NovelToon NovelToon
Li Shen Sang Penghancur

Li Shen Sang Penghancur

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang
Popularitas:18.6k
Nilai: 5
Nama Author: DANTE-KUN

Li Shen, murid berusia 17 tahun dari Sekte Naga Langit, hidup dengan dantian yang rusak, membuatnya kesulitan berkultivasi. Meski memiliki tekad yang besar, dia terus menjadi sasaran bully di sekte karena kelemahannya. Suatu hari, , Li Shen malah diusir karena dianggap tidak berguna. Terbuang dan sendirian, dia harus bertahan hidup di dunia yang keras, mencari cara untuk menyembuhkan dantian-nya dan membuktikan bahwa ia lebih dari sekadar seorang yang terbuang. Bisakah Li Shen bangkit dari keterpurukan dan menemukan jalan menuju kekuatan yang sebenarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANTE-KUN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chp 32

Pilar cahaya emas yang menjulang ke langit dari tubuh Li Shen telah lenyap, namun jejak kekuatannya masih terasa memenuhi udara. Di seluruh kota Qinghai, para kultivator dari berbagai tingkat mendiskusikan fenomena luar biasa itu.

Di paviliun utama Klan Bai, Bai Tian berdiri dengan ekspresi serius di wajahnya. Para tetua Klan Bai dan Bai Yue berdiri di belakangnya, menatap ke arah ruangan tempat Li Shen berada.

"Ayah, apakah benar... Li Shen sudah mencapai ranah Transformasi Langit?" tanya Bai Yue dengan suara penuh keterkejutan.

Bai Tian mengangguk pelan, matanya tajam menatap ke arah aura yang perlahan menghilang. "Tidak hanya itu. Dia melakukannya pada usia 18 tahun. Ini... benar-benar di luar nalar."

Seorang tetua Klan Bai menambahkan, "Usia semuda itu, dengan kekuatan sebesar ini... bahkan di Kekaisaran Tian Zhao, mungkin hanya ada satu atau dua orang yang bisa dibandingkan dengannya."

Di sudut lain kota, patriark Klan Lei, Lei Zhen, berdiri di balkon markasnya, menatap langit yang mulai gelap setelah lenyapnya pilar cahaya emas. Wajahnya yang biasanya tenang menunjukkan keterkejutan.

"Ranah Transformasi Langit di usia semuda itu..." gumamnya. "Bahkan Kekaisaran mungkin akan tertarik mendengar hal ini."

Di markas Sekte Pedang Emas, Yuan Jian memandangi langit dengan ekspresi serius. "Li Shen... dia benar-benar bukan orang biasa. Jika dia memutuskan untuk tetap di Qinghai, kekuatan kota ini akan naik ke level yang bahkan tidak pernah kita bayangkan sebelumnya."

Li Shen keluar dari ruangan tempat ia berlatih. Wajahnya terlihat sedikit lelah, tetapi ada aura baru di sekelilingnya yang membuat siapa pun yang menatapnya merasa kecil. Bai Tian menyambutnya dengan senyuman kecil, tetapi jelas tergambar rasa hormat di matanya.

"Li Shen, aku tidak tahu harus berkata apa. Kau benar-benar mengejutkan kami semua."

Li Shen hanya tersenyum tipis. "Aku hanya melakukan apa yang harus kulakukan. Tidak ada yang istimewa."

Bai Yue mendekat, matanya berbinar penuh kekaguman. "Kau menerobos ke ranah Transformasi Langit dalam waktu singkat seperti itu... Apa kau benar-benar manusia, Li Shen?"

Li Shen menghela napas, menggaruk belakang kepalanya dengan santai. "Aku masih manusia. Hanya saja, mungkin aku manusia yang sedikit lebih berbakat."

Bai Tian tertawa kecil mendengar jawaban santai Li Shen. "Bakat? Itu adalah bakat yang tidak bisa ditandingi siapa pun di kota ini, bahkan mungkin di Kekaisaran Tian Zhao sekalipun."

Li Shen menoleh, matanya memandang ke luar jendela. "Kekuatan ini... hanya langkah kecil menuju tujuan besarku. Dunia ini terlalu luas untuk merasa puas di satu tempat."

Desas-desus tentang seseorang yang mencapai ranah Transformasi Langit pada usia 18 tahun mulai menyebar. Berbagai fraksi besar, termasuk sekte dan klan dari kekaisaran, mendengar berita ini. Bahkan Kaisar Tian Zhao sendiri dikabarkan tertarik untuk mengetahui lebih banyak tentang sosok misterius ini.

Namun, bagi Li Shen, semua perhatian ini tidak penting. Yang ada di pikirannya hanyalah bagaimana memanfaatkan kekuatan barunya untuk melangkah lebih jauh. Dengan tekad baru yang membara, ia siap menghadapi tantangan apa pun yang menunggunya di masa depan.

--------

Selama satu tahun penuh, Li Shen tinggal di kota Qinghai. Paviliun megah Klan Bai menjadi tempat tinggal sementaranya, tempat ia berkultivasi dan memperdalam pengetahuannya. Bai Yue, putri Bai Tian, menjadi teman yang selalu ada untuknya, bahkan mengajarkan teknik-teknik pengobatan unik yang menjadi warisan Klan Bai.

Li Shen sering menghabiskan waktu di taman-taman yang terawat indah di sekitar paviliun Klan Bai, mempelajari teknik pengobatan dari Bai Yue. Di tengah-tengah pelajaran mereka, Bai Yue sering memanfaatkan kesempatan untuk memperhatikan Li Shen dengan tatapan penuh perasaan.

"Li Shen, kau harus lebih fokus. Teknik ini membutuhkan konsentrasi tinggi," ujar Bai Yue, menyembunyikan senyum kecil di wajahnya.

Li Shen mengangguk, matanya tajam memperhatikan gulungan kitab di depannya. "Aku paham. Teknik ini cukup rumit, tapi aku yakin bisa menguasainya."

Bai Yue menghela napas, menatap wajah Li Shen yang begitu serius. Dalam hatinya, ia tahu bahwa perasaannya kepada pria itu semakin dalam. Namun, Li Shen tetap tak menyadarinya, tetap fokus pada jalannya sebagai kultivator.

Meski Li Shen tidak menyadari perasaan Bai Yue, hubungan mereka menjadi semakin dekat. Kadang-kadang, mereka berjalan-jalan di sekitar kota Qinghai, mengawasi pembangunan ulang yang terus berlangsung. Di setiap sudut kota, para warga menyambut Li Shen dengan penuh hormat, menganggapnya sebagai pahlawan yang menyelamatkan mereka dari kehancuran.

"Terkadang aku merasa seperti seorang pejabat tinggi," canda Li Shen suatu hari ketika seorang warga memberi salam dengan penuh hormat.

Bai Yue terkekeh kecil. "Itu karena kau memang sudah dianggap seperti itu, Li Shen. Tanpa kau, kota ini mungkin sudah lenyap."

Li Shen hanya mengangkat bahu, seperti biasa bersikap santai. "Aku hanya melakukan apa yang perlu dilakukan. Tidak lebih."

Dalam satu tahun itu, pembangunan ulang kota Qinghai akhirnya selesai. Jalan-jalan utama telah diperbaiki, bangunan yang hancur telah dibangun kembali, dan pusat perdagangan mulai hidup kembali. Kota ini bahkan lebih makmur daripada sebelumnya.

Di tengah-tengah kegembiraan itu, Bai Tian mengadakan pertemuan dengan para patriark lainnya di aula utama Klan Bai.

"Semua ini berkat bantuanmu, Li Shen," ujar Bai Tian sambil menatap pria muda itu. "Kota Qinghai kini menjadi kota yang lebih kuat dari sebelumnya. Kami semua berutang padamu."

Li Shen hanya tersenyum tipis, tetapi di dalam hatinya, ia merasa puas melihat hasil kerja keras semua orang. Meskipun ia tidak berniat tinggal di kota ini selamanya, satu tahun terakhir telah memberinya kenangan yang berharga.

Namun, perasaan Bai Yue yang semakin dalam mulai menjadi beban di hatinya. Ia tahu bahwa waktunya untuk pergi dari kota ini sudah semakin dekat, tetapi ia belum tahu bagaimana harus menghadapi Bai Yue yang selama ini begitu baik kepadanya.

Keheningan terasa di hatinya saat ia menatap kota Qinghai dari puncak paviliun. "Setahun di sini terasa seperti seumur hidup," gumamnya pelan. "Tapi jalan seorang kultivator tidak pernah berhenti di satu tempat."

---------

Malam itu, Qinghai berubah menjadi lautan cahaya dan suara. Festival besar diadakan untuk merayakan kebangkitan kota yang kini lebih kuat dan makmur. Lampu-lampu kristal berwarna-warni menggantung di sepanjang jalan, menambah keindahan malam yang cerah. Musik meriah dimainkan di setiap sudut, sementara warga kota berkumpul dengan wajah penuh kegembiraan.

Li Shen, yang awalnya enggan menghadiri festival, akhirnya menyerah setelah Bai Yue menariknya keluar dari paviliun.

"Ayo, Li Shen! Kau tidak bisa melewatkan ini. Semua orang ingin melihatmu," ujar Bai Yue dengan penuh semangat, menarik lengan Li Shen.

"Baiklah, baiklah," Li Shen menghela napas sambil tersenyum kecil. "Tapi aku tidak mau jadi pusat perhatian, ya?"

Bai Yue hanya tertawa kecil. "Itu tidak mungkin. Semua orang sudah menganggapmu pahlawan."

Saat berjalan di jalan utama yang dipenuhi tenda makanan, permainan, dan pertunjukan seni, Li Shen merasa seperti berada di dunia yang berbeda. Bau harum makanan menguar di udara, dan suara tawa anak-anak bercampur dengan suara musik tradisional.

"Coba lihat itu, Li Shen!" Bai Yue menunjuk ke sebuah kios makanan yang menjual pangsit kukus. "Makanan favoritku!"

"Baiklah, aku traktir," kata Li Shen dengan santai, mengambil beberapa koin. Namun, Bai Yue dengan cepat menahan tangannya.

"Tidak perlu. Aku yang traktir. Kau sudah bekerja keras untuk kota ini," ujar Bai Yue sambil tersenyum manis.

Li Shen hanya menggeleng, tapi membiarkannya. Mereka pun duduk di bangku kecil sambil menikmati pangsit kukus yang hangat.

"Jadi, bagaimana rasanya jadi pahlawan?" goda Bai Yue sambil menatap Li Shen.

"Pahlawan? Aku hanya orang yang kebetulan ada di waktu dan tempat yang tepat," balas Li Shen santai, memasukkan pangsit ke mulutnya.

Bai Yue tertawa kecil, tetapi di dalam hatinya, ia ingin mengatakan lebih dari itu. Ia ingin memberitahu Li Shen betapa besar perasaannya, tapi keraguan terus menghantuinya.

"Li Shen..." Bai Yue mencoba membuka pembicaraan, tapi suaranya terhenti. Ia menatap wajah Li Shen yang terlihat damai di bawah cahaya lampu festival. "Ah, tidak... Tidak apa-apa."

Li Shen menoleh dengan alis terangkat. "Hm? Kau mau bilang sesuatu?"

Bai Yue dengan cepat menggeleng sambil tersenyum. "Tidak, hanya berpikir kalau malam ini benar-benar indah."

Li Shen mengangguk. "Ya, itu benar. Kota ini berubah jauh lebih baik daripada sebelumnya."

Malam semakin larut, dan Li Shen mulai terbawa suasana. Beberapa warga kota yang mengenalnya memanggilnya untuk bergabung di sebuah meja panjang penuh minuman keras lokal.

"Li Shen! Kau harus mencicipi ini! Minuman terbaik di Qinghai!" teriak salah satu warga.

"Baiklah, tapi aku tidak akan minum banyak," ujar Li Shen sambil duduk bersama mereka.

Namun, kenyataannya berbeda. Gelas demi gelas diminumnya, dan senyum santai Li Shen mulai berubah menjadi tawa keras yang tidak biasa. Bai Yue hanya bisa menggeleng melihatnya dari kejauhan.

"Aku tahu ini akan terjadi," gumam Bai Yue sambil tertawa kecil. Ia mendekati meja itu dan mencoba menghentikan Li Shen. "Li Shen, kau sudah cukup minum."

Li Shen menatap Bai Yue dengan wajah mabuk, matanya sedikit kabur. "Tapi ini enak sekali! Ayo, Bai Yue, kau juga harus mencoba!"

"Tidak, terima kasih," ujar Bai Yue sambil menarik tangan Li Shen. "Ayo, kau butuh udara segar."

Tapi Li Shen malah berdiri di atas meja, mengangkat gelasnya tinggi-tinggi. "Untuk Qinghai yang baru! Kota terbaik di dunia!" teriaknya keras, diikuti sorakan warga.

Bai Yue menutupi wajahnya dengan tangan, malu sekaligus tak bisa menahan tawa. "Astaga, kau benar-benar tidak bisa diajak minum, ya?"

"Aku? Tidak mabuk kok," ujar Li Shen dengan nada yang jelas bertentangan dengan ucapannya.

Akhirnya, Bai Yue berhasil menarik Li Shen menjauh dari kerumunan, membawanya ke tempat yang lebih tenang.

"Kau benar-benar membuatku repot malam ini," kata Bai Yue sambil membantu Li Shen duduk di bangku taman.

"Tapi kau senang, kan?" balas Li Shen dengan senyum lebar, sebelum akhirnya tertidur di bangku itu.

Bai Yue hanya menatapnya dengan lembut, merasa bahwa malam itu adalah salah satu momen paling berharga dalam hidupnya. "Ya, aku senang... Senang bisa bersamamu," bisiknya pelan, meskipun Li Shen sudah tidak mendengarnya lagi.

Malam semakin larut, dan suara festival mulai mereda. Bai Yue memandang Li Shen yang tertidur lelap di bangku taman dengan napas yang tenang. "Kau ini benar-benar merepotkan," gumamnya, tapi ada senyum kecil di wajahnya.

Ia berjongkok, menyelipkan tangannya ke bawah tubuh Li Shen untuk membopongnya. Walau tubuhnya tidak besar, kekuatan kultivasinya cukup untuk mengangkat Li Shen yang lebih tinggi darinya.

"Kau berat, tahu," kata Bai Yue sambil melangkah pelan menuju paviliun. Lampu-lampu malam menerangi jalannya, membuat suasana terasa damai.

Sesampainya di paviliun, Bai Yue mendorong pintu kamar Li Shen dengan kakinya dan berjalan ke tempat tidur. Ia menurunkan tubuh Li Shen dengan hati-hati ke atas kasur, memastikan pria itu tetap nyaman.

"Kau benar-benar tidak sadar, ya? Bahkan saat aku repot seperti ini," katanya dengan nada bercanda.

Bai Yue duduk di tepi tempat tidur, menatap Li Shen yang tertidur dengan ekspresi damai. Wajahnya yang biasanya penuh percaya diri kini tampak begitu polos. Bai Yue menghela napas, mencoba menenangkan hatinya yang berdebar-debar.

"Kenapa kau harus seperti ini? Kenapa aku harus jatuh hati pada seseorang yang bahkan tidak menyadarinya?" Bai Yue bergumam pelan, jemarinya tanpa sadar menyentuh rambut Li Shen.

Ia ragu sejenak, tetapi rasa emosinya malam itu mengalahkan logikanya. Bai Yue perlahan membungkuk, mendekatkan wajahnya ke wajah Li Shen.

"Aku tahu kau tidak akan ingat ini... Jadi izinkan aku, hanya sekali saja," bisiknya dengan suara lembut.

Bibirnya menyentuh bibir Li Shen, sebuah ciuman yang begitu lembut dan penuh rasa. Itu hanya berlangsung beberapa detik sebelum Bai Yue menarik diri dengan wajah memerah.

"Astaga... Apa yang baru saja kulakukan?" gumamnya, menutupi wajahnya dengan tangan. Ia bangkit berdiri dengan cepat, mencoba menenangkan pikirannya.

Namun, sebelum pergi, Bai Yue menatap Li Shen sekali lagi. "Selamat malam, Li Shen. Terima kasih telah ada di sini," katanya pelan sebelum meninggalkan kamar.

Malam itu, Bai Yue tidur dengan perasaan campur aduk—antara kebahagiaan dan rasa bersalah. Di sisi lain, Li Shen tetap tertidur lelap, tak menyadari apa yang baru saja terjadi.

1
Abi
kereen
إندر فرتما
tapi sayangnya MC gak jadi alkemis
Aswindra Gani
pake bahasa indo aja lah... jngn di vampur2
Dante-kun: Nanti di chp 12 keatas udah pake bahasa indonesia bang teknik teknik serangan nya
total 1 replies
Abi
mantap, tetap semangat thor
Abi
Biasa
Abi
Buruk
Abi
up
إندر فرتما
mantap Thor
Mazz Tama
waktu nya seraaaaaaaannnnnnggggg
Mazz Tama
waktu nya pembantaiiiiian
Mazz Tama
bantaiiiii
Mazz Tama
lanjut
Mazz Tama
bantaaaaiiiiiii Thor
Mazz Tama
Thor mending di ganti nama jurus nya jangan pake bahasa inggris
Mazz Tama
seru thor lanjut
Mazz Tama
sipp Thor lanjut lah /Smirk/
Dante-kun: 😁😁😇 Hehe makasi bang udah suport, moga sedikit terhibur.
total 1 replies
Mazz Tama
lanjut thor
Mazz Tama
penasaran Thor lanjut
Mazz Tama
menarik alur cerita nya
Iwa Kakap
ini cerita china apa barat thorr..
gq nyqmbung bahasa bart nya..
pantas ga ada yg baca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!