novel ini karya Mei Indriyani
bercerita tentang Hasan dan wati. menikah karena dijodohkan oleh orang tua mereka. ketika pernikahan mereka berusia 10 tahun, mereka diuji. hasan jatuh cinta kepada seorang gadis yang berkenalan dengannya di bus pada usia pernikahan mereka 1 tahun. dan bertemu kembali pada usia pernikahan mereka sudah 10 tahun. hati sudah tidak memperhatikan penampilan nya yang membuat Hasan jadi ilfeel. sehingga ketika bertemu dengan angel dia jatuh cinta. Hasan dan angel berbeda agama. tetapi cinta yang mempertemukan mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mei Indriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Persiapan Naik Rumah Baru
Hari ini kami membersihkan rumah kami. Dan besoknya rencana kami mau memindahkan perabotan yang berada di kontrakan.
"Assalamu'alaikum" ucap kedua mertuaku.
"Wa'alaikumussalam. Mari bu, pak. " sambil kami salaman sama mereka.
"Kalian ngapain di sini? Ibu dan bapak dari kontrakan karena kalian tidak ada di sana jadi kami langsung kesini. Ternyata benar dugaan ibu. " ucap ibu mertuaku.
"Kami mau beres-beres dan besoknya barang-barang kami pindahkan ke sini. " kata suamiku.
"Bagaimana persiapan acara selamatan naik rumah baru kalian? " tanya bapak mertuaku.
"Alhamdulillah, sudah aman semua. " jawabku.
"Ibu dan bapak sudah pesan semua isi rumah kalian. " kata ibu mertuaku.
"Ya ampun bu, perabotan kami masih bagus. Itu saja yang di pakai. " jawabku merasa tak enak.
"Pokoknya ibu dan bapak tidak mau di tolak pemberian kami. Perabotan kalian kasih saja sama ibu besan. Kasihan sudah pada lama perabotan mereka. " kata ibu mertuaku.
"Ya sudah, mau gimanapun pasti ibu ratu pemenangnya. " kata suamiku dan kami pun tertawa.
Lima menit kemudian datang lah mobil dan pengantar barang yang di pesan mertuaku.
"Assalamu'alaikum. Selamat pagi. Apakah benar di sini rumah nya pak hasan? Kami mau antar pesanan ibu Santi. " tanya pak driver.
"Iyah benar sekali. " kata suamiku. Ketika kami masih berada di teras. Sedangkan bapak mertuaku keluar beli rok*k dan gorengan.
Ibu mertuaku keluar dari dalam rumah. Sambil berkata "ayo langsung diturunkan dan tolong di tata dalam rumah. " katanya.
"Iyah bu. " kata mereka.
"Terima kasih banyak bu, ibu selalu mengutamakan kami berdua. Walaupun kami sampai sekarang belum bisa mewujudkannya ke ingin ibu dan bapak. " ucapku sambil mata berkaca-kaca.
"Tidak apa-apa nak. Itu semua atas kehendak Allah. Kamu tidak usah berkecil hati. Tetap semangat. Jangan putus asa. Bapak dan ibu saja nanti sudah 5 tahun menikah baru bisa menggandung dan melahirkan hasan suamimu. " nasehat nya.
"Iyah bu. " ucapku sambil menangis dalam pelukan ibu mertuaku.
"Sudah jangan menangis lagi. Nanti orang lihat, di pikiran mereka ibu jahatin kami. " kata ibu mertuaku sambil menenangkan aku.
"Iyah bu, Terima kasih sudah menjadi seperti ibu kandung." ucapku sambil menghapus air mata ku.
"Iya kak, pokoknya kalau ada apa-apa katakan sama ibu. Kalian walaupun kekurangan selalu kalian sembunyikan dari ibu. " ucapnya.
"Kami tak ingin membuat kalian repot sama masalah kecil kami. Kecuali kalau sudah tidak bisa kami atasi baru kami bilang sama kalian." ucapku pelan
"Namanya rumah tangga pasti ada masalah. " ucap mertuaku
"Iyah bu" ucapku.
"Ayo kita masuk ke dalam melihat pekerjaan mereka. Untuk acara lusa ibu juga sudah pesan ketring sama ibu Lina. " katanya lagi.
"Ibu, kok semuanya dari kalian. Padahal bunda yang mau masak untuk acara besok. " ucapku
"Ibu kasihan sama ibu besan. Pokoknya besok kita hanya duduk manis. " ucap mertuaku
"Buk, apa sudah begini penataan nya? " tanya suami ku
"Masa kamu tanya sama ibu. Tanya sama istri mu nak. "
"Kak, meja sama TV pindah ke ruang keluarga saja. Jadi di sini hanya khusus Terima tamu. Meja makan di ruang keluarga pindah ke dapur saja. Jadi dapur dan meja makan satu ruangan. " ucapku mengarahkan.
"Siap istri ku yang cantik. " katanya sambil mengecup kening ku.
"Ihh, malu kak. Ada ibu, bapak dan orang lain. " ucapku dengan pipi bersemu merah.
"Tidak apa-apa, kita kan sudah sah suami istri. " kata suamiku.
"Iyah, tapi ... " tak sanggup melanjutkan kata-kataku.
"Tapi kenapa? Kok malah menangis? " tanya suami ku.
"Aku sedih sampai sekarang belum bisa hamil. Padahal sudah berbagai macam cara kita lakukan agar segera memiliki anak. Dan bisa memberikan cucu untuk mereka. " ucapku sambil menangis tersedu-sedu. Sampai ibu dan bapak mertuaku yang ada di belakang langsung mendatangi kami.
"Kenapa menangis nak? " tanya bapak mertuaku. Aku masih menangis dalam pelukan suamiku. Ibunya pun menenangkan aku.
"Istri ku menangis karena belum bisa memberi cucu untuk bapak dan ibu. " kata suamiku.
"Ya ampun, kirain ada apa. Tidak apa-apa. Bapak dan ibu tidak menuntut kalian agar segera memiliki anak. Benar kan bu? Yang penting kalian bahagia. Itu saja kami sudah bahagia juga. " kata bapak mertuaku.
"Tuh kan bapak dan ibu saja tidak menuntut kita segera memiliki anak. Sudah jangan menangis lagi. " ucap suami ku dengan tulus sambil membelai rambut panjangku.
"Iyah, sudah jangan dipikirkan lagi. Ibu juga tadi sudah mengatakan begitu ketika di luar. " kata ibu mertuaku sambil mengelus punggung ku.
"Bapak ada hadiah untuk kalian liburan ke Manado. Di sana ada adik bapak. Namanya tante erna dan om enal. Sekalian kalian bulan madu di sana. Nanti bapak kirim surat padanya untuk mengajarinya. " ucap bapak mertuaku.
"Iyah nak, mungkin kamu juga banyak pikiran. Jadi kalian refresing saja dulu setelah acara ini. Minggu depan kalian kesana. " ucap Ibu mertuaku.
"Iyah bu. " kata kami berdua.
"Pak, ibu kami permisi dulu. " ucap para pengantar barang.
"Di minum dulu kopinya, itu juga ada pisang Goreng dan ini rok*k kalian. " ucap ayah mertuaku.
"Terima kasih banyak pak. " setelah makan dan minum mereka pamitan. Kami juga sudah mau pulang juga. Karena nanti sudah selesai doa syukuran baru kami tempati. Sebelum pulang ke rumah kami berkunjung ke rumah ibuku. Mertuaku langsung pulang.
"Assalamu'alaikum" ucap kami berdua.
"Wa'alaikumussalam" balasan salam dari adikku dan terdengar suara pintu di buka.
"Mari masuk kak. " ucapnya, sambil salaman sama kami berdua.
"Iyah dek. Ayah sama bunda mana? " tanya suamiku.
"Bunda ada di dapur sementara masak. Ayah masih di sawah. Mungkin sebentar lagi pulang. Ayo silahkan duduk kak." ucapnya lagi
"Siapa ta?" tanya bundaku sambil meletakkan masakannya di meja makan. Sudah tercium harum masakan nya.
"Kak wati dan kak hasan bund. " ucap adikku.
"Ow, ayo makan nak, ajak kakakmu. " ucap bundaku.
"Sebentar bund, tunggu ayah pulang saja. Baru kita makan bersama. " ucapku sambil aku dan suamiku salaman sama bundaku.
"Assalamu'alaikum" akhirnya ayahku pulang dari sawah.
"Wa'alaikumussalam" ucap kami bersamaan sambil salaman bersama ayah.
"Sudah lama nak? " tanya ayahku.
"Belum lama. Kami mau mengundang kalian untuk acara lusa. " ucap suamiku.
"Oke, kami pasti akan datang. " ucap ayahku.
"Bund, maaf untuk makanan tidak jadi ibu yang masak. Ibu sudah pesan ketring. Ibu tidak mau bunda jadi lelah. " ucap suamiku.
"Iyah nak, tidak apa-apa. Jam berapa acara nya?" tanya bundaku.
"Jam 9 bund. " jawab kami berdua.
"Bunda, perabotan kami di kontrakan untuk bunda sama ayah saja. Semua perabotan sudah di beli lagi sama mertuaku. " ucapku.
Adikku kegirangan "yess, akhirnya aku bisa nonton. Terima kasih kak. "
"Sama-sama dek. " ucapku.
---
Bersambung
tpi klo buat selirnya.... g ada pelit2nya...