Cerita ini hanya fiktif belaka, namun cerita ini di rangkum dari pengalaman seseorang dan di sangkut pautkan dengan kejadian-kejadian Aneh yang terjadi di kalangan masyarakat pedesaan.
Zivanya yang biasa di panggil Ziva menganggap kelebihannya itu sebagai Kutukan namun perlahan dia pun berdamai dengan keadaan dan akhirnya menganggap kelebihannya itu sebagai Anugerah.
Karena Ziva lebih asyik berteman dengan sosok yang berwujud makhluk halus namun mempunyai hati di banding dengan sosok yang berwujud manusia namun tak punya hati.
Sebuah percintaan pun terjalin di cerita ini, berawal saat Ziva duduk di bangku SMK sampai pada Ziva lulus dan melanjutkan kuliah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita Biasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14.
Susunan acara sudah di siapkan, sebelum mendirikan tenda mereka melakukan upacara pembukaan lalu berdoa bersama sesuai keyakinan masing-masing.
Setelah itu semua tim di haruskan kompak dan harus menjalankan tugas masing-masing saat pemasangan tenda. Tak jarang mereka menjadi tontonan warga sekitar.
"Iiiuwwwww ... Gila gak ada sinyal pun di sini, kampung apaan ini ? Kampung mati kali ya. " Sebuah ucapan itu terlontar dari mulut Indah.
Ziva berlari ke arah Indah.
"Eh si cupu tuh, " Sahut teman Indah.
Ziva tak perduli dengan ledekan teman indah, Ziva menghampiri Indah. " Ndah jangan bicara seenaknya disini, kata Kak Rehan kan seperti itu tadi. " Ziva hanya mengingatkan dan tidak mau terjadi apa-apa pada Indah.
"HEH ... Cu ..... " Baru saja Indah ingin mengatai Ziva, David sudah lebih dulu datang.
"Dia hanya mengingatkan, biarkan saja Zi. Mereka melakukan apa yang mereka inginkan, dan jangan sampai kau meminta tolong pada Ziva jika terjadi apa-apa pada kalian. " Ucap tegas David dengan tatapan menekan kepada Indah.
Sementara pada Kakak pembina hanya beberapa saja yang memperhatikan kinerja para tim siswanya, lalu Kakak pembina yang lain sedang berdiskusi dengan kepala desa dan pengurus desa yang lainnya.
Ziva pun pergi dari hadapan Indah, itupun karna di tarik paksa oleh David. " Kak bukan aku bilang jangan dekat dengan ku saat di lingkungan sekolah ?"
"Ini bukan di lingkungan sekolah bawel, sudahlah jangan mau berurusan dengan mereka. Biarkan saja mereka melakukan apapun. " Ucap David saat berjalan beriringan dengan Ziva menuju tenda tim Ziva.
Ziva menoleh ke belakang melihat indah, indah malah memberikan tanda permusuhan pada Ziva. " Tapi Kak, aku khawatir. I-ini bukan desa sembarangan Kak. "
"Aku mengerti Zi, tapi mereka tidak mau mengerti. Sudah lah jangan buang-buang perhatian mu, masih banyak yang butuh perhatian mu termasuk diriku. " David mengatakannya sambil menyenggol tangan Ziva.
Ziva sontak kaget dan tertawa kecil, "Haha ... Gombal. "
"Gak gombal kok Zi, kamu jaga diri baik-baik ya. Aku tidak mau hal buruk menimpa dirimu. " Ucap David.
Ziva tersenyum, " Baik Kak. "
David pun pergi kala Ziva sudah sampai di tenda nya.
Mereka pun ada di sebuah sesi membantu warga untuk membersihkan lingkungan dan lapangan sekitar. dengan seragam senada mereka berbaur dengan warga.
"Neng orang mana ? " Tanya salah satu warga pada Ziva.
"Emm ... Punten, saya dari ibu kota Mang. " Jawab Ziva ramah.
"Oh tiasa Sunda ? " Tanya laki-laki paruh baya itu.
"Sakedik Pak, " Jawab Ziva ragu. Takut jika bahasa Sunda nya kasar.
"Neng, Abah mah Bade ngawartosan Kade nya di lingkungan itu mah teu kengeng ngalakuken prilaku NU awon. Bahasa GE Kedah di jaga, soal na didieu mah sanes jalmi wae penghuni na seueur Oge makhluk-makhluk anu teu tiasa di tinggal ku Soca. " ucap laki-laki itu sambil memotong rumput liar yang sudah terlihat tinggi. ( Saya hanya mau memberitahu bahwa di lingkungan ini gak boleh melakukan hal kotor, tutur bahasa harus di jaga. Soalnya di sini bukan penghuninya bukan hanya manusia tetapi makhluk yang tidak bisa di lihat dengan mata pun ada. )
"Muhun Pak, Pak punten ... Bade tumaros Ari di lingkungan ieu masih aktif nya bangsa kerajaan-kerajaan atanapi sapertos padepokan Kitu ? " Ziva menanyakan perihal yang dia lihat di gapura itu. ( Iya Pak, Pak permisi ... Saya mau tanya kalau di lingkungan ini masih aktif
Laki-laki itu termenung, ia bukan laki-laki biasa. Ia bisa tahu kemampuan Ziva dan siapa yang ada di belakang Ziva.
"Anjir ... Baru kali ini dong gue di suruh buang sampah masyarakat kaya gini, Hellowwww ... Apa kabar kuku gue, hiks ... Hiks ... " Indah terus saja merengek.
Indah memang terlahir dari keluarga berada sama hal dengan Kitty, sehingga dia tidak biasa melakukan hal seperti itu sebelumnya.
"Yakin Lo mau kencing di situ, ke sana kek. " Timpal Ari pada Heri yang sedang mengumpulkan ranting untuk ia bawa ke perkemahan.
"Kelamaan Her kalau harus ke WC dulu, jauh juga kan di bawah. " Jawab Ari sambil siap-siap membuka resleting celananya.
Ari sangat lega karna sudah membuang air kencingnya, "Ahh lega. Ayo Her kita balik. " Alih-alih Ari ingin kembali dan menghampiri Heri, Ari bingung karna kakinya tidak bisa ia pakai untuk melangkah.
"Loh ... Loh ... Ko gini sih, " Ari merasa ada yang aneh.
Heri yang merasa itu hanyalah guyonan, hanya bisa menggelengkan kepalanya sembari tersenyum.
"Her, tolong gue napa Her ! Gue gak bisa gerak ini. " Ucap Ari.
"Sudah lah, gak bisa gerak beneran baru nyaho loh. " Hardik Heri.
Ari semakin panik, " Aaaaaa ... Tolong ! Tolong ! "
Heri menjatuhkan semua ranting itu, dan melihat keadaan Ari yang menangis dan sangat terlihat panik.
Satu persatu warga dan teman-teman Ari berdatangan. "Kenapa Ri ? " Tanya Kakak pembina.
"Kak, kaki saya tidak bisa di gerakan. Padahal tidak ada satupun yang menghalangi. Tolong Kak ... Tolong ! " Rengek Ari.
"Alah piye to Iki, " Ujar salah satu Kakak pembina.
Ziva yang baru sampai melihat ke adaan teman satu sekolahnya. "Ya Alloh Gusti makhluk apa itu ? Kok aneh aneh ya ? " ia melihat anak-anak kecil dengan kepala hewan menggelantung di kaki kanan dan kiri Ari.
"Bismillaah, " Ziva menghampiri Ari berusaha melepaskan kaki Ari bersama guru dan teman Ziva yang lainnya.
"Ri, jangan teriak-teriak gitu. Berdoa lebih baik. " Pungkas Ziva yang merasa sakit di gendang telinganya.
"Gak bisa, Aaaaaa ... Tolong ... Tolong. " Ari terus berusaha mengangkat kakinya, sampai ia lemas.
Makhluk itu menyeringai seram ke arah Ziva, Ziva membacakan lafal doa yang ia bisa. Satu persatu makhluk itu pun pergi menghilang.
Setelah Ari lepas, makhluk itu masih belum terima. Mereka mencoba memasuki tubuh Ari yang sedang lemas. Ziva melihat ke sekeliling. Betapa terkejutnya ia begitu banyak makhluk tak kasat mata saling berdatangan.
"Kampung apa ini sebenarnya ? Makhluk-makhluk itu mengingatkan ku pada sosok yang berhubungan dengan pesugihan. " Penilaian Zia tak lepas dari dongeng yang pernah ia dengar.
"Tong pipilueun maneh, budak ieu ges ngotoran Imah aing. " Suara Ari berubah menggema saat itu. Makhluk itu berbicara dengan bahasa Sunda yang terdengar kasar.
"Pak tolong bisa artikan apa yang dia katakan ? " Tanya Kepala sekolah yang ikut serta dalam perkemahan itu.
"Makhluk ini bilang, Jangan ikut campur. Anak ini sudah mengotori rumah ku. "Ucap Pak Ujang warga sekitar.
"Tolong bisa tanyakan Pak, apa yang murid saya lakukan ? Lantas apa yang harus kami lakukan ? " Sambung Kaka pembina.
Pak Ujang pun berinteraksi, " Anak ini sudah buang air kencing di pohon besar itu Pak. Dan penunggu pohon ini meminta anak ini untuk membersihkan nya kembali. "
"Baik ... Baik ... Saya akan menyuruh Ari untuk membersihkannya, tolong lepaskan Ari. Kamu janji kejadian ini tidak akan berulang. " Sahut bpak kepala sekolah.
Pak Ujang pun menyampaikan pesan Pak Kepsek pada sosok itu. Seketika sosok yang ada di tubuh Ari pun menganggukkan kepala Ari. Ari yang masih kerasukan merangkak mendekati pohon yang baru saja ia kencingi, dengan gerak gerik seperti Anjing Ari menjilati pohon itu sampai ke tanah.
Semua siswa/siswi mual melihatnya, tapi apa daya hanya dengan itu Ari bisa selamat dari makhluk itu. Kali ini Ziva tidak ikut serta dalam hal mengeluarkan makhluk astral itu dari tubuh Ari. Warga sekitar lebih paham.
Ari pun selamat meskipun menyisakan beberapa keanehan dalam dirinya.
Hari itupun berlalu, Kini Siswa dan Siswi mengadakan lomba yang berkaitan dengan alam.
Saat Ziva dan Indah ada dalam satu Tim, Ziva merasa ada yang aneh pada diri Indah. Sesekali indah menggoda salah satu Siswa agar tertarik padanya.