagi.

"Kenapa nanya gue?Kan gue cuma temen Lo," ucap Baskara.

"Jangan gitu dong, Bas,"ucap Fanya memelas.

"Loh,gue kan emang beneran cuma temen Lo.Kalau Lo i mau pergi ya tinggal pergi,kalau gak mau ya gak usah pergi,"kata Baskara cuek.

"Kenapa Lo ngelakuin ini sama gue?" tanya Fanya pasrah.

"Lakuin apa?" tanya Baskara sambil menghabiskan minumannya.

"Ini,"kata Fanya sambil menunjuk dirinya sendiri dan Baskara dengan jadinya.

"Coba, memangnya ada yang salah sama perkataan gue?"

"Ya enggak si.Tapi kan,,"

Baskara menghela napasnya."Kalau Lo Meu pergi ya pergi aja,Nya.Jangan dibawa ribet.Udah yuk pulang."

Tanpa menunggunya,Baskara berdiri lalu menuju kasir untuk membayar makanan mereka.Fanya akhirnya mengekor Baskara sampai ke motor.

Baskara masih tetap membantunya memasang helm dan naik ke atas motor walaupun wajahnya masih terlihat datar.Fanya memeluk pinggang dan menyandarkan kepalanya di punggung Baskara.Fanya menutup matanya merasakan semilir angin malam yang dingin.Kenapa malam ini terasa lebih dingin dari biasanya?padahal sekarang ia mengenakan jaket.

Merasa tubuhnya bergetar karena kedinginan,sepanjang jalan tangan kiri Baskara menangkup tangannya yang melingkar di pinggangnya.Saat lampu merah, tiba-tiba Baskara melepaskan sarung tangan yang ia pakai,lalu memasangkan sarung tangan itu padanya.Fanya berusaha menolak karena ia kasihan pada Baskara,dia pasti lebih kedinginan daripada dirinya.Walau bagaimana pun dia masih terhalang oleh tubuh Baskara sedangkan laki-laki itu langsung diterpa oleh angin.Tapi Baskara tetap menyuruhnya untuk menggunakan sarung tangan itu,mau tak mau ia menurut saja.

Beberapa menit kemudian mereka sampai di depan rumah Fanya.Satpam rumahnya sudah mengenali motor Baskara langsung membukakan pintu gerbang.Baskara menghentikan motornya di depan teras rumah lalu membantunya untuk turun dari motor dan membukakan helmnya.

"Mau masuk dulu gak,Bas?" tanya Fanya membuka sarung tangan.

"Gak usah,"ucapnya.

Fanya mengangguk sambil memasang sarung tangan kembali ke tangan Baskara. Baskara hanya diam sambil menatapnya dari baik helm.Setekah selesai ia melangkah mundur untuk memberi jalan pada Baskara.

"Hati-hati ya."

"Hmm,"Guman Baskara.

"Kabarin gue kalau udah sampai."

"Iya."

Fanya tersenyum kecil,melihat Baskara tiba-tiba ia ingin sekali memeluk tubuh laki-laki itu.Ia memajukan lagi tubuhnya lalu memeluk erat Baskara dari samping.Hanya sebentar,bahkan laki-laki itu belum sempat membalas pelukannya.

"Yaudah,pulang gih.Nanti kemalaman",ucap Fanya sambil tersenyum.

Lagi Baskara hanya menatap matanya,sebelum pergi ia mengangguk dan memajukan motornya.Setelah motornya keluar dari area rumahnya dan tidak terlihat lagi,ia menghela napas lalu masuk ke dalam rumah.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!