"Daddy dan mommy menemukan wanita yang cocok untuk menjadi isterimu! Tepati janjimu! Kau akan menikah bila kami menjodohkanmu kan?"
"Baiklah. Dengan siapa?" tanya Xander
"Namanya Audrey Lee, puteri Christoper Lee dan Margareth Lee. Usianya sembilan belas tahun."
Xander langsung membelalakkan matanya, "Sembilan belas?!"
Bab 1
"Kamu ada rekomendasi tempat kerja nggak?"
tanya Audrey
"Ayahmu kaya raya dan kamu masih mencari pekerjaan?!" Tanya Vania
Kedua orang itu sedang duduk di halte dan menunggu bus saat ini. Mereka baru saja selesai dengan sekolah. Memang di saat sekarang sudah tak ada yang dikerjakan di sekolah karena semua ujian sudah diselesaikan. Tapi memang ada beberapa hal yang masih harus diurus terkait surat - suratnya.
Audrey mendengus mendengar ucapan sahabatnya itu, "Iya kaya tapi kan kamu tau sendiri siapa aku ini! Masa iya berharap bakalan di kuliahin!" ucap Audrey malas
Audrey Lee, adalah seorang gadis yang baru berusia Sembilan belas tahun dan baru saja menyelesaikan sekolah menengah atasnya. Audrey Lee secara hukum adalah puteri dari seorang pengusaha sukses Christoper Lee dan Margareth Lee. Sayangnya dia hanya seorang anak tidak sah dari Christoper dan seorang pelayan di kediaman itu.
Christoper memutuskan untuk mempertahankan Audrey dan mengakuinya sebagai anaknya dan Margareth, isteri sahnya. Sehingga Audrey tertulis sebagai anak bungsu pasangan itu. Dia memiliki dua orang kakak, yaitu anak - anak kandung Christoper dan Margareth Lee. Mereka adalah Aaron Lee dan Angeline Lee.
Aaron berusia dua puluh tujuh tahun dan berprofesi sebagai pebisnis yang meneruskan bisnis ayahnya. Sedangkan Angeline Lee berusia dua puluh lima tahun dan bekerja sebagai seorang pengacara.
Aaron memang tidak pernah peduli pada Audrey, tapi Aaron tak pernah merundung adik bungsunya itu. Dia hanya akan menutup mata akan apa yang dilakukan ibu dan adik perempuannya pada Audrey. Berbeda dengan Angeline yang selalu berusaha menunjukkan pada Audrey bahwa dia hanya anak seorang pelayan. Bahkan kamar Audrey berada di paviliun belakang dekat dengan paviliun pelayan. Tapi Audrey tinggal sendiri di sebuah paviliun kecil dimana di dalamnya sudah ada dapur dan meja makan, karena Audrey tak pernah diijinkan makan bersama dengan keluarga inti Lee.
Dan kali ini tentu saja Audrey bingung karena dia sangat ingin kuliah. Tapi meminta uang kuliah pada ibu sambungnya sama saja dengan mengantarkan nyawanya sendiri. Jadilah dia berpikir untuk bekerja untuk bisa menghasilkan uang dan tetap berkuliah.
"Sekalipun kamu bilang mau kerja dan kuliah sendiri, menurutmu apa mereka bakalan ngijinin kamu kerja dan kuliah?! Jika identitasmu sampai terbongkar, dan orang tau anak seorang Christoper Lee kerja part time, menurutmu seheboh apa bakalan beritanya?!" ucap Vania
Audrey menghembuskan nafasnya panjang, sahabatnya benar! Dia tak akan pernah diijinkan kerja part time! Karena meskipun Christoper dan Margareth Lee berusaha menutupi identitas aslinya, tapi secara hukum dia sah anak pasangan itu. Dan bekerja part time hanya akan mempermalukan nama besar Lee bila sampai identitasnya terbongkar. Lalu bagaimana nasibnya sekarang?!
Vania menatap iba sahabatnya, "Lebih baik temui ayahmu atau kakak sulungmu secara pribadi dan berbicaralah dengan mereka!" ucap Vania
Audrey mengangguk pelan, "Aku akan memikirkan saranmu"
Audrey bangkit lebih dulu karena sudah melihat bus yang akan membawanya pulang lebih dulu datang. Setelah berpamitan dengan Vania, Audrey masuk ke bus dan memilih berdiri karena memang temppat duduknya sedang penuh.
Sepanjang perjalanan Audrey terus merenungkan ucapan Vania tadi. Vania memang sangat dekat dengan Audrey, mereka terbilang terus berada di sekolah yang sama sejak sekolah dasar. Audrey memang diijinkan memilih sekolahnya sendiri asalkan bukan sekolah kelas atas seperti yang dimasuki oleh kakak - kakaknya. Jadilah Audrey memilih semua sekolah yang sama dengan sahabatnya itu.
Mereka berdua memilih menjadi siswa yang tak mencolok agar dapat menyelesaikan sekolah mereka dengan tenang tanpa gangguan dari mana pun. Audrey akan pulang setelah sekolah sepi, dan datang sebelum semua siswa datang. Audrey memilih menjadi siswa tak kasat mata untuk melindungi identitasnya.
Audrey turun dari bus dan berjalan masuk ke perumahan elit tempat keluarganya tinggal.
Perumahan elit yang dimata Audrey serasa seperti penjara saja. Dia menghembuskan nafasnya berkali-kali baru masuk ke kediaman itu. Audrey menyapa satpam yang berjaga di depan dengan sopan dan dibalas dengan senyuman satpam. Para pelayan dan pekerja disana memang sangat menyayangi Audrey, karena Audrey yang sangat ramah pada mereka.
"Kenapa kamu baru pulang sayang! Kata papa kamu ada masalah dengan perusahaan?! Itukah yang membuatmu nggak pulang ke rumah?"
Suara Margareth yang sarat kekhawatiran membuat Audrey menghentikan langkahnya dan berdiri diam di dekat pintu samping. Audrey tau siapa yang diajak bicara oleh ibu sambungnya itu, Aaron Lee, sang kakak sulung.
"Hmm, aku ingin makan ma! Bisakah mama menyiapkan makanan? Aku lelah sekali dan lapar"
ucap Aaron
"Makanan sudah siap nak! Ayo makan siang dengan mama! Tapi kamu harus menjelaskan semuanya pada mama! Ada apa?" jawab Margareth
"Aku tertipu ma! Ada sebuah investor yang membawa kabur uang kita. Bukan itu saja, dia sudah memanipulasi segalanya sehingga uang hak pegawai tidak diterima oleh ratusan bahkan ribuan pegawai kita. Akhirnya terjadi unjuk rasa besar -besaran. Saat ini bahkan pihak berwajib sedang mendalami kasusnya" ucap Aaron lelah
Audrey yang mendengar semua cerita itu mengerutkan keningnya. Dia bukan tidak memahami apa yang diceritakan oleh kakak sulungnya itu. Dia tau jelas arti dari semua ucapan kakaknya itu. Artinya perusahaan ayahnya berada di ujung tanduk. Dan kondisi ini tentu tidak akan menguntungkan Audrey.
"Maksud kamu apa Aaron?! Jadi perusahaan kita berurusan dengan pihak berwajib?! Papa akan dipenjara?!" tanya Margareth
"Tidak jika kita bisa membayar semua gaji pegawai yang dibawa kabur oleh orang itu!" ucap Aaron
Margareth tampak menghembuskan nafasnya panjang, "Apakah tidak cukup uang kita nak?"
Aaron menggeleng, "Jumlah karyawan itu ribuan ma! Dan jumlah uang yang digelapkan bukan hanya gaji tapi juga tunjangannya! Yang artinya sejumlah dua kali gaji dikalikan ribuan orang! Belum lagi kita harus menyediakan uang yang dibawa pergi sang investor! Karena proyek kita sedang berjalan, jika kita tak bisa menyediakan uangnya dan proyek terbengkalai maka perusahaan lagi-lagi akan mendapatkan masalah! Kita akan kena pinalti dan wajib membayar denda sebesar tiga kali lipat dari nilai investasi!" ucap Aaron
Margareth tampak sangat terkejut mendengar ucapan Aaron. Bagaimana bisa mereka mengalami semua ini?! Selama ini mereka hidup dalam kelimpahan, dan sekarang mereka harus menghadapi sebuah krisis?!
"Tidak adakah jalan keluar Aaron?!" tanya Margareth
Aaron menghembuskan nafasnya panjang, Ada! Papa sedang mencoba mendatangi tuan Kevin Kingsley Bastian untuk memohon bantuan. Tapi yang aku dengar mereka mengajukan syarat pernikahan!"
"Apa?! Siapa yang akan dinikahkan?! Apakah anak sulungnya?! King Xander??" Pekik Margareth
Aaron mengangguk, "Ya, pernikahan untuk anak sulung mereka. King Xander"
"Kalau begitu bagus! Angeline kita akan mendapatkan suami sekaya dan seluar biasa King Xander! Perusahaan kita juga akan selamat kan nak ?!" seru Margareth senang
Aaron melirik ke pintu samping, dia tau sedari tadi adik bungsunya berdiri di sana dan menguping pembicaraan mereka.
"Bukan Angeline yang mereka mau, tapi Audrey" jawab Aaron tenang
"APA?!" pekik Margareth
Audrey yang berdiri menyandar di dinding langsung menoleh ke dalam ruangan. Dia tidak salah dengar! Namanya yang disebutkan oleh kakak sulungnya, sehingga membuat sang ibu sambung marah mendengarnya! Matilah sekarang Audrey!